Anda di halaman 1dari 31

ASKEP TN.

E
DENGAN PPOK
RSUD PASAR REBO
R. TERATAI
KELOMPOK 2
DEFINISI
PPOK
PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIS ATAU SERING
DISINGKAT PPOK ADALAH ISTILAH YANG DIGUNAKAN
UNTUK SEJUMLAH PENYAKIT YANG MENYERANG
PARU-PARU UNTUK JANGKA PANJANG. PENYAKIT INI
MENGHALANGI ALIRAN UDARA DARI DALAM PARU-
PARU SEHINGGA PENGIDAP AKAN MENGALAMI
KESULITAN DALAM BERNAPAS.PPOK UMUMNYA
MERUPAKAN KOMBINASI DARI DUA PENYAKIT
PERNAPASAN, YAITU BRONKITIS KRONIS DAN
EMFISEMA (KEMENKES, 2020).
PPOK MERUPAKAN SUATU PENYAKIT KRONIS YANG
DIKARENAKAN ADANYA PENYUMBATAN PADA
SALURAN PERNAPASAN (GRACE, 2011)
KLASFIKASI PPOK
• Asma, adalah penyakit inflamasi kronis jalan napas yang
ditandai dengan hiperresponsivitas jalan napas terhadap
berbagai rangsangan (Patricia, et.al, 2011).
• Bronkitis krooni, merupakan suatu keadaan adanya
batuk produktif lebih dari 250 ml sputum perhari selama
minimal 3 bulan pertahun selama 2 tahun berturut-
turut, tanpa ada penyebab medis lain (Patricia, et.al,
2011).
• Emfisema, adalah suatu penyakit yang dimana terjadi
kehilangan elastisitas paru dan pembesaran abnormal
dan permanen pada ruang udara yang jauh dari
bronkiolus terminal termasuk destruksi dinding alveolar
dan bantalan kapiler tanpa fibrosis yang nyata.
• Bronkiektasis, adalah gangguan pada saluran
pernapasan yang terjadi akibat adanya pelebaran
bronkus dan bronkiolus akibat kerusakan otot dan
jaringan elastik penunjang, yang disebabkan oleh atau
berkaitan dengan infeksi nekrotikan kronis.
3
ETIOLOGI PPOK
• Usia, PPOK jarang mulai menyebabkan gejala yang dikenali
secara klinis sebelum usia 40 tahun.
• Merokok, merupakan penyebab PPOK yang paling umum,
dan mencakup 80% dari semua kasus PPOK yang
ditemukan. Diduga bahwa sekitar 20% orang yang
merokok akan mengalami PPOK.
• Lapangan kerja berdebu, Debu organik dan anorganik
serta bahan kimia dan asap dapat menjadi faktor resiko
terjadinya PPOK.
• Polusi udara, Udara yang buruk akan menyebabkan
partikel-partikel yang dihirup masuk kedalam saluran
pernapasan, sehingga dapat menyebabkan total beban
paru-paru menjadi lebih tingi.
• Infeksi, Riwayat infeksi pernafasan yang pernah dialami
dikaitkan dengan terjadinya pengurangan fungsi paru-paru
dan meningkatkan gejala pernapasan.
• Latar belakang genetik dan keluarga
• Keadaan menurunnya alfa anti tripsin. Enzim ini dapat
melindungi paru-paru dari proses peradangan.
4
PATOFISIOLOGI PPOK
Prinsip terjadinya penyakit paru obstruksi kronik yaitu adanya keterbatasan jalan napas yang tidak
sepernuhnya reversible. Secara progresif terjadinya penyempitan jalan napas dan kehilangan daya
elastisitas paru yang berakibat pada terjadinya penurunan FEV (Forced Expiratory Volume,
ketidakadekuatan dalam pengosongan paru dan hiperinflasi (Decramer, 2012).

5
MANIFESTASI
KLINIS
TANDA CRONIC OBSTRUCTIVE PULMONARY DISEASE (COPD)
ANTARA LAIN BATUK, PRODUKSI SPUTUM BERLEBIH (PADA
JENIS BRONKITIS KRONIK), DISPNEA (SESAK NAPAS),
OBSTRUKSI SALURAN NAPAS YANG PROGRESIF. MENURUT LI
DAN HUANG (2012) PENDERITA PPOK AKAN MENGALAMI
HIPOKSEMIA, HIPERCAPNEA SAMPAI DENGAN PADA
GANGGUAN KOGNITIF. GEJALA PPOK YANG BERKAITAN ERAT
DENGAN RESPIRASI YAITU BATUK KRONIK. BATUK KRONIK
MERUPAKAN BATUK HILANG TIMBUL SELAMA 3 BULAN
YANG TIDAK HILANG DENGAN PENGOBATAN. SESAK NAPAS,
TERUTAMA TERJADI PADA SAAT MELAKUKAN AKTIVITAS,
SERINGKALI PASIEN SUDAH MENGALAMI ADAPTASI DENGAN
SESAK NAPAS YANG BERSIFAT PROGRESIF LAMBAT SEHINGGA
SESAK NAPAS INI TIDAK DI KELUHKAN.  
DERAJAT PPOK
KLASIFIKASI DERAJAT PPOK MENURUT GLOBAL
KOMPLIKASI
KOMPLIKASI YANG DAPAT TERJADI
INITIATIVE FOR CHRONIC OBSTRUKTIF LUNG
DISEASE (GOLD, 2011)

• Derajat 0 (berisiko), Gejala : memiliki satu atau lebih 1. Infeksi Saluran nafas
gejala batuk kronis, produksi sputum dan dispnea.
• Derajat I (Ringan), Gejala : batuk kronis dan ada 2. Pneumothoraks Spontan
produksi sputum tapi tidak sering. Pada derajat ini
pasien tidak menyadari bahwa dirinya menderita 3. Dypsnea
PPOK.
4. Hipoksemia
• Derajat II ( sedang), Gejala : sesak napas mulai terasa
pada saat beraktivitas terkadang terdapat gejala 5. Asidosis Respiratori
batuk dan produksi sputum
6. Kor Pulmonale
• Derajat III (berat), Gejala : sesak napas terasa lebih
berat, terdapat penurunan aktivitas, mudah lelah,
serangan eksaserbasi bertambah sering
• Derajat IV ( sangat berat ), Gejala : terdapat gejala
pada derajat I, II, III serta adanya tandatanda gagal
napas atau gaggal jantung kanan

7
PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Chest X-ray b.
• Uji Faal Paru Dengan Spirometri dan Bronkodilator
(postbronchodilator)
• TLC (Total Lung Capacity)
• Kapasitas Inspirasi
• ABGs
• Bronkogram
• Pemeriksaan Darah Lengkap
• Kimia Darah
• Sputum
• Pemeriksaan penunjang lainnya meliputi pemeriksaan
ECG (Elektro Kardio Graph) yang difungsikan untuk
mengetahui adanya komplikasi yang terjadi pada organ
jantung yang ditandai oleh kor pulmonale atau
hipertensi pulmonal.

8
PENATALAKSANAAN
b. Bronkodilator
Obat ini bekerja dengan mengubah tonus otot
polos pada saluran pernafasan dan
MENURUT BLACK 2014: meningkatkan refleks bronkodilatasi pada aliran
ekspirasi dibandingkan dengan mengubah
elastisitas paru.

a. Membersihkan sekret bronkus c. Mendorong olahraga

Cara untuk membersihkan sekret adalah dengan Olahraga tidak memperbaiki fungsi paru, tetapi
mengeluarkannya, dengan cara : olahraga dapat memperkuat otot pernafasan.

1. Batuk efektif, Caranya pasien diposisikan d. Meningkatkan kesehatan secara umum


duduk tegak dan menghirup nafas dalam lalu dengan menghindari rokok, debu, dan bahan
setelah 3 kali nafas dalam, pada ekspirasi ketiga kimia akibat pekerjaan, serta polusi udara. Serta
nafas dihembuskan dan dibatukkan. didukung dengan asupan nutrisi yang adekuat.
2. Fisioterapi dada, Tindakan fisioterapi dada
menurut Pangastuti, HS dkk (2019) meliputi :
perkusi, vibrasi, dan postural drainase.
PENATALAKSANAAN PPOK

9
ASUHAN
KEPERAWATAN
TN. E DENGAN
PPOK
RUANG TERATAI

11-13 JANUARI 2021


RESUME KASUS
Klien Tn. E usia 59 tahun laki laki, masuk ke RS dengan keluhan sesak nafas, nyeri dada ketika
bernafas, ada batuk, ada dahak yang sulit dikeluarkan, dan memang memiliki riwayat penyakit PPOK
sejak tahun 2017. TD: 134/79 mmhg N:89x/menit RR: 30x/menit S: 36,7 SpO: 92%. Klien masuk ke R.
Cempaka pada 26 Desember 2020, karena ada keluhan sesak nafas dan batuk yang sama seperti
gejala pada pasien covid-19. Masalah keperawatan yang di angkat adalah bersihan jalan nafas tidak
efektif dan nyeri akut. Klien diberikan IVFD NaCl 0,9% + aminopilin /8 jam, RM: 12 liter, diposisikan
semi fowler. Setelah dilakukan tindakan klien merasa sesak berkurang RR: .26x/menit SpO: 98%.
Kemudian klien di rencanakan ronten thorax ulang, dan swab PCR. Setelah Swab PCR keluar dengan
hasil negatif, klien di pindahkan dari ruang cempaka ke teratai pada tanggal 2 Januari 2021.

11
PENGKAJIAN FISIK
• Pemeriksaan Fisik Umum : BB klien sekarang 70 kg, BB sebelum sakit 71 kg. TB: 167 cm IMT 25. Sistem Penglihatan
: posisi mata simetris, kelopak mata normal, pergerakan mata normal, konjungtiva merah muda, Sistem
Pendengaran : daun telinga kanan kiri baik, tidak ada serumen dan cairan yang keluar dari telinga,
• Sistem Wicara : Sistem wicara normal tidak ada kelainan
• Sistem Pernafasan : Jalan Napas terdapat sputum, pernafasan sesak RR: 24x/menit, menggunakan otot bantu nafas,
irama teratur, jenis pernafasan spontan, kedalaman dangkal terdapat batuk, batuk disertai dahak, terdapat sputum,
sputum berwarna kuning kental, tidak terdapat darah, palpasi dada tidak simetris, perkusi dada terdapat ronki, tidak
ada nyeri saat bernafas, klien terpasang nasal kamul 5 liter.
• Sistem Kardiovaskuler : Td:141/78. nadi 86x/menit, irama teratur, denyut lemah, tidak ada distensi vena jugularis,
temperatur kulit hangat, warna kulit kemerahan, pengisian kapiler <3 detik, tidak ada edema, tidak ada bunyi tambahan
dari jantung. Terdapat nyeri dada, nyeri ketika beraktifitas, skla nyeri 3.
• Sistem hematologi : klien tidak pucat, tidak ada perdarahan seperti mimisan.
• Sistem syarat pusat : klien dalam keadaan compos mentis, tidak ada tanda tanda peningkatan TIK,
• Sistem pencernaan : tidak ada gigi caries, tidak menggunakan gigi palsu, lidah tampak kotor, tidak ada muntah, ada
mual, tidak ada nyeri pada abdomen bising usus 15x/menit, tidak ada diare, tidak ada konstipasi, hepar tidak teraba,
abdomen lembek.
• Sistem endokrin : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening, nafas tidak berbau keton, tidak ada luka gangren.
• Sistem Urgonital: tidak ada keluhan pada BAK
• Sistem integumen : Kulit elastis, temperatur kulit hangat, klien tidak pucat, tidak ada kelainan kult.
• Sistem muskuloskeletal : klien tidak ada kesulitan dalam bergerak, kekuatan otot normal.
12
DATA PENUNJANG
APTT 10 Januari 2021 Pemeriksaan d-Dimer 8 Januari 2021
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
APTT Pasien (CS- 41,5 detik 27,7-40,7 detik d-Dimer 1,28 mg/LFEU < 0,55
1600)
APTT Kontrol 33,0 detik   APTT Pasien 43,1 detik 27,7-40,7 detik
(CS-1600) APTT Kontrol 36,1 detik  

APTT 9 Januari 2021 Pemeriksaan APTT 07 Januari 2021


Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
APTT Pasien (CS- 41,2 detik 27,7-40,7 detik APTT Pasien (CS- 52,2 detik 27,7-40,7 detik
1600) 1600)
APTT Kontrol 31,9 detik   APTT Kontrol (CS- 35,6 detik  
(CS-1600) 1600)

Lab 09 Januari 2021 Pemeriksaan BTA Sputum 5 Januari 2021

Pemeriksaan Hasil
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
BE (B) -5,70 mmol/L -2 - +3
Saturasi 98,20% 94,00-98,00 Sediaan BTA 3x (sputum)  
Mikro/Bakteriologi
Na 132 mmol/L 135-147
K 4,0 mmol/L 3,5-5,0 BTA (GenXpert)  
MTB Not Detected
Klorida 93 mmol/L 98-108
Rif Resistance Not Detected
Urinalisa      
Makroskopis Warna kuning Kuning
Kejernihan Jernis Jernih Sediaan BTA (Sputum 1)  
Spesimen Sputum 1 pagi
Kimia Urin     Prosedur Pewarnaan Ziehl Neelsen
Berat jenis 1034 1015-1025 Hasil (-) tidak ditemukan BTA
Ph 5,5 4,8-7,4
9
DATA PENUNJANG Rontgen Thorax 27 Desember 2020
Pemeriksaan Hematologi 06 Januari 2021 Pemeriksaan radiografi thorax, proyeksi AP dengan
Pemeriksaan Hasil hati. Jantung tidak membesar aorta dan mediastinum superior
Hemoglobin 13,8 tidak melebar thrakea di garis tengah, kedua hilus tidak
Hematokrit 40 menebal, infitrat halus di perifer dan para kardial kanan.
Eritrosit 4,7
Sinus kostotrenikus lancip tulang-tulang tidak tampak
Leukosit 8,48
Trombosit 780
kelainan jantung.
Basofil
Eosinofil
1
2
Terapi Obat
Netrofil batang 0
IVFD: NaCl 0,9% + Aminopilin /12 jam
Netrofil segmen 68 Forosemid IV 1x 40 mg , Levofloxacin drip 1x750 mg
Limfosit 19 Meropenem 3x1gr /IV
Monosit 10 Nace 3x 1 ampul (stop selasa, 12 Januari 2021)
LIA 1611
OMZ 1x1 ampul
Netrofil Limfosit Rasio 3,58
Ambroxol 3x1 tab
APTT Pasien (CS-1600) 45,3 Curcuma PO 3x1 tab, B-complex PO 3x1 tab
Racikan PO 3x1
APTT Kontrol (CS- 35,7 Asipilet PO 1x80 mg
1600)
CPG (sore) PO 1x75 mg
Ph 7390
Vasisarfan PO 1x80 mg, Nitrokaf PO 2x25 mg
CO2 33,0
O2 141,0
Cevofloxacin PO 1x500 mg (selasa, 12 Januari 2021)
HCO3 20,0 Cefixime PO 2x200 mg (selasa, 12 Januari 2021)
HCO3 Standar 21,7 Lanso PO 1x1 g (selasa, 12 Januari 2021),
N-ace PO 3x1 gr (selasa, 12 Januari 2021) 9
ANALISA DATA
DATA MASALAH ETIOLOGI
Data Subjektif:    
- Klien mengatakan rasa sesak sudah jauh berkurang dari pertama kali di rawat Bersihan Jalan nafas tidak efektif Hipereksresi jalan nafas
- Klien mengatakan batuk masih ada tetapi terkadang
- Klien mengatakan batuk disertai dengan dahak
- Klien mengatakan dahak masih sulit dikeluarkan
- Klien mengatakan dahak berwarna kekuningan
Data Objektif:
- Td: 141/78
- Nadi: 86x/menit
- RR: 24x/menit
- S: 36
- Klien terpasang oksigen nasal kanul 5 liter
- Klien tampak sesekali batuk
- Klien batuk disertai dengan dahak
- menggunakan otot bantu nafas
- suara nafas ronki
- APTT Pasien 10 Januari 2021 41,5 detik
 
Data Subjektif:    
- Klien mengeluh nyeri pada bagian dada    
- Klien mengeluh nyeri ketika banyak bergerak Nyeri akut Agen pencedera fisiologis
- Klien mengatakan skala nyeri 3
Data Objektif:
- P : nyeri di bagian dada
- Q: nyeri seperti ditusuk tusuk
- R : nyeri menyebar sampai bagian belakang
- S: skala nyeri 3
- T : nyeri hilang timbul, nyeri ketika terlalu lelah bergerak
- Klien sesekali meringis

15
ANALISA DATA
Data Subjektif:    
- Klien mengatakan kehilangan nafsu makan    
- Klien mengatakan merasa mual ketika melihat makanan Resiko defisit nutrisi Faktor psikologis (kehilangan
- Klien mengatakan makanan hanya dihabuskan ¾ porsi tetapi jus di minum sampai nafsu makan)
habis
Data Objektif:
- A: BB saat ini: 70 kg
BB sebelum sakit : 69 kg
TB: 167 cm
IMT : 25
LILA: 30 cm
BB ideal : (100-167)-(100-167)x10% = 60,3 kg
- B: Pemeriksaan lab 6 Januari 2021
Hb: 13,8
Ht : 40%
Limfosit : 19
Trombosit 780
- C: terjadi penurunan BB pada klien sebanyak 1 kg, ada mual pada klien, klien hanya
menghabiskan ¾ porsi makanan.
- D : klien tidak memiliki alergi terhadap makanan, diit yang diberikan NB ekstrak jus
pepaya.
 

16
DIAGNOSA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Keperawatan Tanggal ditemukan

1.   Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan 11 januari 2021


dengan hiperekeksresi jalan nafas
2. Nyeri akut berhubungan dengan agenpencedera 11 Januari 2021
fisiologis
3.   Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan faktor 11 Januari 2021
psikologis (kehilangan nafsu makan)

17
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
1.   Bersihan Jalan nafas tidak efektif Setelah dilakukan Intervensi Utama: Manajemen Jalan nafas
berhubungan dengan tindakan Observasi:
hipereksresi jalan nafas keeprawatan 3x24 - Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman nafas)
jam bersihan jalan - Monitor bunyi nafas
nafas meningkat - Monitor sputum
dengan kriteria hasil: Terapeutik:
1. Produksi sputum - Pertahankan kepatenan jalan nafas
menurun - Posisikan semi fowler
2. Klien bisa batuk - Berikan minum hangat
efektif - Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
3. Frekuensi nafas - Berikan oksigen, jika perlu
membaik Edukasi:
4. Tidak ada suara - Anjurkan teknik batuk efektif
ronki Kolaborasi:
  - Kolaborasi pemberian bronkodilator
Nace 3x 1 ampul (stop selasa, 12 Januari 2021)
Ambroxol 3x1 tab
N-ace PO 3x1 gr (selasa, 12 Januari 2021)
Cefixime PO 2x200 mg (selasa, 12 Januari 2021)
 

18
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
2.   Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan Intervensi utama: manajemen nyeri
dengan agen pencedera tindakan keperawatan Observasi
fisiologis selama 3x24 jam -Identifikasi lokasi, karakteriatik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas
diharapkan nyeri nyeri
berkurang dengan -Identifikasi skala nyeri
kriteria hasil: -Identifikasi respons nyeri non verbal
- TTV dalam batas Terapetik:
normal - Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis.
- Klien dapat TENS, hipnosis, teknik imajinasi, terapi pijat, kompres hangat/dingin)
mengontrol nyeri -Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
- Klien dapat pencahayaan, kebisingan)
melaporkan nyeri Edukasi:
  - Jelaskan penyebab periode, dan pemicu nyeri
-Jelaskan strategi meredakan nyeri
-Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
-Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian analgetik:
Asipilet PO 1x80 mg, CPG (sore) PO 1x75 mg
Nitrokaf PO 2x25 mg
 
 
  19
 
RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
3. Resiko defisit nutrisi berhubungan dengan Setelah dilakukan Intervensi utama: manajemen nutrisi
faktor psikologis (kehilangan nafsu tindakan keperawatan Observasi:
makan) 2x24 jam status nutrisi - Identifikasi status nutrisi
membaik dengan - Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
kriteria hasil: Terapeutik:
1. Porsi makanan - Lakukan oral hygine sebelum makan
yang dihabiskan - Berikan makanan tinggi serat
meningkat Edukasi:
2. Nafsu makan - Anjurkan makan degan posisi duduk
membaik - Anjurkan makan sedikit tapi sering
3. Tidak ada keluhan Kolaborasi:
mual - Kolaborasi pemberian suplemen makanan
OMZ 1x1 ampul
Curcuma PO 3x1 tab
B-complex PO 3x1 tab
Lanso PO 1x1 g (selasa, 12 Januari 2021)
 

20
IMPLEMENTASI HARI KE 1
Tanggal No Dx Tindakan & Hasil
11 Januari Dx1 - Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman nafas), Memonitor bunyi nafas, Memonitor sputum, Memberiksn Nace 3x 1 ampul/ IV
2021 Ambroxol 3x1 tab
  Hasil :
09.00 - Klien mengatakan batuk disertai dengan dahak
- Klien mengatakan dahak masih sulit dikeluarkan
- Klien mengatakan dahak berwarna kekuningan
- RR: 24x/menit, nafas menggunakan otot bantu pernafasan diafragma, bunyi nafas ronki, sputum tampak berwarna kuning kental, klien
tampak kesulitan mengeluarkan dahak
- Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral, Klien terpasang nasal kanul 5 liter
09.10 Dx 2 - Mengidentifikasi lokasi, karakteriatik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Mengidentifikasi skala nyeri , Mengidentifikasi
respons nyeri non verbal, Mengajarkan teknik nafas dalam, Memberikan obat Asipilet PO 1x80 mg, Nitrokaf PO 2x25 mg
Hasil :
- Klien mengeluh nyeri pada bagian dada, Klien mengeluh nyeri ketika banyak bergerak, Klien mengatakan skala nyeri 3, Klien
mengatakan nyeri menyebar sampai bagian belakang punggung, Klien mengatakan bisa menggunakan teknik nafas dalam untuk
mengurangi nyeri
- P : nyeri di bagian dada
- Q: nyeri seperti ditusuk tusuk
- R : nyeri menyebar sampai bagian belakang
- S: skala nyeri 3
- T : nyeri hilang timbul, nyeri ketika terlalu lelah bergerak
- Klien sesekali meringis sambil memegangi dadanya, Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral

09.15 Dx 3 - Mengidentifikasi alergi dan intoleransi makanan, Memberikan OMZ 1x1 ampul, Curcuma PO 3x1 tab, B-complex PO 3x1 tab
Hasil:
- Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, klien mengatakan tidak ada pantangan makanan dari dokter
- Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
21
EVALUASI HARI KE 1
No.Dx Tanggal Evaluasi Hasil
1. 11 S:
Januari - Klien mengatakan batuk disertai dengan dahak, Klien mengatakan dahak masih sulit dikeluarkan, Klien mengatakan dahak berwarna kekuningan
O:
- RR: 24x/menit, nafas menggunakan otot bantu pernafasan diafragma, bunyi nafas ronki, sputum tampak berwarna kuning kental, klien tampak kesulitan
mengeluarkan dahak, Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral, Klien terpasang nasal kanul 5 liter
A: Masalah belum teratasi
P : monitor pola nafas, suara nafas, sputum, ajarkan teknik batuk efektif, lanjutkan pemberian obat, Nace/Iv stop ganti N-ace PO 3x1 gr dan Cefixime PO 2x200
mg, turunkan oksigen secara bertahap

2.   S:
- Klien mengeluh nyeri pada bagian dada, Klien mengeluh nyeri ketika banyak bergerak, Klien mengatakan skala nyeri 3, Klien mengatakan nyeri menyebar
sampai bagian belakang punggung, Klien mengatakan bisa menggunakan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri
O:
- P : nyeri di bagian dada
- Q: nyeri seperti ditusuk tusuk
- R : nyeri menyebar sampai bagian belakang
- S: skala nyeri 3
- T : nyeri hilang timbul, nyeri ketika terlalu lelah bergerak
- Klien sesekali meringis sambil memegangi dadanya, Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
A: Masalah belum teratasi
P: identifikasi pqrst nyeri, lanjutkan pemberian obat

3.   S:
- Klien mengatakan tidak memiliki alergi terhadap makanan, klien mengatakan tidak ada pantangan makanan dari dokter
O:
- Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
A: Masalah belum teratasi
P: monitor porsi makanan, anjurkan makan sedikit tapi sering, lanjutkan pemberian obat tambahkan Lanso PO 1x1 g
22
IMPLEMENTASI HARI KE 2
Tangg No Dx Tindakan & Hasil
al
12 Dx1 - Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman nafas), Memonitor bunyi nafas, Memonitor sputum, Memberiksn Ambroxol 3x1 tab N-ace PO 3x1 gr , Cefixime PO 2x200 mg
Januar Hasil :
i 2021 - Klien mengatakan batuk disertai dengan dahak, Klien mengatakan dahak masih sulit dikeluarkan, Klien mengatakan dahak mulai sedikit dan berwarna kuning terang tidak
  sekental kemarin
09.00 - RR: 24x/menit, nafas menggunakan otot bantu pernafasan diafragma, bunyi nafas ronki, sputum tampak berwarna kuning dan sudah tidak sekental kemarin, Obat sudah
masuk melalui oral dan parenteral, Klien terpasang nasal kanul 4 liter
09.10 Dx 2 - Mengidentifikasi lokasi, karakteriatik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Mengidentifikasi skala nyeri Mengidentifikasi respons nyeri non verbal, Mengajarkan teknik
nafas dalam, Memberikan obat Asipilet PO 1x80 mg, Nitrokaf PO 2x25 mg
Hasil :
- Klien mengeluh nyeri pada bagian dada, Klien mengatakan skala nyeri 2, Klien mengatakan nyeri menyebar sampai bagian belakang punggung
- Klien mengatakan bisa menggunakan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri
- TD: 130/78 N: 81x/menit RR: 24x/menit S: 36,2
- P : nyeri di bagian dada
- Q: nyeri seperti ditusuk tusuk
- R : nyeri menyebar sampai bagian belakang
- S: skala nyeri 3
- T : nyeri hilang timbul, nyeri ketika terlalu lelah bergerak
- Klien sesekali meringis sambil memegangi dadanya, Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
09.15 Dx 3 - Mengobservasi porsi makan yang dihabiskan, Memberikan OMZ 1x1 ampul, Curcuma PO 3x1 tab, B-complex PO 3x1 tab, lanso PO 1x1 gr
Hasil:
- Klien mengatakan masih terasa mual sehingga hanya mengahbiskan ¾ porsi makanan, Klien tampak menghabiskan ¾ porsi makanan, jus tampak habis
- Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
18.00 Dx 1 - Mengajarkan teknik batuk efektif
Hasil:
- Klien mengatakan bisa menggunakan batuk efektif tetapi masih kesulitan dalam mengelurkan dahak, Klien tampak bisa menggunakan batuk efektif
- Tidak ada dahak yang keluar setelah batuk efektif
18.05 Dx2 - Memberikan obat CPG PO
Hasil : Obat sudah masuk melalui oral
18.00 Dx 3 - Menganjurkan makan sedikit tapi sering
Hasil : Klien mengatakan akan mencoba makan sedikit demi sedikit, Klien tampak paham tentang anjuran yang diberikan

23
EVALUASI HARI KE 2
No.D Tanggal Evaluasi Hasil
x
1. 12 Januari S:
- Klien mengatakan batuk disertai dengan dahak, Klien mengatakan dahak masih sulit dikeluarkan, Klien mengatakan dahak mulai sedikit dan berwarna kuning terang tidak
sekental kemarin, Klien mengatakan bisa menggunakan batuk efektif tetapi masih kesulitan dalam mengelurkan dahak
O:
- RR: 24x/menit, nafas menggunakan otot bantu pernafasan diafragma, bunyi nafas ronki, sputum tampak berwarna kuning dan sudah tidak sekental kemarin
- Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral, Klien terpasang nasal kanul 4 liter, Klien tampak bisa menggunakan batuk efektif, Tidak ada dahak yang keluar setelah
batuk efektif
A: Masalah belum teratasi
P : monitor pola nafas, suara nafas, sputum, ajarkan kembali teknik batuk efektif,anjurkan minum air hangat sebelum batuk efektif lanjutkan pemberian obat, Nace/Iv stop
ganti N-ace PO 3x1 gr dan Cefixime PO 2x200 mg, turunkan oksigen secara bertahap, klien rencana pulang besok pukul 15.00
 
2.   S:
- Klien mengeluh nyeri pada bagian dada, Klien mengatakan skala nyeri 2, Klien mengatakan nyeri menyebar sampai bagian belakang punggung, Klien mengatakan bisa
menggunakan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri
O:
- TD: 130/78 N: 81x/menit RR: 24x/menit S: 36,2
- P : nyeri di bagian dada
- Q: nyeri seperti ditusuk tusuk
- R : nyeri menyebar sampai bagian belakang
- S: skala nyeri 2
- T : nyeri hilang timbul, nyeri ketika terlalu lelah bergerak
- Klien sesekali meringis sambil memegangi dadanya, Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
A: Masalah teratasi sebagian
P: identifikasi pqrst nyeri, lanjutkan pemberian obat, klien rencana pulang besok pukul 15.00
3.   S:
- Klien mengatakan masih terasa mual sehingga hanya mengahbiskan ¾ porsi makanan, Klien mengatakan akan mencoba makan sedikit demi sedikit
O:
- Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral, Klien tampak menghabiskan ¾ porsi makanan, jus tampak habis, Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
A: Masalah teratasi sebagian
P: monitor porsi makanan, anjurkan makan sedikit tapi sering, lanjutkan pemberian obat tambahkan Lanso PO 1x1 g, klien rencana pulang besok pukul 15.00

24
IMPLEMENTASI HARI KE 3
Tangga No Dx Tindakan & Hasil
l
13 Dx1 - Memonitor pola napas (frekuensi, kedalaman nafas), Memonitor bunyi nafas, Memonitor sputum, Memberiksn Ambroxol 3x1 tab N-ace PO 3x1 gr
Januar - Cefixime PO 2x200 mg
i 2021 Hasil :
  - Klien mengatakan batuk disertai dengan dahak, Klien mengatakan dahak mulai sedikit dan berwarna bening sedikit kuning tidak sekental kemarin
09.00 - Klien mengatakan rencana pulang dan sudah memiliki oksigen di rumah
- RR: 23x/menit, nafas menggunakan otot bantu pernafasan diafragma, bunyi nafas ronki, sputum tampak berwarna bening sedikit kuning dan sudah
tidak sekental kemarin
- Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral, Klien terpasang nasal kanul 3 liter
09.10 Dx 2 - Mengidentifikasi lokasi, karakteriatik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri, Mengidentifikasi skala nyeri , Mengidentifikasi respons nyeri non
verbal, Mengajarkan teknik nafas dalam, Memberikan obat Asipilet PO 1x80 mg, Nitrokaf PO 2x25 mg
Hasil :
- Klien mengeluh nyeri pada bagian dada, Klien mengatakan skala nyeri 2, Klien mengatakan nyeri menyebar sampai bagian belakang punggung
- Klien mengatakan bisa menggunakan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri
- Td: 129/80 N: 76x/menit RR: 23x/menit S:36,4
- P : nyeri di bagian dada
- Q: nyeri seperti ditusuk tusuk
- R : nyeri menyebar sampai bagian belakang
- S: skala nyeri 2
- T : nyeri hilang timbul, nyeri ketika terlalu lelah bergerak
- Klien sesekali meringis sambil memegangi dadanya, Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
09.15 Dx 3 - Mengobservasi porsi makan yang dihabiskan, Memberikan OMZ 1x1 ampul, Curcuma PO 3x1 tab, B-complex PO 3x1 tab, lanso PO 1x1 gr
Hasil: Klien mengatakan masih terasa mual sehingga hanya mengahbiskan ¾ porsi makanan, Klien tampak menghabiskan ¾ porsi makanan, jus tampak
habis, Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
14.00 Dx 1 - Mengajarkan kembali teknik batuk efektif dan menyarankan minum air hangat
Hasil: Klien mengatakan bisa menggunakan batuk efektif dan dahak sudah mulai ada yang keluar, Klien tampak bisa menggunakan batuk efektif

25
EVALUASI HARI KE 3
No.Dx Tanggal Evaluasi Hasil
1. 13 Januari S:
- Klien mengatakan batuk disertai dengan dahak
- Klien mengatakan dahak mulai sedikit dan berwarna bening sedikit kuning tidak sekental kemarin
- Klien mengatakan rencana pulang dan sudah memiliki oksigen di rumah
- Klien mengatakan bisa menggunakan batuk efektif dan dahak sudah mulai ada yang keluar
O:
- RR: 23x/menit, nafas menggunakan otot bantu pernafasan diafragma, bunyi nafas ronki, sputum tampak berwarna bening sedikit kuning dan
sudah tidak sekental kemarin
- Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
- Klien terpasang nasal kanul 3 liter
- Klien tampak bisa menggunakan batuk efektif
A: Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi di rumah:
- Anjurkan minum air hangat
- Anjurkan menggunakan teknik batuk efektif di rumah
- Obat pulang
Ambroxol 3x1 tab
Curcuma PO 3x1 tab
B-complex PO 3x1 tab
Asipilet PO 1x80 mg
CPG (sore) PO 1x75 mg
Vasisarfan PO 1x80 mg
Nitrokaf PO 2x25 mg
Cevofloxacin PO 1x500 mg
Cefixime PO 2x200 mg
Lanso PO 1x1 g
N-ace PO 3x1 gr

26
EVALUASI HARI KE 3
2.   S:
- Klien mengeluh nyeri pada bagian dada
- Klien mengatakan skala nyeri 2
- Klien mengatakan nyeri menyebar sampai bagian belakang punggung
- Klien mengatakan bisa menggunakan teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri
O:
- Td: 129/80 N: 76x/menit RR: 23x/menit S:36,4
- P : nyeri di bagian dada
- Q: nyeri seperti ditusuk tusuk
- R : nyeri menyebar sampai bagian belakang
- S: skala nyeri 2
- T : nyeri hilang timbul, nyeri ketika terlalu lelah bergerak
- Klien sesekali meringis sambil memegangi dadanya
- Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi dirumah
- Obat pulang
Ambroxol 3x1 tab
Curcuma PO 3x1 tab
B-complex PO 3x1 tab
Asipilet PO 1x80 mg
CPG (sore) PO 1x75 mg
Vasisarfan PO 1x80 mg
Nitrokaf PO 2x25 mg
Cevofloxacin PO 1x500 mg
Cefixime PO 2x200 mg
Lanso PO 1x1 g
N-ace PO 3x1 gr

27
EVALUASI HARI KE 3
3.   S:
- Klien mengatakan masih terasa mual sehingga hanya mengahbiskan ¾ porsi makanan
O:
- Klien tampak menghabiskan ¾ porsi makanan, jus tampak habis
- Obat sudah masuk melalui oral dan parenteral
A: Masalah teratasi sebagian
P: lanjutkan intervensi di rumah
- Anjurkan makan makanan tinggi serat tinggi protein
- Anjurkan makan sedikit tapi sering
- Obat pulang:
Ambroxol 3x1 tab
Curcuma PO 3x1 tab
B-complex PO 3x1 tab
Asipilet PO 1x80 mg
CPG (sore) PO 1x75 mg
Vasisarfan PO 1x80 mg
Nitrokaf PO 2x25 mg
Cevofloxacin PO 1x500 mg
Cefixime PO 2x200 mg
Lanso PO 1x1 g
N-ace PO 3x1 gr

28
PEMBAHASAN
Pada kasus Tn. E ini penyakit PPOK muncul karena kebiasaan Tn. E yaitu merokok. Pada saat pengkajian Tn. E
mengaku sebelum dinyatakan memiliki penyakit PPOK pada tahun 2017, beliau adalah perokok aktif selama 10
tahun. Gejala yang muncul awalnya adalah sesak nafas.
Teori menyatakan bahwa masalah utama yang muncul pada kasus PPOK adalah bersihan jalan nafas, pola nafas
tidak efektif, dan juga nyeri akut. Pada Tn. E dengan penyakit PPOK masalah keperawatan yang muncul adalah
bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan hipereksresi jalan nafas, nyeri akut berhubungan dengan agen
pencedera fisiologis, dan resiko defisit nutrisi berhubungan dengan factor psikologis (keengganan untuk makan).

29
THANK YOU
KELOMPOK 2

AKPER YASPEN JAKARTA


DAFTAR PUSTAKA

Kemenkes. 2020. Apa itu PPOK. Diakses melalui www.p2ptm.kemkes.go.id pada 17 Januari 2021
Paramitha. 2020. BAB II. Diakses melalui repository.unimus.ac.id pada 17 Januari 2021
Riskiani. 2018. BAB II. Diaskses melalui eprints.poltekkesjogja.ac.id pada 17 Januari 2021
Scrib.id. 2017. Pathway PPOK. Diakses melalui id.scribd.com pada 16 Januari 2021
Septiadi. 2018. BAB II. Diakses melalui repository.unimus.ac.id pada 17 Januari 2021
Tim progja SDKI DPP PPNI (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan indikator
diagnostik, Jakarta : Dewan pengurus PPNI
Tim progja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Jakarta : Dewan pengurus PPNI
Tim progja SLKI DPP PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Jakarta : Dewan pengurus PPNI

31

Anda mungkin juga menyukai