HUBUNGAN PELAYANAN PRIMA
(SERVICE EXELLENCE) DENGAN
KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT
INAP LANTAI DUA RUMAH SAKIT
SIAGA TEGAL
Istiqomah Amaliyah
c1118021
BAB I
PENDAHULUAN
Penelitian yang dilakukan oleh Aini pada tahun 2018 bahwa perawat yang
melakukan pelayanan prima (Service Excellence) baik (60,9%) responden,
pelayanan prima (Service Excellence) perawat cukup baik (34,8%) responden,
dan pelayanan prima (Service Excellence )perawat kurang (4,3%) responden.
Data yang di peroleh di rumah sakit Mitra Siaga ruang rawat inap pada tahun 2019
menunjukan adanya kepuasan terhadap pelayanan yang di berikan sebanyak 85 % dan
ketidakpuasan terhadap pelayanan sebanyak sebesar 13%. Sedangkan Standar pelayanan
minimal rumah sakit, kepuasan pasien rawat inap adalah ≥ 90%. Angka tersebut masih
jauh dari harapan tingkat kepuasan pasien. Fakta tersebut memotivasi peneliti untuk
meneliti tentang hubungan antara pelayanan prima (Service Excellence)dengan
1.2 TUJUAN PENELITIAN 1.2.2 Tujuan Khusus
Mengetahui gambaran tentang
Service Excellencedi Ruang Rawat
Inap Lantai Dua Rumah Sakit
Mitra Siaga Tegal.
Pelayanan prima di rumah sakit adalah pelayanan terbaik yang diberikan oleh
karyawan atau petugas rumah sakit untuk memenuhi atau bahkan melampaui
harapan pengguna jasa rumah sakit. Dimana harapan ini ditentukan oleh
pengalaman masa lalu terhadap jasa atau produk yang pernah digunakan,
informasi layanan yang diterima dari berbagai sumber atau janji – janji dan
factor internal dari pengguna jasa rumah sakit sendiri (Purwoastuti & Walyani,
2015).
2.1.2 Kriteria Pelayanan Prima
Sikap (Atitude) atau perilaku tertentu yang harus ditonjolkan ketika berhadapan dengan
pasien. Keberhasilan rumah sakit jasa pelayanan akan sangat tergantung pada orang-orang
yang terlibat di dalamnya. Sikap pelayanan yang diharapkan tertanam pada diri para karyawan
adalah sikap yang baik, ramah, penuh simpatik, dan mempunyai rasa memiliki yang tinggi
terhadap rumah sakit
Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari perbandingan antara
kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk dengan harapannya (Nursalam,
2011).
Sedangkan pasien adalah makhluk bio psiko sosial ekonomi budaya. Artinya dia
memerlukan terpenuhinya kebutuhan, keinginan, dan harapan dari aspek biologis
(kesehatan), aspek psikologis (kepuasan), aspek sosio-ekonomi (papan, sandang,
pangan, dan afiliasi sosial), serta aspek budaya (Supriyanto& Ernawaty, 2010)
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang timbul sebagai akibat
dari kinerja layanan kesehatan yang diperolehnya setelah pasien
membandingkannya dengan apa yang diharapkannya (Pohan, 2013).
2.2.2 Dimensi Kepuasan Pasien
2.2.3 Indikator Kepuasan Pasien
Indikator Kepuasan Pasien ada empat aspek yang dapat diukur yaitu (Suyanto,
2009):
2.2.3.1 Kenyamanan.
Aspek ini dijabarkan dalam pertanyaan tentang lokasi rumah sakit, kebersihan,
kenyamanan ruangan, makanan dan minuman, peralatan ruangan, tata letak,
penerangan, kebersihan WC, pembuangan sampah, kesegaran ruangan.
2.2.3.2 Hubungan pasien.
Hubungan dengan layanan kesehatan, dapat dijabarkan dengan pertanyaan
yang menyangkut keramahan, informasi yang diberikan, sejauh mana tingkat
komunikasi, responsi, support, seberapa tanggap dokter/ perawat di ruangan
IGD, rawat jalan, rawat inap, farmasi, kemudahan dokter/ perawat dihubungi,
keteraturan pemberian meal, obat, pengukuran suhu dan sebagainya.
2.2.3.3 Kompetensi teknis petugas
Dijabarkan dalam pertanyaan kecepatan pelayanan pendaftaran,
ketrampilan dalam penggunaan teknologi, pengalaman petugas
medis, gelar medis yang dimiliki, terkenal, keberanian mengambil
tindakan, dan sebagainya.
2.2.3.4 Biaya
Dijabarkan dalam pertanyaan kewajaran biaya, kejelasan komponen
biaya, biaya pelayanan, perbandingan dengan rumah sakit yang
sejenis lainnya, tingkat masyarat yang berobat, ada tidaknya
keringanan bagi masyarakat miskin. dan sebagainya
2.2.4 Faktor Kepuasan Pasien
2.2.5.3Ghost shopping.
Model yang ketiga mirip dengan marketing intellegence yaitu pihak pemberi
jasa mempelajari jasa dari pesaingnya dengan cara berpura-pura sebagai
pembeli atau pengguna jasa dan melaporkan hal-hal yang berkaitan dengan
cara melayani keluhan, kelemahan dan kekuatan produk jasa atau cara
pesaing dalam menangani keluhan.
2. 2.5.4 Analisa pelanggan yang hilang
Melakukan analisa pelanggan-pelanggan tertentu yang berhenti mengunakan produk
jasa dengan melakukan studi terhadap bekas pelanggan mereka.
2.3 KERANGKA
TEORI
2.3 Kerangka Teori Penelitian
Dimensi kepuasan : Faktor yang
•Dimensi bukti fisik mempengaruhi
•Dimensi kehandalan kepuasan pasien :
Kriteria pelayanan •Dimensi ketangganpan •Kualitas produk
prima: •Dimensi jaminan •Harga
•Kemampuan (ability) •Dimensi perhatian •Emosional
•Sikap (attitude) •Kinerja
•Penampilan •Karakteristik Produk
(appreance) •Pelayanan Prima
(service excellence)
Pelayanan Prima Kepuasan pasien
(Service Excellence)
Indikator pelayanan
prima:
•Reliability Indikator kepuasan pasien:
•Responsif •Kenyamanan
•Emphaty •Hubungan pasien
•Makes Custumer Fell •Kompetensi petugas
Valued •Biaya
•Competency
Sumber : Daryanto & Ismanto (2014), Nursalam (2011) (2015), Suyanto,(2009), Lisa Ford (2015)
2.4 KERANGKA
KONSEP
PENELITIAN
2.4 Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Penelitian
2.5 HIPOTESIS
Menurut Notoatmodjo (2010), hipotesa penelitian adalah jawaban sementara
penelitian, patokan duga atau sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan
dalam penelitian tersebut.
Hipotesa yang diajukan pada penelitian ini adalah :
Ha : Ada hubungan pelayanan prima (service excellence) dengan kepuasan
pasien di Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal.
Ho : Tidak ada hubungan pelayanan prima (service excellence) dengan
kepuasan pasien di Rumah Sakit Mitra Siaga Tegal.
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian
Data
3.2 Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data
3.2.1 Alat Penelitian
Instrumen pada penelitian ini menggunakan kuesioner dengan likert
scale. Kuesioner merupakan sebuah form yang berisiskan pertanyaan
– pertanyaan yang telah ditemukan yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan informasi (data) dari tentang orang – orang sebagai
bagian dari sebuah survei (Swarjana, 2015). Adapun pernyataan
kuesioner yang digunakan yaiti pernyataan tertutup. Kuesioner dalam
penelitian ini terdiri dari 2 bagian :
3.2.1.1 Bagian I Kuesioner tentang Pelayanan Prima (Service Exellence)
Kuesioner Pelayanan Prima (Service Exellence) terdiri dari 18 item pernyataan, untuk
pernyataan terbagi menjadi 2 yaitu
Pernyataan Favorabel 11 pernyataan dengan penilaian sangat tidak setuju (1), tidak setuju
(2), ragu – ragu (3), setuju (4), sangat setuju (5).
Pernyataan Unfavorabel 7 pernyataan dengan penilaian sangat tidak setuju (5), tidak
setuju (4), ragu – ragu (3), setuju (2), sangat setuju (1).
Dikategorikan pelayanan prima baik bila mean ≥ 45 dan pelayanan prima tidak baik bila
nilai mean < 45.
Kuesioner ini peneliti adop dari Irawati (2017) dengan hasil validitas menggunakan
responden sebanayak 30 maka nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r Product Moment
Pearson dengan df (degree of freedom) = n-2, jadi df = 30 – 2 = 28, maka r tabel = 0,312.
Perbandingan r hitung > 0,312 sehingga pernyataan dalam kuesioner layak digunakan
sebagai indicator penelitian dan dapat dianalisis lebih lanjut, dan hasil reliabilitas dengan
Chonbach’s sebesar 0,944. Sehingga peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas
3.2.1.2 Kuesioner Kepuasa Pasien
Kuesioner Kepuasa Pasien terdiri dari 15 item pernyataan, untuk pernyataan terbagi
menjadi 2 yaitu
Pernyataan Favorabel 7 pernyataan dengan penilaian sangat tidak puas (1), tidak puas
(2), ragu – ragu (3), puas (4), sangat puas (5)
Pernyataan Unfavorabel 8 pernyataan dengan penilaian sangat tidak puas (5), tidak puas
(4), ragu – ragu (3), puas (2), sangat puas (1).
Dikategorikan pelayanan puas bila mean ≥ 38 dan tidak puas bila nilai mean < 38.
Kuesioner ini peneliti adop dari Irawati (2017) dengan hasil validitas menggunakan
responden sebanayak 30 maka nilai r tabel dapat diperoleh melalui tabel r Product Moment
Pearson dengan df (degree of freedom) = n-2, jadi df = 30 – 2 = 28, maka r tabel = 0,312.
Perbandingan r hitung > 0,312 sehingga pernyataan dalam kuesioner layak digunakan
sebagai indicator penelitian dan dapat dianalisis lebih lanjut, dan hasil reliabilitas dengan
Chonbach’s sebesar 0,944. Sehingga peneliti tidak melakukan uji validitas dan reliabilitas
n = ukuran sampel
besar sampel dalam populasi ini ditentukan dalam penelitian ini sebanyak 86
0,1
rumus slovin :
3.3.2 Sampling
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling.
Pendekatan teknik non probability sampling yang digunakan adalah purposive
sampling.
Penentuan sampel penelitian :
• Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien dewasa rawat inap di Lantai Dua
Rumah Sakit Mitra Siaga, kondisi pasien stabil secara psikologis (sehat secara
mental) dan fisiologis (kesadaran compos mentis), pasien dapat baca tulis bahasa
Indonesia yang baik dan benar, serta pasien bersedia menjadi responden.
• Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah pasien dengan depresi berat dan
gangguan jiwa, pasien anak – anak, dan pasien dengan kriteria inklusi tetapi tidak
bersedia menjadi responden.
3.4 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Rumah sakit
Mitra Siaga Tegal lantai dua ruang rawat
inap. Pengambilan data di lakukan bulan
Maret 2020.
3.5 Definisi Operasional dan skala
pengukuran
Variabel Definisi operasional Alat Ukur Hasil ukur Skala
Data
3.6.1 Teknik Pengolahan Data
Dalam penelitian ini analisis univariate dilakukan pada tiap variabel dari hasil
penelitian dengan cara membuat tabel distrubisi frekuensi, diantaranya variabel
pelayanan prima (service excellence).
Dalam penelitian ini analisis bivariat dilakukan dengan uji statistik yang
digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-Square, Pvalue < 0,05 maka
variabel tersebut dinyatakan ada hubungan yang bermakna secara statistik,
sedangkan jika P value > 0,05 maka variabel tersebut dinyatakan tidak ada
hubungan.
3.7 Etika Penelitian
3.7.1 Menghormati Harkat Dan Martabat Manusia
Tahap pertama sebelum dilakukan penelitian responden
menandatangani formulir persetujuan menjadi responden (Informed
Concent).
3.7.2 Menghormati Privasi Dan Kerahasiaan Responden
Penelitian
Peneliti menghormati privasi dengan tidak menampilkan informasi
dan kerahasiaan responden. Informasi mengenai identitas
responden peneliti menggunakan inisial dalam lembar kuesioner
untuk menjaga kerahasiaan.
Dalam penelitian ini dilakukan dengan keterbukaan, adil, jujur dan
hati-hati.
3.7.4 Memperhitungkan Manfaat dan Kerugian Yang Ditimbulkan