PENDAHULUAN
Triase berasal dari bahasa Perancis trier dan bahasa inggris triage dan
diturunkan dalam bahasa Indonesia triase yang berarti sortir. Yaitu proses
jenis perawatan gawat darurat. Kini istilah tersebut lazim digunakan untuk
serta fasilitas yang paling efisien terhadap 100 juta orang yang memerlukan
Tujuan triase pada musibah massal adalah bahwa dengan sumber daya yang
massal dengan korban puluhan atau mungkin ratusan dimana penolong baik
gangguan Airway (A), Breathing (B), dan Circulation (C) sesuai dengan
sarana, sumber daya manusia dan apa yang terjadi pada pasien, ruang triase
tersebut berada di dalam ruang IGD sehingga ruang IGD tersebut menjadi
1
Sakit (Siswo, 2015). Sistem triase yang sering di gunakan dan mudah dalam
menunjukan prioritas tertinggi yaitu korban yang terancam jiwa jika tidak
prioritas tinggi yaitu moderate dan emergent. Warna hijau yaitu korban gawat
memerlukan tindakan segera. Terakhir adalah warna hitam yaitu korban ada
keperawatan yang harus dimiliki oleh perawat unit gawat darurat dan hal ini
membedakan antara perawat unit gawat darurat dengan perawat unit khusus
dalam hal pemisahan jenis dan kegawatan pasien dalam triase, sehingga
2
dilaksanakan secara cepat dan tepat, petugas triage harus memahami tentang
klasifikasi triage.
lakukan evaluasi dengan pendekatan sistem dan prinsip pelayanan pasien. Hal
itu bertujuan agar pasien mendapatkan perawatan dengan kualitas yang tinggi
berasal dari rujukan dengan jumlah Rumah Sakit Umum 1.033 unit dari 1.319
unit Rumah Sakit yang ada. Jumlah yang signifikan ini kemudian
3
Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin Banda Aceh sebagai rumah
bahwa tahun 2017 jumlah perawat di IGD sebanyak 56 orang dan dokter
triage oleh staf IGD belum ada evaluasi khusus tentang kesesuaian
berlaku. Triage sangat dibutuhkan oleh pasien yang pertama kali datang ke
memadai karena harus tampil dalam pengkajian serta harus mampu mengatasi
4
darurat. Menurut Permenkes No. HK.02.02/menkes/148/I/2010, tentang izin
pasien atas dasar pengambilan keputusan yang tepat, untuk mendukung hal
penanganan pasien bisa lebih optimal dan terarah. Pemisahan yang dimaksud
membuat keputusan klinis secara cepat dan tepat agar perawatan setiap pasien
5
menjadi maksimal. Hal ini penting jika tingkat pengetahuan dan keterampilan
pelayanan.
triage dan adanya faktor pasien yang tidak mau dilakukan triage. (Farokhnia
mereka melalui intervensi medis yang segera. Sistem triage tersebut harus
penanganan secara cepat dan tepat, dapat menyelamatkan hidup pasien. Jadi
Rekam Medik (RSUD) Tgk. Chik Ditiro Sigli di dapatkan jumlah perawat
6
yang bertugas di IGD sebanyak 41 orang, yaitu keperawatan S1 4 orang, D.III
34 orang dan D.IV 3 orang. Jumlah bidan sebanyak 32, untuk bidan D.III 26
Dari pengambilan data kasus awal tanggal 04 Mei 2019 pada pukul
08.00 – 12.30 WIB. didapatkan jumlah pasien yang masuk ke instalasi gawat
darurat (IGD) RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli sebanyak 8 orang yaitu triage
mengenai Penerapan pasien triase di IGD Studi Kasus di RSUD Tgk. Chik
rumah sakit, salah satu tugas atau peran perawat di IGD adalah melakukan
triase pasien yang akan masuk di IGD selain itu kecepatan waktu tanggap
Ruang Instalasi Gawat Darurat RSUD Tgk. Chik Ditiro Sigli Tahun 2019 ?
7
1.4 Manfaat Penelitian
wawasan dan ilmu pengetahuan tentang triage dan respon time serta
wawasan dan literatur referensi bagi peneliti lain tentang triage dan
Ditiro.