OLEH :
SUARNI
NIM: 1408143
i
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Ahli madya keperawatan
pada Akademi Keperawatan Mappa Oudang Makassar
OLEH :
SUARNI
NIM: 1408143
i
SURAT PERNYATAAN PENELITI
Nama : SUARNI
NIM : 1408143
Suarni
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul ”ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. A
MAKASSAR”. Telah diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji pada hari
iv
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS
Nama : Suarni
Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan
karuniah-nya serta tak lupa salam dan shalaawat kepada junjungan kita nabiyullah
penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini sebagai persyaratan dalam
Oudang Makassar.
secara singkat pelayanan dan perawatan klien yang mengalami gangguan sistem
panjang bagi penulis, selama proses penyusunan berlangsung tidak sedikit kendala
mengarahkan dan membimbing penulis sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terima
1. Bapak KOMBES. Pol. dr. Aris Budiyanto, Sp.THT, sebagai Ketua Yayasan
Makassar, kepada :
vi
c. Wadir II : Dra. Hj. Marlyan Yusuf, Amd. Keb.
kasih karena telah meluangkan begitu banyak waktu untuk penulis serta
Ilmiah.
Makassar yang telah banyak memberikan doa dan restu serta dukungan selama
8. Teristimewa untuk Ibu dan Bapak tercinta Basse Asia dan Sainal serta saudara
yang terkasih penulis, yang senantiasa memberikan doa restu dalam setiap
vii
9. Nenek tercinta penulis (Bunga Daeng) yang selalu memberi nasehat, kasih
sayang, dan motivasi dalam menyelesaikan dan menyusun Karya Tulis Ilmiah
ini.
10. Yang spesial buat sahabat-sahabatku (intan, emmy, enhy, wahyu, hikma, rini,
wiji,wahyuni) yang selama ini telah membantu baik fikiran, masukan, serta
12. Untuk Someone yang selalu menemani dan memberikan semangat kepada
ini masi banyak terdapat kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran-saran dari
pihak yang bersifat membangun penulis akan menerima dengan senang hati.
Akhir kata semoga Proposal Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi
segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada penulis mendapat
Suarni
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL DALAM ............................................................... i
SURAT PERNYATAAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................... v
KATA PENGANTAR ............................................................................. vi
DAFTAR ISI ............................................................................................ ix
DAFTAR TABEL.................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................... xii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN & ISTILAH ................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi
ABSTRACK ............................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 4
C. Tujuan ................................................................................... 4
D. Manfaat ................................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 8
A. Tinjauan Tentang Subyek Masalah ......................................... 8
B. Tinjauan Tentang Fokus Penelitian ......................................... 14
1. Anatomi Fisiologi.............................................................. 14
2. Konsep Dasar Medis ......................................................... 19
3. Konsep Dasar Keperawatan .............................................. 28
ix
H. Analisis Data dan Penyajian Data ........................................... 43
I. Etika Penelitian ....................................................................... 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................. 45
A. Hasil ........................................................................................ 45
1. Gambaran Lokasi penelitian ............................................ 45
2. Karakteristik Partisipan (Identitas Klien) ......................... 45
3. Data Asuhan Keperawatan ............................................... 46
a. Pengkajian .................................................................. 46
b. Diagnosa Keperawatan ............................................... 60
c. Perencanaan Keperawatan ......................................... 61
d. Implementasi Keperawatan ........................................ 63
e. Evaluasi Keperawatan ................................................ 65
B. Pembahasan ............................................................................ 67
a. Pengkajian .................................................................. 67
b. Diagnosa Keperawatan ............................................... 70
c. Perencanaan Keperawatan ......................................... 71
d. Implementasi Keperawatan ........................................ 75
e. Evaluasi Keperawatan ................................................ 77
BAB V PENUTUP .................................................................................. 78
A. Kesimpulan ............................................................................ 78
B. Saran ....................................................................................... 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
NOMOR HALAMAN
........................................................................................................................32
nafas................................................................................................................33
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN & ISTILAH
ºC : Derajat celcius
O2 : Oksigen
pH : Derajat keasaman
Ansietas : Kecemasan
cerebrum
Cuci darah (Dialysis) : proses pemisahan ion atau zat berberat molekul rendah
permeabel
Defisiensi : kekurangan
xiii
pembelahan sel-sel muda
belakang lidah
dan limfe.
hasil peradangan.
terminal
xiv
Purulen : Berkenaan atau mirip dengan pus
lingkungannya
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lembar Observasi
Lembar Wawancara
Leafleat
Lembar Konsul
xvi
ABSTRAK
Latar Belakang , Efusi Pleural adalah penimbunan cairan dalam rongga pleural. Menurut World
Health Organitation (WHO,2010), Efusi pleural merupakan suatu gejala penyakit yang dapat
mengancam jiwa penderitanya. Secara geografis penyakit ini terdapat diseluruh dunia, bahkan
menjadi problema utama dinegara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Tujuan,
Melaksanakan Asuhan Keperawatan pada klien yang mengalami Efusi Pleural dengan masalah
ketidakefektifan bersihan jalan napas di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar. Metode, Metode
yang digunakan yaitu observasi, studi dokumentasi, dan wawancara terstruktur dengan subjek
penelitian diarahkan kepada masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas pada klien Efusi
pleural. Hasil Penelitian, Asuhan Keperawatan pada Ny. A dengan Efusi Pleural di Ruangan
Kenari Rumah Sakit Bhayangkara Makassar selama 2 hari didapatkan masalah utama
Ketidakefektifan bersihan jalan napas dan masalah lain yaitu ketidakefektifan pola napas dan
perubahan pola tidur setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 hari didapatkan hasil
Ketidakefektifan bersihan jalan napas, ketidakefektifan pola napas dan perubahan pola tidur dapat
teratasi. Kerja sama antara tim kesehatan dan klien atau keluarga sangat diperlukan untuk
keberhasilan asuhan keperawatan pada klien dan diharapkan klien dan keluarga dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan dan penyuluhan menambah wawasan tentang penyakit Efusi pleural.
xvii
ABSTRACK
Background, Pleural effusion is fluid accumulation in the pleural cavity. According to World
Health Organitation (WHO, 2010), pleural effusion is a symptom of a disease that can be life-
threatening to the sufferer. Geographically this disease is found throughout the world, even a
major problem in developing countries including Indonesia. Objective, Implement Nursing Care
on clients experiencing Pleural Effusion with the problem of ineffective airway clearance at
Bhayangkara Hospital Makassar. Methods, The methods used were observations, documentation
studies, and structured interviews with research subjects directed to the problem of airway
ineffectiveness in patients Pleural effusion. Result, Nursing Care at Ny. A with Pleural Effusion in
the Walnut Room Bhayangkara Makassar Hospital for 2 days found the main problem
Ineffectiveness of airway clearance and other problems of ineffective breathing patterns and
changes in sleep patterns after the nursing action for 2 days obtained results Ineffective clearance
of airway, ineffective breathing patterns and Sleep patterns change can be overcome. Cooperation
between the health team and client or family is necessary for the success of nursing care on the
client and the expected clients and family in the implementation of nursing care and counseling
add insight into the disease Pleural effusion.
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
keadaan normal rongga pleura hanya mengandung sedikit cairan sebanyak 10-
dengan fungsi utama sebagai pelicin gesekan antara permukaan kedua pleural
trauma tembus atau tumpul pada daerah dada, infark pare, serta gagal jantung
bergerak. Efusi pleural yang luas akan menyebabkan sesak nafas yang
bernafas. Rongga atau ruang antara dinding dada dan paru-paru, dimana cairan
ini terakumulasi, disebut pleura dan cairan tersebut dinamakan cairan pleura.
terpisah dari paru-paru. Kondisi ini dikenal sebagai efusi pleura (Bram, 2014)
1
Menurut World Health Organitation (WHO,2010), Efusi pleural
100.000 orang. Amerika serikat melaporkan 1,3 juta orang setiap tahunnya
menderita efusi pleura terutama disebabkan oleh gagal jantung kongestif dan
penyebab kematian urutan ketiga setelah penyakit jantung dan penyakit saluran
pernapasan. Pada kasus pasien laki-laki, berusia 35 tahun dengan keluhan sesak
napas, mengeluh batuk lama dan kambuh-kambuhan, demam hilang timbul dan
keringat malam. Sesak yang dirasakan pasien terjadi dikarenakan oleh pasien
kasus efusi pleura mencapai 2,7 % dari penyakit infeksi saluran nafas lainnya.
maupun kanker paru akibat polusi udara dikota. Dikota-kota besar kontribusi
gas kendaraan bermotor, gas dari cerebong asap industri maupun asap rokok
2
20% penduduk kota didunia pernah menghirup udara kotor akibat emisi
lansia yang beresiko tinggi memiliki penyakit paru dan salura n pernafasan
seperti “efusi pleura” Penyakit ini tidak sedikit diderita masyarakat, sayangnya
masyarakat tidak menyadari bahwa penyakit tersebut berasal dari udara yang
kotor, seperti asap pabrik, kendaraan bermotor, asap rokok (WHO, 2010)
Makassar, jumlah kasus Efusi pleura di Puskesmas dan RS sebanyak 900 kasus
dan kasus Efusi pleural yang ditemukan pada tahun 2013 sebanyak 1.819
berkisar 60-80% dari seluruh penyakit paru, sedangkan sisanya 20-40% adalah
pneumothoraks, gagal nafas, dan kolaps paru sampai dengan kematian. Peran
3
mengurangi minum – minuman beralkohol, kuratif misalnya dilakukan
pengenalan yang lebih jauh tentang penyakit efusi pleura. Tidak kalah
Januari 2015 samapai September 2016 didapatkan data jumlah pasien Efusi
pleural dimana pada bulan Januari 2015 terdapat 10 penderita (0,1%), Februari
2016 pada bulan Januari terdapat 4 penderita (0,04%), Februari (0,02%), Maret
(0,02%), April (0,02%), Mei (0,20%), Juni (0,20%), Juli (0,27%), Agustus
4
B. Rumusan Masalah
Bhayangkara Makassar ?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Bhayangkara Makassar
2. Tujuan Khusus
Bhayangkara Makassar
Bhayangkara Makassar
Bhayangkara Makassar
5
d. Diketahuinya kesenjangan antara teori dan praktek dalam melaksanakan
Bhayangkara Makassar
Bhayangkara Makassar
D. Manfaat Penelitian
1. Teoritis
2. Praktis
Sebagai bahan bacaan ilmiah dan sumber informasi bagi rekan – rekan
keperawatan.
6
c. Manfaat bagi klien
7
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
Napas
1. Definisi
2. Batasan Karakteristik :
a. Subjektif
1) Dispnea
b. Objektif
4) Sianosis
7) Dispnea
9) Orthopnea
10) Gelisah
8
3. Faktor-faktor yang berhubungan
a. Lingkungan :
1) Perokok pasif
3) Merokok
5) Eksudat dialveoli
c. Fisiologis
1) Disfungsi neuromuskular
4) Infeksi
5) Asma
a. Aspirasi, resiko
c. Pertukaran gas
9
5. Kriteria Hasil Nursing Outcomes Classifaciaton (NOC):
terbuka dan be
1) Kemudahan bernapas
Pasien akan :
1) Batuk efektif
10
6) Mempunyai fungsi paru dalam batas normal
7. Intervensi NIC
memasukkan sebuah kateter pengisap kedalam jalan napas oral dan/ atau
Trakea
menghembuskan udara.
f. Pengaturan Posisi : Mengubah posisi pasien atau bagian tubuh pasien secara
untuk memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat
8. Aktivitas Keperawatan
a. Pengkajian
11
b) Ketidakefektifan obat resep
berhenti merokok
batuk
12
e) Ajarkan pasien dan keluarga tentang makna perubahan pada sputum,
5) Aktivitas Kolaboratif
peralatan pendukung
6) Aktivitas Lain
c) Jika pasien tidak mampu ambulasi, pindahkan pasien dari satu sisi
tempat tidur ke sisi tempat tidur yang lain sekurangnya setiap 2 jam
sekali
13
f) Atur posisi pasien yang memungkinkan untuk pengembangan
setiap
yang kental
1. Anatomi Fisiologi
Gambar 2.1
Anatomi Pleural
adalah :
14
a. Anatomi Pleural
bagian:
pleura yang berfungsi agar tidak terjadi gesekan antar pleura ketika
proses pernapasan.
di atas costa I namun tidak melebihi dari collum costae nya. cupula
pleura terletak tertinggi 1-1,5 inchi di atas 1/3 medial os. Clavicula.
15
3) Pleural parietalis pars diaphragmatica : Pleural yang menghadap
endothoracica.
Refleksi Pleural
16
b) Garis refleksi pleural sinistra
Vaskularis pleural
1) Innervasi pleural :
plexus pulmonalis.
2) Recessus pleural :
Recessus merupakan sebuah kosong yang akan terisi oleh paru saat
inspirasi dalam dan akan menjadi tempat yang berisi cairan pada
17
a) Recessus costodiafragmatica dextra et sinistra
b. Fisiologi Pleural
18
resorbsi cairan rongga pleural. Resorbsi terjadi terutama pada
sepenuhnya dimengerti.
a. Definisi
cairan dalam rongga pleural. Selain itu, dapat juga terjadi penumpukan
pus atau darah. Efusi Pleural merupakan suatu gejala penyakit yang
akibat penyakit lain. Efusi dapat berupa cairan jernih, yang mungkin
(Somantri, 2009).
19
Efusi Pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleural yang
2002).
b. Etiologi
2) Bakteri piogenik
peptostreptococcus, fusobacterium
20
3) Fungi
4) Parasit
6) Penyakit kolagen
(RA), skelerodema.
7) Gangguan sirkulasi
hipoalbuminemia.
8) Neoplasma
21
9) Sebab- sebab lain
c. Patofisiologi
pleural tersebut, karena biasanya di sana hanya terdapat sedikit (10-20 cc)
cairan yang merupakan lapisan tipis serosa dan selalu bergerak secara
teratur. Cairan yang sedikit ini merupakan pelumas antara kedua pleura,
sehingga mereka mudah bergeser satu sama lain. Dalam keadaan patologis
rongga antara kedua pleura ini dapat terisi dengan beberapa liter cairan atau
udara.
parietal dan selanjutnya keluar lagi dalam jumlah yang sama melalui
cairan dari pleura parietal ke pleura visceralis dapat terjadi karena adanya
22
kebanyakan diabsorbsi oleh sistem limfatik dan hanya sebagian kecil yang
dan hanya di pisahkan oleh selaput tipis cairan serosa. Lapisan cairan ini
kapiler pleural dan rabsorbsi oleh vena visceral dan parietal, dan saluran
getah bening.
pada penyakit hati dan ginjal, atau penekanan tumor pada vena kava.
23
merupakan komplikasi dari pneumonia, abses paru-paru atau perforasi
antara pleura parietalis dan visceral. Ini di sebut dengan fibrothoraks. Jika
d. Manifestasi Klinis
pergesekan, setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan
3) Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi
5) Didapati segitiga garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani
24
pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi
Tanda dan gejala Efusi pleural juga dapat Tergantung pada penyakit
dasarnya:
1) Sesak nafas
e. Klasifikasi
1) Eksudat
2) Transudat
25
ketidakseimbangan tekanan hidrostaltik atau ankotik.Transudasi
f. Komplikasi
g. Penanganan/Pengobatan
memakai pipa intubasi melalui sela iga. Bila cairan pusnya kental sehingga
segera diberikan, tetapi terapi ini tidak berarti bila tidak diiringi
26
Tujuan umum:
1) Torakosentesis
c) Menghilangkan dispnea
3) Obat- obatan
4) Penatalaksanaan cairan
h. Pemeriksaan diagnostic
2) Gas darah arteri (GDA) : variable tergantung dari derajat fungsi paru
27
(PaCO2)kadang- kadang meningkat. Tekanan partiel oksigen dalam
biasanya menurun
a. Pengkajian
meliputi :
1) Identitas klien
2) Riwayat Kesehatan
infeksi parasitic.
28
(2) Nyeri dada unilateral , meningkat karena pernapasan , batuk ,
a) Aktivitas / istirahat
b) Sirkulasi
Tanda :
(1) Takikardia
c) Integritas ego
d) Makanan / cairan
terlibat)
29
Gejala : nyeri dada unilateral, meningkat karena pernafasan dan
pleurel).
Tanda :
f) Pernapasan
Tanda :
(a) Perkusi dada ; bunyi pekak di atas area yang terisi cairan
(b) Observasi dan palpasi dada : gerakan dada tidak sama
(paradoksit ) bila trauma , penurunan pengembangan
torak (area yang sakit)
(c) Kulit: pucat , sianosis, berkeringat , krepitasi subkutan
(udara pada jaringan dengan palpasi)
(d) Mental : ansietas, gelisah , bingung , pingsan
(e) Penggunaan ventilasi mekanik tekanan positif / terapi
PEEP
30
b. Penyimpangan KDM (NANDA NIC-NOC, 2015)
Peradangan pleura
Gagal jantung kiri
Obstruksi vena cava
Superior Permaebal membran Cairan protein dari
kapiler meningkat getah bening masuk
Asietas pada sirosis hati rongga pleura
Dialisis periotonil
Obstruksi fraktus Peningkatan tekanan
Urinarius kapiler
Konsentrasi protein
sistematik/pulmonal
cairan pleura meningkat
Penurunan tekanan
koloid ostomatik &
Terdapat jaringan pleura
Eksudat
nekrotik Pada septa Penurunan tekanan
intra pleura
Transudat
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari Nyeri Resiko
kebutuhan tubuh infeksi
Gangguan metabolisme
Suplai O2
O2
Gangguan rasa
Energi berkurang nyaman
31
c. Diagnosa keperawatan
nyeri/ansietas,proses inflamasi)
nyeri pleuritik.
oksigen darah.
d. Intervensi Keperawatan
diprioritaskan adalah :
nyeri/ansietas,proses inflamasi)
32
No Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi
Keperawatan Hasil
1 2 3 4
1 Definisi : inspirasi NOC NIC
dan/ atau ekspirasi a) Respiratory Airway Management :
yang tidak status : a) Buka jalan nafas, guanakan
memberi ventilasi Ventilation teknik chin lift atau jaw
Batasan b) Respiratory thrust bila perlu
karakteristik: status ; Airway b) Posisikan pasien untuk
a) Perubahan patency memaksimalkan ventilasi
kedalaman c) Vital sign c) Identifikasi pasien perlunya
pernapasan status pemasangan alat jalan nafas
b) Perubahan Kriteria Hasil : buatan
ekskursi dada a) Mendemonstra d) Pasang mayo bila perlu
c) Mengambil sikan batuk e) Lakukan fisioterapi dada jika
posisi tiga titik efektif dan perlu
d) Bradipnea suara nafas f) Keluarkan sekret dengan
e) Penurunan yang bersih, batuk atau suction
ventilasi tidak ada g) Auskultasi suara nafas, catat
semenit sianosis dan adanya suara tambahan
f) Penurunan dyspneu h) Lakukan suction pada mayo
kapasitas vital (mampu i) Berikan bronkodilator bila
g) Dispnea mengeluarkan perlu
h) Peningkatan sputum, j) Berikan pelembab udara
diameter mampu Kassa basah NaCl Lembab
anterior- bernafas k) Atur intake untuk cairan
posterior dengan mudah, mengoptimalkan
i) Pernapasan tidak ada keseimbangan
cuping-hidung pursed lips) l) Monitor respirasi dan status
j) Ortopnea b) Menunjukkan O2.
k) Fase ekspirasi jalan nafas Terapi Oksigen
memenjang yang paten a) Bersihkan mulut, hidung
l) Pernapasan (klien tidak dan secret trakea
bibir merasa b) Pertahankan jalan nafas
m) Takipnea tercekik, irama yang paten
n) Penggunaan nafas, c) Atur peralatan oksigenasi
otot aksesorius frekuensi d) Monitor aliran oksigen
untuk bernapas pernafasan e) Pertahankan posisi pasien
Faktor yang dalam rentang f) Onservasi adanya tanda
berhubungan : normal, tidak tanda hipoventilasi
a) Ansietas ada suara nafas g) Monitor adanya kecemasan
b) Posisi tubuh abnormal pasien terhadap oksigenasi
c) Deformitas c) Tanda Tanda Vital sign Monitoring
tulang vital dalam a) Monitor TD, nadi, suhu,
d) Deformitas rentang normal dan RR
dinding dada (tekanan darah, b) Catat adanya fluktuasi
e) Keletihan nadi, tekanan darah
f) Hiperventilasi pernafasan) c) Monitor VS saat pasien
g) Sindrom berbaring, duduk, atau
hipoventilasi berdiri
h) Gangguan d) Auskultasi TD pada kedua
muskuloskeletal lengan dan bandingkan
i) Kerusakan e) Monitor TD, nadi, RR,
neurologis sebelum, selama, dan
j) Imaturitas setelah aktivitas
neurologis f) Monitor kualitas dari nadi
k) Disfungsi g) Monitor frekuensi dan
neuromuskular irama pernapasan
33
1 2 3 4
l) Obesitas h) Monitor suara paru
m) Nyeri i) Monitor pola pernapasan
n) Kelebihan otot abnormal
pernapasan j) Monitor suhu, warna, dan
cedera medula kelembaban kulit
spinalis k) Monitor sianosis perifer
l) Monitor adanya cushing
triad (tekanan nadi yang
melebar, bradikardi,
peningkatan sistolik)
m) Identifikasi penyebab dari
perubahan vital sign
Tabel 2.1
Tabel Rencana Keperawatan Pola Nafas Tidak efektif
nyeri pleuritik.
34
1 2 3 4
l) Gelisah tercekik, irama pernapasan
m) Mata terbuka lebar c) napas, frekuensi i) Ajarkan keluarga
Faktor yang pernapasan bagaimana cara
berhubungan : dalam batas
melakukan suksion
Lingkungan normal, tidak
ada napas batas j) Hentikan suksion dan
a) Perokok pasif
abnormal) berikan oksigen
b) Menghisap asap
d) Mampu apabila pasien
rokok mengidentifikas menunjukkan
c) Merokok ikan dan bradikardi,
Obstruksi jalan napas mencegah peningkatan saturasi
a) Spasme jalan napas faktor yang
Oksigen, dll
b) Mukus dalam jumlah dapat
menghambat Airway Management
berlebihan
jalan napas. a) Buka jalan napas
c) Eksudat dalam
gunakan tehnik chin
alveoli
lift atau jaw thrust bila
d) Materi asing dalam
perlu
jalan napas
b) Posisikan pasien untuk
e) Adanya jalan napas
memaksimalkan
buatan
ventilasi
f) Sekresi yang c) Identifikasi pasien
tertahan/sisa sekresi
perlunya
g) Sekresi dalam bronki
Pemasangan alat jalan
Fisiologis napas buatan
a) Jalan napas alergik d) Pasang mayo bila
b) Asma perlu
c) Penyakit paru e) Lakukan fisioterapi
obstruksi kronis dada jika perlu
d) Hiperplasia dinding f) Keluarkan secret
bronkial dengan batuk atau
e) Infeksi suction
f) Disfungsi g) Auskultasi suara
neuromuskular napas, catat adanya
suara tambahan
h) Lakukan suction pada
mayo
i) Berikan bronkodilator
bila perlu
j) Berikan pelembab
udara kassa basah
NaCl Lembab
k) Atur intake untuk
cairan
mengoptimalkan
keseimbanganMonitor
respirasi dan status
oksigen
Tabel 2.2
Tabel Rencana Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas
35
3) Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan: perubahan membran
darah.
Diagnosa
No Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi
keperawatan
1 2 3 4
Definisi : NOC NIC
kelebihan atau a) Respiratory Status: Airway Management
defisit pada Gas Exchange a) Buka jalan napas, gunakan
oksigenasi b) Respiratory Status: teknik chin lift atau jaw
da/atau eliminasi Ventilations thrust bila perlu
karbon dioksida c) Vital Sign Status b) Posisikan pasien untuk
pada membran memaksimalkan ventilasi
alveolar-kapiler. Kriteria Hasil c) Identifikasi pasien perlunya
Batasan a) Mendemonstrasika pemasangan alat jalan
Karakteristik : n napas buatan
a) pH darah peningkatan ventilasi d) Pasang mayo bila perlu
arteri dan oksigenasi yang e) Lakukan fisioterapi dada
abnormal adekuat jika perlu
b) pH arteri b) Memelihara f) Keluarka secret dengan
abnormal kebersihan paru- batuk atau suction
c) pernapasan paru dan bebas dari g) Auskultasi suara napas,
abnormal(mis tanda-tanda distress catat adanya suara
. Kecepatan, pernapasan tambahan
irama dan c) Mendemonstrasika h) Berikan bronkodilator bila
kedalaman n batuk efektif dan perlu
d) warna kulit suara napas yang i) Berikan pelembab udara
abnormal bersih, tidak ada kassa basah NaCl lembab
(mis.pucat,ke syanosis dan j) Atur intake untuk cairan
hitaman dipsneu (mampu mengoptimalkan
e) konfusi mengeluarkan keseimbangan
f) sianosis (pada sputum, mampu k) Monitor respirasi dan status
neonatus saja) bernapas dengan O2
g) diaforesis mudah, tidak ada Respiratory Monitoring
h) dispneu pursed lip) a) Monitor rata-
i) sakit kepala d) Tanda-tanda vital ratamkedalaman,irama dan
saat bangun dalam rentang usaha respirasi
j) Hiperkapmia normal b) Catat pergerakan dada,
k) Hipoksemia amati kesimetrisan,
l) Ititabilitas penggunaan otot tambahan,
m) Napas cuping retraksi otot supraclavicular
hidung dan intercostal
n) Gelisah c) Monitor suara napas, seperti
o) Samnolen dengkur
p) Takikardi d) Monitor pola
q) Gangguan napas:bradipne, kussmaul,
penglihatan hiperventilasi, cheyne
Faktor yang stokes,biot
Berhubungan: e) Catat lokasi trakea
a) Perubahan f) Monitor kelelahan otot
memrane diafragma(gerakan
alveolar- paradoksis)
kapiler g) Auskultasi suara napas
36
1 2 3 4
b) Ventilasi- catat area penurunan/tidak
perfusi adanya ventilasi dan suara
tambahan
h) Tentukan kebutuhan suction
Dengan mengauskultasi
crakles
dan ronkhi pada jalan napas
Auskultasi suara paru
setelah tindakan untuk
mengetahui hasilnya
Tabel 2.3
Tabel Rencana Keperawatan Kerusakan Pertukaran Gas
37
1 2 3 4
d) Laporan isyarat mempengaruhi nyeri
e) Diaforesis seperti suhu ruangan,
f) Perilaku difraksi pencahayaan dan
(Mis,. Berjalan kebisingan
mondar-mandir- h) Kurangi faktor
mandir mencari presipitasi nyeri
orang lain dan atau i) Pilih dan lakukan
aktivitas lain, penanganan
aktivitas yang nyeri(farmakologi, nun
berulang) farmakologi dan
g) Mengepresikan interpersonal)
perilaku (mid., j) Kaji tipe dan sumber
gelisah, merengek, nyeri untuk
menangis) menentukan intervensi
h) Masker wajah k) Ajarkan tentang teknik
(misalnya: mata nonfarmakologi
kurang bercahaya, l) Berikan analgetik
tampak kacau, untuk mengurangi
gerakan mata nyeri
berpencar atau m) Evaluasi
tetap pada satu keefektifan kontrol
fokus meringis) nyeri
i) Sikap melindungi n) Tingkat istirahat
area nyeri o) Kolaborasi dengan
j) Fokus dokter jika ada keluhan
menyempit(mis. dan tindakan nyeri
Gangguan persepsi tidak berhasil
nyeri, hambatan p) Monitor penerimaan
proses berfikir, pasien tentang
penurunan interaksi manajemen nyeri
dengan orang dan Analgesic
lingkungan) Administration
k) Indikasi nyeri yang a) Tentukan lokasi,
dapat diamati karakteristik, kualitas
l) Perubahan posisi dan derajat nyeri
untuk menghindari sebelum pemberian
nyeri obat
m) Sikap tubuh b) Cek instruksi dokter
melindungi tentang jenis obat,
n) Dilatasi pupil dosis dan frekuensi
o) Melaporkan nyeri c) Cek riwayat alergi
secara verbal d) Pilih analgesik yang
p) Gangguan tidur diperlukan atau
kombinasi dari
Faktor Yang analgesik ketika
Berhubungan : pemberian lebih dari
a) Agen cedera(mis., satu
biologis, zat e) Tentukan pilihan
kimia, fisik, analgesik tergantung
psikologis) tipe dan beratnya nyeri
f) Tentukan analgesik
pilihan, rute pemberian
dan dosis optimal
g) Pilih rute pemberian
melalui IV, IM untuk
pengobatan nyeri
38
1 2 3 4
secara teratur
h) Monitor vital sign
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
pertama kali
i) Berikan analgesik
tepat waktu terutama
saat nyeri hebat
j) Evaluasi efektivitas
Andlgesik, tanda dan
gejala
Tabel 2.4
Tabel Rencana Keperawatan Nyeri
e. Implementasi Keperawatan
dan sesudah pelaksanaan serta menilai data yang baru (Nikmatur R. &
Saiful, 2012)
f. Evaluasi Keperawatan
keadaan pasien (hasil yang diamati) dengan tujuan dan kriteria hasil yang
39
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
B. Subyek Penelitian
C. Fokus Studi
Fokus studi dalam penelitian ini adalah Efusi Pleural dengan masalah
1. Kriteria inklusi
40
c) Di rawat di Rumah Sakit Bhayangkara Makassar
pernapasan
2. Kriteria eksklusi
D. Definisi Operasional
1. Efusi Pleural adalah adalah suatu keadaan ketika rongga pleural dipenuhi
E. Instrumen Penelitian
untuk memperoleh data. Alat ini harus dipilih sesuai dengan jenis data yang
1. Lembar wawancara
2. Lembar observasi
41
F. Metode Pengumpulan Data
Pada sub bab ini dijelaskan terkait metode pengumpulan data yang
digunakan :
1. Wawancara
selama 2 bulan.
No Bulan (2017)
Jenis kegiatan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1. Persiapan
2. Konsul judul
proposal
3. Acc judul
proposal
4. Penyusunan
proposal
5. Penelusuran
pustaka
6. Seminar pustaka
42
1 2 3 4 5 6 7 8 9
7. Pengumpulan data
8. Analisis dan
Penyusunan
laporan
9. Ujian akhir KTI
Tabel 3.1
Tabel Jadwal Penelitian
dasar. Menurut Bogdan dan Biklen analisis data adalah upaya yang dilakukan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan
I. Etika Penelitian
43
2. Anonimity (tanpa nama)
dengan data responden. Pada aspek ini peneliti tidak mencantumkan nama
responden pada kuesioner dan hanya diberikan kode atau nomor responden
kerahasiannya oleh peneliti. Pada aspek ini, data yang sudah terkumpul dari
khusus yang benar-benar milik pribadi sehingga hanya peneliti dan respon
yang mengetahuinya.
44
BAB IV
A. Hasil
Sakit Polri yang berada di kota Makassar, Sulawesi Selatan. Rumah Sakit
a. Identitas Klien
Nama : Ny. “ A “
Usia : 80 Tahun
Agama : Islam
45
45
Suku : Makassar
Pekerjaan : IRT
No. RM : 255797
Nama : Ny. “ S “
Usia : 52 Tahun
a. Pengkajian
1) Pengumpulan Data
a) Keluhan Utama
beraktivitas
46
b) Riwayat Kesehatan
2017
Genogram 3 generasi
G1
G2
G3 ?
80
G4
55 ? ?
47
Keterangan :
= Perempuan = Klien
? ?
= Sudah Meninggal = Umur tidak diketahui
= Garis Serumah
G2 : Ayah klien anak ke3 dan Ibu klien anak ke2. Ayah
c) Riwayat Psikososial
pulang kerumahnya.
d) Riwayat Spritual
48
(2) Dukungan keluarga klien
biasa dilakukan.
e) Pemeriksaan Fisik
badan 50 kg
Pernafasan : 26 x/mnt
Suhu : 36,5oC
1. Hidung
49
2. Leher
3. Dada
cairan
normal
50
(e) Sistem Pencernaan
1. Abdomen
pernapasan.
Perkusi : Redup
1. Mata
kesegala arah.
2. Hidung
mimisan.
51
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan.
3. Telinga
telinga lentur.
1. Fungsi Cerebral
a. Status mental
c. Bicara ekspresive
d. Bicara receptive
52
2. Fungsi Cranial
a. Nervus I (olfactorius)
disekitarnya.
b. Nervus II (Optikus)
disekitarnya.
obduser)
d. Nervus V (Trigeminal)
wajah.
g. Nervus IX (Elasofaringus)
salivanya
h. Nervus X (Vagus)
53
i. Nervus XI (Aksesoris Spinal)
3. Fungsi motorik
sedikit menurun
4. Fungsi sensorik
5. Fungsi serebellum
6. Refleks fisiologis
bergerak.
1. Kepala
2. Vertebra
54
3. Lutut
4. Kaki
5. Tangan
1. Rambut
kurang rapi
2. Kulit
3. Kuku
55
f) Aktivitas Sehari-Hari
3. Eliminasi
a. BAK Wc Wc
1. Tempat pembuangan Kuning Kuning pucat
2. Warna Amoniak Amoniak
3. Bau 4-5 x/hari 2-3 x/hari : 1000 cc
4. frekuensi
b. BAB Wc Wc
1. Tempat pembuangan Kuning Kuning
2. Warna Menyengat Menyengat
3. Bau 1 x/hari 1 x/hari
4. Frekuensi
4. Istirahat / tidur
a. Siang 14:00-15:00/1 jam 14:00-14:30/30 mnt
b. Malam 22:00-05:30/7 jam 00:45-04:00/3 jam
Jumlah: 8 jam/hari Jumlah : 3 ½ jam/hari
5. Personal hyiegiene
a. Mandi
1. Cara Mandi sendiri Belum pernah
2. Frekuensi 2 x sehari mandi
b. Gosok gigi
1. Cara Gosok gigi sendiri Belum pernah gosok
2. Frekuensi 2 x sehari gigi
c. Cuci rambut
1. Cara Cuci rambut sendiri Belum pernah keramas
2. Frekuensi 2 x sehari selama sakit
Tabel 4.1
Tabel Aktivitas Sehari-hari
56
g) Pemeriksaan Diagnostik
Tabel 4.2
Tabel Darah Rutin
57
1 2 3 4 5 6
HIV NON BTA NON
Anti HCV REAKTIF SPUTUM REAKTIF
NARKOBA NON HCV NON
REAKTIF VDRL REAKTIF
NEGATIF
Tabel 4.3
Tabel Kimia Darah
h) Therapi
darah
dalam tubuh
2) Klasifikasi Data
58
1 2
j) Tanda-tanda vital
TD : 110/90 mmHg
N : 108 x /mnt
P : 26 x/mnt
S : 36,5oC
Tabel 4.4
Tabel Klasifikasi Data
3) Analisa Data
Data Objektif :
a. Klien tampak
sesak
b.Klien Tampak
Pucat
c.Terdengar
suara ronchi
(+)
59
1 2 3 4
d.pola napas
cepat dan
dangkal
Tabel 4.5
Tabel Analisa Data
b. Diagnosa Keperawatan
Tabel 4.6
Tabel Diagnosa Keperawatan
60
c. Perencanaan/Intervensi Keperawatan
61
1 2 3 4
c.Terdengar suara ronchi (+) b) Menunjukkan jalan nafas yang
d.pola napas cepat dan dangkal paten (klien tidak merasa tercekik,
irama nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak ada
suara nafas abnormal
c) Tanda Tanda vital dalam rentang
normal (tekanan darah, nadi,
pernafasan)
3. Gangguan tidur berhubungan dengan NOC: NIC :
RAS (retikulasi activity system) teraktifasi a) Anxiety Control a) Kaji pola tidur klien
akibat peningkatan kerja otot-otot b) Comfort Level b) Ciptakan suasana tenang
pernafasan c) Pain Level c) Berikan motivasi kpd klien tentang
Data Subjektif : d) Rest : Extent and pentingnya tidur cukup
a. Klien mengatakan susah tidur Pattern d) Nilai adanya faktor yang menunjang
b. Klien mudah terbangun a) Sleep : Extent ang terjadinya gangguan pola tidur
Data Objektif : Setelah dilakukan
a. Konjungtiva tampak tindakan keperawatan
anemis selama …. Perubahan
pola tidur pasien teratasi
dengan kriteria hasil:
a) Jumlah jam tidur
dalam batas normal
b) Pola tidur,kualitas
dalam batas normal
c) Perasaan fresh Sesudah
tidur/istirahat
Tabel 4.7
Tabel Perencanaan/Intervensi Keperawatan
62
d. Pelaksanaan/Implementasi Keperawatan
63
1 2 3 4 5
10.45 3) Mengidentifikasi pasien perlunya 11.45 3) Mengidentifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan pemasangan alat jalan nafas buatan
Hasil : Pemasangan O2 nasal kanul Hasil : sudah tidak menggunakan O2
untuk mengurangi sesak nasal kanul Karena klien sudah
napas tidak sesak napas
10.50 4) Mengauskultasi suara napas, catat 11.50 4) Mengauskultasi suara napas, catat suara
suara napas tambahan napas tambahan
Hasil :Terdengar suara ronchi Hasil : tidak terdengar suara ronchi
karena klien mengalami karena klien tidak sudah tidak
sesak napas napas
Gangguan tidur berhubungan dengan 11.00 1) Mengkaji pola tidur klien 12.00 1) Mengkaji pola tidur klien
Retikulasi activity system (RAS) Hasil : klien hanya tidur 3-4 jam Hasil :Klien mengatakan sudah
teraktifasi akibat peningkatan kerja 11.05 12.05 nyenyak tidur
2) Menciptakan suasana tenang
otot-otot pernafasan 2) Menciptakan suasana tenang
Hasil : klien melaksanakan
11.10 12.10 Hasil : klien melaksanakannya
3) Memberikan motivasi kepada klien
3) Memberikan motivasi kepada klien
tentang pentingnya tidur cukup
tentang pentingnya tidur cukup
Hasil : klien mengerti
11.15 12.15 Hasil : klien mengerti
4) Menilai adanya faktor yang
4) Menilai adanya faktor yang menunjang
menunjang terjadinya gangguan
terjadinya gangguan pola tidur
pola tidur
Hasil : klien sudah tidak sesak napas
Hasil :klien merasa sesak napas
Tabel 4.8
Tabel Pelaksanaan/Implementasi Keperawatan
64
e. Catatan Perkembangan/Evaluasi
Hari I Hari II
Diagnosa Keperawatan
Jam Evaluasi Jam Evalausi
1 2 3 4 5
Ketidakfektifan bersihan jalan 12.00 S : Klien mengatakan masih sesak napas dan 13.00 S : Klien mengatakan sudah tidak sesak
nafas tidak efektif batuk berlendir napas dan sudah tidak batuk
berhubungan dengan O : Klien tampak masih napas dan tampak O : Klien tampak tidak sesak dan batuk lagi
peningkatan produksi sputum, masih batuk A : Masalah teratasi
A : Masalah belum teratasi P : Pertahankan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
a) Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
b) Auskultasi suara napas, catat adanya
suara tambahan
c) Posisikan klien untuk memaksimalkan
ventilasi ( posisi semi fowler )
d) Bantu dan ajarkan klien batuk efektif
e) Bantu dan ajarkan klien tehnik napas
dalam efektif
Ketidakfektifan Pola nafas 12.10 S : Klien mengatakan masih sesak napas 13.10 S : Klien mengatakan tidak sedak napas lagi
berhubungan dengan dengan O : Masih terdengar suara ronchi (+) O : sudah tidak terdengar suara ronchi (+)
adanya penumpukan cairan A : Masalah belum teratasi A : Masalah teratasi
pada pleura P : Lanjutkan intervensi P : Pertahankan intervensi
a) Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
b) Buka jalan nafas, gunakan teknik
chin lift atau jaw thrust bila perlu
c) Posisikan pasien untuk
memaksimalkan ventilasi
d) Identifikasi pasien perlunya
pemasangan alat jalan nafas buatan
e) Auskultasi suara napas, catat adanya
Suara napas tambahan
65
1 2 3 4 5
Gangguan tidur berhubungan 12.20 S : Klien mengatakan sulit tidur 13.20 S : Klien mengatakan sudah nyenyak tidur
dengan Retikulasi activity O : Tidur klien hanya 3 jam O : Tidur klien 5-6 jam
system (RAS) teraktifasi A : Masalah belum teratasi A : Masalah klien teratasi
akibat peningkatan kerja otot- P : Lanjutkan inervensi P : Pertahankan intervensi
otot pernafasan a) Kaji pola tidur klien
b) Ciptakan suasana tenang
c) Berikan motivasi kpd klien tentang
pentingnya tidur cukup
d) Nilai adanya faktor yang menunjang
terjadinya gangguan pola tidur
Tabel 4.9
Tabel Catatan Perkembangan/Evaluasi Keperawatan
66
B. Pembahasan
Dalam pelaksanaan praktek pada Ny. “A” dengan Efusi Pleural, penulis
Keperawatan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar Ny. “A” Berikut ini
penulis akan membahas tentang kesenjangan yang terjadi antara konsep teori
Keperawatan.
1. Pengkajian
Menurut Wijaya & Putri (2013), pengkajian pada Efusi pleural dengan
pernafasan, batuk, tajam dan nyeri, menusuk yang diperberat oleh napas
Efusi Pleural yang ditemukan pada kasus Ny. “A” adalah klien
67
Dengan demikian, terdapat kesenjangan antara konsep teori dan
praktek, yaitu:
a. Data yang di temukan dalam konsep teori tetapi tidak terdapat dalam
praktek, adalah :
hari.
4) Bunyi S3 dan S4 data ini tidak ditemukan pada kasus Ny.”A” saat
jantung 1.
68
Ny.”A” karena saat pengkajian tampak dari ekspresi dan tingkah
6) Penggunaan otot aksesori pernapasan pada dada dan leher data ini
b. Data yang ditemukan dalam praktek tetapi tidak terdapat dalam konsep
teori, adalah :
data ini muncul karena klien Ny.”A” selalu batuk dan sesak napas
2) Batuk berlendir data ini muncul karena klien Ny.”A” pada saat
3) Terdengar suara ronchi data ini muncul karena klien Ny.”A” pada saat
69
4) Konjungtiva tampak anemis data ini muncul karena klien Ny.”A”
pada saat pengkajian klien mengatakan susah tidur dan klien mudah
2. Diagnosa Keperawatan
praktek :
70
b. Diagnosa Keperawatan yang di temukan dalam konsep teori tetapi tidak
oksigen darah. . Diagnosa ini tidak ditemukan karena tidak ada tanda –
dada.
klien Ny.”A” yaitu susah tidur, mudah terbangun saat malam hari dan
3. Perencanaan Keperawatan
71
suctioning, Berikan oksigen dengan menggunakan nasal untuk
jalan napas gunakan tehnik chin lift atau jaw thrust bila perlu,
“A” adalah:
ajarkan klien batuk efektif, Bantu dan ajarkan klien tehnik napas
dalam efektif
72
b) Ketidakefektifan Pola nafas berhubungan dengan penurunan
nyeri/ansietas,proses inflamasi.
Buka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
dengan batuk atau suction, Auskultasi suara nafas, catat adanya suara
pernapasan.
73
Sedangkan perencanaan keperawatan yang ada pada kasus Ny.
“A” adalah :
nafas, gunakan teknik Chin lift atau Jaw thrust bila perlu, Posisikan
Sleep Enhancement
“A” adalah :
74
4. Implementasi Keperawatan
nyeri pleuritik.
membuka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
75
mengidentifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan,
membuka jalan nafas, gunakan teknik chin lift atau jaw thrust bila
tidur.
76
Adapun faktor pendukung diantaranya lengkapnya alat pemeriksaan
5. Evaluasi Keperawatan
teratasi yaitu :
jalan napas efektif karena klien Ny. “A” mengatakan sudah mampu
12 februari 2017.
teratasi karena karena klien Ny. “A” tidak tampak sesak dan
tidak mengeluh susah tidur dan klien tampak tidur dengan lelap
77
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pada Pengkajian, data yang ditemukan dalam konsep teori tetapi tidak
dan leher. Data yang ditemukan dalam praktek tetapi tidak terdapat dalam
tetapi tidak terdapat dalam praktek yaitu : Kerusakan pertukaran gas dan
Nyeri (akut). Diagnosa yang ditemukan dalam praktek tetapi tidak terdapat
praktek.
5. Dari hasil evaluasi pada Ny. “A” terdapat 3 Diagnosa Keperawatan teratasi
78
B. Saran
kondisi klien.
harus sesuai dengan diagnose dan perencanaan yang muncul melalui data
menyusun kriteria tujuan harus dibuat spesifik, dapat diukur, dapat dicapai,
maksimal.
79
DAFTAR PUSTAKA
ES. Simanjuntak. 2014. Efusi Pleura Kanan Yang Disebabkan Oleh Carcinoma
Mammae Dextra Metastase ke paru, Vol. 2
Fadila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
79
Surjanto. Eddy et al. 2014. Penyebab Efusi Pleura pada Pasien Rawat Inap di
Rumah Sakit,J Respir Indo Vol.34 No.2. dilihat 23 Januari 2017
Susyuliani.Devi et al. 2012. Asuhan keperawatan pada klien efusi pleura. Dilihat
tanggal 23 Januari 2017
Soemantri, Irman. 2013. Asuhan Keperawatan Pada Sistem Pernafasan. Jakarta:
Salemba Medika
Taylor. Cynthia M & Ralph. 2012. Diagnosis Keperawatan:dengan rencana
asuhan. Alih bahasa Meilliya,Eny. Edisi ke-10. Jakarta:EGC
Wijaya. Andra Saferi et al. 2013. Kmb 1 keperawatan medikal bedah:
keperawatan dewasa teori dan contoh askep. Yogyakarta: Nuha Medika
World Health Organization. 2012. Organisation Mondiale de la Sante :
Departement of Measurement and Health Information
79
Lampiran 1
Kepada
Yth. Responden
Di Tempat
Nama : SUARNI
Nim : 1408143
Observasi dan Wawancara yang diberikan oleh peneliti dan menjawab semua
pertanyaan sesuai dengan petunjuk yang ada. Jawaban yang calon responden
disertakan
Makassar,......... 2017
Peneliti
79
Lampiran 2
Nama : Ny. A
Umur : 80 tahun
Alamat :
responden yang diberikan peneliti. Saya mengerti bahwa saya menjadi bagian dari
BHAYANGKARA MAKASSAR”.
karena itu secara sukarela saya ikut berperan serta dalam penelitian ini.
Makassar,.......................2017
Responden
79
Lampiran 3
LEMBAR OBSERVASI
Nama Responden :
Umur :
Alamat :
Agama :
Pendidikan :
Pekerjaan :
Suku Bangsa :
No Keriteria Ya Tidak
1 Dispnea
2 Sputum dalam jumlah yang berlebihan
3 Batuk tidak ada atau tidak efektif
4 Suara napas tambahan (misalnya, rale, crackle, ronki, dan
mengi)
5 Sputum berlebihan
6 Mata terbelalak
79
Lampiran 4
A. Petunjuk Pengisian
B. Biodata Responden
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Alamat :
5. Agama :
6. Status perkawinan :
79
C. Naskah Wawancara
79
LAMPIRAN 5
OLEH :
SUARNI
1408143
3.C
MAKASSAR
2017
79
SATUAN ACARA PENYULUHAN
A. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu memahami tentang
penyakit Efusi Pleural
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Penyakit Efusi Pleural diharapkan
pasien dapat mengetahui dan memahami tentang :
a. Defenisi Efusi Pleural
b. Penyebab Efusi Pleural
B. Materi (Penjelasan Terlampir)
1. Definisi Efusi Pleural
2. Penyebab Efusi Pleural
3. Manifestasi Klinis dari Efusi Pleural
4. Klasifikasi dari Efusi Pleural
5. Makanan yang sehat untuk penderita Efusi Pleural
6. Penanganan/Pengobatan Efusi Pleural
7. Pemeriksaan Diagnostik Efusi Pleural
79
C. Media
1. Leaflet
2. Flipchard
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab/ Diskusi
E. Kegiatan
79
b. Memberikan Kesempatan
pada pasien/keluarga untuk
bertanya.
c. Menjawab pertanyaan
pasien dengan tepat dan d. Menjawab
mudah di mengerti. pertanyaan.
d. Menanyakan tentang
penyakit Efusi Pleural
a. Menyimpulkan hasil a.Memperhatikan.
penyuluhan. b.Memperhatikan.
3
3 Penutup b. Harapan penyuluh
Menit
c. Menutup penyuluhan dan c.Menjawab
mengucapkan salam. salam
F. Evaluasi
Setelah dilakukan penyuluhan, klien/keluarga mampu menjawab pertanyaan
berikut:
1. Sebutkan kembali pengertian dari Efusi Pleural ?
2. Sebutkan kembali penyebab dari Efusi Pleural ?
3. Sebutkan kembali penanganan/pengobatan dari Efusi Pleural ?
79
DAFTAR PUSTAKA
Fadila. 2013. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta : Nuha Medika
79
LAMPIRAN 1
A. DEFINISI
Efusi Pleural adalah pengumpulan cairan dalam ruang pleura yang
terletak antara permukaan visceral dan parietal. Merupakan proses penyakit
primer yang jarang terjadi tetapi biasanya merupakan penyakit sekunder
terhadap penyakit lain (brunner and suddarth, 2001).
Efusi Pleural adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan
cairan dalam rongga pleural. Selain itu, dapat juga terjadi penumpukan pus
atau darah. Efusi Pleural merupakan suatu gejala penyakit yang mengancam
jiwa penderita.
B. PENYEBAB
Kelebihan cairan pada rongga pleural sedikitnya di sebabkan oleh
dari 4 mekanisme dasar :
1. Peningkaan tekanan kapiler subpleural atau limfatik
2. Penurunan tekanan osmotic koloid darah
3. Peningkatan tekanan negative intrapleural
4. Adanya inflamasi atau neoplastik pleural
C. MANIFESTASI KLINIS
1. Adanya timbunan cairan mengakibatkan perasaan sakit karena pergesekan,
setelah cairan cukup banyak rasa sakit hilang. Bila cairan banyak,
penderita akan sesak nafas.
2. Adanya gejala- gejala penyakit penyebab seperti demam, menggigil, nyeri
dada pleuritis (pnemonia), panas tinggi (kokus), subfebril (tuberkulosis),
banyak keringat, batuk, banyak riak.
3. Deviasi trakea menjauhi tempat yang sakit dapat terjadi jika terjadi
penumpukan cairan pleural yang signifikan.
4. Pemeriksaan fisik dalam keadaan berbaring dan dudukakan berlainan,
karena cairan akan berpindah tempat.bagian yang sakit akan kurang
bergerak dalam pernapasan, fremitus melemah (raba dan vocal), pada
perkusi didapati daerah pekak, dalam keadaan duduk permukaan cairan
membentuk garis melengkung (garis ellis damoiseu).
79
5. Didapati segitiga garland, yaitu daerah yang pada perkusi redup timpani di
bagian atas garis ellis domiseu. Segitiga grocco – rochfus, yaitudaerah
pekak karena cairan mendorong mediastinum kesisi lain, pada auskultasi
daerah ini didapati vesikuler melemah dengan ronki.
D. KLASIFIKASI
1. Eksudat
Ekstravasasi cairan ke dalam jaringan atau kavitas.Sebagai akibat
inflamasi oleh produk bakteri atau humor yang mengenai pleural
contohnya Tuberculosis (TBC), trauma dada, infeksi virus. Efusi pleural
mungkin merupakan komplikasi gagal jantung kongestif. Tuberculosis
(TBC), pneumonia, infeksi paru, sindroma nefrotik, karsinoma
bronkogenik, serosis hepatis, embolisme paru, infeksi parasitik.(Smeltezer
& Bare, 2002).
2. Transudat
Merupakan filtrat plasma yang mengalir menembus dinding kapiler yang
utuh, terjadi jika faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan dan
reabsorbsi cairan pleural terganggu yaitu karena ketidakseimbangan
tekanan hidrostaltik atau ankotik.Transudasi menandakan kondisi seperti
asites, perikarditis. Penyakit gagal jantung kongestik atau gagal ginjal
sehingga terjadi penumpukan cairan (Smeltezer dan Bare, 2002).
E. PENANGANAN/PENGOBATAN
Pada Efusi yang terinfeksi perlu segera dikeluarkan dengan memakai
pipa intubasi melalui sela iga. Bila cairan pusnya kental sehingga kulit keluar
atau bila empiemanya multikular, perlu tindakan operatif. Mungkin
sebelumnya dapat dibantu dengan irigasi cairan garam fisiologi atau larutan
antiseptik (Betadine). Pengobatan secara sistemik hendaknya segera
diberikan, tetapi terapi ini tidak berarti bila tidak diiringi pengeluaran cairan
yang adekuat.
Untuk mencegah terjadinya lagi efusi pleura setelah aspirasi (pada
Efusi pleural maligna), dapat dilakukan pleurodesis yakni melengketkan
pleural viseralis dan pleural parietalis. Zat-zat yang dipakai adalah
79
tetrasiklin (terbanyak dipakai) Bleomycin, Corynebacterium parvum, Thio-
tepa dan lain-lain.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Sinar X dada: menyatakan akumulasi cairan pada area pleural ; dapat
menunjukkan penyimpangan struktur mediastinal (jantung)
2. Gas darah arteri (GDA) : variable tergantung dari derajat fungsi paru
yang di pengaruhi , gangguan mekanik pernapasandan kemampuan
mengkompensasi. Tekanan partiel karbon dioksida dalam darah arteri
(PaCO2)kadang- kadang meningkat. Tekanan partiel oksigen dalam
darah arteti(PaO2)mungkin normal atau menurun; saturusasi oksigen
biasanya menurun
3. Torakosentesis : menyatakan cairan serisanguinosa
79
F. PENANGANAN/PENGOBATAN
BUSESS NAME
PLEURAL
Phone: 555-555-5555
Fax: 555-555-5555
E-mail: someone@example.com
Q.
lagi efusi pleura setelah
aspirasi
R. (pada Efusi pleural
maligna),
S. dapat dilakukan
pleurodesis
T. yakni
melengketkan pleural viseralis Organization
U.
dan pleural parietalis.
V.
G. PEMERIKSAAN
W. DIAGNOSTIK BUSESS NAME
1. Sinar X dada
X.
2. Gas darah arteri SUARNI
\ (GDA) ness Address
Address Line 2
3. Torakosentesis Address Line 3
Address Line 4
AKPER MAPPAOUDANG
MAKASSAR
79