Anda di halaman 1dari 13

PERBEDAAN PENERAPAN AUSTRALASIAN TRIAGE SCALE

(ATS) DAN THE WORTHING PHYSIOLOGICAL SCORING


SYSTEM (WPSS) TERHADAP TINGKAT KEPUASAN PASIEN
DI IGD RS PANTI WALUYO SURAKARTA

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh :
Purwanto
NIM ST 181041

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
PERBEDAAN PENERAPAN AUSTRALASIAN TRIAGE SCALE (ATS) DAN THE
WORTHING PHYSIOLOGICAL SCORING SYSTEM (WPSS) TERHADAP
TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI IGD RS PANTI WALUYO SURAKARTA

Purwanto1) Isnaini Rahmawati2) Sahuri Teguh Kurniawan2)

Abstrak

Kepuasan pasien ditentukan oleh kualitas pelayanan yang baik salah satunya
adalah sistem triase yang cepat dan tepat dalam penanganan pasien. Hal ini dapat
mengurangi luasnya kerusakan organ dalam dan juga menekan beban pembiayaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan penerapan Australasian Triage
Scale (ATS) dan The Worthing Physiological Scoring System (WPSS) terhadap tingkat
kepuasan pasien di IGD RS. Panti Waluyo Surakarta.
Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah desain penelitian
kuantitatif dengan rancang penelitian pra-eksperimental one-shot case study. Sampel
yang digunakan adalah 96 pasien yang dipilih secara accidental/consecutive sampling di
IGD RS. Panti Waluyo Surakarta, instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner kepuasan pasien. Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann-
Whitney.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepuaan pasien dengan
menerapkan Australasian Triage Scale (ATS) adalah 91,67% sedangkan dengan
menerapkan The Worthing Physiological Scoring System (WPSS) adalah 93,75%, dan
perbedaan penerapan Australasian Triage Scale (ATS) dan The Worthing Physiological
Scoring System (WPSS) didapatkan p value 0,554
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah tidak ada perbedaan yang
bermakna antara penerapan Australasian Triage Scale (ATS) dan The Worthing
Physiological Scoring System (WPSS) terhadap tingkat kepuasan pasien di RS Panti
Waluyo Surakarta.

Kata Kunci : Australasian Triage Scale (ATS), The Worthing Physiological Scoring
System (WPSS), Kepuasan Pasien

1
Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta
2
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta

1
Difference between Application of Australasian Triage Scale (ATS) and that of the
Worthing Physiological Scoring System (WPSS) toward Satisfaction Level of Patients
at Emergency Installation of Panti Waluyo Hospital of Surakarta

Purwanto1) Isnaini Rahmawati2) Sahuri Teguh Kurniawan2)

Abstract

Patients’ satisfaction is determined by quality services, and one of which is


fast and precise triage system in patient handling. Such a system can reduce the extent
of damage to internal organs as well as financing burden. The objective of this research
is to investigate difference between application of Australasian Triage Scale (ATS) and
that of the Worthing Physiological Scoring System (WPSS) toward the satisfaction level
of patients at Emergency Installation of Panti Waluyo Hospital of Surakarta.
This research used the quantitative research method with pre-experimental one-
shot case study. Accidental/consecutive sampling was used to determine its samples.
They consisted of 96 patients at Emergency Installation of Panti Waluyo Hospital of
Surakarta. The instrument to collect the data of the research was questionnaire of
patients’ satisfaction. They were statistically analyzed by using the Mann-Whitney’s
Test.
The result of the research shows that the satisfaction index of the patients due
to the application of Australasian Triage Scale (ATS) was 91.67% while that of the
Worthing Physiological Scoring System (WPSS) was 93.75%, and the p-value of the
difference between the application of Australasian Triage Scale (ATS) and that of the
Worthing Physiological Scoring System (WPSS) was 0.554.
Thus, the application of Australasian Triage Scale (ATS) was not different
from that of the Worthing Physiological Scoring System (WPSS) toward the
satisfaction level of patients at Panti Waluyo Hospital of Surakarta.

Keywords : Australasian Triage Scale (ATS), the Worthing Physiological Scoring system
(WPSS), patients’ satisfaction

1
Student of Bachelor’s Degree Program in Nursing of Kusuma Husada College of
Health Sciences of Surakarta
2
Lecturers of Bachelor’s Degree Program in Nursing of Kusuma Husada College of
Health Sciences of Surakarta

2
1. PENDAHULUAN dengan meningkatkan sarana,
prasarana, sumber daya manusia dan
Rumah Sakit merupakan institusi
manajemen IGD rumah sakit sesuai
pelayanan kesehatan yang
standar (Kepmenkes RI No.856 tahun
menyelenggarakan pelayanan
2009).
kesehatan perorangan secara paripurna
Mahyawati (2015) mengatakan
yang menyediakan pelayanan rawat
bahwa Instalasi Gawat Darurat (IGD)
inap, rawat jalan, dan gawat darurat
merupakan gerbang utama
dengan karateristik tersendiri yang
penanganan kasus gawat darurat di
dipengaruhi oleh perkembangan ilmu
rumah sakit yang memegang peranan
pengetahuan kesehatan, kemajuan
sangat penting dalam kelangsungan
teknologi, dan kehidupan sosial
hidup pasien. Pelayanan gawat darurat
ekonomi masyarakat yang harus tetap
memerlukan pertolongan dan
mampu meningkatkan pelayanan yang
penanganan segera yaitu cepat, tepat
lebih bermutu dan terjangkau oleh
dan cermat untuk menentukan
masyarakat agar terwujud derajat
prioritas kegawatdaruratan pasien
kesehatan yang setinggi-tingginya (UU
sehingga akan mencegah kecacatan
No.44 tahun 2009).
dan kematian.
Instalasi Gawat Darurat (IGD) sebagai
Banyak pasien yang datang ke
pemberi pelayanan terdepan juga ikut
IGD dengan jumlah tenaga perawat
ambil bagian dalam terwujudnya
yang terbatas menyebabkan tidak
kepuasan pelanggan Rumah Sakit.
semua pasien mendapatkan
Siboro (2014) mengatakan bahwa
penanganan yang cepat. Dalam hal
kepuasan pelanggan ditentukan oleh
inilah fungsi pemilahan pasien
seluruh rangkaian pelayanan baik
menjadi hal yang penting, oleh karena
pendaftaran pasien/admisi, dokter,
itu IGD memerlukan sistem triase
perawat, makanan, obat-obatan, sarana
yang tepat, efisien dan bertanggung
dan peralatan, fasilitas fisik rumah
jawab untuk menunjang keberhasilan
sakit serta pelayanan administrasi.
dalam penyelamatan nyawa dan
Perawat IGD dengan segala tugas dan
pencegahan kecacatan (Marti, 2016).
beban kerjanya dituntut pula untuk
Penggolongan triase secara akurat
dapat memberikan pelayanan yang
merupakan kunci dalam melakukan
terbaik, guna tercapainya kepuasan
tindakan yang efektif dan efisien di
pelanggan. Hal ini dapat dicapai
IGD. Penanganan pasien yang

3
dilakukan tanpa memilah pasien frekuensi nadi, frekuensi pernafasan,
berdasarkan tingkat kegawatannya dan temperature, saturasi oksigen dan
hanya berdasarkan urutan tingkat kesadaran berdasarkan AVPU
kedatangannya akan mengakibatkan (alert, verbal, pain, unresponsive)
penundaan penanganan pada pasien (Duckitt et al dalam Santoso 2016).
kritis sehingga berpotensi Menurut Arliono (2012) The Worthing
menimbulkan kematian ataupun Physiological Scoring System (WPSS)
kecacatan (Irawati, 2017). memiliki beberapa keuntungan yaitu :
Metode Australasian Triage Scale Penilaian cepat dan akurat tehadap
(ATS) merupakan salah satu dari pasien gawat, mengubah parameter
beberapa sistim triase yang digunakan klinis yang terukur kedalam nilai skor,
di Indonesia, Australasian Triage peralatan yang di butuhkan sederhana,
Scale (ATS) dirancang untuk penilaian yang digunakan akan
digunakan di rumah sakit berbasis seragam antar staf.
layanan darurat diseluruh Australia RS Panti Waluyo sendiri saat ini
dan Selandia Baru. Ini adalah skala menerapkan sistem triase dengan
untuk penilaian kegawatan klinis memadukan antara Australasian
(Santoso, 2016). Triage Scale (ATS) dan The Worthing
Australasian Triage Scale (ATS) Physiological Scoring System (WPSS)
tidak hanya menetapkan prioritas yang secara keilmuan tidak ada
pasien tetapi juga memberikan korelasinya, hal tersebut juga
batasan waktu sampai berapa lama membuat staf IGD harus kerja dua kali
pasien harus menunggu sampai yaitu melakukan skoring dengan
mendapatkan pertolongan pertama WPSS terlebih dahulu setelah itu baru
(Habib et al. 2016). menetapkan skala prioritas dengan
The Worthing Physiological ATS.
Scoring System (WPSS) merupakan Dari berbagai latar belakang
sistem skoring prognostic sederhana tersebut, maka peneliti tertarik untuk
yang mengidentifikasi penanda meneliti tentang perbedaan penerapan
fisiologis pada tahap awal untuk Australasian Triage Scale (ATS) dan
melakukan tindakan secepatnya yang The Worthing Psysiological Scoring
dituangkan dalm bentuk skoring. Skor System (WPSS) terhadap tingkat
tersebut didapat dari pengukuran tanda kepuasan pasien di IGD RS. Panti
vital yang mencakup tekanan darah, Waluyo Surakarta dan dapat

4
menerapkan salah satu metode triase b. Sebagai acuan untuk
yang memiliki tingkat kepuasan pasien menerapkan sistem triase yang
cukup tinggi. mendukung kepuasan pasien di
Tujuan Penelitian IGD RS Panti Waluyo
Tujuan umum: Surakarta.
Mengetahui perbedaan penerapan 2. Bagi institusi pendidikan:
Australasian Triage Scale (ATS) dan Dapat dijadikan sebagai bahan
The Worthing Psysiological Scoring masukan dan pembelajaran bagi
System (WPSS) terhadap tingkat mahasiswa dalam
kepuasan pasien di IGD RS. Panti penatalaksanaan pasien di IGD
Waluyo Surakarta. khususnya tentang triase.
Tujuan Khusus: 3. Bagi peneliti lain:
1. Untuk mengetahui tingkat a. Sebagai motivasi untuk
kepuasan pasien dengan mengembangkan penelitian
menggunakan Australasian mengenai triase dan kepuasan
Triage Scale (ATS). pasien di IGD.
2. Untuk mengetahui tingkat b. Dapat dijadikan sebagai referensi
kepuasan pasien dengan untuk melakukan penelitian
menggunakan The Worthing selanjutnya tentang triase dan
Physiological Scoring System kepuasan pasien di IGD.
(WPSS). 4. Bagi peneliti:
3. Melakukan analisa perbedaan Mengembangkan ilmu pengetahuan
penerapan Australasian Triage dan meningkatkan kualitas
Scale (ATS) dan The Worthing pelayanan terkhusus di IGD RS Panti
Physiological Scoring System Waluyo Surakarta.
(WPSS) terhadap tingkat 2. METODOLOGI
kepuasan pasien di IGD RS. Panti Penelitian ini dilakukan dalam
Waluyo Surakarta. bulan September 2019 di IGD RS
Manfaat Penelitian Panti Waluyo Surakarta, mengguna
1. Bagi Rumah Sakit : kan desain penelitian kuantitatif
a. Sebagai acuan untuk dengan rancangan penelitian pra-
mengevaluasi penerapan triase eksperimental one-shot case study.
di IGD RS. Panti Waluyo Populasi penelitian menggunakan rata-
Surakarta. rata jumlah pasien IGD tiap bulannya

5
dalam periode Januari-Maret 2019 di penanganan dengan triase ATS
IGD RS Panti Waluyo Surakarta yaitu maupun WPSS. Pada minggu I, II
sebanyak 2076 pasien/bulan, dengan pasien mendapatkan perlakuan dengan
jumlah sampel sebanyak 96 pasien metode ATS dan pada minggu III, IV
yang mendapat perlakuan dengan mendapatkan perlakuan dengan
metode ATS dan 96 pasien yang metode WPSS.
mendapat perlakuan dengan metode a. Pasien/keluarga diberi penjelasan
WPSS, dengan kriteria inklusi pasien mengenai tujuan dari penelitian
IGD yang bersedia menjadi responden yang sedang dilakukan.
dan dalam keadaan sadar serta mampu b. Pasien/keluarga menandatangani
berkomunikasi. lembar informed consent.
Alat pengumpulan data pada c. Pasien mengisi kuesioner/angket
penelitian ini menggunakan form triase dengan memberikan tanda ( ) di
ATS dan form triase WPSS untuk kolom yang dipilih.
melihat ketepatan dan kecepatan d. Kuesioner mengenai kepuasan
petugas IGD dalam menangani pasien. pelanggan tersebut akan dianalisa
Sedangkan untuk mengetahui tingkat sehingga menghasilkan tingkat
kepuasan pasien peneliti menggunakan kepuasan pelanggan, yang
kuesioner kepuasan pasien yang merupakan rasio nilai persepsi total
pernah digunakan oleh Novendra dengan nilai harapan total setiap
dimana responden disediakan 4 pasien x 100%.
pilihan jawaban pada kolom harapan Peneliti menggunakan analisa
dan 4 pilihan jawaban pada kolom univariat untuk mencari distribusi
kenyataan, kemudian responden hanya frekuensi dan persentase dari
memilih satu diantaranya. Peneliti penerapan Australasian Triage Scale
menggunakan format jawaban skala (ATS) dan The Worthing
likert yang terdiri dari 4 (empat) Physiological Scoring System
pilihan jawaban, yaitu: skor 1,2,3 dan (WPSS) serta tingkat kepuasan pasien
4 sesuai pilihan responden. IGD RS Panti Waluyo Surakarta.
Cara pengambilan data yang Uji statistik yang digunakan
dilakukan oleh peneliti dengan adalah uji Mann-Whitney yang
mengukur tingkat kepuasan pasien merupakan uji komparatif 2
yaitu dengan cara membagikan kelompok bebas/tidak berpasangan
kuesioner setelah pasien mendapat dengan data ordinal.

6
Hasil analisis uji Mann-Whitney dengan menggunakan metode
didapatkan p value 0,554. Karena p Australasian Triage Scale (ATS).
value > 0,05 maka Ho diterima dan Hal tersebut sesuai dengan Santoso
Ha ditolak yang artinya secara (2016), yang mengatakan bahwa
statistik tidak ada perbedaan Australasian Triage Scale (ATS)
bermakna antara penerapan merupakan skala yang digunakan
Australasian Triage Scale (ATS) dan untuk mengukur urgensi klinis
The Worthing Physiological Scoring sehingga pasien terlihat pada waktu
System (WPSS) terhadap tingkat yang tepat, sesuai dengan urgensi
kepuasan pasien di IGD RS. Panti klinisnya.
Waluyo Surakarta. Kepuasan pasien dengan metode
3. HASIL DAN PEMBAHASAN ATS juga diteliti oleh Kurniasari
Tabel. 1 (2016) dengan hasil bahwa tidak
Tingkat Kepuasan Pasien Dengan terdapat hubungan antara penerapan
Menerapkan Australasian Triage ATS dengan kepuasan pasien. Hal ini
Scale (ATS) Di IGD RS Panti bisa disebabkan karena kondisi IGD
Waluyo Surakarta Tahun 2019 yang ramai dan SDM yang terbatas
(n=96) serta kurangnya informasi kepada

No
Kepuasan Frekuensi
Persentase
pasien bahwa prioritas pelayanan
Pasien /jumlah
1 Puas 88 91,7% bukanlah pada urutan kedatangan
Tidak tetapi pada keadaan pasien ketika
2 8 8,33%
Puas
Total 96 100% datang ke IGD, pasien true emergency
Hasil distribusi frekuensi dengan akan mendapatkan pelayanan lebih
menggunakan Australasian Triage dahulu sedangkan pasien false
Scale (ATS) di IGD RS Panti Waluyo emergency akan dilayani setelahnya.
Surakarta yang dilakukan dalam bulan Dari hal diatas dapat kita pahami
September 2019 pada minggu I dan II bahwa bukan semata-mata metode
menunjukka kategori “puas” sebanyak triase yang diperlukan untuk
88 pasien (91,67%) dan kategori “tidak meningkatkan kepuasan pasien, tetapi
puas” sebanyak 8 pasien (8,33%). juga perlu didukung oleh SDM yang
Dari hal tersebut menujukkan bahwa memadai (jumlah dan keterampilan)
sebagian besar pasien yang datang ke serta komunikasi yang baik dan jelas
RS Panti Waluyo Surakarta merasa kepada setiap pasien. Hal ini sesuai
puas dengan pelayanan yang diberikan dengan hasil penelitian Bolla (2013)

7
yang menunjukkan bahwa ada menggunakan metode The Worthing
hubungan antara pelaksanaan Physiological Scoring System (WPSS)
komunikasi terapeutik perawat dengan Seperti yang dikutip dari Arliono
tingkat kepuasan pasien. (2012), yang menyatakan bahwa The
Karena itu salah satu faktor yang Worthing Physiological Scoring
dapat mempengaruhi kepuasan pasien System (WPSS) melakukan penilaian
adalah komunikasi, karena dalam tanda vital dengan sederhana dalam
pelayanan keperawatan komunikasi identifikasi pasien, serta memberikan
sangat penting dan dibutuhkan sebagai kategori triase yang obyektif, serta
sarana untuk menggali kebutuhan memiliki beberapa keuntungan yaitu :
pasien. penilaian cepat dan akurat terhadap
Tabel. 2 pasien gawat, mengubah parameter
Tingkat Kepuasan Pasien Dengan klinis yang terukur kedalam suatu nilai
Menerapkan The Worthing skor, peralatan sederhana dan mudah
Physiological Scoring System digunakan, penilaian yang dilakukan
(WPSS) Di IGD RS Panti Waluyo seragam antar staf.
Surakarta Tahun 2019 (n=96) Metode triase WPSS ini juga

No
Kepuasan Frekuensi
Persentase
diteliti oleh Ha, et al (2015) yang
Pasien /jumlah
1 Puas 90 93,75% memberi hasil lebih baik dalam
Tidak memprediksi perburukan pasien di
2 6 6,25%
Puas
Total 96 100% IGD di bandingkan dengan Rapid
Hasil dari distribusi frekuensi The Emergency Medicine Score (REMS)
Worthing Physiological Scoring yang tentu saja akan berpengaruh pada
System (WPSS) di IGD RS Panti tingkat kepuasan pasien. Dengan
Waluyo Surakarta yang dilakukan semakin cepat diketahui kondisi
dalam bulan September 2019 pada perburukan pasien maka tindakan
minggu III dan IV menunjukan hasil yang diambil juga akan lebih cepat
sebagai berikut : pasien merasa puas dan tepat, sehingga pasien akan
sebanyak 90 pasien (93,75%) merasa lebih puas.
sedangkan pasien yang tidak puas Metode triase WPSS ini juga
sebanyak 6 pasien (6,25%). Hasil diteliti oleh Nakhjavan (2017) yang
tersebut menunjukkan bahwa sebagian membandingkan antara The Worthing
besar pasien merasa puas dengan physiological Scoring System (WPSS)
pelayanan yang diberikan dengan dengan Revised Trauma Score (RTS)

8
dalam memprediksi hasil pasien Australasian Triage Scale (ATS) dan
trauma dengan hasil menunjukkan 93,75% untuk The Worthing
bahwa baik WPSS maupun RTS Physiological Scoring System
memiliki kinerja yang baik namun (WPSS). Hal ini menunjukkan bahwa
WPSS memprediksi lebih baik di sebagian besar pasien di IGD RS Panti
bandingkan dengan model RTS dalam Waluyo Surakarta merasa puas dengan
memprediksi kematian dan hasil yang pelayanan yang diberikan baik dengan
buruk pada pasien. Dengan demikian model Australasian Triage Scale
tatalaksana pada pasien akan lebih (ATS) maupun The Worthing
cepat sehingga akan berpengaruh pada Physiological Scoring System
tingkat kepuasan pasien. (WPSS). Seperti yang dikatakan oleh
Kedua penelitian diatas Kotler dalam Salhuteru (2017) bahwa
menyimpulkan bahwa The Worthing kepuasan pasien adalah perasaan
Physiological Scoring System (WPSS) senang atau kecewa seseorang yang
mempunyai kinerja yang baik dalam berasal dari perbandingan antara kesan
menentukan tingkat kegawatan pasien terhadap kinerja (hasil) suatu produk
di IGD yang tentu saja berpengaruh dan harapan-harapannya.
pada tingkat kepuasan pasien. Hal ini juga sesuai dengan hasil
Tabel. 3 uji statistik yang dilakukan dengan
Perbedaan Penerapan Australasian menggunakan uji Mann-Whitney
Triage Scale (ATS) dan The mengenai perbedaan penerapan
Worthing Physiological System Australasian Triage Scale (ATS) dan
(WPSS) terhadap Tingkat Kepuasan The Worthing Physiological Scoring
Pasien Di IGD RS Panti Waluyo System(WPSS) terhadap tingkat
Surakarta Tahun 2019 (n=192) kepusan pasien di RS Panti Waluyo
Median Nilai p Surakarta di dapatkan hasil tidak ada
(Minimum-
Maksimum)
perbedaan yang bermakna dalam
Kepuasan 1,00 (1.00-2.00) 0,554 penerapan Australasian Triage Scale
Pasien triase
ATS (n=96) (ATS) maupun The Worthing
Kepuasan 1,00 (1.00-2.00)
Physiological Scoring System (WPSS)
Pasien
WPSS terhadap tingkat kepuasan pasien di
(n=96)
Hasil dari kuesioner tingkat kepuasan IGD RS Panti Waluyo Surakarta.

pasien didapatkan tingkat kepuasan Seperti pernyataan Pasasuraman yang

pasien sebesar 91,67% untuk dikutip oleh Muninjaya (2011) yang

9
mengatakan bahwa dalam memberikan IGD), 2 (fasilitas ruang IGD) dan nomor
pelayanan agar bisa memberikan 3 (penampilan perawat IGD).
kepuasan pasien khususnya pelayanan Berdasarkan hal tersebut dapat
gawat darurat dapat dinilai dari disimpulkan bahwa pelayanan di RS
kemampuan perawat dalam hal : Panti Waluyo Surakarta sesuai dengan
1. Responsiveness (cepat tanggap), harapan dari sebagian besar pasien yang
ditunjukkan pada pertanyaan datang.
nomor 6 (alur pelayanan) dan Kita mengetahui bahwa ada
nomor 7 (jaminan memberikan beberapa faktor lain yang
pelayanan oleh perawat IGD). mempengaruhi tingkat kepuasan pasien
2. Reliability (kehandalan), yaitu : faktor psikologis, faktor
pertanyaan nomor 4 (waktu demografi dan faktor geografis.
pelayanan yang diberikan di ruang Australasian Triage Scale (ATS)
IGD) dan nomor 5 (waktu tunggu memiliki tingkat kepuasan pasien yang
di IGD). lebih redah dibandingkan dengan The
3. Assurance (sikap dalam Worthing Physiological Scoring System
memberikan pelayanan), (WPSS) tetapi Australasian Triage
pertanyaan nomor 9 (kompetensi Scale (ATS) memiliki standar waktu
professional dokter dalam yang jelas dalam penentuan pemberian
memeriksa), nomor 10 tindakan yang cepat dan tepat terhadap
(kompetensi professional dokter setiap pasien yang datang dibandingkan
dalam memberikan obat), nomor dengan The Worthing Physiological
11 (kompetensi professional Scoring System (WPSS). Untuk itu
dokter dala berkomunikasi). metode Australasian Triage Scale
4. Emphaty (kepedulian dan (ATS) lebih direkomendasikan untuk
perhatian dalam memberikan diterapkan di IGD RS Panti Waluyo
pelayanan), pertanyaan nomor 8 Surakarta.
(sikap perawat IGD), nomor 12 4. KESIMPULAN DAN SARAN
(keramahan petugas pendaftaran) Berdasarkan hasil dari penelitian
dan 13 (keramahan petugas tentang perbedaan penerapan
security). Australasian Triage Scale (ATS) dan
5. Tangible (tampilan fisik) The Worthing Physiological Scoring
pertanyaan nomor 1 (kondisi ruang System (WPSS) terhadap tingkat
kepuasan pasien di IGD RS Panti

10
Waluyo Surakarta, di dapatkan 2. Bagi Institusi Pendidikan
kesimpulan : Terus melakukan pembelajaran
a. Tingkat kepuasan pasien pada pada mahasiswa tentang
pelaksanaan triase dengan metode penatalaksanaan pasien di IGD
Australasian Triage Scale (ATS) khususnya tentang triase.
sebesar 91,67%. 3. Bagi Peneliti Lain
b. Tingkat kepuasan pasien pada a. Terus mengembangkan
pelaksanaan triase dengan metode penelitian mengenai triase dan
The Worthing Physiological kepuasan pasien di IGD.
Scoring System (WPSS) sebesar b. Supaya melakukan penelitian
93,75%. lebih lanjut mengenai triase dan
c. Tidak terdapat perbedaan yang kepuasan pasien di IGD.
signifikan dalam penerapan 4. Bagi Peneliti
Australasian Triage Scale (ATS) Supaya terus mengembangkan ilmu
dan The Worthing Physiological pengetahuan dan meningkatkan
Scoring System (WPSS) terhadap kualitas pelayanan terkhusus di
tingkat kepuasan pasien di IGD RS IGD RS Panti Waluyo Surakarta.
Panti Waluyo Surakarta, dengan p 5. DAFTAR PUSTAKA
value=0,554. Arliono, TY (2012). “Kesesuaian
Berdasarkan kesimpulan di atas Penentuan Kategori kegawatan
Antara Singapore Patient‟s
dan demi perbaikan serta kemajuan
Acuity Categorisation Scale
dalam pelayanan di IGD RS. Panti (PACS) Dengan Intervention-
Waluyo Surakarta maka disampaikan Calling Score The Worthing
Physiological Scoring System
saran-saran sebagai berikut:
(WPSS) Di Triase Instalasi
1. Bagi Rumah Sakit Gawat Darurat Rumah Sakit
a. Melakukan evaluasi penerapan Saiful Anwar Malang”. Tesis
Magister. Universitas Brawijaya
triase di IGD RS Panti Waluyo
Malang.
Surakarta. Bolla, N Ibrahim (2013). Hubungan
b. Menerapkan sistem triase pelaksanaan komunikasi
Australasian Triage Scale terapeutik perawat dengan tingkat
kepuasan pasien di ruang rawat
(ATS) yang memiliki batasan inap Melati RSUD Subang. Jurnal
waktu yang jelas dalam Kesehatan Kartika Vol.8, No.1
penerapannya. April 2013.

11
Habib, Hadiki et.al. (2016) Triase Salhuteru, Andrie Ch. (2017).
Modern Rumah Sakit dan Pengaruh Kualitas Layanan dan
Aplikasinya di Indonesia. Kepuasa Pasien Terhadap Words
Ha, Duc T et al (2015). Prognostic of Mouth Pada Rumah Sakit
Performance of The Rapid Umum Daerah DR. M. Haulussy
Emergency Medicine Score Ambon, Jurnal Manajemen Ide
(REMS) and Worthing Dan Inspirasi, ISSN 2442-4951,
Physiological Scoring System 4. (1) : 84-94.
(WPS) in Emergency Santoso,Kery Bayu. (2016). “Evaluasi
Departement. Efektifitas Pelaksanaan Triase
Irawati, Widya. (2017). Faktor-Faktor Menggunakan Patient Acuity
Yang Mempengaruhi Ketepatan Category Scale-Worthing
Pelaksanaan Triage Di Instalasi Physiology Scoring System Di
Gawat Darurat RSUD Instalasi Gawat Darurat RS PKU
Dr.Soedirman Kebumen. Skripsi Muhamadiyah Yogyakarta Unit
PSIK STIKes Muhammadiyah II”. Tesis Pasca Sarjana
Gombong. Universitas Muhammadiyah
Kepmenkes RI No. 856. (2009) Yogyakarta.
Standar IGD Rumah Sakit. Siboro,T. (2014). Hubungan
Menteri Kesehatan. Jakarta. pelayanan perawatan dengan
Mahyawati. (2015). Hubungan tingkat kepuasan pasien di Ruang
Kedaruratan Pasien Dengan Unit Gawat Darurat Rumah Sakit
Waktu Tanggap Perawat DI IGD Advent Bandung. Skripsi.
RS PKU Muhammadiyah Universitas Advent Indonesia.
Yogyakarta. Naskah Publikasi Bandung.
PSIK STIKes „Aisyiyah UU. No. 44 tahun 2009 tentang
Yogyakrta. Rumah Sakit. Diakses 21
Marti, Eva. (2016). Validitas Triase Februari 2019
Dilihat Dari Hubungan Level
Triase Terhadap Length Of Stay
Pasien Di IGD. The Indonesian
Journal Of Health Science. 7. (1).
Muninjaya A A Gde,. (2011).
Manajemen Mutu Pelayanan
Kesehatan. Jakarta:EGC.
Nakhjavan, Babak et al (2017).
Worthing Physiological Score vs
Revised Trauma Score in
Outcome Prediction of trauma
Patients ; a Comparative Study.

12

Anda mungkin juga menyukai