Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN MATERNITAS

LAPORAN PENDAHULUAN POST NATAL CARE

Disusun oleh :
FAHAR HALIMI SYAHIRUDIN
433131420120009

PROGRAM STUDI STRATA SATU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HORIZON KARAWANG
Jl. Pangkal Perjuangan Km.1 By.Pass Karawang Karawang 41316
A. KONSEP DASAR
1. Pengertian
Masa nifas atau post partum adalah masa setelah persalinan selesai sampai 6 minggu atau 42
hari. Setelah masa nifas, organ reproduksi secara berlahan akan mengalami perubahan
seperti sebelum hamil. Selama masa nifas perlu mendapat perhatian lebih dikarenakan angka
kematian ibu 60% terjadi pada masa nifas. Dalam angka kematian ibu (AKI) adalah
penyebab banyaknya wanita meninggal dari suatu penyebab adalah kurangnya perhatian
pada wanita post partum (Maritalia, 2017).

2. Tanda dan Gejala (Manisfestasi Klinis)


Sebelum terjadi persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki
“bulannya atau minggunya atau harinya” yang disebut kala pendahuluan (preparatory stage
of labor) ini memberikan tanda-tanda sebagai berikut :
a. Lightening atau setting atau droping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
c. Perasaan sering atau susah kencing (potakisurla) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawa janin.
d. Perasaan sakit perut dan dipinggang oleh adanya kontraksi lemah dari uterus, kadang
disebut “false labor pains”.
e. Serviks menjadi lembek, mulai melebar dan sekresinya bertambah dan bisa bercampur
darah (bloody shoe).

3. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang menurut Kumalasari I (2015), antara lain: pemeriksaan urine,
Hemoglobin dan Hematokrit 12-24 jam post partum (jika Hb <10 g% dibutuhkan suplemen
Fe ), Eritrosit, Leukosit, dan Trombosit.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan post partum spontan menurut Aspiani (2017), setelah melahirkan, ibu
membutuhkan perawatan yang intensif untuk pemulihan kondisinya setelah proses
persalinan yang melelahkan, perawatan post partum antara lain :
a. Mobilisasi dini.
Mobilisasi dini merupakan suatu aspek yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal
itu esensial untuk mempertahankan kemandirian, khususnya dilakukan oleh ibu post
partum. Mobilisasi dini adalah kebijakan agar secepat mungkin membimbing ibu post
partum bangun dari tempat tidurnya dan membimbing ibu secepat mungkin untuk
berjalan. Jika tidak ada kelainan paska persalinan, mobilisasi dini dapat dilakukan sedini
mungkin yaitu 2 jam paska persalinan. Mobilisasi dini dapat membantu pemulihan dan
mempercepat waktu berada di rumah sakit.
b. Rawat gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan bersama-sama sehingga ibu lebih banyak
memperhatikan bayinya, segera memberikan ASI, sehingga kelancaran pengeluaran ASI
lebih terjamin.
c. Pemeriksaan umum
Pemeriksaan umum antara lain kesadaran penderita, keluhan yang terjadi setelah
persalinan.
d. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus pada ibu post partum spontan antara lain :
1) Pemeriksaan tanda-tanda vital : tekanan darah, nadi, suhu, dan pernafasan.
2) Fundus uteri : Tinggi fundus uteri, kontraksi uterus.
3) Payudara : putting susu, pembesaran dan pengeluaran ASI.
4) Lochea : Lochea rubra, lochea sangiolenta, lochea serosa, lochea alba.
5) Luka jahitan episiotomi : apakah baik atau terbuka, apakah ada tanda-tanda
infeksi.

