Anda di halaman 1dari 11

GAMBARAN PENGETAHUAN PERAWAT TENTANG PENILAIAN TRIASE DI

PUSKESMAS DOSAY KABUPATEN JAYAPURA

Naomi.L.Yabansabra1, Puji Rahayu2, Wresni Andaningsih3

ABSTRAK
Latar Belakang :Triase adalah sistem pemilahan kondisi korban atau pasien gawat darurat, selain
itumendeteksi tingkat kegawatan pasien, triase juga memiliki peranan penting dalam mengurangi
wasting time dan overcrowding pasien IGD. Penilaian triase saat ini dilakukan dengan berbagai metode
tetapi semuanya tetap berprinsip pada penilaian jalan nafas (airway), pernafasan (breathing) dan
sirkulasi (circulation) yang disebutprimary survey.
TujuanPenelitian:mengidentifikasipengetahuanperawattentangpenilaiantriase di
PuskesmasDosayKabupatenJayapura. MetodePenelitian :Metode yang
digunakandalampenelitianiniadalahmetodedeskriptifkuantitatifdenganpendekatancross sectional.
Kuesioner yang digunakanterdiridari 30 item pertanyaan. Jumlahsampel 30 responden.
Penelitianinidilakukan di PuskesmasDosay, padabulanApril-Mei 2021. Hasil: Dari 30 responden diketahui
26 orang atau 86.7% memiliki pengetahuan yang baik tentang triase, dan 4 orang atau 13.3% memiliki
pengetahuan yang cukup tentang triase. Hal ini menunjukkan bahwa mayoritas perawat di Puskesmas
Dosay telah cukup baik pengetahuannya tentang triase
Kesimpulan:Untukdapatmenyerapinformasitentangtriase yang baikdiperlukankemampuanmenalar yang
baik, sehinggapengolahandanpenyusunansertapemahamaninformasiakanbaik

Kata Kunci: Pengetahuan, Perawat, Triase


1)
Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Jayapura
2)
Pembimbing Pertama
3)
Pembimbing Kedua

DESCRIPTION OF NURSE'S KNOWLEDGE ABOUT TRIASE ASSESSMENT IN DOSAY


PUSKESMAS, JAYAPURA REGENCY

Naomi.L.Yabansabra1, Puji Rahayu2, Wresni Andaningsih3

ABSTRACT

Background: Triage is a system for sorting the condition of victims or emergency patients, besides
detecting the level of patient emergency, triage also has an important role in reducing wasting time and
overcrowding of emergency room patients. Triage assessment is currently carried out by various methods
but all of them still have the principle of assessing the airway, breathing and circulation or primary
survey. Research Objectives: to identify nurses' knowledge about triage assessment at the Dosay Health
Center, Jayapura Regency. Research Methods: The method used in this study is a quantitative
descriptive method with a cross sectional approach. The questionnaire used consisted of 30 question
items. The number of samples is 30 respondents. This research was conducted at the Dosai Health Center,
in May 2021. Results: From 30 respondents, 26 people or 86.7% had good knowledge about triage, and 4
people or 13.3% had sufficient knowledge about triage. This shows that the majority of nurses at the
Dosay Health Center have good knowledge of tiage. Conclusion: To be able to absorb information about
good triage, good reasoning skills are needed, so that the processing and compilation and understanding
of information will be good.

Keywords: Knowledge, Nurse, Triage

1) Mahasiswa S1 Keperawatan STIKES Jayapura


2) PembimbingPertama
3) PembimbingKedua
PENDAHULUAN Instalasi gawat darurat adalah

1.1 Latar Belakang unit pelayanan rumah sakit ataupun

Kegawatdaruratan adalah keadaan puskesmas yang memberikan pelayanan

klinis pasien yang membutuhkan tindakan pertama pada pasien dengan ancaman

medis segera untuk penyelamatan nyawa kematian dan kecacatan secara terpadu

dan pencegahan kecacatan (Kemenkes, dengan melibatkan berbagai multi

2018). Kegawatdaruratan dapat terjadi di disiplin (Kemenkes, 2018).

rumah, sekolah, maupun fasilitas umum


Puskesmas merupakan lini terdepan

lainnya tidak terkecuali fasilitas kesehatan. yang mempunyai tujuan agar tercapai

Oleh karena fungsi utamanya sebagai pelayanan kesehatan yang optimal pada

tempat pasien secara cepat dan tepat serta terpadu

dalam penanganan tingkat kegawatdaruratan


perawatan bagi banyak pasien yang

membutuhkan penanganan medis tentu sehingga mampu mencegah resiko

kecacatan dan kematian (to save life and


fasilitas kesehatan merupakan tempat paling
limb) dengan respond time selama 5 menit
sering dimana kasus-kasus
dan waktu definitive < 2 jam (Basuki, 2019).
kegawatdaruratan terjadi.
WHO menyatakan bahwa dari tahun
Pelayanan unit gawat darurat
2019-2020 diperkirakan terdapat
merupakan bagian integral dari pelayanan
850 kematian/100.000 penduduk yang
rumah sakit maupun puskesmas, yang
terjadi setiap tahunnya akibat tidak tepatnya
dewasa ini di tuntut untuk memberikan
melakukan pemilahan pasien.
pelayanan yang lebih berkualitas terhadap

pasien. Kegiatan pelayanan keperawatan


Triase merupakan suatu sistem yang
menunjukan keahlian dalam pengkajian
memberi solusi untuk mencegah terjadinya

penumpukan pasien baik dalam kasus


pasien, penentuan prioritas, intervensi kritis
kegawatdaruratan sehari-hari maupun di
dan pendidikan kesehatan masyarakat.
kondisi ekstrim seperti pada bencana dan
Sistem pelayanan tanggap darurat ditujukan
musibah massal. Triase adalah sistem
untuk mencegah terjadinya kematian dini
pemilahan kondisi korban atau pasien gawat
akibat trauma yang sering terjadi, juga pada
darurat, selain itu mendeteksi tingkat
kegawatan yang menyebabkan kecacatan
kegawatan pasien, triase juga memiliki
dan mengancam jiwa (Krisanty, 2018).
peranan penting dalam mengurangi wasting

time dan overcrowding pasien IGD


(Khanke, 2019). Oleh karena pentingnya peran proses triase, diantaranya ruang triase

triase tersebut, maka akan didapati konsekuensi yang ditempati oleh pasien rawat inap,

yang fatal apabila terjadi kesalahan dalam sebagian pasien tidak sabar menunggu

melakukan triase pada pasien. untuk segera dilakukan pemeriksaan

dan penanganan pada dirinya,


Penilaian triase saat ini dilakukan
sementara pada saat yang sama kondisi
dengan berbagai metode tetapi semuanya tetap
ruangan instalasi gawat darurat sedang
berprinsip pada penilaian jalan nafas (airway),
ramai oleh pasien lainnya, ditambah
pernafasan (breathing) dan sirkulasi
lagi terdapat pasien dalam kondisi
(circulation) atau primary survey. Agar
gawat darurat, yang menyebabkan
penilaian triage lebih akurat primary survey akan
pasien
dilanjutkan dengan fokus survey sekunder.

Fasilitas yang diperlukan adalah tempat dan mengajukan keberatan karena merasa tidak

peralatan untuk menilai kondisi pasien. Karena ditangani dan dilayani dengan baik dan

fungsinya sebagai penilaian awal pasien yang segera. Karena beberapa alasan tersebut,

datang ke instalasi gawat darurat maka lokasi maka diruangan instalasi gawat darurat

yang ideal untuk triase adalah ruangan terdekat pengetahuan dan keterampilan perawat

dengan pintu masuk pasien. Ruangan triase sangat dibutuhkan, serta perawat dituntut

memerlukan peralatan untuk melakukan untuk dapat melakukan triase secepat dan

pemeriksaan awal pada pasien seperti


setepat mungkin, terutama dalam
tensimeter, thermometer, pulse oxymeter,
pengambilan keputusan klinis. Ilmu teoritis
stetoskop dan glucometer (Brooker, 2020).
dan pengalaman sangat penting bagi petugas

Perawat triase sebaiknya instalasi gawat darurat, agar tidak terjadi

mempunyai pengalaman dan pengetahuan kesalahan dalam melakukan pemilahan saat

yang memadai karena harus trampil dalam triase, sehingga dalam penanganan pasien

pengkajian serta harus mampu mengatasi bisa lebih optimal dan terarah.

situasi yang komplek dan penuh tekanan


Dalam riset kesehatan dasar
sehingga memerlukan kematangan
(Riskesdas) 2020 dilaporkan bahwa

professional untuk mentoleransi stress yang penerapan triase di Indonesia dengan

terjadi dalam mengambil keputusan terkait presentase 68% (tahun 2018) menjadi 72%

dengan kondisi akut pasien dan menghadapi (tahun 2019) dari 1.722 rumah sakit yang

keluarga pasien (Elliott et al, 2016). ada di Indonesia. Hal ini disebabkan karena

sudah banyak perawat yang di ikutkan


Pada pelaksanaannya terkadang
dalam pelatihan penanganan
terjadi situasi yang dapat mengganggu
kegawatdaruratan
berdasarkan sistem triase. Jumlah tenaga kesehatan
di
Berdasarkan hasil observasi di

Puskesmas Dosay diketahui tidak adanya tempat puskesmas Dosay yaitu terdapat 30

untuk melakukan triase, sehingga pasien yang perawat. Fasilitas triase di puskesmas

datang langsung dibawa ke ruang tindakan. Dosay hanya di lengkapi dengan satu

Sedangkan berdasarkan hasil wawancara yang di ruangan dan juga 4 tempat tidur.

lakukan di instalasi gawat darurat Puskesmas Suasana ruangan saat penelitian sangat

Dosay Kabupaten Jayapura kepada beberapa nyaman dengan adanya taman di

perawat dan penanggung jawab ruangan instalasi lingkungan puskesamas. Untuk suasa

gawat darurat tentang pengalaman mengikuti ruangan sangat sepi dan juga ada

pelatihan basic trauma and cardiac life support beberapa peralatan pendukung seperti

(BTCLS) atau penanganan pasien gawat darurat troli obatobatan, standar infus, tempat

(PPGD), sebenarnya sudah ada peningkatan sampah, hecting set dan 1 ruangan jaga

dalam melakukan perawat.

4.2 Hasil Penelitian


pemilahan pasien, tetapi ada juga yang
Analisa univariat dalam peneliti
blom bisa untuk melakukan pemilahan
ini memaparkan mengenai kriteria
pasien.
responden (umur, jenis kelamin,

Berdasarkan fenomena diatas pendidikan, lama kerja, sertifikat), dan

pengetahuan perawat tentang


penulis tertarik untuk melakukan
pentingnya triase.
penelitian tentang hubungan pengetahuan

perawat dengan ketepatan penilaian triase


Tabel 4.1 Distribusi
pada pasien di ruang Puskesmas Dosay Karakteristik

Responden
Kabupaten Jayapura.
Karakte Frek Perse
ristik uensi ntase
(%)
HASIL PENELITIAN
Umur
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian 17-25 1 3.3
26-35 12 40.0
Penelitian ini dilakukan di puskesmas 36-45 8 26.7
46-55 7 23.3
Dosay kabupaten Jayapura Provinsi Papua. 56-65 1 3.3
>65 1 3.4
Penelitian ini dilakukan pada bulan April Total 30 100.0
Jenis
tahun 2021. Puskesmas Dosay merupakan
Kelamin 5 16.7
Lakilaki 25 83.3
fasilitas pelayanan kesehatan tingkat Perem 30 100.0
puan
pertama yang terletak di kecamatan sentani
Total
barat Kabupaten Jayapura.
Pendidik bahwa mayoritas reponden berjenis
an 1 3.3
SPK 26 3 86.7 kelamin perempuan.
DIII 30 10
Keper 100.0 Dari tabel 4.1 karakteristik
awata n
Ners pendidikan, diketahui dari 30 responden
Total
yang diteliti, 1 orang atau 3.3%
Lama
berpendidikan SPK, 26 orang atau
Kerja <5 16 53.3
Tahun 14 46.7 86.7% berpendidikan D3 Keperawatan,
>5 30 100.0
Tahun dan 3 orang atau 10.0% berpendidikan
Total
Ners. Hal ini menunjukkan bahwa

Serifikat mayoritas perawat di Puskesmas Dosai


BTCL 4 13.3
S 26 86.7 berpendidikan D3 Keperawatan.
Tidak 30 100.0
Punya Beradasarkan tabel 4.1
Sertifi
kat karakteristik lama kerja, diketahui dari
Total
30 responden yang diteliti, 16 orang
Dari tabel distribusi diatas, atau 53.3% telah bekerja selama <5
karakteristik usia responden dibagi tahun, dan 14 orang atau 46.7% telah
berdasarkan kategori umur menurut Depkes bekerja selama >5 tahun. Hal ini
(2009). Dari 30 responden yang diteliti, 1 menunjukkan bahwa lebih dari sebagian
diantaranya berusia 17-25 tahun atau 3.3%, perawat di Puskesmas Dosay telah
12 diantaranya berusia 26-35 tahun atau bekerja <5 tahun.
40.0%, 8 diantaranya berusia 36-45 tahun
Dari tabel 4.1
atau 26.7%, 7 diantaranya berusia 46-55
karakteristik
tahun atau 23.3%, 1 diantaranya berusia 56-
responden berdasarkan sertifikat,

65 tahun atau 3.3%, dan 1 diantaranya diketahui dari 30 responden yang

berusia >65 tahun atau 3.3%. Hal ini diteliti, 4 orang atau 13.3% memiliki

menunjukkan bahwa sebagian besar sertifikat BTCLS, dan 26 orang atau

86.7% tidak memiliki sertifikat


responden berusia 26-35 tahun.
pelatihan kegawat daruratan. Hal ini
Berdasarkan tabel 4.1 karakteristik
menunjukkan bahwa sebagian besar
jenis kelamin, diketahui dari 30 responden
perawat tidak atau belum mengikuti
yang diteliti, 5 orang atau 16.7%
pelatihan kegawat daruratan.
diantaranya berjenis kelamin laki-laki, dan

25 orang atau 83.3% diantaranya berjenis Tabel 4.2 Pengetahuan Perawat Tentang

kelamin perempuan. Hal ini menunjukkan Triage


Variabel Frekuen Perse seseorang maka semakin dapat
si n (%)
menentukan hal-hal yang
Pengetahu
an 26 4 86.7 dianggap baik dan tidak baik,
Baik 30 13.3
Cukup 100.0 meningkatkan keterampilan serta
Total
pengetahuan

Berdasarkan tabel 4.1, dari 30 perawat tentang triase.


responden diketahui 26 orang atau 86.7% 2. Jenis kelamin
memiliki pengetahuan yang baik tentang
Hasil penelitian
triage, dan 4 orang atau 13.3% memiliki
berdasarkan karakteristik jenis
pengetahuan yang cukup tentang triage. Hal
kelamin, diketahui dari 30
ini menunjukkan bahwa mayoritas perawat
responden yang diteliti mayoritas
di Puskesmas Dosay telah cukup baik
reponden berjenis kelamin

perempuan sekitar 25 orang.


pengetahuannya tentang tiage.

Pada dasarnya
4.3 Pembahasan karakteristik perempuan dan

4.3.1 Analisis Karakteristik Responden laki-laki memang berbeda, bukan

1. Umur hanya dari segi fisik saja, tetapi

Hasil penelitian karakteristik juga dalam hal bertindak

usia responden dibagi berdasarkan


dan berpikir. Perempuan juga
kategori umur menurut Depkes
cenderung lebih mampu menjadi
(2009). Dari 30 responden yang
pendengar yang baik, langsung
diteliti, didapatkan sebagian besar
menangkap fokus diskusi dan
responden berusia 26-35 tahun.
tidak selalu berfokus terhadap

Mathuridy (2019) diri sendiri, sementara laki-laki

tidak demikian
menyatakan bahwa umur perawat

berhubungan dengan banyaknya (Hartono, 2019).


3. Pendidikan
pengalaman yang diperoleh dalam
Hasil penelitian berdasarkan
hidup. Umur juga berkaitan dengan
karakteristik pendidikan, diketahui dari
kemampuan fisik dalam
30 responden yang diteliti, menunjukkan
melaksanakan tugas dan
bahwa mayoritas perawat di

Puskesmas Dosai
kewajibannya sebagai perawat,

sehingga semakin matang usia


berpendidikan D3 Keperawatan yaitu 26 pelaksanaan triase sebanyak

orang. 71,2% dan 69,1%, hal ini

mungkin berhubungan dengan


Faktor pendidikan juga
pengalaman selama bekerja,
mempengaruhi perilaku seseorang dimana
dimana pengalaman dapat
menurut penelitian dari
diperoleh dari pengalaman
Puspasari (2015) perawat dengan tingkat
sendiri maupun orang lain.
pendidikan D3, selama proses
Pengalaman yang sudah

pendidikannya lebih banyak diperoleh dapat memperluas

mendapatkan materi dan pengalaman praktek pengetahuan seseorang dan dapat

di rumah sakit apabila dibandingkan dengan meningkatkan kedisiplinan

perawat pada tingkat pendidikan S1 atau dalam melakukan tindakan

SPK. Selain itu, perawat D3 lebih banyak berdasarkan pengalaman yang

melakukan tindakan keperawatan sehingga sudah dialami.

perawat D3 lebih sering untuk berinteraksi


Menurut Azwar (2019) apa
dengan pasien, yang mana ketika melakukan
yang telah dialami seseorang akan ikut
interaksi dengan pasien, seorang perawat
membentuk dan mempengaruhi
diharuskan selalu melakukan upaya
penghayatan terhadap stimulasi
perlindungan diri, yaitu dengan cara
sosial yang akan menjadi salah
melaksanakan praktik pemilahan berdasarkan
satu dasar terbentuknya sikap.
triase.
Peningkatan pengalaman akan

4. Lama kerja meningkatkan ketrampilan

Hasil penelitian berdasarkan perawat dan diharapkan

karakteristik lama kerja, diketahui dari 30 kepercayaan diri perawat dapat

responden yang diteliti, menunjukkan bahwa meningkat sehingga memotivasi

lebih dari sebagian perawat di Puskesmas dan performa kerja yang

Dosay telah bekerja <5 tahun ditampilkan akan semakin baik.

sebanyak 14 orang. 5. Sertifikat

Berdasarkan hasil penelitian Hasil penelitian

Sukron & Kariasa (2019) diketahui karakteristik respondern

bahwa responden yang lama kerja <5 berdasarkan sertifikat,

tahun dan kerja >5 tahun sebagian diketahui dari 30 responden yang

diteliti, menunjukkan bahwa


besar kurang patuh dalam
sebagian besar perawat tidak atau pengetahuan yang didapat tentang

belum mengikuti pelatihan kegawat kesehatan. Pendidikan merupakan

proses belajar pada individu


daruratan sebanyak 26 orang.
kelompok atau masyarakat dari
4.3.2 Analisis Pengetahuan
tidak tahu menjadi tahu dan dari
Perawat Tentang Triage
tidak mampu mengatasi masalah

Hasil penelitian dari 30 sendiri menjadi mandiri.

responden menunjukkan bahwa


Pengetahuan sangat erat

mayoritas perawat di Puskesmas Dosay kaitannya dengan pendidikan

telah cukup baik pengetahuannya dimana diharapkan seseorang

tentang triase sebanyak 26 orang atau dengan

86.7%.
pendidikan, maka orang tersebut

Dari hasil penelitian yang akan makin luas pengetahuannya.

didapatkan dipengaruhi oleh usia Akan tetapi seseorang yang

responden yang sebagian besar berumur berpendidikan rendah tidak berarti

dewasa, selain itu tingkat pendidikan berpengetahuan rendah pula.

juga mempengaruhi hasil penelitian ini Contohnya dapat di lihat dari setiap

karena menurut Notoadmodjo (2012) perawat yang memiliki sertifikat

mengatakan bahwa usia sangat yang berhubungan dengan

mempengaruhi terhadap daya tanggap kegawatdaruratan seperti BTCLS

dan pola pikir seseorang, semakin atau pelatian tentang

bertambah usia akan semakin


triase, disitu dapat kita lihat jika

berkembang pula daya tangkap dari pola perawat memiliki sertifikat tersebut

pikirnya sehingga pengetahuan yang setidaknya

diperolehnya semakin membaik.


perawat akan mengerti tentang

Menurut Niven (2018) penanganan kegawatdaruratan yang

pengetahuan mempengaruhi proses


dimana pemilahan pasien atau triase
belajar, makin tinggi pendidikan
juga ada dalam konsep tersebut.
seseorang maka makin mudah orang

tersebut untuk menerima informasi. Pengetahuan triase sendiri

Semakin banyak informasi yang masuk merupakan suatu sistem

maka semakin banyak informasi yang pembagian/klasifikasi prioritas klien

masuk maka semakin banyak pula berdasarkan berat ringanya kondisi


klien atau kegawatanya yang Pengkajian terhadap
Pelaksanaan Tindakan Life
memerlukan tindakan segera. Dalam
Support di Rumah Sakit
triase, perawat dan dokter mempunyai Pelamonia. Jurnal
Makasar. Vol2.No4.
batasan waktu (response time) untuk
Alwi & Rasyidi, (2010).
mengkaji keadaan dan memberikan Gambaran Pengetahuan
dan Pelaksanaan Bantuan
intervensi secepatnya yaitu ≤ 10 menit. Hidup Dasar Perawat
Tujuan dari triase yaitu bertindak Gawat darurat di
Instalasi Gawat darurat
dengan cepat dan waktu yang tepat, (IGD) RSUD Labuang Baji
makasar. Vol 4 Hal 4-10.
tetapi juga melakukan yang terbaik
Alexander & Proctor (2015). Basic Life
untuk pasien. Dimana triase dilakukan Support tim bantuan medis
FK UI. Dikutip 2018 Januari
berdasarkan standar yang didukung oleh
dari
Emergency Nurses Association (ENA). http://medicine.uji.ac.id/inde
x.ph p/berita/Basic-Life-
SupportTim-Bantuan-Medis-
Persepsi tentang triase yang
FK-
masuk dalam kategori baik pada hasil UII.html
Basuki, (2019). Faktor yang
baik menunjukan bahwa perawat sangat
Mempengaruhi
baik dalam ketepatan dalam triase. Hal Keterampilan. Dikutip
2018 Januari 23.
ini tentu saja akan berdampak positif
Tersedia dalam
karena akan mempengaruhi kinerja URLhttp://
digilib.unimus.ac.id/fi
perawat dalam bekerja. Untuk dapat
les/disk/151.
menyerap informasi tentang triase yang Brooker, (2020). Europa
Resuscitation Council
baik diperlukan kemampuan menalar Guidelines for
yang baik, sehingga pengolahan dan Resuscitation 2010 section 4.
Adult Advanced Life Support
penyusunan serta pemahaman informasi resuscitation
akan baik (Wahyuni, 2018). Elliott et al, (2016). Pengaruh Pelatihan
teori Bantuan Hidup dasar
keperawatan. Terhadap pengetahuan
Resusitasi Jantung Paru
DAFTAR PUSTAKA Siswa-Siswi SMA Negeri 1
Toili. Jurnak
Keperawatan.
Ashari, (2018). Muslich (2013). Pedoman
Vol.1.Ni.1.
Pelayanan
Haryatun & Sudaryanto (2018). Basic
IGD.http://ja.scribd.com/mobile/
Life Support tim bantuan
document/323596732/848-PP-
medis FK UI. Dikutip 2018
Pedoman-Pelayanan-IGD.pdf. Januari dari
Arikunto (2012). Prosedur penelitian Suatu http://medicine.uji.ac.id/inde
Pendekatan Praktik. x.ph p/berita/Basic-Life-
Jakarta: Rineka Cipta. SupportTim-Bantuan-Medis-
Amirulah (2013). Hubungan Tingkat FKUII.html.
Pengetahuan Perawat Instalasi Hadjam (2016). Pedoman
Gawat darurat tentang Pertolongan Pertama
Yang Harus Dilakukan Saat Nursalam (2012), Konsep dan
Gawat Darurat Medis. Penerapan Metodologi
Yogyakarta: Penerbit Andi. Penelitian Ilmu
Ignatavicius, (2016). Hubungan Pelatihan Keperawatan Pedoman
Skripsi, Tesis, dan Instrumen
Life Support Dengan
Penelitian
Pelaksanaan Primary Survey
Keperawatan.Edisi 2.
pada Perawat di IGD RSUD Dr.
Jakarta: Salemba Medika.
Moewardi Surkarta. S1
Keperawatan, Universitas Sahid, Pratiwi (2017). Penuntun Praktis
Surakarta Penyakit
Kurniasih (2019). Hubungan Kardiovaskuler (Quick
Tingkat Pengetahuan Dan Reference to Cardiovaskuler
Sikap Petugas Kesehatan Diseases). Jakarta: Penerbit
IGD Terhadap buku Kedokteran EGC
Tindakan Triage Berdasarkan Potter, (2010). Pendidikan Kesehatan
Prioritas.http://repository.poltek Dalam Keperawatan.
kesmajapahit.ac.id/index.pdf. Yogyakarta: Nuha Medika
Kartikawati, (2019). Buku Ajar Dasar- Rowles (2017). Europa
Dasar Keperawatan Gawat Resuscitation Council
Darurat. Jakarta: Salemba Guidelines for
Medika. Resuscitation 2010 section 4.
Kemenkes (2018). Cara Penanganan Pasien Adult Advanced Life Support
Gawat Darurat di IGD. Jakarta resuscitation
Rifiani & Sulihan, (2019). Hubungan
Krisanty, et al, (2018). Asuhan
Tingkat
Keperawatan Gawat Darurat.
Jakarta: Trans Info Media. Pengetahuan dengan
Keterampilan Melaksanakan
Kusnanto (2017). Keperawatan Gawat Prosedur tetap isap
Darurat Plus Askep Dengan lendir/saction di ruang ICU
Pendekatan NANDA, NIC NOC. RSUD Prof. Dr. Margono
Yogyakarta: Mediaction. Soekarjo Purwokerto. Jurnal
Keperawatan. Vol. 2. No.1
Khanke (2019). Asuhan Kegawatdaruratan.
Jakarta: Trans Info Media Riskesda (2020). Pelayanan Kesehatan
Masyarakat. Kedokteran Jakarta: EGC
Mosby (2016). Prehospital Patient Triage
In Mass Casualty Incidents: An Smith, (2015). Basic Life Support tim
Engineering Management bantuan medis FK UI. Dikutip
Analysis And Prototype Strategy 2018 Januari dari
Recommendation. (A http://medicine.uji.ac.id/
Dissertation Submitted To The index.php /berita/Basic-Life-
Faculty Of The School Of Support-TimBantuan-Medis-
Engineering And Applied FK-UII.html
Science Of The George Sirait, (2016). Pengaruh Pelatihan teori
Washington University In Bantuan Hidup dasar
Partial Satisfaction of the Terhadap pengetahuan
requirements for the degree of Resusitasi Jantung Paru
Doctor of Science May 17, Siswa-Siswi SMA Negeri 1
2009). Toili. Jurnak
http://gradworks.umi.com/33528 Keperawatan.
39.pdf. Vol.1.Ni.1
Notoadmojo (2012). Metodologi Penelitian Suprapto, (2018). Pendidikan Kesehatan
Kesehatan. Edisi Dalam Keperawatan
2.Jakarta: Rineka Cipta. Yogyakarta: Nuha Medika
Rowles (2017). A Survey Of Nurse basic
Life support Knowledge and
Training at a teriary hospital.
African Journal Of Health
Proffesions Education, 1 (1) 4-7
Singer & Amung, (2010). Pengaruh
Pelatihan teori Bantuan
Hidup dasar Terhadap
pengetahuan Resusitasi Jantung
Paru Siswa-Siswi SMA Negeri
1 Toili. Jurnak
Keperawatan. Vol.1.Ni.1

Wawan & Dewi, (2018). Teori dan


Pengukuran Pengetahuan, Sikap
dan Perilaku. Yogyakarta: Muha
Medika

Oman, (2015). Panduan


Belajar Keperawatan
Emergensi.
Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai