Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN

POST NATAL CARE

Disusun Oleh:

Deka Indriani
NIM 2023207209006

FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH


PROGRAM STUDI PROFESI NERS KONVERSI
PRINGSEWU LAMPUNG
2023
LAPORAN PENDAHULUAN
POST NATAL CARE

1. Pengertian

Post partum atau puerpurium (masa nifas) adalah masa penyesuaian fisik dan
fisiologis tubuh kembali mendekati sebelum hamil.
Masa puerpurium atau masa nifas dimulai setelah selesainya partus dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu atau 40 hari, pada periode ini tubuh terus mengalami
perubahan dan pemulihan kembali ke keadaan sebelum hamil.

Dibagi menjadi 3 periode yaitu :


1. Immediately Post Partum : 4 jam pertama
2. Early Post Partum : minggu pertama
3. Late Post Partum : minggu kedua sampai dengan minggu keenam

Nifas juga dibagi dalam 3 periode yaitu :


1. Puerpurium dini
Kepulihan dimana telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam
agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
2. Puerpurium intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genitalia yang lamanya 6 – 8 minggu
3. Remote Puerpurium
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila selama
hamil atau waktu peralihan mempunyai komplikasi waktu untuk sehat sempurna
bila berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.

2. Adaptasi Fisiologis / Psikologis Ibu Nifas


Perubahan Fisiologis Masa Nifas (Nurjannah et al. 2013) :
1. Perubahan Sistem Reproduksi
a. Uterus
1) Involusi uterus
Involusi merupakan proses kembalinya uterus pada keadaan semula
atau keadaan sebelum hamil. Involusi uterus melibatkan reorganisasi
dan penanggalan dicidua/endometrium dan pengelupasan lapisan pada
tempat implantasi plasenta sebagai tanda penurunan ukuran dan berat
serta perubahan tempat uterus, warna dan jumlah lochea. Dengan
involusi uterus ini, maka lapisan luar dari decidua yang mengelilingi
situs plasenta akan menjadi nekrotik (mati/layu). Decidua yang mati
akan keluar bersama dengan sisa cairan, suatu campuran antara darah
dan cairan yang disebut lochea (Nurjannah et al.2013). Tabel
berikut menggambarkan perubahan- perubahan yang normal pada
uterus selama masa nifas.
Tabel 2.1
INVOLUSI UTERUS

Waktu Bobot Diameter Palpasi serviks


uterus Uterus
Pada akhir 900 – 1000 12,5 cm Lembut/lunak
persalinan gram
Pada akhir 450 – 500 7,5 cm 2 cm
minggu 1 gram
Pada akhir 200 gram 5,0 cm 1 cm
minggu ke 2
Sesudah akhir 60 gram 2,5 cm Menyempit
6 minggu

2) Lochea
Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Pengeluaran
lochea ini biasanya berakhir dalam waktu 3 sampai 6 minggu. Lochea
berwarna merah yang persisten selama 10 hari, keluarnya bau lochea
yang tajam merupakan tanda-tanda patologis, yang menunjukkan
tertahannya produk konsepsi atau adanya infeksi juga dapat
mempredisposisi terjadinya perdarahan pasca partum sekunder, yang
didefinisikan sebagai perdarahan berlebih dari saluran genitalia yang
terjadi selama lebih
dari 24 jam setelah melahirkan (Nurjannah et al. 2013).
Adapun macam-macam lochea :
a) Loche rubra (cruenta), berwarna merah tua berisi darah dari
perobekan/luka pada plasenta dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-
sel desidua dan korion, verniks kaseosa, sisa darah dan
mekonium, selama 3 hari postpartum.
b) Lochea sanguinolenta, berwarna kecoklatan berisi darah dan
lendir, hari 4-7 postpartum.
c) Lochea serosa, berwarna kuning, berisi carian lebih sedikit darah
dan lebih banyak serum, juga terdiri dari leukosit dan robekan
laserasi plasenta, pada hari ke 7-14 postpartum.
d) Lochea alba, cairan putih berisi leukosit, berisi selaput lendir
serviks dan serabut jaringan yang mati setelah 2 minggu sampai 6
minggu postpartum.
3) Serviks
Perubahan yang terdapat pada serviks postpartum adalah bentuk serviks
yang akan membuka seperti corong. Bentuk ini disebabkan oleh
korpus uteri yang dapat mengadakan kontraksi, sedangkan serviks tidak
berkontraksi, sehingga seolah-olah pada perbatasan antara
korpus dan serviks uteri terbentuk semacam cincin. Pada serviks
terbentuk sel-sel otot baru yang mengakibatkan serviks memanjang
seperti celah. Karena retraksi dari serviks, robekan serviks menjadi
sembuh, setelah 6 minggu persalinan serviks menutup.
4) Vulva dan vagina
Vulva dan vagina mengalami peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi, setelah 3 minggu vulva dan vagina kembali
kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-
angsur akan muncul kembali.
5) Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena
sebelumnya teregang oleh tekanan kepala bayi yang bergerak maju.
Pada postnatal hari ke-5, perineum sudah mendapatkan kembali
sebagian besar tonusnya sekalipun tetap lebih kendur daripada keadaan
sebelum melahirkan.
6) Payudara
Laktasi dapat diartikan dengan pembentukan dan pengeluaran air susu
ibu (ASI), yang merupakan makanan pokok terbaik bagi bayi.
Produksi ASI masih sangat dipengaruhi oleh faktor kejiwaan ibu yang
selalu dalam keadaan tertekan, sedih, kurang percaya diri dan berbagai
ketegangan emosional akan menurunkan volume ASI bahkan tidak
terjadi produksi ASI.

2. Perubahan Sistem Pencernaan


1) Motilitas
Penurunan tonus dan motilitas otot traktus cerna menetap selama waktu yang
singkat setelah bayi lahir. Kelebihan analgesia dan anestesi bisa memperlambat
pengembalian tonus dan motilitas ke keadaan normal.
2) Pengosongan usus
Buang air besar secara spontan bisa tertunda selama dua sampai tiga hari setelah
ibu melahirkan. Keaadaan ini bisa disebabkan karena tonus otot usus menurun
selama proses persalinan dan pada masa awal pasca partum. Sistem pencernaan
pada masa nifas membutuhkan waktu yang berangsur-angsur untuk kembali
normal. Pola makan ibu nifas tidak akan seperti biasa dalam beberapa hari dan
perineum ibu akan terasa sakit untuk defekasi. Diet postpartum harus
mendapatkan nutrisi seimbang dan cuckup makanan bergizi untuk mensuplai
tambahan kalori dan nutrisi yang diperlukan selama masa laktasi.
3. Perubahan Sistem Perkemihan
Pada pasca melahirkan kadar steroid menurun sehingga menyebabkan penurunan
fungsi ginjal. Urine dalam jumlah yang besar akan dihasilkan dalam waktu 12-36
jam sesudah melahirkan.
4. Perubahan Sistem Musculoskeletal
1) Dinding perut dan peritoneum
Setelah persalinan dinding perut menjadi longgar karena diregang begitu lama,
tetapi biasanya pulih kembali dalam 6-8 minggu.
2) Kulit abdomen
Kulit abdomen yang melebar selama masa kehamilan tampak melonggar dan
mengendur sampai berminggu - minggu atau bahkan berbulan-bulan yang
dinamakan striae.
3) Striae
Striae pada dinding abdomen tidak dapat menghilang sempurna melainkan
membentuk garis lurus yang samar.
4) Perubahan ligamen
Ligamen dan diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu kehamilan
dan partus, setelah jalan lahir, berangsur-angsur mengecil kembali seperti
sedia kala. Tidak jarang ligamentum rotundum menjadi kendor yang
mengakibatkan letak uterus menjadi retroflexi.
5) Simpisis pubis
Simpisis pubis yang menyebabkan utama morbiditas maternal dan kadang-
kadang penyebab ketidakmampuan jangka panjang. Hal ini biasanya ditandai
oleh nyeri tekan signifikan pada pubis disertai peningkatan nyeri saat bergerak
di tempat tidur atau saat berjalan.
5. Perubahan Tanda-tanda Vital
1) Suhu badan
Dalam waktu 24 jam postpartum suhu badan akan naik sedikit (37,5ºC-38ºC)
sebagai akibat kerja keras waktu melahirkan, kehilangan cairan (dehidrasi) dan
kelelahan. Apabila keadaan normal suhu badan menjadi biasa. Biasanya pada
hari ketiga suhu badan akan naik lagi karena adanya pembendungan ASI
sehingga payudara menjadi bengkak, berwarna merah karena banyaknya ASI.
Bila suhu tidak turun kemungkinan ada infeksi pada endometrium, mastitis
atau sistem lain.
2) Nadi
Denyut nadi normal pada orang dewasa antara 60-80 kali per menit atau 50-70
kali per menit. Sesudah melahirkan biasanya denyut nadi akan lebih cepat.
Denyut nadi yang melebihi 100 kali per menit, harus waspada kemungkinan
infeksi, syok atau perdarahan postpartum.
3) Tekanan darah
Tekanan darah meningkat pada persalinan 15 mmHg sistole dan 10 mmHg
diastole tekanan darah normal 120/80 mmHg. Jika tekanan darah rendah
sampai 90/80 mmHg kemungkinan setelah ibu melahirkan terjadi karena ada
perdarahan. Tekanan darah tinggi pada postpartum dapat menandakan
terjadinya preeklampsi pada masa postpartum.
4) Pernapasan
Keadaan pernapasan selalu berhubungan dengan keadaan suhu dan denyut
nadi. Bila suhu, nadi, tidak normal, pernapasan juga akan mengikutinya,
kecuali apabila ada gangguan khusus pada saluran napas contohnya penyakit
asma. Bila pernapasan pada massa postpartum menjadi lebih cepat,
kemungkinan ada tanda-tanda syok.

