Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

MASA NIFAS (POST PARTUM)


A. PENGERTIAN
Masa nifas (post partum) adalah masa sejak melahirkan sampai pulihnya alatalat reproduksi & anggota tubuh lainnya yang berlangsung sampai sekitar 40
hari (Sarwono, 2008).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika
alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Abdul, 2002)
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas
ini yaitu 6-8 minggu. (Mochtar, 2008)
Pembagian masa nifas dalam 3 periode:
1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri
dan berjalan-jalan. Dalam Agama Islam dianggap telah bersih dan boleh
bekerja dalam 40 hari.
2. Peurperium intermedial : yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia
eksterna dan interna yang lamanya kurang lebih 6-8 minggu.
3. Remote puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi.
Periode pasca partum ialah masa enam minggu setelah bayi lahir sampai
organ reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil . Periode ini kadang
disebut puerperium atau trimester keempat kehamilan. Immediate post partum >
Berlangsung dlm 24 jam pertama, Early post partum>Berlangsung sampai
minggu pertama, Late post partum > Berlangsung sampai masa post partum
berakhir

B. PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA PERIODE PASCAPARTUM


1. Sistem Reproduksi
a. Uterus
Proses involusi
Proses kembalinya uterus ke keadaan sebelum hamil setelah melahirkan
disebut involusi. Proses ini dimulai segera setelah plasenta keluar akibat kontraksi
otot-otot polos uterus. Sedangkan subinvolusi adalah penggagalan uterus untuk
kembali pada keadaan tidak hamil. Penyebab subinvolusi yang paling sering
adalah tertahannya fragmen plasenta dan infeksi.
Pada akhir tahap ketiga persalinan besar uterus sama dengan sewaktu usia
kehamilan 16 minggu yaitu 1000g. dalam waktu 12 jam, tinggi fundus mencapai
kurang lebih 1 cm di atas umbilicus. Fundus turun kira-kira 1-2 cm tiap 24 jam.
Pada hari ke enam pascapartum fundus normal berada di pertengahan umbilicus
dan simfisis. Dan tidak bisa dipalpasi pada abdomen dihari ke sembilan. Setelah 1
minggu melahirkan uterus berada di dalam panggul sejati dan berinvolusi menjadi
kira-kira 500 g dan 350 g dua minggu setelah melahirkan. Pada masa pasca
partum penurunan kadar hormone ekstrogen dan progesterone menyebabkan
terjadinya autolisis, perusakan secara langsung jaringan hipertrofi yang
berlebihan.
Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat secara bermakna segera setelah bayi
lahir, diduga terjadi sebagai respon terhadap penurunan volume intra uteri yang
sangat besar. Selama 1-2 jam pertama pasca partum intensitas kontraksi uterus
bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Penting sekali untuk mempertahankan
kontraksi uterus pada masa ini, sehingga biasanya diberikan suntikan oksitosin
segera setelah plasenta lahir. Ibu yang merencanakan menyusui bayinya,
dianjurkan membiarkan bayinya di payudara karena isapan bayi pada payudara
merangsang pelepasan oksitosin.

Afterpains
Rasa nyeri menjadi lebih nyata setelah ibu melahirkan, di tempat uterus
terlalu teregang. Menyusui dan oksitosin tambahan biasanya meningkatkan nyeri
karena keduanya merangsang kontraksi uterus.
Lokia
Rabas uterus yang keluar setelah bayi lahir sering kali disebut lokia, mulamula berwarna merah kemudian berubah menjadi merah tua atau merah coklat.
Macam macam Lochia :
1. Lochia rubra (Cruenta ): berisi darah segar dan sisa sisa selaput ketuban,
sel-sel desidua, verniks kaseosa, lanugo, dam mekonium, selama 2 hari
post partum.
2. Lochia Sanguinolenta : berwarna kuning berisi darah dan lendir, hari 3 7
post partum.
3. Lochia serosa : berwarna kuning cairan tidak berdarah lagi, pada hari ke 7
14 post partum
4. Lochia alba : cairan putih, setelah 2 minggu
5. Lochia purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah berbau busuk
6. Lochiastasis : lochia tidak lancar keluarnya.
b.Serviks
Serviks menjadi lunak segera setelah ibu melahirkan. 18 jam pasca partum
serviks memendek dan konsistensinya menjadi lebih padat dan kembali ke bentuk
semula.
c.Vagina dan perineum
Estrogen pasca partum yang menurun berperan dalam pengikisan mucosa
vagina dan hilangnya rugae. Vagina yang semula sangat teregang akan kembali
secara bertahap ke ukuran sebelum hamil sampai 6-8 minggu setelah bayi lahir.
Rugae akan kembali terlihat pada minggu ke empat. Pada awalnya introitus
mengalami eritematosa dan udematosa terutama pada daerah episiotomi atau
jahitan laserasi.

Tanda-tanda infeksi (nyeri, merah, panas, bengkak atau rabas). Atau


tepian insisi tidak saling mendekat bisa terjadi. Penyembuhan harus berlangsung
dalam 2-3 minggu. Hemoroid (varises anus) sering terjadi. Gejala yang sering
dialami adalah seperti rasa gatal, tidak Nyman dan perdarahan berwarna merah
terang pada waktu defecator. Ukuran hemoroid biasanya mengecil beberapa
minggu setelah bayi lahir.
2.Sistem Endokrin
a.Hormon plasenta
Selama periode pascapartum terjadi perubahan hormone yang besar. Kadar
estrogen dan progesterone menurun secara mencolok setelah plasenta keluar,
kadar terndahnya dicapai kira-kira 1 minggu pascapartum. Penuruna kadar
estrogen berkaitan dengan pembengkakan payudara dan diuresis cairan
ekstrasellular yang berlebih yang terakumulasi selama masa hamil. Pada wanita
yang tidak menyusui kadar estrogen mulai meniongkat pada minggu kedua setelah
melahirkan dan lebih tinggi daripada wanita yang menyusui pada pascapartum
hari ke-17.
b.Hormone hipofisis dan fungsi ovarium
Waktu dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan tidak
menyusui berbeda. Kadar prolaktin serum yang tinggi pada wanita menyusui
tampaknya berperan dalam menekan ovulasi. Karena kadar follicle-stimulating
hormone (FSH) terbukti sama pada wanita yang menyusui dan tidak menyusui,
disimpulkan ovarium tidak berespon terhadap stimulasi FSH ketika kadar
prolaktin meningkat.
Pada wanita tidak menyusui, ovulasi terjadi dini, yakni dalam 27 hari
setelah melahirkan, dengan waktu rata-rata 70-75 hari. Pada wanita menyusui,
waktu rata-rata terjadinya ovulasi sekitar 90 hari. Diantara yang menyusui, 15%
mengalami menstruasi dalam 6 minggu dan 45% dalam 12 minggu.

3. Sistem Urinarius
a.Komponen urin
Glikosuria ginjal yang diinduksi oleh kehamilan menghilang. Laktosuria
positif pada ibu menyusui merupakan hal yang normal. BUN (Blood Urea
Nitrogen) yang meningkat selama pascapartum merupakan akibat otolisis uterus
yang berinvolusi. Pemecahan kelebihan protein di dalam sel otot uterus juga
menyebabkan proteinurea ringan dan ( +1 ) selam satu atau dua hari setelah
wanita melahirkan
b. Diuresis pascapartum
Dalam 12 jam setelah melahirkan, ibu mulai membuang kelebihan cairan
yang tertimbun di jaringa selama ia hamil, salah satu mekanisme untuk
mengurangi cairan yang teretensi selama masa hamil ialah diaforesis luas,
terutama pada malam hari selama 2 3 hari pertama setelah melahirkan. Diuresi
pasca opartu, yang disebabkan oleh penurunan kadar estrogen hilangnya,
peningkatan tekanan vena pada tungkai bawah, dan hilangnya peningkatan
volume darah merupakan mekansime lain tubuh untuk megatasi kelebihan cairan
c.Uretra dan kandung kemih
Trauma bisa terjadi pada uretra dan kandung kemih selama proses
malahirkan yakni sewaktu bayi melewati jalan lahir. Dinding kandung kemih
dapat mengalami hiperemi dan edema sering disertai dengan daerah daerah kecil
hemoragik.kombinasi trauma akibat kelahiran, peningkatan kapasitas kandung
kemih setelah bayi lahir dan efek konduksi anastesi menyebabkan keinginan
untuk berkemih menurun selain itu rasa nyeri pada panggul yang timbul akibat
dorongan saat melahirkan , laserasi vagina atau episotomi juga menurunkan
refleks bekemih pada masa pasca partum tahap lanjut distensi berlebihan dapat
mengakibatkan kandung kemih lebih peka terhadap infeksi sehingga menganggu
proses berkemih normal.

