Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Berita Kesehatan : Jurnal Kesehatan, Vol. X No.

1 (Juni, 2019) ISSN : 2356 - 1068

HUBUNGAN PENGETAHUAN PERAWAT TERHADAP PENANGANAN


PASIEN GAWAT DARURAT

Andi Tenri Aswinta Amaliah1


Sapriadi2
1
Program Studi S1 Keperawatan, STIKES tanawali Persada Takalar
2
Program Studi Profesi Ners, Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan Gunung Sari Makassar
Email : abinyanaura@yahoo.com

ABSTRAK
Instalasi Gawat Darurat merupakan salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang memberikan
pertolongan pertama dan sebagai jalan pertama masuknya pasien dengan kondisi gawat darurat. Untuk
mengetahui hubungan pengetahuan perawat terhadap penanganan pasien gawat darurat Di IGD RSUD
Labuang Baji Makassar. Jenis penelitian ini penelitin Survey analitik dengan pendekatan Cross
Secsional. Sampel dalam penelitian ini adalah semua perawat yang berada di IGD RSUD Labuang Baji
Makassar.Hasil penelitian ini menunjukkan analisisa tingkat pendidikan didapatkan nilai p=0,000 <
α=0,05 maka H1 diteriama atau Ho ditolak, pemahaman didapatkan nilai p = 0.001 <α= 0,05 maka H1
diteriama atau Ho ditolak, dan pengalaman kerja p = .000 < a = 0,05, maka H1 diteriama atau Ho
ditolak. Sehingga variabel tingkat pendidikan, pemahaman dan pengalaman kerja dapat pempengaruhi
penanganan pasien gawat darurat.

Kata kunci : Pengetahuan, perawat, penanganan gawat darurat.

ABSTRACT
Emergency Department is one of the service units in hospitals that provide first aid and as a
first passage of patients with emergency conditions. To find out the relationship between nurses'
knowledge and the handling of emergency patients in the Emergency Room of Labuang Baji Hospital
Makassar This type of research is an analytical survey research with a cross-sectional approach. The
sample in this study were all nurses who were in the IGD Labuang Baji Hospital Makassar. The results
of this study indicate an analysis of the level of education obtained p = 0,000 <α = 0.05 then H1 is
accepted or Ho is rejected, understanding is p = 0.001 <α = 0.05 then H1 is accepted or Ho is rejected,
and work experience p =. 000 <a = 0.05, then H1 is shouted at or Ho is rejected. So that variable levels
of education, understanding and work experience can influence the handling of emergency patients.

Keywords: Knowledge, nurses, emergency treatment.


PENDAHULUAN terganggunya fungsi sirkulasi, terganggunya
Menurut World Health Organisation fungsi otak dan kesadaran, pasienyang
rumah sakit merupakan suatu organisasi menderita sakit secara mendadak (onset
sosial dan kesehatan yang mempunyai fungsi waktu yang cepat) yang membutuhkan
sebagai pelayanan, meliputi pelayanan pertolongan segera yang apabila tidak
paripurna (komperhensif) penyembuhan ditolong sakitnya akan bertambah parah.
penyakit (kuratif) dan juga sebagai Jumlah kasus pasien yang datang ke unit
pencegahan penyakit (preventif) kepada gawat darurat tidak dapat diprediksi karena
masyarakat. Sebagai bentuk peningkatan kejadian kegawatan atau bencana dapat
kualitas pelayanan perawatan di Inggris terjadi kapan saja, dimana saja serta menimpa
dilakukan evaluasi dengan pendekatan sistem siapa saja. Karakteristik pelayanan di IGD (
dan prinsip pelayanan pasien. Hal itu Instalansi Gawat Darurat ) dengan kondisi
bertujuan supaya pasien mendapatkan pasien yang datang tidak terjadwal dan
perawatan dengan kualitas yang tinggi dan bersifat mendesak maka diperlukan triage
tepat waktu (Budiaji, w. 2016) sebagai langkah awal penanganan pasien di
Instalasi Gawat Darurat merupakan IGD (Instalansi Gawat Darurat ).
salah satu unit pelayanan di rumah sakit yang Instalasi gawat darurat termasuk dalam
memberikan pertolongan pertama dan unit pelayanan yang ada di rumah sakit,
sebagai jalan pertama masuknya pasien dimana instalasi gawat daruratmerupakan
dengan kondisi gawat darurat. Keadaan tempat di rumah sakit yang memiliki tim
gawat darurat adalah suatu keadaan klinis kerja dengan kemampuan dan
dimana pasien membutuhkan pertolongan peralatankhusus, yang memberikan
medis yang cepat untuk menyelamatkan pelayanan gawat darurat. Perawat di Instalasi
nyawa dan kecacatan lebih lanjut (Budiaji, w. gawat darurat harus mampu memberikan
2016) asuhan keperawatan yang membutuhkan
Menurut Departemen Kesehatan RI kemampuan untuk menyesuaikan situasi
2005 dalam Renny Martanti 2014, kritis dengan kecepatan dan ketepatan yang
Karakteristik pasien IGD ( Instalansi Gawat tidak selalu dibutuhkan pada situasi
Darurat ) adalah pasien yang mengalami keperawatan lain, perawat Instalasi Gawat
kegawatanmenyangkut terganggunya jalan Darurat minimal memiliki sertifikat BTCLS
nafas, terganggunya fungsi pernafasan, (Basic Training Cardiac Life Support) atau
PPGD (Pertolongan Pertama Gawat Darurat) dengan segera untuk menghilangkan
(Laoh, JM & Rako,K. 2014). ancaman nyawa korban. Sebenarnya dalam
Akhir - akhir ini berbagai bencana tubuh kita terdapat berbagai organ dan semua
seperti belum bisa lepas dari Negara kita itu terbentuk dari sel-sel, sel tersebut akan
mulai dari kebakaran pabrik petrokimia, tetap hidup bila pasokan oksigen tidak
banjir, tanah longsor, gempa bumi dan berhenti, dan kematian tubuh itu akan timbul
stunami, letusan gunung berapi, bahkan yang jika sel tidak bisa mendapatkan pasokan
lebih up to date adalah terjadinya gempa dan oksigen. Kematian ada dua macam yaitu mati
stunami di Palu dan Donggala Sulawesi klinis dan mati biologis, mati klinis adalah
Tengah, hal yang menggambarkan bahwa apabila seseorang penderita henti nafas dan
masih rentannya masyarakat menjadi korban henti jantung, waktunya 6-8 menit setelah
bencana. Bencana yang pernah kita kenal ada terhentinya pernafasan dan sistem sirkulasi
dua macam yaitu bencana yang bersifat tubuh sedangkan mati biologis adalah mulai
umum ( menyangkut orang banyak ) dan terjadinya kerusakan sel-sel otak dan
bencana yang hanya terjadi pada satu atau waktunya dimulai 6 sampai 8 menit setelah
beberapa orang saja atau sering kita sebut berhentinya system pernafasan dan sirkulasi
sebagai kecelakaan. Tidak seorangpun yang (Krisanty, P. 2011)
bisa memprediksikan akan terjadi Pelaksanaan triage saat ini dilakukan
kecelakaan, pada umumnya kecelakaan dengan berbagai metode tetapi semua tetap
terjadi secara mendadak dan seringnya kita berprinsip pada penilaian jalan nafas ( airway
sebagai tenaga kesehatan tidak cukup siap ), pernafasan ( breathing ) dan sirkulasi (
untuk menolong korban walaupun sudah circulation ) atau primari survey. Agar
berpuluh-puluh teori yang sudah kita penilaian triage lebih akurat primary survey
pelajari. Kita tentu masih ingat tentang akan dilanjutkan dengan fokus survey
Gawat darurat, bahkan kata-kata itu sudah sekunder. Fasilitas yang diperlukan adalaha
kata-kata setiap hari yang sering kita ucapkan tempat dan peralatan untuk menilai kondisi
walaupun belum tentu benar dalam pasien. Karena fungsinya sebagai penilaian
mengartikannya ( Musliha. 2010) awal pasien yang datang ke UGD ( Unit
Gawat artinya mengancam nyawa, Gawat Darurat ) maka lokasi yang ideal
sedangkan Darurat adalah perlu untuk triage adalah ruangan terdekat dengan
mendapatkan penanganan atau tindakan pintu masuk pasien. Ruangan triage
memerlukan peralatan untuk melakukan dengan menggunakan alat ukur kuesiner
pemeriksaan awal pada pasien seperti yakni perawat yang bertugas diruangan IDG
tensimeter, pulse, oximeter, stetoskop dan RSUD Labuang Baji Makassar. Data
glukometer. (Anggar Pariyatan K.A.P : 2016 sekunder diambil dari rekan medik RSUD
) Labuang Baji Makassar. Analisis univariat
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
ini terjadi setelah orang melakukan penelitian. Analisis ini menghasilkan
pengindraan terhadap suatu objek. distribusi dan presentase dari setiap variabel
Sedangkan keterampilan menurut Dunette yang diteliti.Analisis bivariat digunakan
1997 dalam Christian ( 2008 ) adalah untuk mengetahui variabel independen dapat
kemampuan seseorang menerapkan di olah dan dianalisis denganmenggunakan
pengetahuan dalam bentuk tindakan, dimana jasa computer SPSS versi 16 O dan untuk
perawat harus memiliki keterampilan baik pengujian hipotesis digunakan Uji Chi
dalam komunikasi efektif, objektifitas, dan Square.
kemampuan membuat keputusan klinis
secara cepat dan tepat agar perawatan setiap PEMBAHASAN
pasien menjadi maksimal. (Anggar Pariyatan Dari hasil uji statistik yang dilakukan
K.A.P : 2016) dengan uji Chi-Square didapatkan hasil nilai
Tujuan umum untuk mengetahui p=0,000 yang berarti lebih kecil dari α=0,05
hubungan pengetahuan perawat terhadap maka hipotesa diterima dan Ho ditolak
penanganan pasien gawat darurat Di IGD artinya ada hubungan antara tingkat
RSUD Labuang Baji Makassar. pendidikan terhadap penanganan pasien
gawat darurat. Data yang menunjang
METODE PENELITIAN kemaknaan tersebut adalah hasil penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitin yang dilakukan di Ruangan IGD RSUD
Survey analitik dengan pendekatan Cross Labuang Baji Makassar, menunjukkan
Secsional yang ingin mengetahui hubungan bahwa dari 31 responden yang penanganan
pengetahuan perawat terhadap penanganan pasien gawat darurat dalam kategori baik
pasien gawat darurat. sebanyak 12 orang ( 38.7% ) dengan tingkat
Data primer diambil langsung dengan pendidikan tinggi sebanyak 10 orang ( 32.3%
melakukan wawancara terhadap responden ) dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 2
orang ( 6.5% ), sedangkan penanganan pasien menangani pasien gawat darurat di Ruangan
gawat darurat dalam kategori kurang baik IGD RSUD Labuang Baji Makassar.
sebanyak 19 orang ( 61.3% ), dengan tingkat Dari hasil uji statistik yang dilakukan
pendidikan tinggi sebanayak 3 orang ( 9.7% dengan uji Chi-Square didapatkan hasil nilai
) dan tingkat pendidikan rendah sebanyak 16 p= 0.001 yang berarti lebih kecil dari α=0,05
orang ( 51.6% ). Dari hasil penelitian dapat maka hipotesa diterima dan Ho ditolak
dilihat bahwa ada hubungan antara tingkat artinya ada hubungan antara pemahaman
pendidikan perawat dengan penanganan perawat terhadap penanganan pasien gawat
pasien gawat darurat di Ruangan IGD RSUD darurat. Data yang menunjang kemaknaan
Labuang Baji Makassar. tersebut adalah hasil penelitian yang
Hal tersebut sesuai dengan teori yang dilakukan di Ruangan IGD RSUD Labuang
mengatakan bahwa Pendidikan berarti Baji Makassar, menunjukkan bahwa dari 31
bimbingan yang diberikan seseorang responden yang penanganan pasien gawat
terhadap perkembangan orang lain menuju darurat dalam kategori baik sebanyak 12
kearah cita-cita tertentu yang menentukan orang ( 32.3% ) dengan pemahaman baik
manusia untuk berbuat dan mengisi sebanyak 10 ( 32.3% ), dan pemahaman
kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kurang baik tidak ada 2 ( 6.5% ), sedangkan
kebahagiaan pendidikan diperlukan untuk penanganan pasien gawat darurat dalam
mendapat informasi misalnya hal-hal yang kategori kurang baik sebanyak 19 ( 61.3% )
menunjang kesehatan sehingga dapat dengan pemahaman baik sebanyak 4 orang (
meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan 12.9% ) dan pemahaman kurang baik
dapat mempengaruhi seseorang termasuk sebanyak 15 orang (48.4%). Dari hasil
juga perilaku seseorang akan pola hidup penelitian dapat dilihat bahwa ada hubungan
terutama dalam memotivasi untuk sikap antara pemahaman perawat terhadap
berperan serta dalam pembangunan pada penanganan pasien gawat darurat di Ruangan
umumnya makin tinggi pendidikan seseorang IGD RSUD Labuang Baji Makassar.
makin mudah menerima informasi. (Wawan Sesuai dengan teori yang
dan Dewi,2010; 14) dikemukakan oleh Wina S ( 2011 ) bahwa
Maka peneliti berasumsi bahwa pemahaman perawat berperan penting dalam
semakin tinggi tingkat pendidikan seorang memecahkan suatu masalah yang ada
perawat maka semakin baik dalam disekitarnya terutama dalam hal penanganan
pasien yang masuk rumah sakit. Dalam hal Dari hasil uji statistik yang dilakukan
ini seseorang perawat mampu mengambil dengan uji Chi-Square didapatkan hasil nilai
tindakan ketika menemukan pasien gawat p= 0.000 yang berarti lebih kecil dari α= 0,05
darurat di UGD/IGD rumah sakit, maka dari maka hipotesa diterima dan Ho ditolak
itu pemahaman seorang perawat menjadi artinya ada hubungan antara pengalaman
penting menolong pasien gawat darurat kerja perawat dengan penanganan pasien
ditunjang dengan keterampilan yang baik gawat darurat di IGD RSUD Labuang Baji
dalam menangani pasien gawat darurat. Makassar. Data yang menunjang kemaknaan
Menurut Poesprodjo ( 2009 : 52-53) tersebut adalah hasil penelitian yang
bahwa pemahaman bukan kegiatan berpikir dilakukan di Ruangan IGD RSUD Labuang
semata, melainkan pemindahan letak dari Baji Makassar, menunjukkan bahwa dari 31
dalam berdiri disituasi atau dunia orang lain. responden yang penanganan pasien gawat
Mengalami kembali situasi yang dijumpai darurat kategori baik sebanyak 12 orang (
pribadi lain didalam sumber pengetahuan 38.7% ) dengan pengalaman kerja kurang
tentang hidup, kegiatan melakukan baik sebanyak 1 (3.2% ), sedangkan
pengalaman pikiran, pengalaman yang penangan pasien gawat darurat dalam
terhayati. Pemahaman merupakan suatu kategori kurang baik sebanyak 19 orang (
kegiatan berpikir secara diam-diam, 61.3% ) dengan pengalaman kerja baik
menemukan dirinya dalam orang lain. sebanyak 3 orang ( 9.7% ) dan pengalaman
Maka peneliti berasumsi bahwa kerja kurang baik sebanyak 16 orang ( 51.6%
semakin baik pemahaman seorang perawat ). Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa
terhadap penanganan pasien gawat darurat ada hubungan antara pengalaman kerja
maka semakin baik pula dalam menangani perawat dengan penanganan pasien gawat
pasien gawat darurat di Ruangan IGD RSUD darurat di IGD RSUD Labuang Baji
Labuang Baji Makassar, begitupun Makassar.
sebaliknya semakin kurang baik pemahaman Maka peneliti berasumsi bahwa
seorang perawat terhadap penanganan pasien semakin lama seseorang bekerja di suatu
gawat darurat maka makin kurang baik pula instansi khususnya di Rumah Sakit maka
dalam menangani pasien gawat darurat di semakin banyak pula pengalaman yang
Ruangan IGD RSUD Labuang Baji didapatkannya apalagi ditunjang dengan
Makassar. pengetahuan dan keterampilan yang
didapatkan dari pelatihan-pelatihan diluar
Laoh, JM & Rako,K. 2014. Gambaran
khusus dalam penanganan pasien gawat
Pengetahuan Perawat
darurat. Pelaksana Dalam Penanganan
Pasien Gawat Darurat Di
KESIMPULAN
Ruangan Igdm Blu Rsup.
Dari hasil penelitian yang telah Prof. Dr. R. D Kandou
Manado, JUIPERDO. VOL 3
dilakukan di IGD RSUD Labuang Baji
N0. 2
Makassar dari tanggal 05 Juli sampai 05
Musliha. 2010. Keperawatan Gawat Darurat.
Agustus dapat disimpulkan bahwa :
Nuha Medika, Yogyakarta.
Ada hubungan tingkat pendidikan
Wina,S. 2011. Penelitian Tindakan Kelas.
perawat, pemahaman, pengalaman kerja
Jakara : Kencana Prenada
dengan penanganan pasien gawat darurat di Media Group.
IGD RSUD LabuangBaji Makassar.
Wina, S. 2012. Strategi Pembelajaran
Berorientasi Standar Proses
Pendidikan. Jakarta : Kencana
DAFTAR PUSTAKA
Prenada Media Group.
Kresna A.P. 2016. Gambaran Pengetahuan
Perawat Dalam Melakukan
Triage Di UGD RSUD Kota
Surakarta : Journal : 2016.

Budiaji Wahyu, 2016. Hubungan


Pengetahuan Tentang Triage
Dengan Tingkat Kecemasan
Pasien Label Kuning Di
Instalansi Gawat Darurat
Rumah Sakit DR. Moewardi
Surakarta.

Indrawati, 2015. Hubungan pengetahuan


perawat instalasi gawat
darurat (IRD) dengan
kesiapan menghadapi bencana
di RSUD Majene : Journal Of
Health, Education and
Literacy 1(2) e-issn : 2621-
9301 : 2015.

Krisanty Paula, et al. 2013. Asuhan


Keperawatan Gawat Darurat.
Jakarta: Trans Info Media.

Anda mungkin juga menyukai