Perubahan Psikologis Ibu Masa Nifas (Nurjannah et al. 2013) :


1. Masa taking in (fokus pada diri sendiri)
Masa ini terjadi 1-3 hari pasca persalinan, ibu yang baru melahirkan bersikap pasif
dan sangat tergantung pada dirinya (trauma), segala energinya difokuskan pada
kekhawatiran tentang badannya.
2. Masa taking on (fokus pada bayi)
Masa ini terjadi 3-10 hari pasca persalinan, ibu menjadi khawatir akan
kemampuannya merawat bayi dan menerima tanggung jawabnya sebagai ibu dalam
merawat bayi semakin besar. Ibu berupaya untuk menguasai keterampilan
perawatan bayinya. Oleh karena itu, ibu memerlukan dukungan karena saat ini
merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan dalam
merawat diri dan bayinya.
3. Masa letting go
Masa ini terjadi bila ibu sudah pulang dari RS dan melibatkan keluarga. Fase ini
merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya yang berlangsung
10 hari setelah melahirkan. Ibu mengambil langsung tanggung jawab dalam
merawat bayinya, dia harus menyesuaikan diri dengan tuntutan ketergantungan
bayinya dan terhadap interaksi sosial.
3. Tujuan Keperawatan Masa Post Natal
o Memantau adaptasi fisiologis dan psikologis
o Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh
o Meningkatkan istirahat dan kenyamanan
o Meningkatkan hubungan orang tua dan bayi
o Meningkatkan peluang merawat bayi
o Teaching self care dan bayi.
Dalam masa nifas alat-alat genitalia interna maupum eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali. Perubahan-perubahan alat genitalia ini dalam
keseluruhannya disebut Involusi. Disamping involusi ini juga terjadi
perubahan- perubahan lainnya yakni hemokonsentrasi dan proses laktasi.

4. Kebutuhan Ibu Nifas


1. Mobilisasi
Umumnya wanita sangat lelah setelah melahirkan. Ibu harus istirahat ,
tidur terlentang selama 8 jam pasca persalinan kemudian boleh
miring-miring kekiri dan kekanan untuk mencegah adanya trombosis
dan tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk dan latihan-
latihan senam, hari ke-3 jalan-jalan, hari ke-4 atau 5 boleh dipulangkan.
Mobolisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada komplikasi
persalinan, nifas dan sembuhnya luka- luka.
2. Diet
Makanan harus bermutu tinggi, bergizi dan cukup kalori. Sebaiknya
makan- makanan yang mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran
dan buah- buahan.
3. Miksi
Berkemih harus secepatnya dapat dilakukan sendiri. Kadang-kadang
wanita mengalami sulit kencing karena sfingter uretra ditekan oleh kepala
janin dan spasme oleh iritasi m.sphincter ani selama persalinan, juga oleh
karena adanya edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan. Bila
kandung kemih penuh dan wanita sulit kencing sebaiknya dilakukan
kateterisasi.
4. Defekasi
Dorong air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih
sulit buang air besar dan terjadi obstipasi apalagi berak merah dapat
diberikan obat laksans per oral atau per rectal. Bila masih belum bisa
dilakukan klisma.
5. Perawatan Mammae
Kedua mammae harus sudah dirawat selama kehamilan, areolam
mammae dan putting susu dicuci teratur dengan sabun dan diberi minyak
atau cream, agar tetap lemas, jangan sampai mudah lecet atau pecah-pecah
sebelum menyusui mamae harus dibuat lemas dengan melakukan massage
secara menyeluruh. Setelah areola mammae dan putting susu dibersihkan,
barulah bayi dususui, bila bayi meninggal, laktasi harus dihentikan dengan
cara :
 Pembalutan mammae sampai tertekan
 Pemberian obat estrogen untuk supresi LH seperti tablet lynoral
dan periode, etomocryptin sehingga pengeluaran LH berlebihan.

5. Asuhan Keperawatan Pada Ibu Nifas


Pengkajian
- Biodata Klien
Biodata klien berisi tentang: Nama, Umur, Pendidikan, Pekerjaan, Suku, Agama,
Alamat, No. Medical Record, Nama Suami, Umur, Pendidikan, Pekerjaan , Suku,
Agama, Alamat, Tanggal Pengkajian.
- Alasan masuk
Alasan yang membuat pasien datang dan ingin berobat, pada mastitis ibu ingin
memreriksakan payudaranya
- Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa yang dirasakan pasien tersebut bisa memperberat keadaan
klien atau tidak
- Riwayat kesehatan sekarang dan lalu
- Riwayat Kesehatan Keluarga
- Riwayat perkawinan
Status perkawinan yang kurang jelas akan berkaitan dengan psikologisnya
sehingga akan mempengaruhi proses nifas
- Riwayat KB
Untuk mengetahui jenis KB yang pernah digunakan, dan lamanya berapa
tahun
- Riwayat menstruasi
Untuk mengetahui tanggal haid normal terakhir, uraian haid normal
terakhir, dan pengalaman haid sebelumnya
- Riwayat kehamilan
Berapa kali ibu hamil, apa pernah abortus, jumlah anak, cara persalinan
yang lalu, penolong persalinan keadaan nifas lalu
- Riwayat persalinan
Ada kelainan atau tidak
- Riwayat nifas
Apakah pernah terdapat kelainan atau pada payudara berupa kaku
payudara atau puting susu lecet atau kemerahan, bila iya terjadi pada hari
keberapa
- Pola Nutrisi dan cairan
sKaji tentang nafsu makan, jenisnya, ada pantangan atau tidak, bagi ibu
nifas minum 3 liter/hari, 2 liter didapat dari air minum, dan 1 liter didapat
dari kuah sayur dan buah
- Pola Eliminasi
BAB harus ada dalam 3 hari post partum
- Pola Istirahat
Istirahat yang cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
- Personal hygiene
Untuk mencegah adanya infeksi
- Pola psikologis
Untuk mengetahui respon ibu terhadap bayinya
- Penggunaan obat-obatan/ rokok
Apakah ibu pernah mengkonsumsi rokok dan obat-obatan seama hamil
- Pemeriksaan Fisik
 TTV
 Kepala
 Wajah
Keadaan wajah pucat atau tidak, ada oedema/tidak dn eksema
grividarum
 Mata
Konjunctiva pucat/tidak, sklera kuning/tidak
 Hidung
 Telinga
 Payudara
Nyeri teka memerah atau tidak,
 Abdomen
Ada bekas luka /tidak, terdapat strie atau linia nigra atu tidak
 Vulva
Untuk mengetahui apakah ada luka perineum dan lochea sesuai
dengan hari nifas
 Anus
 Ekstremitas
Ada oedema atau tidak
 Lochea
Warna dan baunya
- Pemeriksaan Laboratorium
- Darah : Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb < 10
g% dibutuhkan suplemen FE), eritrosit, leukosit, Trombosit.
- Klien dengan Dower Kateter diperlukan culture urine.
Diagnosa Keperawatan