4.Sistem Pencernaan
a.Nafsu makan
Ibu biasanya lapar segera setelah melahirkan.stelah benar- benar pulih dari
efek analgesia, anastesi dan keletihan kebanykan ibu merasakan sangat lapar.
b.Motilitas
Secara khas, penurunan motlitas otot traktus cerna menetap selama waktu
yang singkat setelah bayi lahir, kelebihan anastesi dan anlgesi bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal
c.Defekasi
BAB secara sponta bisa tertunda selama 2 3 hari setelah melahirkan. Ibu
seringkali sudah mengelukan nyeri saat defekasi karna nyeri yang dirasakannya di
perineum akibat episotomi.
5.Sistem Kardiovaskuler
a.Volume darah
Pada minggu ketiga dan keempat setelah bayi lahir, volume darah biasanya
menurun sampai mencapai volume sebelum hamil, hipervolemia yang diakibatkan
kehamilan ( peningkatan 40 % lebih dari volume tidak hamil dan menyebabkan
kebanyakan ibu bisa menoleransi kehilangan darah saat melahirkan, banyk ibu
yang kehilangan 300 400 ml darah sewaktu melahirkan bayi tunggal
pervaginam atau sekitar dua kali lipat pada saat operasi cesarea
b.Curah jantung
Denyut jantung, volume sekuncup dan curah jantung meningkat selama
masa hamil, stelah melahirkan keadaan ini meningkat lebih tinggi selama 30 60
menit karena darah biasanya melintasi uteroplasenta tiba tiba kembali ke
sirkulasi umum.

c.Tanda-tanda vital
Selama 24 jam pertama suhu dapat meningkat sampai 380 C sebagai akibat
efek dehidrasi. Setelah 24 jam wanita harus tidak demam. Denyut nadi tetap tinggi
selam jam pertama setelah bayi lahir. Kemudian mulai menurun dengan frekuensi
yang tidak diketahuinya pada minggu kedelapan dan kesepuluh denyut nadi
kembali ke frekuens sebelum hamil.pernapasan harus berada dalam rentang
normal sebelum melahirkan , tekanan darah sedikit berubah atau menetap,
hipotensi ortostatik dapat timbul dalam 48 jam pertama akibat pembengkakan
limpa yang terjadi.
d. Komponen darah
Selama 72 jam pertama volume plasma yang hilang lebih besar dari sel
darah yang hilang dikaitkan dengan peningkatan hematokrit pada hari ke-3
sampai hari ke-7 post partum . selama sepuluh sampai 12 hari pertama setelah
bayi lahir nilai leukosit antara 20000 dan 25000 /ml 3. . keadaan hiperkoagulasi
yang

bisa

diiringi

kerusakan

pembuluh

darah

dan

immobilisasi

dan

mengakibatkan peningkatan resiko tromboembolisme terutama setalah wanita


melahirkan secar sesar.
6.Sistem Neurologi
Perubahan

neurologis

selama

puerperium

merupakan

adaptasi

neurobiologis yang terjdi saat wanita hamil dan disebabkan oleh trauma yang
dialami wanita saat bersalin dan melahirkan, rasa tidak Nyman neurologist yang
diinduksi kehamilan akan menghilang setalah wanita melahirkan.
7.Sistem Muskuluskeletal
Adaptasi system musculoskeletal ibu yang terjadi slema masa hamil
berlangsung secara terbalik selama masa pasca partum adaptasi ini mencakup hal
hal yang membantu relaksasii dan hipermobilitas sendi dan perubahan pusat
berat ibu akibat pembesaran rahim

8.Sistem Integumen
Hiperpigmentasi di aeorola dan line nigra tidak menghilang seluruhnya
setelah bayi lahir, kulit yang meregang pada payudara , abdomen, paha dan
panggul mungkin memudar tapi tidak hilang seluruhnya pada beberapa wanita
spider nevi mentap, rambut halus yang tumbuh dengan lebat pada wanita biasanya
menghilang tapi rambut kasar menetap. Diaforesis ialah perubahan yang paling
jelas pada system, integument.
9.Sistem Kekebalan
Kebutuhan ibu untuk mendapat vaksinasi rubella atau untuk mencegah
isoimunisasi Rh ditetapkan.
Waktu sejak melahirkan
1-2 jam
12 jam
3 hari
9 hari
5-6 minggu
Abdomen

Posisi fundus uteri


Pertengahan, antara pusat-simfisis
1 cm bawah pusat
3 cm bawah pusat (terus menurun 1
cm/hari)
Tidak teraba
Tdk teraba, sdkt lbh besar drpd multipara

Apabila wanita berdiri di hari pertama setelah melahirkan abdomennya


menonjol dan membuat wanita tersebut tampak masih seperti hamil diperlukan
sekitar 6 minggu untuk dinding abdomen kembali ke keadaan semula. Ada keadan
tertentu seperti bayi besar atau hamil kembar otot otot dinding abdomen
memisah suatu keadaan yang dinamai diatsasis rektiabdominis.
Payudara
Ibu menyusui
Sebelum laktasi dimulai payudara teraba lunak dan suatu cairan
kekuningan yakni kolostrum dikeluarkan. Stelah laktasi payudara teraba hangat
den keras ketika disentuh rasa nyeri akan menetap selam asekitar 28 jam.
Ibu tidak menyusui

Payudara ibu tidak menyusui biasa teraba nodular pada hari ke 3 dan ke4 bisa terjadi pembengkakan ( engorgement ). Distensi payudara terutama
disebabkan oleh kongesti vena dan limfatik bukan akibat penimbunan air susu.
Pembengkanan dapat hilang dengan sendirinya dan rasa tidak nyaman berkurang
dalam 24 36 jam.
C. PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA PASCAPARTUM
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stres, terutama ibu
primipara. Fungsi yang mempengaruhi untuk sukses dan lancarnya masa transisi
menjadi orang tua. Respon dan support dari keluarga dan teman dekat sangat
dibutuhkan .Riwayat pengalaman hamil dan melahirklan yang lalu dan harapan /
keinginan dan aspirasi ibu saat hamil dan melahirkan dapat mempengaruhi
psikologis ibu .
Periode ini diexpresikan oleh reva rubin yang terjadi 3 tahap yaitu :
a. Taking in period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung,
fokus perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan
dan persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat
b. Taking hold periode
Berlangsung 3-4 hari post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya
menerima tanggungjawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu
menjadi sangat sensitif sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat
untuk mengatasi kritikan yang dialami ibu.
c. Letting go period
Dialami setelah tiba dirumah secara penuh merupakan pengaturan bersama
keluarga, ibu menerima tanggung jawab sebagai ibu dan ibu menyadari atau
merasa kebutuhan bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.
d. Honneymoon
Fase dimana terjadi intiminasi dan kontak yang lama antara ayah, ibu dan bayi
serta saling memperhatikan bayi mereka dan menciptakan sesuatu yang baru
D. PERAWATAN PASCA PERSALINAN

a. Mobilisasi
Karena lelah sehabis bersalin, ibu harus istirahat, tidur terlentang selama 8 jam
pasca persalinan. Kemudian boleh miring-miring kekanan dan kekiri ubtuk
mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli. Pada hari ke 2 diperbolehkan
duduk, hari ke 3 jalan-jalan, dan hari ke 4 atau 5 sudah diperbolehkan pulang.
Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi persalinan,
nifas dan sembuhnya luka-luka.
b. Diet
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya makan makanan
yang mengandung protein, banyak cairan, tinggi serat ,sayur-sayuran dan buahbuahan.
c. Miksi
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya. Kadang-kadang wanita
mengalami sulit kencing, karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin dan
spasme oleh iritasi m.sphincer ani selama persalinan. Bila kandungan kemih
penuh dan wanita sulit kencing, sebaiknya dilakukan kateterisasi.
d. Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit buang
air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak keras dapat diberikan obat laksans per
oral atau per rektal. Jika masih belum bisa dilakukan klisma.
e. Perawatan Payudara
Perawatan mamma telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu lemas,
tidak keras dan kering sebagai persiapan untuk menyusui bayinya. Dianjurkan
sekali ibu untuk meyusukan bayinya karena sangat baik untuk kesehatan bayi dan
ibunya. Bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan cara :
1. Pembalutan mamma sampai tertekan.
2. Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral dan parlodel

f. Laktasi

Untuk menghadapi masa laktasi (menyusukan) sejak dari kehamilan telah terjadi
perubahan-perubahan pada kelenjar mammae yaitu :
1. Proliferasi jaringan pada kelenjar-kelenjar, alveoli dan jaringan lemak
bertambah.
2. Keluaran cairan susu jolong dari duktus laktiferus disebut colostrum, berwarna
kuning putih susu.
3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam, dimana vena-vena
berdilatasi sehingga tampak jelas.
4. Setelah persalinan, pengaruh supresiastrogen dan progesteron hilang. Maka
timbul pengaruh hormon laktogenik (LH) atau prolaktin yang akan merangsang
air susu. Disamping itu, pengaruh oksitosin menyebabkan mio-epitel kelenjar susu
berkontraksi sehingga air susu keluar. Produksi akan banyak sesudah 2-3 hari
pasca persalinan
g. Perawatan perineum
Dilakukan perawatan perineum pada khususnya karena adanya epistotomi
h. Senam nifas
Ibu yang baru melahirkan mungkin tidak banyak bergerak karena merasa letih dan
sakit.
Tujuan :
1. Membantu mencegah pembentukan bekuan (trombosis) pada pembuluh tungkai
dan membantu kemajuan ibu dari ketergantungan peran sakit menjadi sehat dan
tidak bergantung
2. berguna bagi semua system tubuh, terutama fungsi usus, kandung kemih,
sirkulasi dan paru-paru.
3. memungkinkan tubuh ibu menjadi sembuh.

F. KONSEP KEPERAWATAN MASA NIFAS ( POST PARTUM )

PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan langkah awal dari proses keperawatan. Pengkajian yang
benar dan terarah akan mempermudah dalam merencanakan tinfakan dan evaluasi
dari tidakan yang dilakasanakan. Pengkajian dilakukan secara sistematis,
berisikan informasi subjektif dan objektif dari klien yang diperoleh dari
wawancara dan pemeriksaan fisik
Pengkajian terhadap klien post meliputi :
a. Identitas klien
Data diri klien meliputi : nama, umur, pekerjaan, pendidikan, alamat, medical
record dan lain lain
b. Riwayat kesehatan
1. Riwayat kesehatan dahulu
riwayat penyakit jantung, hipertensi, penyakit ginjal kronik, hemofilia, riwayat
pre eklampsia, trauma jalan lahir, kegagalan kompresi pembuluh darah, tempat
implantasi plasenta, retensi sisa plasenta
2. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang dirasakan saat ini yaitu: kehilangan darah dalam jumlah banyak
(>500ml), Nadi lemah, pucat, lokea berwarna merah, haus, pusing, gelisah, letih,
tekanan darah rendah, ekstremitas dingin, dan mual
c. Riwayat kesehatan keluarga
Adanya riwayat keluarga yang pernah atau sedang menderita hipertensi, penyakit
jantung, dan pre eklampsia, penyakit keturunan hemopilia dan penyakit menular.
d. Riwayat obstetri dan ginekologi
1. Riwayat obstetri
- Riwayat menstruasi meliputi: Menarche, lamanya siklus, banyaknya, baunya ,
keluhan waktu haid, HPHT
- Riwayat perkawinan meliputi : Usia kawin, kawin yang keberapa, Usia mulai
hamil
- Riwayat hamil, persalinan dan nifas yang lalu
2. Riwayat kehamilan sekarang

- Hamil muda, keluhan selama hamil muda


- Hamil tua, keluhan selama hamil tua, peningkatan berat badan, tinggi badan,
suhu, nadi, pernafasan, peningkatan tekanan darah, keadaan gizi akibat mual,
keluhan lain
e. Riwayat antenatal care meliputi : Dimana tempat pelayanan, beberapa kali,
perawatan serta pengobatannya yang didapat
f. Pola aktifitas sehari-hari
1. Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
(Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack
(makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, frekuensi,
2. Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak
nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau
remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara,
posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
3. Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol
blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa
talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB,
freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan
penggunaan toilet
4. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan
wajah
5. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja
dan menyusui.
6. Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan
yang membuat fresh dan relaks.
7. Pola nutrisi : pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah, jenis makanan
(Kalori, protein, vitamin, tinggi serat), freguensi, konsumsi snack
(makanan ringan), nafsu makan, pola minum, jumlah, frekuensi,

8. Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang), rasa tidak
nyaman yang mengganggu istirahat, penggunaan selimut, lampu atau
remang-remang atau gelap, apakah mudah terganggu dengan suara-suara,
posisi saat tidur (penekanan pada perineum).
9. Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresis, setelah melahirkan, adakah
inkontinensia (hilangnya infolunter pengeluaran urin), hilangnya kontrol
blas, terjadi over distensi blass atau tidak atau retensi urine karena rasa
talut luka episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK. Pola BAB,
freguensi, konsistensi, rasa takut BAB karena luka perineum, kebiasaan
penggunaan toilet
10. Personal Hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi, penggunaan
pembalut dan kebersihan genitalia, pola berpakaian, tatarias rambut dan
wajah
11. Aktifitas : Kemampuan mobilisasi beberapa saat setelah melahirkan,
kemampuan merawat diri dan melakukan eliminasi, kemampuan bekerja
dan menyusui.
12. Rekreasi dan hiburan : Situasi atau tempat yang menyenangkan, kegiatan
yang membuat fresh dan relaks.
g. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Tingkat energi, self esteem, tingkat kesadaran.
2. BB, TB, LLA, Tanda Vital normal (RR konsisten, Nadi cenderung bradi
cardy, suhu 36,2-38, Respirasi 16-24)
3. Kepala : Rambut, Wajah, Mata (conjunctiva), hidung, Mulut, Fungsi
pengecapan; pendengaran, dan leher.
4. Breast : Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan areola dan
puting susu, stimulation nepple erexi. Kepenuhan atau pembengkakan,
benjolan, nyeri, produksi laktasi/kolostrum. Perabaan pembesaran kelenjar
getah bening diketiak.
5. Abdomen : teraba lembut , tekstur Doughy (kenyal), musculus rectus
abdominal utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi

fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, boggy), lokasi, kontraksi uterus,


nyeri, perabaan distensi blas.
6. Anogenital
Lihat struktur, regangan, udema vagina, keadaan liang vagina (licin,
kendur/lemah) adakah hematom, nyeri, tegang. Perineum : Keadaan luka
episiotomy, echimosis, edema, kemerahan, eritema, drainage. Lochia
(warna, jumlah, bau, bekuan darah atau konsistensi , 1-3 hr rubra, 4-10 hr
serosa, > 10 hr alba), Anus : hemoroid dan trombosis pada anus.
7. Muskoloskeletal : Tanda Homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,
kekuatan otot.
h. Pemeriksaan Psikososial
Pengetahuan ibu dan keluarga tentang peran menjadi orangtua dan tugastugas perkembangan kesehatan keluarga, pengetahuan perubahan involusi uterus,
perubahan fungsi blass dan bowel. Pengetahan tentang keadaan umum bayi, tanda
vital bayi, perubahan karakteristik faces bayi, kebutuhan emosional dan
kenyamanan, kebutuhan minum, perubahan kulit.
Ketrampilan melakukan perawatan diri sendiri (nutrisi dan personal
hyhiene, payu dara) dan kemampuan melakukan perawatan bayi (perawatan tali
pusat, menyusui, memandikan dan mengganti baju/popok bayi, membina
hubungan tali kasih, cara memfasilitasi hubungan bayi dengan ayah, dengan
sibling dan kakak/nenek). Keamanan bayi saat tidur, diperjalanan, mengeluarkan
secret dan perawatan saat tersedak atau mengalami gangguan ringan. Pencegahan
infeksi dan jadwal imunisasi.
i. Pemerilsaan Penunjang
Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10 g%
dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Diagnosa yang mungkin timbul diantaranya :

a. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan perdarahan post partum


b. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan kelelahan
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan mual
d. Nyeri berhubungan terputusnya integritas jaringan
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka trauma post partum
f. Konstipasi berhubungan dengan ketakutan untuk defekasi
INTERVENSI
a. Resiko kurang volume cairan berhubungan dengan perdarahan post
partum
- Tinjau ulang catatan kehamilan dan persalinan, perhatikan faktor-faktor
penyebab atau memperberat perdarahan seperti laserasi, retensio plasenta, sepsis,
abrupsio plasenta, emboli cairan amnion.
- Kaji dan catat jumlah, tipe dan sisi perdarahan ; timbang dan hitung pembalut ;
simpan bekuan darah, dan jaringan untuk dievaluasi oleh dokter
- Kaji lokasi uterus dan derajat kontraktilitas uterus. Dengan perlahan masase
penonjolan uterus dengan satu tangan sambil menempatakan tangan kedua tepat
diatas simfisis pubis
- Perhatikan hipotensi / takikardia, perlambatan pengisian kapiler atau sianosis
dasar, kuku, membran mukosa dan bibir.
- Pantau parameter hemodinamik, seperti tekanan vena sentral atau tekanan bagi
arteri pulmonal secara berkala.
- cek kadar hemoglobin dan hematokrit darah dan segera lakukan koreksi jika
terjadi penurunan
b. Intolerasi aktifitas berhubungan dengan kelelahan
- Kaji ulang dan catat tingkat kemampuan aktifitas klien
- Bantu pemenuhan aktifitas sehari-hari
- Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas klien
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
mual

- kaji ulang kebutuhan nutrisi klien


- berikan makan porsi sedikit tapi sering
- berikan kesempatan untuk memilih makanan/ kudapan untuk memenuhi
kebutuhan
- Timbang berat badan setiap minggu
- tinjau ulang nilai labolatorium misalnya glukosa, albumi serun dan elektrolit
- Kolaborasi untuk mendapat obat anti mual
d. Nyeri berhubungan terputusnya integritas jaringan
- Kaji ulang tingkat nyeri dihubungkan dengan aktifitas klien.
- Ajarkan klien reknik untuk mengontrol nyeri seperti teknik relaksasi dan
distraksi.
- Kolaborasi pemberian analgetik
e. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan luka trauma post partum
- Observasi tanda- tanda vital
- Lakukan perawatan luka dan perawatan perinium secara berkala
- lakukan perawatan luka dengan teknik aseptik dan anti septik
- Pantau hasil labilatorium terutama leukosit
- Ciptakan lingkungan yang sehat
g. Konstipasi berhubungan dengan ketakutan untuk defekasi
- Dorong perasaan klien untuk mengungkapkan perasaannya
- bantu klien dan orang terdekat untuk mengklarifikasi rasa takutnya
- Berikan informasi yang akurat dan jelas tentang kebutuhan eliminasi.

DAFTAR PUSTAKA
Bobak. 2004. Keperawatan maternitas. Jakarta : EGC.

Carpenito, Lynda. 2005. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta : EGC.


Doenges, Marilynn E. 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk
Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien, Edisi 2. Jakarta : EGC.
Hamilton, C. 2005. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas. Jakarta : EGC.
Johnson., 2005. Buku Ajar Praktik Kebidanan. Jakarta : EGC.
Kumala, Poppy. Et. Al. 2004. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta : EGC.
Mansjoer, Arif. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapius.
Mochtar, Rustam. 2008. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka.

LAPORAN PENDAHULUAN
PADA KLIEN DENGAN MASA NIFAS (POST PARTUM)

DI RUANG GLADIOL RSUD SARAS HUSADA PURWOREJO

Disusun Oleh:
Rielta Adn
130300110

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
ALMA ATA YOGYAKARTA
TA. 2014/2015

Anda mungkin juga menyukai