Anda di halaman 1dari 46

NIFAS

oleh:
Rodiyah, S.Kep Ns,M.Kes
Pengertian
 Nifas atau puerperium ialah masa sesudah
persalinan yang diperlukan untuk pulihnya
kembali alat kandungan yang lamanya 6 minggu
(Obstetri Fisiologi : 315).
 Nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali
mulai dari persalinan selesai sampai alat-alat
kandungan kembali seperti prahamil. Lama
masa nifas ini yaitu 6-8 minggu (Sinopsis
Obstetri jilid 1 ; 115).
Nifas dibagi dalam 3 periode :
 Puerperium dini:
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan
 Puerperium intermedial:
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia (6-8 minggu)
 Remote puerperium:
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama
bila selama hamil/waktu persalinan mempunyai komplikasi.waktu
yang dibutuhkan bisa berminggu2, bulanan, tahun.
NIFAS (PUERPERIUM)

Kejadian yang terpenting dalam nifas ialah:


1. Involusi
2. Laktasi
3. Lochea
Involusi Alat-Alat Kandungan
 Uterus
 Bekas Implantasi Uri
 Luka-luka
 Rasa Sakit
 Lochia
 Serviks
 Ligamen-ligamen
 Perubahan pembuluh darah rahim
 Dinding perut dan peritoneum
 Saluran kencing
 Laktasi
PERUBAHAN YANG TERJADI PADA MASA
NIFAS
INVOLUSIO UTERI
 Pemulihan uterus pada ukuran dan kondisi normal
setelah kelahiran bayi disebut involusio.
 Setelah plasenta lahir uterus merupakan alat yang
keras, karena kontraksi dan retraksi otot-ototnya.
 Fundus uteri + 3 jari dibawah pusat.
 Pada hari ke 10 : fundus uteri tdk teraba lagi.
 Pada minggu ke 6, uterus mengecil sehingga
beratnya tinggal 50 – 60 gr.
INVOLUSIO TEMPAT PLASENTA
 Setelah persalinan, tempat plasenta
merupakan tempat dengan permukaan kasar,
tidakrata dan kira-kira sebesar telapak tangan.
 Dengan cepat luka ini mengecil, pada akhir
minggu ke 2 hanya sekitar 3-4 cm, pada akhir
nifas 1-2 cm.
 Kegagalan penyembuhan tempat pelepasan
plasenta dengan sempurna disebut
subinvolusi.
PERUBAHAN PADA PEMBULUH
DARAH RAHIM
Arteri akan mengecil seperti sebelum hamil.
Lochia : adalah cairan yang keluar dari cavum uteri & vagina
dalam masa nifas.
Lochia berubah menurut penyembuhan luka:
 Lochia rubra; berisi darah segar & sisa2 selaput ketuban, se2
desidua, verniks kaseosa, lanugo & mekonium.1- 2 hari pertama
 Lochea sanguinolenta: berwarna merah kuning, berisi darah &
lendir. Hari 3 – 7 pasca persalinan
 Lochia serosa: berwarna kuning,cairan tidak berdarah lagi,
pada hari ke 7 – 14 pasca persalinan
 Lochia alba: cairan putih, setelah 2 minggu
 Lochea Purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah,
berbau busuk
Continue….
 LOCHIOSTATIS: LOCHIA TIDAK LANCAR KELUARNYA
PERUBAHAN PADA CERVIX DAN VAGINA
 Beberapa hari setelah persalinan ostium
externum dapat dilalui oleh 2 jari.
 Pada akhir minggu pertama dapat dilalui oleh
1 jari.
 Penurunan kadar estrogen pada post partum
menyebabkan penipisan mukosa vagina dan
ketiakadaan rugae, rugae akan timbul kembali
sekitar 4 minggu kemudian.
 Pengeluaran cairan vagina yang banyak
sering kali menjadi tidak ada pada 4 – 6
minggu setelah persalinan.
Luka-Luka

 Pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi


akan sembuh dalam 6-7 hari.
Rasa sakit
 Rasa sakit yang disebut after pains
(mules-mules) disebabkan kontraksi
rahim, biasanya berlangsung 2-4 hari
pasca persalinan, perlu diberikan
pengertian pada ibu mengenai hal ini dan
bila terlalu mengganggu dapat diberikan
obat-obatan anti sakit dan anti mules.
Ligamen-Ligamen

 Ligamen,fasia dan diafragma pelvis yang


meregang pada waktu persalinan setelah
bayi lahir, secara berangsur-angsur
manjadi ciut dan pulih kembali sehingga
tidak jarang uterus jatuh ke belakang dan
menjadi retrofleksi karena ligamentum
retundum menjadi kendor.
Proses Laktasi
 Progesteron dan estrogen yang dihasilkan oleh
plasenta, merangsang pertumbuhan kelenjar-kelenjar
susu, sedangkan progesteron merangsang
pertumbuhan saluran kelenjar, kedua hormon ini
mengerem LTH (prolaktin), setelah placenta lahir,
maka LTH dengan bebas dapat merangsang laktasi.
 Lobus posterior hypophise mengeluarkan oxytocin
yang merangsang pengeluaran air susu. Pengeluaran
air susu adalah reflek yang ditimbulkan oleh rangsang
penghisapan putting susu oleh bayi.
 Pada kira-kira hari ke-3 post partum buah dada
menjadi besar, keras dan nyeri. Ini menandai
permulaan sekresi air susu dan kalau areola mammae
dipijat keluarlah cairan putih yang keluar dari putting
susu.
Hal-hal yang mempengaruhi susunan
air susu
Diet
Gerak badan
Keadaan jiwa
 Untuk menghadapi masa laktasi sejak
kehamilan telah terjadi perubahan2 pada
kelenjar mamma:
1. Proliferasi jaringan pada kelenjar2, alveoli,dan
jaringan lemak bertambah
2. Keluarnya colostrum dari duktus laktiferus
3. Hipervaskularisasi pada permukaan dan bagian dalam
dimana vena2 berdilatasi sehingga tampak jelas
4. Estrogen & progesteron turun maka prolaktin akan
merangsang air susu, oksitosin juga mempengaruhi
mio epitel kelenjar susu berkontraksi sehingga air
susu keluar.
Rooming in

 Ibu dan bayi di tempatkan dalam satu


kamar
 Keuntungan :
1. Mudah menyusukan bayi
2. Setiap saat selalu ada kontak antara ibu dan bayi
3. Sedini mungkin ibu telah belajar mengurus bayinya
Tujuan Asuhan Masa nifas:
 Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik
maupun psikologik.
 Melaksanakan skrining yang komprehensif,
mendeteksi masalah, mengobati atau merujuk
bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya.
 Memberikan pendidikan kesehatan tentang
perawatan kesehatan diri, nutrisi, KB,
menyusui, pemberian imunisasi pada bayinya
dan perawatan bayi sehat.
 Memberikan pelayanan KB.
 Mendukung dan memperkuat keyakinan diri
ibu dan memungkinkan ia melaksanakan
peran ibu dalam situasi keluarga dan budaya
yang khusus.
 Mendorong agar dilaksanakan metoda yang
sehat tentang pemberian makan anak dan
peningkatan pengembangan hubungan
antara ibu dan anak yang baik.
Tahapan masa nifas
Kontak antara

6 jam
6 hr
6 mgg

Kebutuhan ?
Komplikasi ?
PROGRAM DAN KEBIJAKAN TEKNIS

Pada masa nifas perlu adanya monitor keadaan


ibu dan bayi untuk mencegah, mendeteksi dan
menanggani masalah-masalah yang terjadi
dilakukan kunjungan minimal 4 x.
Kunjungan I: 6-8 jam setelah persalinan
Tujuan:
 mencegah perdarahan masa nifas karena
atonia uteri.
 mendeteksi dan merawat penyebab lain
perdarahan, rujuk jika perdarahan berlanjut.
 Memberikan konseling pada ibu atau salah satu
anggota keluarga bagaimana mencegah
perdarahan masa nifas karena atonia uteri.
 Pemberian ASI awal.
 Melakkukan hubungan antara ibu dan bayi
baru lahir.
 Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermi.
 Jika petugas kesehatan menolong persalinan,
ia harus tinggal dengan ibu dan bayi baru lahir
untuk 2 jam pertama setelah kelahiran, atau
sampai ibu dan bayi dalam keadaan stabil.
Kunjungan 2: 6 hari setelah persalinan
 Memastikan involusi uterus berjalan normal:
uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilikus,
tidak ada perdarahan abnormal, tidak ada bau.
 Menilai adanya tanda-tanda demam, infeksi
atau perdarahan abnormal.
 Memstikan ibu mendapatkan cukup makanan,
cairan atau istirahat.
 Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tak
memperlihatkan tanda-tanda penyulit.
 Memberikan konseling pada ibu mengenai
asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.
Kunjungan 3: 2 minggu setelah persalinan
 Sama seperti kunjungan ke 2.

Kunjungan 4: 6 minggu setelah persalinan


 Menanyakan pada ibu tentang penyulit-penyulit
yang ibu atau bayi alami.
 Memberikan konseling untuk KB secara dini.
Perawatan Dalam Nifas
 Mobilisasi
 Diet
 Miksi
 Defeksi
 Perawatan payudara (mamma)
 Suhu
 Datangnya haid kembali
 Lamanya perawatan dirumah sakit
 Cuti hamil dan bersalin
 Latihan senam dapat diberikan mulai hari ke-2 post
partum
 Nasehat untuk ibu post natal
 Peningkatan pasca persalinan
Aktivitas Early Ambulation

 Kebijaksanaan untuk selekas mungkin


membimbing, berjalan, sebagian besar
pasien post partum dapat melakukan
ambulation segera setelah kondisi fisiknya
mulai membaik setelah 2 jam post partus,
pasien harus melakukan early ambulation
dimulai dari menggerakkan ekstrimitas dan
menekuk kaki dan miring kiri setelah itu
duduk dan berjalan bila tidak ada keluhan
dan komplikasi yang membahayakan bila
klien bergerak.
Istirahat

 Setelah melahirkan klien boleh istirahat,


bukan hanya sementara masih ada
dikamar bersalin namun juga setelah
pindah keruang nifas.
Kebersihan dan Perawatan Vulva

 Untuk memenuhi kebutuhan kebersihan


yang dimaksud disini adalah perawatan
dirinya sendiri supaya merasa nyaman
dan terhindar dari infeksi, kebersihan
vulva sangat diperlukan untuk mencegah
infeksi jalan lahir.
Perubahan Psikologis Pada Ibu Nifas

 Menurut Revarabia ada 3 fase :


 fase penangkapan (Taking in)
 fase penanganan (Taking hold)
 fase membiaskan (Letting go)
 Post Partum Bloues  disebabkan
depresi
Kelainan Yang Terjadi Pada Masa Nifas

 Demam
 Bendungan ASI
 Peradangan Payudara (Mastitis)
 Sub Involusi Uterus
 Infeksi Kandung Kemih
 Perdarahan Nifas
 Infeksi luka jahitan
 Hematom
 Fleg Mansia Alba Doles
ASKEP TEORI

 Identitas Klien
 Alasan/Keluhan Utama
 Nyeri
 Riwayat Pernikahan
 Menikah berapa kali….
 Lama Pernikahan….
 Menikah pada umur....
 Riwayat Haid
 Menarche umur = pada usia berapa ibu mulai haid
 Siklus….hari teratur/tidak
 Jumlah darah : banyak/sedang/sedikit
 Sifatnya darah : encer/beku, bau/tidak
 Riwayat Kehamilan dan Persalinan (G-
P-Ab-)
 G : Gravida (seorang wanita yang sedang hamil)
 P : Para (seorang wanita yang pernah melahirkan)
 A : Aterm (UK = 37-40 mg) BB > 25 gr
 P : Prematur (UK = 28-36 mg) BB 1000-2500 gr
 I : Imatur (UK = 20-29 mg) BB 500-1000 gr
 A : Abortus (UK = < 28 mg)
 H : Hidup
 M : Mati
 Riwayat Keluarga Berencana
Untuk mengetahui apakah ibu pernah
mengikuti program KB serta apakah ada
keluhan selama mengikuti program KB
tersebut dan rencana KB selanjutnya.
 Riwayat Penyakit yang Lalu
Apakah klien pernah menderita penyakit
menular atau penyakit yang dapat
mempengaruhi Kehamilan. Apakah klien
pernah melakukan operasi yang
berhubungan dengan reproduksi.
 Riwayat Kehamilan Sekarang
Apakah ada keluhan mual, muntah, dan beberapa kali
ibu melakukan ANC dan pelayanan TT, hamil kedua.
 Pengkajian Biologis
 Nutrisi
Menu yang dikonsumsi, jenis makanan, zat yang diperlukan
misal ; susu, air, air kacang hijau, nafsu makan.
 Eliminasi
Apakah ada 93 BAB/BAK, frekuensi BAB/BAK.
 Aktivitas istirahat tidur
Kebiasaan tidur, waktu istirahat lebih lama dari biasanya.
 Personal hygiene
Untuk mengetahui apakah ibu memperhatikan kebersihan
atau tidak.
 Reproduksi
Adanya G3 seksual atau tidak.
 Persepsi Sensori
Adakah gangguan pada panca indera.
 Pengkajian Psikologis
Bagaimana psikis ibu dan keluarga,
apakah kelahiran anak ini diharapkan.
 Pengkajian Sosial
Kebiasaan yang dilakukan di lingkungan
rumah.
 Pemeriksaan Umum
 TTV : T : 110/70-120/80 mmHg
N : 60-80/menit
S : naik > 0,5 oC tetapi tidak lebih 39
oC, normal sesudah 12 jam
Rr ; 16 x/menit-20 20 x/menit
 Pemeriksaan Fisik
 Kepala : kulit, kebersihan, warna rambut
 Muka : pucat
 Mata : anemis
 Hidung : tidak ada kelainan
 Mulut : mukosa kering
 Leher : tidak ada kelainan
 Mamae : putting menonjol atau tidak,
aerola mamae hitam
 Abdomen :
 1. Fundus uteri
 Setinggi pusat setelah janin dilahirkan.
 Setinggi 2 jari bawah pusat segera plasenta lahir.
 Setinggi 7 cm atas simfisis ossis pubis atau
setengah simfisis-pusat pada hari ke-5.
 Tidak dapat diraba diatas simfisis ossis pubis setelah
12 hari.

 2. Bekas implantasi plasenta


 Merupakan luka kasar dan menonjol ke dalam
kavum uteri yang berdiameter 7,5 cm.
 Sering disangka sebagai bagian plasenta yang
tertinggal.
 Diameternya mencapai 3,5 cm sesudah 2 minggu.
 Diameternya mencapai 2,4 cm pada 6 minggu.
 Anus :
tidak ada gangguan pada anus
 Ekstrimitas :
 tidak ada gangguan pada Ekstrimitas atas,
pada Ekstrimitas bawah terjadi Oedema
 Genetalia : Pembukaan serviks
 Serviks agak terbuka seperti corong pada
pasca persalinan dan konsistensi lunak.
 Tangan pemeriksa masih dapat dimasukkan
Kedalam kavum uteri segera setelah
melahirkan.
 2-3 jari Tangan pemeriksa masih dapat
dimasukkan Kedalam kavum uteri setelah
melahirkan.
 1 jari Tangan pemeriksa hanya dapat
dimasukkan ke dalam kavum uteri setelah 1
minggu.
 Latihan
 Ibu terlentang lalu kedua kaki ditekuk, kedua
tangan ditaruh diatas dan menekan perut. Lakukan
pernapasan dada lalu pernapasan perut.
 Dengan posisi yang sama, angkat bokong lalu
taruh kembali.
 Kedua kaki diluruskan dan disilangkan lalu
kencangkan otot seperti menahan miksi dan
defekasi.
 Duduklah pada kursi, perlahan bungkukkan badan
sambil tangan berusaha menyentuh tumit.
Diagnosa Keperawatan Nifas
 Gangguan rasa nyaman b/d trauma
jalan lahir.
 Kurangnya perawatan diri b/d
keletihan setelah persalinan
 Potensial terjadinya retensi urine b/d
trauma persalinan
 Potensial terjadinya kurang volume
cairan b/d pembatasan cairan selama
persalinan.
intervensi
 Gangguan rasa nyaman b/d trauma
jalan lahir.
 Jelaskan pada pasien tentang penyebab nyeri
(rasa nyaman)
 Pertahankan bedrest selama nyeri
 Ciptakan lingkungan yang tenang
 Observasi skala nyeri
 Kolaborasi dengan tim medis
 Kurangnya perawatan diri b/d
keletihan setelah persalinan
 Jelaskan pada pasien tentang pentingnya
perawatan diri
 Menganjurkan kepada keluarga untuk
membantu membersihkan tubuh pasien
 Observasi TTV
 Berikan HE
 Potensial terjadinya retensi urine b/d
trauma persalinan
 Pendekatan pada pasien dan keluarga
 Menganjurkan pada pasien untuk
mengosongkan kandung kemih
 Berikan relaksasi pada sfingther
 Observasi TTV
 Lakukan kateterisasi jika pasien sulit berkemih
 Potensial terjadinya kurang volume
cairan b/d pembatasan cairan selama
persalinan.
 Lakukan pendekatan pada pasien dan keluarga
 Kaji intake dan output pasien
 Observasi TTV
 Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian
caiaran infus

Anda mungkin juga menyukai