Anda di halaman 1dari 8

Konsep Dasar Post Partum

Definisi Post Partum


Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).
Nifas (puerperium) adalah masa mulai setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-kira
6 minggu. Akan tetapi, seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada kehamilan
dalam waktu 3 bulan (Prawiroharjo, 2002).
Nifas atau masa puerperium adalah masa setelah partus selesai dan berakhir setelah kira-
kira 6 minggu (Manjoer, 2000. Hal. 316). Hanifa (2006) mengatakan bahwa masa puerperium
atau masa nifas mulai setelah putus selesai dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu.
Nifas adalah masa pulihnya kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti pre hamil. Lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Mochtar, 1999).
Masa nifas atau puerperium mulai setelah partus selesai dan berakhir kira-kira 6 minggu
(Wiknjosastro, 2006).

Klasifikasi Post Partum


Masa Nifas dibagi menjadi 3 Periode
Puerpurium Dini
Yaitu pulihnya ibu setelah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam
dianggap telah bersih dan boleh bekerja selama 40 hari.
Puerpurium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu.
Remote Puerpurium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat sempurna terutama bila selama
kehamilan atau waktu persalinan mempunyai komplikasi (Synopsis Obstetri I, 2002).

Gejala Klinis (Fisiologi Nifas)


Pada masa puerperium atau nifas tampak perubahan dari organ yaitu :
Uterus
Setelah bayi dilahirkan, uterus yang selama persalinan mengalami kontraksi dan retraksi
akan menjadi keras, sehingga dapat menutup pembuluh darah besar yang bermuara pada
bekas implantasi plasenta. Otot rahim terdiri dari 3 lapis otot yang membentuk anyaman
sehingga pembuluh darah dapat tertutup sempurna, dengan demikian terhindari dari
perdarahan post partum. Pada involusi uteri, jaringan ikat dan jaringan otot mengalami
proses proteolitik, berangsur-angsur akan mengecil sehingga pada akhir kala nifas
besarnya seperti semula dengan berat 50-60 gram. Proses proteolitik adalah pemecahan
protein yang akan dikeluarkan melalui urine. Dengan penimbunan air saat hamil akan
terjadi pengeluaran urine setelah persalinan, sehingga hasil pemecahan protein dapat
dikeluarkan. Adapun tinggi fundus uteri (TFU) post partum menurut masa involusi :

Kontraksi
Intensitas kontraksi uterus meningkat segera setelah bayi lahir, diduga terjadi sebagai
respons terhadap penurunan volume intrauterine yang sangat besar. Hemostasis
pascapartum dicapai terutama akibat kompresi pembuluh darah intramiometrium, bukan
oleh agregasi trombosit dan pembentukan bekuan. Hormone oksigen yang dilepas
kelenjar hipofisis memperkuat dan mengatur kontraksi uterus, mengkompresi pembuluh
darah, dan membantu hemostasis. Selama 1 sampai 2 jam pertama pascapartum
intensitas kontraksi uterus bisa berkurang dan menjadi tidak teratur. Karena penting
sekali untuk mempertahankan kontraksi uterus selama masa ini, biasanya suntikan
oksitosin (pitosin) secara intravena atau intramuscular diberikan segera setelah plasenta
lahir.
After Pain
Perasaan nyeri yang berlebihan akibat kontraksi uterus yang intermiten.
Lochea
Pada post partum terdapat lochia yaitu cairan/sekret yang berasal dari kavum uteri dan
vagina. Macam-macam lochia :
Lochia Rubra : Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, terjadi selama 2 hari
pasca persalinan.
Lochia Sanguinolenta : Berwarna merah kuning berisi darah dan lendir, terjadi hari ke
3–7 pasca persalinan.
Lochia Serosa : Keluar cairan tidak berisi darah berwama kuning. Terjadi hari ke 7-14
hari pasca persalinan.
Lochia Alba : Cairan putih setelah 2 minggu pasca persalinan.
Serviks
Segera setelah melahirkan serviks melunak.
18 jam post partum serviks memendek denan konsistensi lebih padat dan bentuk seperti
semula.
Hari 4-6 serviks bisa dimasuki 2 jari.
Setelah melahirkan muara serviks eksternal terlihat memanjang seperti celah, sering
disebut mulut ikan.
Vulva dan Vagina
Vulva dan vagina mengalami penekanan serta peregangan yang sangat besar selama
proses melahirkan bayi, dan dalam beberapa hari pertama sesudah proses tersebut,
kedua organ ini tetap berada dalam keadaan kendur. Setelah 3 minggu vulva dan vagina
kembali kepada keadaan tidak hamil dan rugae dalam vagina secara berangsur-angsur
akan muncul kembali sementara labia menjadi lebih menonjol.
Perineum
Segera setelah melahirkan, perineum menjadi kendur karena sebelumnya teregang oleh
tekanan kepala bayi yang bergerak maju. Pada post natal hari ke 5, Perineum sudah
mendapatkan kembali sebagian besar tonusnya sekalipun tetap kendur dari pada
keadaan sebelum melahirkan.

Payudara
Perubahan pada payudara dapat meliputi :
Penurunan kadar progesterone secara tepat dengan peningkatan hormone prolaktin
setelah persalinan.
Kolostrum sudah ada saat persalinan. Produksi ASI terjadi pada hari ke-2 atau hari ke-3
setelah persalinan.
Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
Sistem Perkemihan
Buang air kecil sering sulit selama 24 jam pertama. Urin dalam jumlah yang besar akan
dihasilkan dalam waktu 12-36 jam sesudah melahirkan. Setelah plasenta dilahirkan,
kadar hormon estrogen yang bersifat menahan air akan mengalami penurunan yang
mencolok. Keadaan ini menyebabkan diuresis. Ureter yang berdilatasi akan kembali
normal dalam tempo 6 minggu.
Sistem Kardiovaskuler
Setelah terjadi diuresis yang mencolok akibat penurunan kadar estrogen, volume darah
kembali kapada keadaan tidak hamil. Jumlah sel darah merah dan haemoglobin
kembali normal pada hari ke-5. Meskipun kadar estrogen mengalami penurunan yang
sangat besar selama masa nifas, namun kadarnya masih tetap lebih tinggi daripada
normal. Plasma darah tidak begitu mengandung cairan dan dengan demikian daya
koagulasi meningkat. Pembekuan darah harus dicegah dengan penangan yang cermat
dan penekanan pada ambulansi dini.
Sistem Gastrointestinal / Pencemaan
Beberapa wanita mengalami konstipasi pada masa nifas, dikarenakan kurangnya
makanan berserat selama proses persalinan dan adanya rasa takut dari ibu karena
perineum sakit, terutama jika terdapat luka perineum. Namun kebanyakan kasus
sembuh secara spontan, dengan adanya ambulasi dini dan dengan mengonsumsi
makanan yang berserat. Jika tidak, dapat diberikan supositoria biskodil per rektal
untuk melunakan tinja. Defakasi harus terjadi dalam 3 hari post partum.

Integumen
Hiperpigmentasi di areola dan linea nigra tidak menghilang seluruhnya setelah bayi
lahir. Kulit yang meregang pada payudara, abdomen, paha, dan panggul mungkin
memudar tetapi tidak hilang seluruhnya.

Perubahan Psikologis
Periode masa nifas merupakan waktu untuk terjadi stress, Periode itu dibagi menjadi 3
tahap, yaitu :
Talking In Period
Terjadi pada hari 1-2 setelah persalinan, ibu masih pasif dan sangat tergantung, fokus
perhatian terhadap tubuhnya, ibu lebih mengingat pengalaman melahirkan dan
persalinan yang dialami, kebutuhan tidur meningkat, nafsu makan meningkat.
Taking Hold Period
Berlangsung 3-4 hari setelah post partum, ibu lebih berkonsentrasi pada kemampuannya
menerima tanggung jawab sepenuhnya terhadap perawatan bayi. Pada masa ini ibu
menjadi sangat sensitif, sehingga membutuhkan bimbingan dan dorongan perawat untuk
mengatasi kritikan yang dialami ibu.
Letting Go Period
Ibu menerima tanggung jawab sebagai ību dan ibu menyadari atau merasa kebutuhan
bayi yang sangat tergantung dari kesehatan sebagai ibu.

Tanda Bahaya Nifas


Perdarahan Per Vagina
Perdarahan > 500 cc pasca salin dalam 24 jam :
Satelah anak dan plasenta lahir.
Perkiraan perdarahan kadang bercampur amnion, urine, darah.
Akibat kehilangan darah bervariasi.
Perdarahan dapat terjadi lambat waspada terhadap shock.
Infeksi Nifas
Semua peradangan yang disebabkan masuknya kuman ke dalam alat-alat genitalia pada
waktu persalinan dan nifas, faktor predisposisi infeksi nifas :
Partus lama.
Tindakan operasi persalinan.
Tertinggalnya sisa plasenta, selaput ketuban dan bekuan darah.
Perdarahan ante partum dan post partum.
Anemia.
Ibu hamil dengan infeksi (endogen).
Manipulasi penolong (eksogen).
Infeksi nosokomial.
Bakteri colli.
Demam Nifas / Febris Purpuralis
Kenaikkan suhu lebih dari 38°C selama 2 hari-10 hari pertama post partum. Faktor
predisposisi :
Pertolongan persalinan kurang steril.
Partus lama.
Malnutrisi.
Anemia.
Rasa Sakit Waktu Berkemih
Gejala :
Kencing sakit.
Nyeri tekan di atas simpisis.
Mastitis (Peradangan Pada Payudara)
Gejala :
Suhu tubuh > 38°C.
Terjadi minggu pertama post partum.
Nyeri tekan pada payudara.
Inflamasi Vena Femoralis Dengan Pembentukan Pembekuan Darah
Edema pada bagian paha atas dan tungkai.
Nyeri hebat pada lipat paha dan daerah paha dan pada betis.
Tampak benalungan pembuluh darah.
Suhu badan meningkat, menggigil.

Penatalaksanaan
Tes Diagnostic
Jumlah darah lengkap, hemoglobin/hematokrit (Hb/Ht).
Urinalisis ; kadar urin, darah.
Therapy
Memberikan tablet zat besi untuk mengatasi anemia.
Memberikan antibiotik bila ada indikasi.

Hal-Hal Yang Perlu Diperhatikan Pada Ibu Nifas


Mobilisasi
Kini perawatan puerperium lebih aktif dengan menganjurkan ibu nifas untuk melakukan
mobilisasi dini (early mobilization), hal ini mempunyai keuntungan yaitu :
Memperlancar pengeluaran lochia.
Mempercepat involusi.
Melancarkan fungsi alat gastroinstensinal dan alat perkemihan.
Meningkatkan kelancaran peredaran darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan
pengeluaran sisa metabolisme.
Kebersihan Diri
Anjurkan kebersihan seluruh tubuh/personal hygiene.
Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air.
Pastikan ibu mengerti untuk membersihkan daerah sekitar vulva terlebih dahulu. Dari
depan ke belakang, baru membersihkan daerah anus. Nasehatkan ibu untuk
membersihkan diri setiap kali selesai buang air kecil atau besar.
Sarankan ibu untuk mengganti pembalut minimal dua kali sehari.
Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah
membersihkan daerah kelaminnya.
Kurang istirahat akan berpengaruh terhadap ibu, yaitu : mengurangi jumlah ASI yang
diproduksi, menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan diri
sendiri.

Istirahat
Anjurkan ibu untuk beristirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan.
Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kegiatan rumah tangga biasa secara perlahan-
lahan, serta tidur siang atau beristirahat selama bayi tidur.
Gizi
Mengkonsumsi tambahan 500 kalori setiap hari.
Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang
cukup.
Minum sedikitnya 3 liter air setiap harinya (anjurkan ibu untuk minum setiap kali
menyusui).
Tablet Fe harus diminum untuk menambah gizi setidaknya 40 hari pasca bersalin,
minum kapsul vitamin A (200.000) unit, agar memberikan vitamin A kepada bayinya
melalui ASI.
Senam Nifas
Senam nifas dilakukan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mengembalikan otot-
otot yang kendur, terutama rahim dan perut yang memuai saat hamil. Latihan senam
nifas dapat diberikan mulai hari kedua misalnya :
Ibu telentang lalu kedua kak ditekuk, kedua tangan ditaruh diatas dan menekan perut.
Lakukan pernapasan dada dan permapasan perut.
Dengan posis yang sama, angkat bokong lalu taruh kembali.
Kedua kaki diluruskan dan disilangkan, lalu kencangkan otot seperti menahan miksi dan
defakasi.
Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkan badan sambil tangan berusaha menyentuh
tumit.

Anda mungkin juga menyukai