5. Adaptasi Fisiologis dan Psikologis Bagi Ibu Post Partum


Menurut Kumalasari (2015), perubahan fisiologis dan psikologis post partum spontan antara
lain :
a. Perubahan Fisiologis
1) Perubahan sistem Reproduksi
a) Involusi uterus
Involusi uterus atau pengerutan uterus merupakan suatu proses uterus kembali
ke kondisi sebelum hamil dengan berat sekitar 60 gram. Proses ini dimulai
segera setelah plasenta lahir akibat kontraksi otot-otot polos uterus.
Perubahan normal pada uterus selama post partum berangsur- angsur menjadi
kecil (involusi) sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil:
i. Bayi lahir fundus uteri setinggi pusat dengan berat uterus 1000 gr.
ii. Akhir kala III persalinan tinggi fundus uteri teraba 2 jari bawah pusat
dengan berat uterus 750 gr.
iii. Satu minggu postpartum tinggi fundus uteri teraba pertengahan pusat
dengan simpisis, berat uterus 500 gr.
iv. Dua minggu postpartum tinggi fundus uteri tidak teraba diatas simpisis
dengan berat uterus 350 gr.
v. Enam minggu postpartum fundus uteri bertambah kecil dengan berat
uterus 50 gr.
b) Vagina
Vagina akan mengecil dan timbul ragae (lipatan-lipatan atau kerutan) kembali
ke ukuran normal kurang lebih 6-8 minggu setelah bayi lahir
c) Perineum
Luka pada episiotomi terasa nyeri, pada tahap early edema dan luka kebiruan.
d) Lochea
Lochea merupakan darah yang dibuang dari rahim berbentuk cairan sekret.
Lochea memiliki bau yang khas. Bau ini tidak seperti bau menstruasi. Lochea
dibagi menjadi 4 berdasarkan jumlah dan warnanya antara lain : lochea
rubra berwarna merah dan hitam sisa darah yang keluar mulai hari pertama
sampai hari ketiga, lochea sangiolenta berwarna putih bercampur merah
mulai hari ketiga sampai hari ketujuh, lochea serosa berwarna kekuningan
dari hari ketujuh sampai hari ke empat belas, lochea alba berwarna putih
setelah hari ke empat belas.
e) Endometrium dan serviks
Hari pertama tebal endometrium 2,5 mm, setelah tiga hari permukaan mulai
rata, sehingga tidak ada pembentukan jaringan parut. Perubahan serviks
dimulai dari kala I dengan perubahan serviks secara progresif dan diakhiri
dengan pembukaan serviks lengkap.
2) Perubahan Payudara
Setelah melahirkan plasenta, konsentrasi estrogen dan progesteron menurun,
prolactin dilepaskan dan sintesis ASI dimulai. Suplai darah ke payudara
meningkat dan menyebabkan pembengkakan vascular sementara. Air susu sata
diproduksi disimpan di alveoli dan harus dikeluarkan dengan efektif dengan cara
dihisap oleh bayi untuk pengadaan dan keberlangsungan laktasi.
ASI yang akan pertama muncul pada awal nifas ASI adalah ASI yang berwarna
kekuningan yang biasa dikenal dengan sebutan kolostrum. Kolostrum telah
terbentuk didalam tubuh ibu pada usia kehamilan ± 12 minggu.
Perubahan payudara dapat meliputi :
a) Penurunan kadar progesteron secara tepat dengan peningkatan hormon
prolactin setelah persalinan.
b) Kolostrum sudah ada saat persalinan produksi ASI terjadi pada hari ke 2 atau
hari ke 3 setelah persalinan
c) Payudara menjadi besar dan keras sebagai tanda mulainya proses laktasi.
3) Perubahan Sistem Peredaran Darah (Kardiovaskuler)
Denyut jantung, volume dan curah jantung meningkat segera setelah melahirkan
karena terhentinya aliran darah ke plasenta yang mengakibatkan beban jantung
meningkat yang dapat diatasi dengan haemokonsentrasi sampai volume darah
kembali normal, dan pembuluh darah kembali ke ukuran semula.
4) Perubahan Sistem Pencernaan
Kurangnya makanan berserat selama persalinan dapat menyebabkan ibu post
partum mengalami konstipasi. Faktor lainnya yang menyebabkan adalah karena
rasa takut ibu ketika buang air besar, jika terdapat luka pada perineum
5) Perubahan Sistem Perkemihan
Saluran kencing biasanya akan kembali normal dalam waktu 2 sampai 8 minggu
paska melahirkan. Pelvis ginjal dan ureter yang meregang dan berdilatasi selama
proses kehamilan akan kembali normal pada minggu ke empat.
6) Perubahan Tanda-Tanda Vital
a) Nadi dan Pernafasan
Pada proses persalinan denyut nadi akan mengalami peningkatan,dapat terjadi
bradikardi (50 – 70 kali per menit) maupun takikardi. Kebutuhan pernafasan
pada ibu partus akan meningkat karena proses mengejan atau meneran.
b) Tekanan Darah
Tekanan darah yang mengalami peningkatan lebih dari 30 mmHg pada
Systole dan 15 mmHg pada Dyastole perlu dicurigai terjadinya pre-eklampsi
pada ibu post partum.Selama beberapa jam paska persalinan, ibu dapat terjadi
hipotensi orthostik (penurunan 20 mmHg) yang ditandai dengan pusing
setelah berdiri.
c) Suhu Tubuh
Pasca melahirkan dapat mengalami kenaikan suhu sekitar 0,5 ℃ dari keadaan
normal (36℃ – 37,5℃) namun tidak lebih dari 38℃. Jika suhu tubuh tidak
kembali normal atau meningkat setelah 12 jam post partum perlu dicurigai
adanya infeksi.
7) Perubahan Sistem Integumen
Perubahan kulit selama kehamilan berupa hiperpigmentasi pada wajah, leher,
mamae, dinding perut dan beberapa lipatan sendri karena pengaruh hormon akan
menghilang selama masa nifas.
8) Perubahan Sistem Muskuloskeletal
Ambulasi pada umumnya dimulai 4 - 8 jam postpartum. Ambulasi dini sangat
membantu untuk mencegah komplikasi dan mempercepat proses involusi.
9) Perubahan Sistem Endokrin
Selama periode post partum, terjadi perubahan hormone yang besar,salah satunya
hormon estrogene dan progesterone akan diproduksi. Perubahan kadar estrogene
dan progesterone yaitu terjadi fluktuasi hormonal dalam tubuh. Kadar hormone
kortisol (hormone pemicu stres) pada tubuh ibu naik hingga mendekati kadar
orang yang mengalami depresi.
10) Perubahan Berat Badan
Peningkatan berat badan pada ibu hamil dapat mencapai 10 - 15 kg. Sebagian
besar ibu akan kembali ke ukuran badan semula setelah 7-8 minggu paska
persalinan, tetapi ada pula beberapa ibu yang memerlukan waktu lebih lama.
b. Perubahan Psikologis
1) Perubahan Taking In
Fase taking in merupakan fase ketergantungan yang berlangsung dari hari ke - 1
sampai hari ke - 2 setelah melahirkan. Ibu terfokus pada dirinya sendiri sehingga
cenderung pasif terhadap lingkungannya. Ketidaknyamanan yang dialami ibu
lebih disebabkan karena proses persalinan yang baru saja dilaluinya. Rasa mules,
nyeri pada jalan lahir, kurang tidur atau kelelahan, merupakan hal yang sering
dikeluhkan ibu.
Pada fase ini, kebutuhan istirahat, asupan nutrisi dan komunikasi yang baik harus
dapat terpenuhi. Bila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi, ibu dapat mengalami
gangguan psikologis berupa kekecewaan pada bayinya, ketidaknyamanan sebagai
akibat perubahan fisik yang dialami, rasa bersalah karena belum bisa menyusui
bayinya dan kritikan suami atau keluarga tentang perawatan bayinya.
2) Periode Taking Hold
Fase taking hold merupakan fase yang berlangsung antara 3 - 10 hari setelah
melahirkan. Ibu merasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa tanggung jawab
dalam perawatan bayinya. Perasaan ibu lebih sensitif sehingga mudah
tersinggung. Hal yang perlu diperhatikan adalah komunikasi yang baik, dukungan
dan pemberian penyuluhan atau pendidikan kesehatan tentang perawatan diri dan
bayinya.
3) Periode Letting Go
Fase ini merupakan fase menerima tanggung jawab peran barunya sebagai
seorang ibu. Fase ini berlangsung selama 10 hari setelah melahirkan. Ibu sudah
mulai dapat menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya dan siap menjadi
pelindung bagi bayinya. Perawatan ibu terhadap diri dan bayinya semakin
meningkat. Rasa percaya diri ibu akan peran barunya mulai tumbuh, lebih mandiri
dalam memenuhi kebutuhan dirinya dan bayinya. Dukungan suami dan keluarga
dapat membantu ibu untuk lebih meningkatkan rasa percaya diri dalam merawat
bayinya. Kebutuhan akan istirahat dan nutrisi yang cukup masih sangat diperlukan
ibu untuk menjaga kondisi fisiknya.

B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Identitas
Identitas klien dan identitas penanggung jawab meliputi nama, umur, alamat, pekerjaan,
tanggal lahir, suku bangsa, status perkawinan, pendidikan, ruang rawat, nomor medical
record, diagnosa medis, alasan masuk, keadaan umum, tanda-tanda vital.
b. Keluhan utama
Keluhan utama yang dirasakan pada klien dengan post partum adalah nyeri pada daerah
perineum atau vagina.
c. Riwayat penyakit sekarang
Klien merasakan nyeri karena trauma akibat proses persalinan, ASI sudah keluar dan
klien dapat memberikan ASI pada bayinya.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat penyakit yang pernah diderita yang ada hubungannya dengan penyakit
sekarang (post partum spontan).
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat penyakit yang pernah diderita menyangkut penyakit keluarga atau keturunan.
f. Riwayat Obstetri
Riwayat obstetri pada klien dengan post partum sebagai berikut :
1) Keadaan haid, tentang menarche, siklus haid, hari pertama haid terakhir, jumlah dan
warna darah keluar, encer, menggumpal, lamanya haid, nyeri atau tidak dan berbau.
2) Riwayat kehamilan, berapa kali melakukan antenatal care, selama kehamilan
periksa dimana, ukur tinggi badan dan berat badan.
3) Riwayat persalinan, jenis persalinan spontan atau sectio caesaria, penyulit selama
persalinan.
g. Pola Kebiasaan Sehari-hari menurut Virginia Henderson :
1) Respirasi, frekuensi pernafasan meningkat.
2) Nutrisi
3) Eliminasi, buang air kecil secara spontan sudah dapat dilakukan dalam 8 jam post
partum. Buang air besar terjadi pada 2-3 hari post partum.
4) Istirahat/ tidur
5) Kebutuhan personal hygiene
6) Gerak dan keseimbangan tubuh, aktivitas berkurang dan tidak bisa berjalan karena
nyeri akibat adanya trauma persalinan.
h. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pada klien dengan post partum :
1) Keadaan umum, keadaan umum klien biasanya lemah setelah persalinan.
2) Kesadaran, kesadaran klien biasanya baik (composmentis).
3) Pemeriksaan fisik head to toe
a) Kepala dan rambut
Bentuk kepala, kulit kepala, apakah kotor atau berketombe, rambut apakah
tampak lusuh atau kusut, apakah ada luka/ laserasi.
b) Wajah
Wajah pucat atau tidak, bentuk wajah lonjong atau oral.
c) Mata
Bentuk bola mata, ada tidaknya gerak mata, konjungtiva anemis atau tidak,
bentuk mata simetris atau tidak.
d) Hidung
Ada tidaknya septuminasi, polip dan kebersihan.
e) Telinga
Kebersihan atau tidaknya kelainan fungsi pendengaran, kelainan anatomi pada
telinga.
f) Mulut dan bibir
Bentuk bibir simetris atau tidak, kelembapan, kebersihan mulut, ada tidaknya
pembesaran tonsil, ada tidaknya kelainan bicara.
g) Gigi
Jumlah gigi lengkap atau tidak, kebersihan gigi, ada tidaknya peradangan pada
gusi atau caries gigi.
h) Leher
Ada tidaknya pembesaran kelenjar thyroid dan vena jugularis.
i) Integument kulit
Warna kulit, apakah pucat atau tidak, kebersihan, turgor kulit, tekstur kulit.
j) Payudara
Payudara membesar, areola mammae warnanya lebih gelap, papilla mammae
menonjol, keluar colostrum ASI.
k) Thorax atau dada
 Jantung
 Inspeksi : seperti tak tampak retraksi dinding dada
 Perkusi : bunyi pekak.
 Palpasi : seperti tak ada nyeri tekan, tak teraba ictus cordis.
 Auskultasi : seperti S1, S2 reguler.
 Paru-paru
 Inspeksi : seperti tidak ada jejas
 Perkusi : bunyi sonor.
 Palpasi :seperti tidak ada nyeri tekan, fokal fremitus seimbang kanan
dan kiri.
 Auskultasi : vesikuler
l) Abdomen
 Inspeksi : diastasis rektus abdominalis
 Auskultasi : fungsi pencernaan untuk mengetahui bissing usus.
 Perkusi : kuadran I bunyi redup, kuadran II, III, IV tympani.
 Palpasi : involusi uterus suatu proses dimana uterus kembali kekondisi
sebelum hamil, fundus uterus, kandung kemih dan kontraksi.
m) Genetalia
 Vagina (integritas kulit, edema, hematom)
 Perineum : utuh/ episiotomi/ ruptur.
Tanda REEDA :
 Rednees : seperti tidak ada kemerahan.
 Edema : seperti tidak ada pembengkakan
 Echimosis : seperti tidak ada kebiruan
 Dischargment : seperti tidak ada cairan sekresi yang keluar.
 Approximity : seperti ada jahitan luka
 Lochea ( jumlah, jenis, konsistensi, bau)
n) Ekstremitas atas dan bawah : seperti tidak ada bengkak, tidak ada varises.
i. Pengkajian Psikologis
1) Umum: status emosi,gambaran diri dan tingkat kepercayaan.
2) Spesifik: depresi postpartum.
3) Seksualitas: siklus menstruasi,pengeluaran ASI dan penurunan libido.
j. Pengkajian psikososial
Pengkajian psikososial ini difokuskan pada interaksi dan adaptasi ibu, bayi baru lahir
dan keluarga. Perawat melihat status emosianal dan respon ibu terhadap pengalaman
kelahiran, interaksi dengan bayi baru lahir, menyusui bayi baru lahir, penyesuaian
terhadap peran baru, hubungan baru dalam keluarga, dan peningkatan pemahaman
dalam perawatan diri.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut
b. Menyusui Tidak Efektif
c. Gangguan Pola Tidur

3. Intervensi Keperawatan

NO.
TUJUAN & KRITERIA HASIL INTERVENSI KEPERAWATAN
DX
1. Setelah dilakukan tindakan Observasi
keperawatan selama 3 kali  Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
pertemuan diharapkan tingkat frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
nyeri menurun dengan kriteria  Identifikasi skala nyeri
hasil : Terapeutik
 Kemampuan menuntaskan  Berikan teknik nonfarmakologis untuk
aktivitas membaik mengurangi rasa nyeri
 Keluhan nyeri menurun Edukasi
 Meringis menurun  Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Gelisah menurun  Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk
 Kesulitan tidur menurun mengurangi rasa nyeri
 Frekuensi nadi membaik Kolaborasi
 Nafsu makan membaik  Kolaborasi pemberian analgetik, jika
perlu

2. Setelah dilakukan tindakan Observasi


keperawatan selama 3 kali  Identifikasi kesiapan dan kemampuan
pertemuan diharapkan status menerima informasi
menyusui membaik dengan  Identifikasi tujuan atau keinginan
kriteria hasil : menyusui
 Pelekatan bayi pada payudara Terapeutik
ibu meningkat  Sediakan materi dan media pendidikan
 Miksi bayi lebih dari 8 kali/ kesehatan
24 jam meningkat  Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai
 Berat badan bayi meningkat kesepakatan
 Tetesan/ pancaran ASI  Berikan kesempatan untuk bertanya
meningkat  Dukung ibu meningkatkan kepercayaan
 Suplai ASI adekuat diri dalam menyusui
meningkat Edukasi
 Lecet pada puting susu  Berikan konseling menyusui
menurun  Jelaskan manfaat menyusui bagi ibu dan
 Bayi rewel menurun bayi
 Ajarkan 4 (empat) posisi menyusui dan
perlekatan dengan benar
 Ajarkan perawatan payudara postpartum

3. Setelah dilakukan tindakan Observasi


keperawatan selama 3 kali  Identifikasi pola aktifitas dan tidur
pertemuan diharapkan pola tidur  Identifiksi faktor pengganggu tidur
membaik dengan kriteria hasil: Terapeutik
 Keluhan sulit tidur  Tetapkan jadwal tidur rutin
meningkat  Lakukan prosedur untuk meningkatkan
 Keluhan tidak puas tidur kenyamanan
meningkat Edukasi
 Keluhan istirahat tidak cukup  Anjurkan menepati kebiasaan waktu
meningkat tidur
DAFTAR PUSTAKA

Aspiani, Reny Yuli. 2017. Buku Ajar Keperawatan Maternitas Aplikasi NANDA, NIC dan NOC.
Jakarta : CV. Trans Info Media.

Kumalasari, Intan. 2015. Panduan Praktek Laboratorium dan Klinik Perawatan Antenatal,
Intranatal, Postnatal, Bayi Baru Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta : Salemba Medika.

Maritalia, Dewi. 2017. Asuhan Kebidanan pada Ibu Nifas. Yogyakarta : Gosyen Publishing.

PPNI. 2016. Standar Diagnosis keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator Diagnostik
(Edisi 1). DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan Keperawatan
(Edisi 1). DPP PPNI.

PPNI. 2018. Standar Luaran keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan
(Edisi 1). DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai