Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

POST PARTUM

1.1 Pengertian
Post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas (puerperium)
yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan yang
lamanya 6 minggu. Post partum adalah masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ
reproduksi sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak, 2010).
Menurut Departemen Kesehatan RI dalam Siska (2019), Postpartum atau masa
postpartum adalah masa sesudahnya persalinan terhitung dari saat selesai persalinan sampai
pulihnya kembali alat kandungan ke keadaan sebelum hamil dan lamanya mas postpartum
kurang lebih 6 minggu.
Periode paska melahirkan biasanya merajuk pada fase 6 minggu pertama setelah
kelahiran bayi dan kembalinya organ reproduksi ibu hamil ke kondisi normal sebelum
melahirkan. Selama periode paska melahirkan, sang ibu akan mengalami sejumlah perubahan
fisiologis dan psikologis ketika tubuh kembali ke keadaan sebelum hamil.
Masa post partum menurut Sri Astuti (2015), terbagi atas:
a. Puerperium Dini (Immediate Postpartum) : 0 – 24 jam postpartum.
Yaitu masa segera setelah plasenta lahir sampai dengan 24 jam. Perdarahan
merupakan masalah terbanyak pada masa ini. Kepulihan dimana ibu diperbolehkan
berdiri dan berjalan, serta menjalankan aktivitas layaknya wanita normal lainnya. Dalam
agama islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.
b. Puerperium Intermediate (Early Postpartum) : 1 – 7 hari postpartum
Yaitu masa dimana involusi uterus harus dipastikan dalam keadaan normal, tidak ada
perdarahan, lochea tidak berbau busuk, tidak demam, ibu cukup mendapat nutrisi dan
cairan, ibu dapat menyusui dengan baik. Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang
lamanya sekitar 6-8 minggu.
c. Puerperium Remote (Late Postpartum) : 1 - 6 minggu postpartum
Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama apabila ibu selama
hamil atau persalinan mempunyai komplikasi. Masa dimana perawatan dan pemeriksaan
kondisi sehari-hari, serta konseling KB. Waktu untuk sehat sempurna bisa berminggu-
minggu, bulanan, tahunan.
Satu jam hingga dua jam pertama kelahiran bayi dikategorikan sebagai kala keempat
persalinan. Kala keempat persalinan adalah waktu yang krusial bagi sang ibu dan bayi,
karena ibu dan bayi memulihkan kondisi diri dari proses kelahiran fisik, organ-organ ibu
memulai penyesuaian awal. Penilaian
keperawatan penting selama fase ini, keadaan umum, tanda-tanda vital, aliran lochea,
kontraksi uterus, dan perineum dinilai setiap 15 menit pada satu jam pertama.
1.2 Perubahan Fisiologi Maternal Periode Pasca Partum
Masa pasca persalinan adalah fase khusus dalam kehidupan ibu serta bayi. Bagi ibu yang
mengalami persalinan untuk pertama kalinya, ibu menyadari terjadinya perubahan yang
sangat bermakna dalam hidupnya. Keadaan ini ditandai dengan terjadinya perubahan fisik
dan psikologis pada ibu (Prawirohardjo, 2008).
A. Sistem Reproduksi
1. Uterus
a. Kontraksi, terjadi sebagai respons terhadap penurunan volume intrauterine
yang sangat besar.
b. Involusi, mengecilnya ukuran uterus setelah melahirkan, dan uterus kembali
ke keadaan sebelum kehamilan. Dimulai segera setelah kelahiran plasenta
ketika urat otot uterin berkontraksi.
Tabel 1.2 Perubahan Uterus Pasca Partum

c. Afterpains, merupakan kram disebabkan kontraksi uterus intermiten. Penilaian


mencakup menilai nyeri menggunakan skala terstandarisasi, memberi
analgesic, memposisikan pasien menungging dengan bantal kecil di bawah
perut untuk membantu uterus berkontraksi.
d. Lochia, merupakan pengeluaran pada vagina selama puerperium terdiri atas
darah, jaringan, dan lender.
Tabel 1.2 Karakteristik Lochia

2. Serviks, setelah melahirkan serviks tidak berbentuk dengan pembukaan cukup


lebar untuk memasukan tangan. Lebarnya pembukaan memungkinkan
pemeriksaan manual uterus dan ekstraksi manual plasenta jika diperlukan. Dalam
minggu pertama paska melahirkan pembukaan eksternal selebar pensil.
3. Vagina dan perineum, vagina biasanya tampak tertarik, membusung, dan memar,
serta pembukaan vagina membuat adanya peningkatan tekanan intraabdominal.
Perineum pasca melahirkan akan membusung, perineum mungkin robek saat
melahirkan atau ibu mengalami sayatan bedah (episiotomy) pada perineum.
B. Sistem Gastrointestinal
Pencernaan segera aktif setelah melahirkan. Ibu merasa sering haus dan lapar
setelah melahirkan terkait besarnya tenaga yang dikerahkan saat proses persalinan.
Cairan bening diberikan dahulu baru kemudian makanan padat, diet dapat
ditingkatkan sepanjang dapat menoleransi. Jike episiotomy dilakukan, pelunakan
feses atau laksatif dapat diresepkan guna menghindari ketidaknyamanan mengejan.
Gerakan usus pulih dalam waktu 2-3 hari setelah melahirkan. Ibu didorong untuk
meningkatkan asupan cairan dan berjalan secara biasa.
C. Sistem Urinarius
Fungsi ginjal kembali normal dalam waktu satu bulan setelah melahirkan.
Sebagian kecil wanita, dilatasi traktus urinarius bisa menetap sampai tiga bulan.
Masalah yang mungkit terjadi menurut (Cuningham, dkk 1993):
a. Komponen urin, blood urea nitrogen yang meningkat selama masa postpartum
merupakan akibat otolisis uterus yang berinvolusi.
b. Dieresis pasca partum, disebabkan oleh penurunan kadar estrogen, hilangnya
peningkatan vena pada tungkai bawah.
c. Uretra dan kandung kemih, distensi berlebihan dapat menyebabkan kandung
kemih lebih peka terhadap retensi uterus yang memungkinkan terjadinya
infeksi.
D. System Kardiovaskuler
System kardiovaskuler mengalami berbagai perubahan besar selama kehamilan.
selama kehamilan terdapat sekitar 40%-50% peningkatan volume darah. Sebagian
besar perempuan kehilangan 400-500 ml darah saat melahirkan.
Tabel 1.3 Perubahan Sistem Kardiovaskuler Pasca Partus

E. System Muskuloskeletal
Otot dan persendian, dengan persalinan plasenta, efek progesterone pada pola otot
hilang, sehingga pola otot mulai memulih. Otot bagian perut termasuk otot rectus
abdominalis memungkinkan mengalami distensi recti.
F. Sistem Integumen
Kloasma akan menghilang saat kehamilan berakhir.
G. Sistem Neurologis
Sakit kepala pasca melahirkan berangsur angsur akan menghilang dan
membutuhkan pemeriksaan yang cermat.
H. Sistem Endokrin
1. Hormone plasenta, terjadi penurunan signifikan, sehingga kadar gula darah
menururn.
2. Hormone hipofisis dan fungsi ovarium, dalam tiga sampai empat siklus, jumlah
cairan menstruasi wanita kembali seperti sebelum hamil.
I. Payudara
Konsentrasi hormone yang menstimulasi payudara selama hamil (estrogen,
progesterone, human chronic, gonadoptropin, prolactin, kortisol, insulin) menurun
setelah bayi lahir. Dan juga ditentukan oleh ibu menyusui atau tidak.
1. Tidak menyusui, teraba nodulaf, prolactin akan meningkat.
2. Menyusui, laktasi terbentuk, teraba suatu masa, kantong susu terisi.

1.3 Kebutuhan Dasar Ibu Nifas


A. Nutrisi dan Cairan
1. Mengkonsumsi tambahan kalori 500 kalori/hari.
2. Makan dengan diit berimbang.
3. Minum sebanyak 2 liter/hari.
B. Ambulasi dini, dengan:
1. Faal usus lebih baik setelah flatus.
2. Miring kanan, miring kiri.
3. Duduk.
4. Berdiri kemudian berjalan.
C. Eliminasi
1. BAK, meningkat 24-48 jam pertama sampai hari ke-5.
2. BAB, biasa akan muncul konstipasi pada hari pertama, akan BAB pada hari ke-2.
D. Kebersihan diri
1. Perawatan perineum
2. Pakaian
3. Kebersihan rambut
4. Kebersihan kulit
5. Perawatan payudara
E. Istirahat cukup
F. Seksual, boleh dilakukan setelah nyeri hilang.
G. Latihan/Senam nifas
H. Boanding Attachment, interaksi terus menerus antara ibu dan bayi.

1.4 Komplikasi
A. Hemoragi
a. Perdarahan pasca partus primer perdarahan melebihi 500 ml setelah bersalin. Adanya
factor resiko komplikasi:
1. Partus lama,
2. Overdistensi abdomen,
3. Perdarahan antepartum,
4. Mioma uteri
b. Perdaran pasca partus sekunder, akibat proses reepitalisasi plasenta yang buruk, dan
adanya sisa konsepsi atau gumpalan darah
B. Infeksi masa nifas, seperti infeksi luka jalan lahir.
C. Tromboflebitis dan emboli paru, akibat adanya vena yang tertekan.
D. Hematoma, adanya pembengkakan jaringan yang berisi darah.

1.5 Etiologi
A. Postpartum dini:
1. Atonia uteri,
2. Laserasi jalan lahir,
3. Hematoma,
4. Pembukaan jalan lahir
B. Postpartum lambat:
1. Tertinggalnya sebagian plasenta,
2. Subinvolusi di daerah insersi plasenta
3. Dari luka bekas seksio sesaria.
1.6 Patofisiologi

1.7 Pemeriksaan Penunjang


A. Pemeriksaan darah lengkap, hemoglobin, hematocrit, leokosit, trombosit.
B. Pemeriksaan urin lengkap
1.8 Penatalaksanaan
1. Observasi ketat 2 jam postpartum
2. 6-8 jam pasca persalinan meliputi istirahat dan tidur, miring kanan-miring kiri.
3. Hari ke-1 dan 2, memberikan KIE kebersihan diri, cara menyusui, perawatan payudara,
senam nifas.
4. Hari ke-2, latihan duduk.
5. Hari ke-3, latihan berdiri dan berjalan.

1.9 Asuhan Keperawatan


A. Pengkajian
1. Pengkajian data dasar klien,tinjau ulang catatan prenatal dan intraoperative
- Identitas klien
- Riwayat keperawatan
- Riwayat kesehatan
- Riwayat kehamilan
- Riwayat melahirkan
2. Pemeriksaan fisik
3. Pemeriksaan penunjang
B. Diagnosa Keperawatan
1. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan perdarahan
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan iritasi kemih
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik
4. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive
5. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
C. Intervensi keperawatan
1. Resiko ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan perdarahan
Tujuan : status cairan klien membaik
Kriteria hasil : Tidak ada manifestasi dehidrasi, resolusi edema, haluaran urine diatas
30 ml/jam, kulit kenyal, mukosa bibir lembab.
Intervensi:
- Pantau TTV per 4 jam, warna urine, BB, keadaan umum
- Pantau cairan masuk dan cairan keluar
- Anjurkan klien banyak minum air putih
- Kolaborasi dengan dokter nila haluaran urine kurang dari 30 ml/jam, takikardi,
TD di bawah rentang normal.
- Transfuse darah bila diperlukan
2. Gangguan eliminasi urin berhubungan dengan iritasi kemih
Tujuan : pola eliminasi urine klien membaik
Kriteria hasil : eliminasi urine normal, tidak ada dysuria, bladder kosong, tidak ada
keluhan kesulitan BAK
Intervensi:
- Kaji haluaran urin, keluhan, dan keteraturan berkemih
- Anjurkan klien melakukan ambulasi dini
- Anjurkan klien berkemih secara teratur
- Anjurkan klien minum minimal 2 liter per hari
- Kolaborasi untuk melakukan katerisasi

3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisik


Tujuan : klien menyatakan nyeri teratasi
Kriteria hasil : TTV dalam batas normal, rasa nyeri terkontrol, menunjukan
peningkatan aktifitas
Intervensi:
- Kaji tingkat nyeri klien
- Kaji kontraksi uterus, proses involusi uteri
- Anjurkan klien membasahi perineum dengan air
- Edukasi klien tentang rasa nyeri yang dialaminya
- Kolaborasi pemberian analgetik
4. Resiko infeksi berhubungan dengan efek prosedur invasive
Tujuan : tidak terjadi tanda-tanda infeksi
Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi, luka kering dan bersih
Intervensi:
- Pantau TTV
- Kaji keadaan luka
- Pertahankan teknik aseptic-antiseptik
DAFTAR PUSTAKA

Diana Kurnia. (2014). Keperawatan Maternitas DeMYSTiFieD. Yogyakarta:Rapha Publishing


Diglib Unimus. (2019). BAB II Konsep Dasar. Diambil dari
http://digilib.unimus.ac.id/files//disk1/126/jtptunimus-gdl-norhimawat-6281-2-babii.pdf. Pada 07
Desember 2020 Pukul 19.00
Eprint Poltekes. (2019). Bab I Kajian Teori. Diambil dari
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/1361/3/3.%20Chapter%202.doc.pdf. Pada 07 Desember 2020
pukul 19.15

Perpustakaan Poltekes. (2018). Bab II Tinjauan Pustaka. Diambil dari


http://perpustakaan.poltekkes-malang.ac.id/assets/file/kti/1502450053/7._BAB_II_.pdf. Pada 07
Desember 2020 pukul 19.20
Respository. (2018). Bab II Tinjauan Pustaka. Diambil dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41265/Chapte;jsessionid=9878AE18264
A9886EB54BB290320A495?sequence=4. Pada 07 Desember 2020 pukul 19.10

Slideshare. (2014). Tinjauan Teori 2. Diambil dari https://www.slideshare.net/shilvizahro/2-


35219857. Pada 07 Desember 2020 Pukul 19.30

Tim Prokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan:DPP PPNI

Tim Prokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan:DPP PPNI

Tim Prokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta
Selatan:DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai