PENDAHULUAN
Beberapa tahun terakhir instalasi gawat darurat di United Stated telah melihat
peningkatan volume kunjungan pasien sekitar 30 juta pasien per tahun
(Department o Health, 2012). Tahun 2007, data kunjungan pasien ke instalasi
gawat darurat (IGD) di seluruh Indonesia mencapai 4.402.205 pasien (13,3% dari
total seluruh kunjungan di RSU) dengan jumlah kunjungan 12% dari kunjungan
IGD berasal dari rujukan dengan jumlah rumah sakit umum 1.03 unit dari 1.319
unit rumah sakit yang ada. Jumlah yang signifikan kemudian memerlukan
perhatian yang cukup besar dengan pelayanan gawat darurat (Keputusan Menteri
Kesehatan,2009). Kemeudian pada tahun 2011 – 2012 pelayanan kegawatdarurat
mengalami peningkatan dari 98,80% menjadi 100% dengan berbagai banyak
keluhan pasien (Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2013). Berdasarkan data
yang didapat dari rekam medis di RSUD dr doesilo kabupaten tegal pasien yang
dating ke IGD pada tahun 2017 sebanyak 19.800 pasien, kemudian pada tahun
1
2
2018 sebanyak 21.600 pasien, dan tahun 2019 sebanyak 28.800 pasien. Hasil ini
menunjukan adanya peningkatan kunjungan pasien di IGD. Hasil observasi
pengambilan data pada bulan desember 2019 ditemukan 6 dari 12 perawat
melakukan tindakan tidak sesuai dengan ketegoti triase, dalam 1 shif terdapat 5-6
pasien yang seharusnya bias ditangani di poli rawat jalan dimasukan ke ugd yang
akhirnya ada pasien yang membutuhkan penanganan yang segera tidak tertangani
dengan maksimal, dan pada bulan desember ada 2-3 perawat dengan triase
kategori kuning dengan luka bakar <25% tidak ditangani,perawat menangani
pasien dengan kategori hijau.
Response time atau waktu tanggap menjadi salah satu indikator mutu pelayanan,
dimana hal ini merupakan indikator proses untuk mencapai indikator hasil yaitu
kelangsungan hidup. Salah satu indikator keberhasilan penanganan
kegawatdaruratan yaitu kecepatan dalam memberikan pertolongan yang memadai
kepada penderita gawat darurat (Moewardi, 2003). Keberhasilan waktu tanggap
atau respon time sangat tergantung pada kecepatan yang tersedia dan kualitas
dalam memberikan pertolongan untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah
3
Prioritas kegawatan dibagi menjadi 4 kategori yaitu warna merah untuk pasien
yang mengalami kondisi gawat darurat, warna kuning untuk kondisi gawat dan
tidak darurat, warna hijau untuk kondisi tidak gawat dan tidak darurat, dan warna
hitam untuk death arrival (Sudrajat, 2014). Pengkategorian triase secara akurat
merupakan kunci dalam melakukan tindakan yang efisien di IGD. Akan tetapi,
jika penanganan pasien di IGD tidak dilakukan dengan menggunakan triase dapat
mengakibatkan penundaan pada pasien kritis sehingga berpotensi mematikan
pasien yang kritis. Ketidaktepatan penilaian triase akan memperpanjang waktu
penanganan yang seharusnya diterima oleh pasien sesuai dengan kondisi
6
Fenomena yang terjadi di IGD yakni penerapan triase belum dilakukan dengan
maksimal sehingga banyak pasien yang tidak mendapatkan penanganan yang
cepat dan tepat sesuai kondisinya. Respon time yang cepat dan tepat atau sesuai
standar yang ada akan membantu perawat dalam memberikan pelayanan yang
teapt sesuai dengan jenis keluhan yang dialami oleh pasien. Keterlambatan
penanganan di IGD dapat mengakibatkan kecacatan atau kematian. Studi yang
dilakukan oleh matillu membuktikan respon time perawat pada penangann pasien
gawat darurat yang memanjang dapat menurunkan usaha penyelamatan pasien
dan terjadinya perburukan kondisi pasien (Mattilu, Mulyadi and Malara,2014).
Semua pasien yang datang ke IGD RSUD DR SOESILO ditriase oleh perawat
yang sudah ditentukan dalam jadwal dinas setiap kali bertugas. Pasien di triase di
ruang triase di depan pintu masuk IGD dan setelah ditentukan jenis triase pasien
lalu diarahkan kedalam ruang tindakan sesuai kegawatannya. Hasil wawancara
dengan kepala IGD dan perawat IGD jumlah kunjungan pasien untuk satu kali
dinas perhari nya mencapai lebuh dari 45pasien/shif,sehingga untuk satu harinya
jumlah pasien dating ke IGD kurang lebih 130 pasien. Dengan banyaknya
kunjungan pasien menyebabkan ketidak seimbangan perbandingan tenaga medis
dokter dan perawat yang dinas ( 1 dokter, 5 perawat) dengan jumlah pasien yang
masuk, sehingga berdampak pada respon time yang diberikan terhadap pasien.
triase yang benar sangat penting dilakukan di IGD karena akan mempengaruhi
prioritas penentuan pasien. Penentuan pasien yang keliru akan meningkatkan
angka mordibitas dan mortalitas serta menurunkan mutu pelyanan.