3. Tahapan Postpartum
Secara umum masa nifas dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Puerperium dini (early puerperium), waktunya 24 jam pertama pasca
kelahiran
b. Puerperium intermedial (immediate puerperium), masa setelah 24 jam
sampai satu minggu
c. Late puerperium, waktunya adalah minggu kedua sampai minggu
keenam
4) Otot ekstremitas
Relaksasi sendi terutama pada sendi panggul yang terjadi selama
persalinan akan kembali stabil pada minggu ke 6-8 post partum
h. Sistem Neurosensory
Sakit kepala adalah keluhan yang sering dirasakan ibu pasca
persalinan hal ini diakibatkan oleh adanya preeklamsi, stress,
kehilangan cairan serebrospinal saat spinal anesthesi. Sakit kepala ini
akan berkurang pada hari ke 1-3 sampai beberapa minggu pasca
melahirkan, tergantung dari penyebab atau tindakan yang dilakukan
sebelumnya.
i. Sistim integument
Cloasma pada kehamilan kadang-kadang menghilang pada akhir
kehamilan. Hiperpigmentasi pada aerola dan linea nigra mungkin
tidak susut hilang secara sempurna setelah kelahiran bagian daripada
dada, abdomen, pinggul dan paha mungkin menghilang tetapi
kadang-kadang tidak hilang. Tidak normalnya vascular seperti spider
angiomas (revi), palmar interna dan regresi epulis umum dalam
respon terhadap aliran yang deras menurun.
j. Sistim imun dan hematologi
Hemoglobin (Hb) dan Hematokrit (Ht) akan meningkat
hingga 7 hari pasca persalinan karena ibu kehilangan plasma darah
dalam jumlah besar saat melahirkan, keadaan ini akan kembali
normal ketika ibu sudah melewati minggu ke 8 post partum. Adaptasi
lain yang terjadi pada ibu adalah kadar leukosit yang akan meningkat
sebagai respon tubuh atas volume darah yang keluar saat sang bayi
lahir, peningkatan ini dapat mencapai hingga 12.000/mm3 ,
sedangkan untuk faktor pembekuan dan fibrinogen juga akan
mengalami peningkatan agar kehilangan darah bertambah parah dan
perlukaan pada organ reproduksi segera menutup, peningkatan faktor
pembekuan ini juga perlu diwaspadai, karena akan rawan terjadi
tromboembolisme pada ibu.
5. Pathway Post Partum Normal
6. Adaptasi Psikologis Postpartum
Perubahan psikologi masa nifas terbagi menjadi dalam 3 tahap yaitu:
a. Periode Taking In
Periode ini terjadi setelah 1-2 hari dari persalinan.Dalam masa ini
terjadi interaksi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi. Hal
ini dapat dikatakan sebagai psikis honey moon yang tidak
memerlukan hal-hal yang romantis, masing-masing saling
memperhatikan bayinya dan menciptakan hubungan yang baru.
b. Periode Taking Hold
Berlangsung pada hari ke – 3 sampai ke- 4 post partum. Ibu berusaha
bertanggung jawab terhadap bayinya dengan berusaha untuk
menguasai keterampilan perawatan bayi. Pada periode ini ibu
berkosentrasi pada pengontrolan fungsi tubuhnya, misalnya buang air
kecil atau buang air besar.
c. Periode Letting Go
Terjadi setelah ibu pulang ke rumah. Pada masa ini ibu mengambil
tanggung jawab terhadap bayi.
Sedangkan stres emosional pada ibu nifas kadang-kadang
dikarenakan kekecewaan yang berkaitan dengan mudah tersinggung
dan terluka sehingga nafsu makan dan pola tidur terganggu.
Manifestasi ini disebut dengan post partum blues dimana terjadi pada
hari ke 3-5 post partum
7. Adaptasi keluarga
a. Peran transisi menjadi orang tua
1) Fase Antisipasi
Fase antisipasi orang tua, membuat keputusan dan harapan,
membagi pekerjaan/ tugas dalam keluarga terutama saat bayi tiba
dirumah. Pasangan mengalami perasaan yang mendalam,
berbagai tantangan dan tanggung jawab.
2) Fase Honeymoon
Terjadi kasih sayang antara ortu dan dan bayi yang diperoleh
melalui kontak lama dan intim, fokus ortu lebih banyak pada
pengembangan hubungan baru dengan bayi, menggali anggota
keluarga yang baru.
3) Fase Plateau dan Disengagement
Fase plateau berlangsung singkat dan sulit diamati, pada fase ini
orang tua dapat menilai apakah mereka mampu atau tidak
menjalankan peran sebagai orang tua.
b. Konsep menjadi orang tua
Selama periode postpartum, tugas dan tanggung jawab baru
muncul dan kebiasaan lama perlu diubah atau ditambah dengan yang
baru. Ibu dan ayah, orang tua harus mengenali hubungan mereka
dengan bayinya. Bayi perlu perlindungan, perawatan dan sosialisasi.
Periode ini ditandai oleh masa pembelajaran yang intensif dan
tuntutan untuk mengasuh. Lama periode ini bervariasi, tetapi
biasanya berlangsung selama kira-kira empat minggu.
Periode berikutnya mencerminkan satu waktu untuk bersama-
sama membangun kesatuan keluarga. Periode waktu meliputi peran
negosiasi (suami-istri, ibu-ayah, saudara-saudara) orang tua
mendemonstrasikan kompetensi yang semakin tinggi dalam
menjalankan aktivitas merawat bayi dan menjadi lebih sensitif
terhadap makna perilaku bayi. Periode berlangsung kira-kira selama
2 bulan.
4) Adaptasi Kakek-Nenek
Hubungan antara pasangan dengan orangtuanya akan menjadi
dekat ketika adanya kehamilan. Pasangan merasa nyaman
dengan dukungan dan nasihat dari orangtuanya atas kebingungan
dan kekhawatiran yang mereka alami di awal kehamilannya.
Namun demikian, disisi lain akan timbul pula konflik internal
mengenai batasan orangtua terlibat dalam kehidupan mereka.
Untuk mencegah terjadinya konflik, maka dibuat suatu
kesepakatan mengenai apa yang akan dilakukan berdasarkan
pengalaman dan perkembangan pengetahuan yang positif
terhadap kehamilan dan perawatan bayi.
b. Diagnosa Keperawatan
Nyeri akut b/d agen injuri fisik (trauma jalan lahir, epiostomi)
Perubahan pola eleminasi BAK (disuria) b/d trauma perineum dan
saluran kemih.
Perubahan pola eleminasi BAB (konstipasi) b/d kurangnya
mobilisasi; diet yang tidak seimbang; trauma persalinan.
Gangguan rasa nyaman (nyeri) b/d peregangan perineum; luka
episiotomi; involusi uteri; hemoroid; pembengkakan payudara.
Gangguan pemenuhan ADL b/d kelemahan; kelelahan post
partum.
Resiko defisit volume cairan b/d pengeluaran yang berlebihan;
perdarahan; diuresis; keringat berlebihan.
Resiko infeksi b/d trauma jalan lahir.
c. Intervensi Keperawatan
Diagnosa Tujuan dan Kriteria Rencana Intervensi
Keperawatan Hasil
Nyeri akut b/d NOC : Pain Management
agen injuri fisik v Pain Level, § Lakukan pengkajian nyeri secara
(peregangan v Pain control, komprehensif termasuk lokasi,
perineum; luka v Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi,
episiotomi; Setelah dilakukan kualitas dan faktor presipitasi
involusi uteri; askep selama …x 24 (PQRST)
hemoroid; jam, diharapkan nyeri § Observasi reaksi nonverbal dari
pembengkakan berkurang ketidaknyamanan
payudara). Kriteria Hasil : § Gunakan teknik komunikasi
v Mampu mengontrol terapeutik untuk mengetahui
nyeri (tahu penyebab pengalaman nyeri pasien
nyeri, mampu § Ajarkan tentang teknik non
menggunakan tehnik farmakologi
nonfarmakologi untuk § Evaluasi keefektifan kontrol nyeri
mengurangi nyeri, § Motivasi untuk meningkatkan asupan
mencari bantuan) nutrisi yang bergizi.
v Melaporkan bahwa nyeri § Tingkatkan istirahat
berkurang dengan § Latih mobilisasi miring kanan miring
menggunakan kiri jika kondisi klien mulai
manajemen nyeri membaik
v Mampu mengenali nyeri · Kaji kontraksi uterus, proses
(skala, intensitas, involusi uteri.
frekuensi dan tanda · Anjurkan pasien untuk membasahi
nyeri) perineum dengan air hangat sebelum
v Menyatakan rasa berkemih.
nyaman setelah nyeri · Anjurkan dan latih pasien cara
berkurang merawat payudara secara teratur.
v Tanda vital dalam · Jelaskan pada ibu tetang teknik
rentang normal merawat luka perineum dan
TD : 120-140 /80 – 90 mengganti PAD secara teratur setiap
mmHg 3 kali sehari atau setiap kali lochea
RR : 16 – 24 x/mnt keluar banyak.
N : 80- 100 x mnt · Kolaborasi dokter tentang
T : 36,5o C – 37,5 o pemberian analgesik
C
Resiko defisit v Fluid balance Fluid management
volume cairan v Hydration · Obs Tanda-tanda vital setiap 4 jam.
b/d Setelah dilakukan · Obs Warna urine.
pengeluaran askep selama …x 24 · Status umum setiap 8 jam.
yang jam, Pasien dapat · Pertahankan catatan intake dan
berlebihan; mendemostrasikan output yang akurat
perdarahan; status cairan membaik. · Monitor status hidrasi
diuresis; Kriteria evaluasi: tak ( kelembaban membran mukosa,
keringat ada manifestasi nadi adekuat, tekanan darah
berlebihan. dehidrasi, resolusi ortostatik ), jika diperlukan
oedema, haluaran urine · Monitor masukan makanan / cairan
di atas 30 ml/jam, kulit dan hitung intake kalori harian
kenyal/turgor kulit · Lakukan terapi IV
baik. · Berikan cairan
· Dorong masukan oral
· Beritahu dokter bila: haluaran urine
< 30 ml/jam, haus, takikardia,
gelisah, TD di bawah rentang
normal, urine gelap atau encer gelap.
· Konsultasi dokter bila manifestasi
kelebihan cairan terjadi.
· Pantau: cairan masuk dan cairan
keluar setiap 8 jam.
Perubahan pola Setelah dilakukan · Kaji haluaran urine, keluhan serta
eleminasi BAK askep selama …x 24 keteraturan pola berkemih.
(disuria) b/d jam, Pola eleminasi · Anjurkan pasien melakukan
trauma (BAK) pasien teratur. ambulasi dini.
perineum dan Kriteria hasil: · Anjurkan pasien untuk membasahi
saluran kemih. eleminasi BAK lancar, perineum dengan air hangat sebelum
disuria tidak ada, berkemih.
bladder kosong, · Anjurkan pasien untuk berkemih
keluhan kencing tidak secara teratur.
ada. · Anjurkan pasien untuk minum
2500-3000 ml/24 jam.
· Kolaborasi untuk melakukan
kateterisasi bila pasien kesulitan
berkemih.
Perubahan pola Setelah dilakukan · Kaji pola BAB, kesulitan BAB,
eleminasi BAB askep selama …x 24 warna, bau, konsistensi dan jumlah.
(konstipasi) b/d jam, Pola eleminasi · Anjurkan ambulasi dini.
kurangnya (BAB) teratur. · Anjurkan pasien untuk minum
mobilisasi; diet Kriteria hasil: pola banyak 2500-3000 ml/24 jam.
yang tidak eleminasi teratur, feses
seimbang; lunak dan warna khas · Kaji bising usus setiap 8 jam.
trauma feses, bau khas feses, · Pantau berat badan setiap hari.
persalinan. tidak ada kesulitan · Anjurkan pasien makan banyak
BAB, tidak ada feses serat seperti buah-buahan dan sayur-
bercampur darah dan sayuran hijau.
lendir, konstipasi tidak
ada.