NO DIAGNOSA SLKI SIKI


1. Nyeri akut Tujuan : nyeri menurun (L. Manajement Nyeri ( I. 08238 )
(D. 0077) 08066 ) Observasi
Kriteria Hasil : - Identifikasi lokasi, karakteristik,
-Tingkat nyeri menurun durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
- Kontrol nyeri meningkat nyeri
-Keluhan nyeri menurun - Identifikasi skala nyeri
Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri
- Kontrol lingkungan yang
memperberat rasa nyeri
Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode dan
pemicu nyeri
- Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
2. Resiko infeksi Tujuan : derajat infeksi menurun Pencegahan Infeksi (I. 14539)
(D. 0142) (L. 14137) Observasi
Kriteria Hasil : - Perhatikan tanda dan gejala infeksi
- Tingkat infeksi menurun lokal dan sistemik
- Kebersihan tangan Terapeutik
meningkat - Cuci tangan sebelum dan sesudah
- Nafsu makan meningkat kontak dengan pasien dan lingkungan
klien
- Pertahankan teknik aseptik pada
pasien beresiko infeksi
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan cara memeriksa kondisi luka
dan luka operasi
- Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi

Manajemen Nutrisi ( I.03119 )


Observasi
- Identifikasi status nutrisi
- Monitor asupan makanan
Terapeutik
- Berikan makanan tinggi serat
untuk mencegah kontipasi
Edukasi
- Ajarkan diet yang diprogramkan

Perawatan Luka ( I. 14564 )


Observasi
- Monitor karakteristik luka
- Monitor tanda-tanda infeksi
Terapeutik
- Bersihkan dengan cairan NaCl
atau pembersih nontoksik
- Pertahankan teknik steril
saat melakukan perawatan
luka
Edukasi
- Jelaskan tanda dan gejala infeksi
- Ajarkan prosedurperawatan
luka secara mandiri
Kalaborasi
- Kalaborasi pemberian antibiotik
3. Menyusui efektif Tujuan : nutrisi bayi membaik Promosi asi eksklusif ( I. 03135 )
(D. 0028 ) ( L. 03031 ) Observasi
Kriteria hasil : - Identifikasi kebutuhan laktasi
- Berat badan, panjang badan bagi ibu anc,inc,pnc
meningkat Terapeutik
- Pola makan bayi baik - Fasilitasi ibu melakukan IMD
- Fasilitasi ibu untuk rawat
gabung rooming in
- Gunakan sendok dan cangkir
jika bayi belum bisa menyusu
- Dukung ibu untuk menyusui
Edukasi
- Jelaskan manfaat menyusui bagi
bayi
- Jelaskan tanda – tanda bayi
cukup asi.
- Anjurkan ibu menyusui sesering
mungkin
DAFTAR PUSTAKA

PPNI ( 2016 ).Standar diagnosis keperawatn : Definisi dan Indicator Diagnostic, Edisi
1,Jakarta : DPP PPNI.
PPNI ( 2018 ).Standar diagnosis keperawatn : Definisi dan Tindakan Keperawatan,
Edisi 1,Jakarta : DPP PPNI.
PPNI ( 2016 ).Standar diagnosis keperawatn : Definisi dan Kriteria Hasil, Edisi
1,Jakarta : DPP PPNI.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad (1994), Obstetri Patologi, Bagian Obstetri
dan Ginekologi FK Unpad, Bandung.
Hacker Moore (1999), Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.
Hanifa Wikyasastro (1997), Ilmu Kebidanan, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo, Jakarta.
Carpenito, L.J. 2000. Nursing Diagnosis : Application to Clinical Practice.Edisi VIII,
Philadelphia, Lippincot Company, USA

Gordon et.al,2001,Nursing Diagnoses : Definition and Clasification 2001-


2002,Philadelphia,USA.

Hacker Moore. 1999. Esensial Obstetri dan Ginekologi Edisi 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Hanifa Wikyasastro. 1997. Ilmu Kebidanan, Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta:


Penerbit Buku Kedokteran EGC

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai