PENDAHULUAN
sakit yang dilaksanakan di instalasi gawat darurat. Tugas instalasi gawat darurat
keperawatan serta pelayanan pembedahan darurat bagi pasien yang datang dengan
sedemikian rupa sehingga terjalin kerjasama yang harmonis dengan unit-unit dan
Salah satu tujuan dalam pelayanan di rumah sakit adalah kepuasan pelanggan,
baik itu pasien maupun keluarga. Berdasarkan hasil penelitian dari Tomsal Siboro
lingkungan fisik rumah sakit. Sriyono dalam Tomsal Siboro (2013) menjelaskan
bahwa salah satu faktor yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien adalah
pelayanan yang diberikan oleh perawat di instalasi gawat darurat karena kurang
1
2
pertolongan segera yaitu cepat, tepat dan cermat untuk mencegah kematian dan
kecacatan, atau pelayanan pasien gawat darurat memegang peranan yang sangat
penting (Time saving is life saving) seluruh tindakan yang dilakukan pada saat
kondisi gawat darurat harus benar-benar efektif dan efisien, hal ini mengingatkan
bahwa pasien dapat kehilangan nyawa hanya dalam hitungan menit saja karena
waktu adalah nyawa (Sutawijaya, 2009). Standar IGD sesuai Keputusan Menteri
Kesehatan (2009) bahwa indikator waktu tanggap di IGD adalah harus ≤ 5 menit,
waktu tanggap dari perawat pada penanganan pasien gawat darurat yang
waktu tanggap (response time) bahkan pada pasien selain penderita penyakit
ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien yang datang ke instalasi gawat
time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai dengan
dan mengurangi angka kesakitan, kematian dan kecacatan (Suhartati et al, 2011)
pada beratnya cedera yang diprioritaskan ada tidaknya gangguan pada airway,
triage antara lain triage dua tingkat, triage tiga tingkat, triage empat tingkat,
triage lima tingkat, skala triage Australia, skala triage Kanada dan skala triage
Manchester (Kartikawati, 2012). IGD Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot
Soebroto Jakarta yang sekarang ini sudah menggunakan skala triage Australia
Response Time perawat yang cepat (≤ 5 menit) dan yang lambat (>5 menit) sama,
di IGD RSUP. Prof. Dr. R. D. Kandou Manado masih belum 100% memilki
berjumlah 6 orang (20%) dan yang puas berjumlah 24 orang (80%), dan terdapat
response time yang tidak tepat > 5 menit dari perawat, sedangkan hasil penelitian
dengan tingkat kecemasan panik dan terdapat hubungan yang signifikan (p value
observasi response time perawat dan wawancara dengan 10 pasien kategori triage
JAKARTA didapatkan bahwa response time perawat di IGD rata-rata > 5 menit.
Wawancara yang dilakukan pada 10 pasien yang setelah mendapatkan respon dan
tindakan dari perawat, 7 pasien mengatakan kurang puas karena lamanya perawat
diberikan perawat.
response time perawat dengan tingkat kepuasan pasien kategori triage 4 dan 5 di
penelitian ini yaitu untuk mengetahui Hubungan Response Time Perawat dengan
khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
JAKARTA
1.4 Manfaat
tentang response time dengan tingkat kepuasan pasien, sehingga perawat dapat
penelitian selanjutnya.
Time Dengan Kepuasan Keluarga Pasien Gawat Darurat Pada Triase Merah Di
IGD RSUP Prof. DR. R. D. Kandou Manado”. Penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif, populasi dalam penelitian ini diambil dari jumlah kunjungan pasien
triase merah ke ruang IGD dengan jumlah rata-rata perbulan adalah 30 pasien dan
pendekatan cross sectional dan tehknik sampling yang digunakan adalah non
7
lembar kuisioner dan observasi. Hasil dari penelitian menggunakan uji Chi-
Square didapatkan nilai p value = 0,017, yaitu ada hubungan antara response time
dengan kepuasan keluarga pasien. Penelitian yang saya ambil berjudul “Hubungan
Response Time Perawat Dengan Tingkat Kepuasan Pasien Katagori Triage 4 dan
katagori triage 4 dan 5 yang berkunjung ke IGD dengan sampel 102 responden.
Time Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Pasien Kategori Triase Kuning Di IGD
populasi dalam penelitian ini diambil dari rata-rata jumlah kunjungan pasien triase
kuning per bulan ke ruang IGD yaitu 239 pasien/bulan dengan sampel 77
didapatkan nilai p value = 0,001, yaitu ada hubungan yang signifikan antara
response time perawat dengan kecemasan pasien di IGD RSU GMIM Kalooran
triage 4 dan 5 yang berkunjung ke IGD dengan sampel 102 responden. Tehnik
TINJAUAN PUSTAKA
terhadap produk atau jasa yang telah memenuhi harapannya. Jadi kepuasan adalah
hasil dari akumulasai konsumen atau pelanggan dalam menggunakan produk atau
yang dimaksud dengan kepuasan pasien adalah suatu ungkapan perasaan pasien
pangan dan afiliasi sosial) dan aspek budaya. Siapapun yang mengetahui secara
khusus kebutuhan, keinginan ataupun harapan pelanggan atau pasien, maka dialah
harapan pelanggan dapat anda penuhi, maka pelanggan akan puas. Kepuasan
9
10
pelanggan adalah perasaan senang atau puas bahwa produk atau jasa yang
merupakan salah satu indikator kualitas pelayanan yang kita berikan dan kepuasan
pasien adalah suatu modal untuk mendapatkan pasien lebih banyak lagi untuk
mendapatkan pasien yang loyal (setia). Pasien yang loyal akan menggunakan lagi
pelayanan kesehatan yang sama bila mereka membutukan lagi. Bahkan telah
diketahui bahwa pasien loyal akan mengajak orang lain untuk menggunakan
bangunan rumah sakit, kebersihan dan tipe kelas kamar yang disediakan
beserta kelengkapannya.
tempat parkir, ruang tunggu yang nyaman dan ruang kamar rawat inap.
11
konsumen.
oleh perawat.
Emotional, Factor, dan Cost of Aquiring (Supriyanto dan Ratna dalam Nursalam,
2015).
1) Product Quality
lain.
2) Service Quality
Skala ini dinyatakan dengan skala 1-5. Skala 1 adalah tidak puas dan skala 5
adalah puas. Nilai rerata skala adalah nilai skor (skor=jumlah n pengukuran
dikatakan skala).
12
3) Emotional Factor
4) Price
Harga dari produk, jasa yang di ukur dari value (nilai) manfaat
5) Cost of Aquaring
yang sesuai dengan janji yang ditawarkan. Menurut Palmer dalam Sari
pelayanan yang cepat dan tanggap, yaitu meliputi: kesigapan petugas dalam
para petugas rumah sakit menumbuhkan rasa percaya pada para pasien. Hal
meliputi:
sarana dan prasarana fisik rumah sakit yang dapat diandalkan, keadaan
oleh pemberi jasa pelayanan. Hal ini meliputi fasilitas fisik yaitu gedung,
meliputi:
penyediaan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila
pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka
pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan efisien. Metode yang sampai
saat ini paling tepat untuk mengukur kepuasan adalah dengan menggunakan
kuesioner (Supranto, 2006). Menurut Nursalam (2015) dan Hidayat (2014) untuk
2) Tidak puas = 2
3) Puas = 3
4) Sangat puas = 4
2) 26 – 50 % = Tidak puas
3) 51 – 75 % = Puas
(Aspuah, 2011):
Ket:
Sp = Skor perolehan
Sm = Skor maksimal
Menurut Depkes RI (2006) salah satu indikator mutu pelayanan IGD adalah
waktu tanggap atau yang disebut dengan response time. Menteri Kesehatan pada
tahun (2009) telah menetapkan salah satu prinsip umumnya tentang penanganan
pasien gawat darurat yang harus ditangani paling lama 5 (lima) menit setelah
sampai di IGD, waktu tanggap gawat darurat merupakan gabungan dari waktu
response time yang cepat dan penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai
dari 10 menit.
5) Kategori 5 (biasa), response time perawat harus kurang dari 120 menit.
2.3 Triage
Triage berasal dari bahasa Prancis ‘Trier’ yang artinya membagi atau
melakukan penanganan pada tentara korban perang yang mengalami luka ringan
Triage mulai digunakan di unit gawat darurat pada tahun 1950 dan tahun
1960. Penggunan triage di unit gawat darurat disebabkan oleh peningkatan jumlah
kunjungan ke unit gawat darurat yang dapat mengarah pada lamanya waktu
(Kartikawati, 2012)
jumlah korban puluhan atau mungkin ratusan, dimana penolong sangat belum
prioritas perawatan pada pasien. Keakutan dan jumlah pasien, skill perawat,
8) Tanggung jawab yang paling utama dari proses triage yang dilakukan
1. Penempatan pasien yang benar pada tempat yang benar saat waktu yang
level perawatan. Prioritas didasarkan pada pengetahuan, data yang tersedia, dan
situasi terbaru yang ada (Kartikawati, 2012). Huruf atau angka yang sering
1) Korban kritis diberi label merah atau kegawatan yang mengancam nyawa
misalnya: serangan jantung, trauma berat, gagal napas, syok dan fraktur
terbuka.
2) Tertunda diberi label kuning atau kegawatan yang tidak mengancam nyawa
b. Nadi teraba.
3) Pasien yang masih bisa berjalan atau setelah dilakukan pengkajian, karena
kondisi pasien tidak kritis, maka pasien dapat menunggu diberi label hijau
dan sebagainya.
Dalam sistem triage dua tingkat, pasien dikategorikan sakit atau tidak
sakit. Pasien yang sakit membutuhkan perawatan darurat dengan kondisi yang
membahayakan nyawa, tubuh atau organ. Sementara itu, pasien yang tidak sakit
atau pemberian nomor (kategori 1, 2, 3), tetapi pada dasarnya kategori tersebut
berdasarkan pada ancaman serius terhadap nyawa, tubuh, atau organ, misalnya:
serangan jantung, trauma berat, gagal napas, syok dan fraktur terbuka
(Kartikawati, 2012).
2.3.5.2.2 Darurat
2.3.5.2.3 Biasa
karena kondisi pasien tidak kritis, maka pasien dapat menunggu diberi label hijau,
(Kartikawati, 2012)
Emergency Physicians (ACEP) dan ENA pada tahun 2003, maka di Amerika
Serikat telah diberlakukan secara nasional penggunaan sistem triage lima tingkat.
ACEP dan ENA meyakini bahwa kualitas pelayanan pasien akan bertambah
dengan menerapkan skala triage terstandar dan proses kategori akuitas. Saat ini,
skala triage lima tingkat banyak digunakan diseluruh UGD rumah sakit di
Amerika Serikat. Pada skala ini ada penambahan level yaitu tingkat 1 yang berarti
gawat darurat tertinggi dan tingkat 5 untuk pasien dengan kondisi yang paling
Australia. Penghitungan waktu dimulai sejak pasien pertama kali tiba di UGD,
tingkat kedaruratan triage. Selain itu, proses triage meliputi pemeriksaan kondisi
Darurat 60 menit 70
penilaian tepat waktu untuk semua pasien yang datang ke IGD berdasarkan
kriteria klinis, praktis digunakan karena membedakan katagori pada pasien gawat
darurat, pengalokasian kode triage memerlukan waktu tidak lebih dari lima menit
besar, amputasi).
banyak, sesak napas cukup berat, kejang, muntah terus menerus, dehidrasi,
cedera kepala, nyeri dada yang berat tidak di jantung, nyeri perut, cedera
ringan, tidak ada kehilangan kesadaran, nyeri sedang, muntah atau diare
tanpa dehidrasi, radang mata atau ada benda asing, pergelangan kaki
rendah, gejala minor penyakit stabil yang ada, gejala minor kondisi
jahitan).
dan triage lima tingkat. Setiap tingkst triage mewakili beberapa keluhan dari
pasien. Pada triage tingkat 1, contoh kasusnya yaitu serangan jantung, trauma
berat, gagal napas akut dan lain-lain. Sementara itu triage tingkat 5, contohnya
pasien terkilir, luka ringan dan sebagainya. Triage yang dilakukan oleh perawat
25
perawat langsung
gawat darurat. Setiap tingkatan pada triage ini diberi nama, nomor dan warna
menanyakan tanda dan gejala kepada pasien dan jawaban iya dari pasien
Suatu rumah sakit disebut memiliki pelayanan paripurna salah satunya adalah
pelayanan yang maksimal. Setiap pasien yang masuk ruang rawat inap hampir
75% akan melewati IGD sebelum masuk ruang rawat inap. Ini artinya respon
terhadap kualitas rumah sakit pertama kalidirasakan oleh pasien adalah di IGD.
adalah waktu tanggap (response time) perawat. Dalam pelayanan gawat darurat
diperlukan response time dengan memberikan pelayanan yang cepat dan tepat
RI, 2006). Menurut Nursalam (2015) kepuasan muncul dari kesan pertama masuk
pasien terhadap pelayanan yang diberikan perawat, seperti pelayanan yang cepat
dan tanggap.
Hal ini didukung oleh penelitian Anjaryani (2009) yang menemukan dengan
pasien. Penelitian yang berbeda dilakukan Wilde (2009) waktu tanggap cepat
sangat dibutuhkan pada pasien di IGD, waktu tanggap maksimal yang dapat
mengurangi angka kematian baik kasus medik maupun surgical. Penelitian yang
dilakukan Widodo, dkk (2015) yang menemukan bahwa response time perawat
menemukan bahwa semakin cepat response time perawat semakin puas pasien dan
sebaliknya semakin lambat response time perawat semakin tidak puas pasien.
BAB III
KERANGKA KONSEP
Karangka konseptual adalah suatu hubungan atau kegiatan antara konsep satu
terhadap konsep yang lain dari masalah yang ingin di teliti. Karangka konseptual
variabel yang akan di teliti (Setiadi, 2013). Karangka ini di dapat dari konsep ilmu
atau teori yang di pakai sebagai landasan penelitian atau ringkasan dari tinjauan
pustaka yang di hubungkan dengan garis sesuai dengan variabel yang akan di
teliti. Sesuai dengan tujuan dan pemikiran peneliti yaitu Hubungan Response
Time Perawat dengan Tingkat Kepuasan Pasien Kategori Triage 4 dan 5 di IGD
28
29
Dimensi Kepuasan:
1. Reliability
Response Time
2. Responsivines
3. Assurance
4. Tangible
5. Emphaty
Ket :
: Tidak diteliti
: Mempengaruhi
30
Variabel adalah suatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
dampak pada variabel dependen. Dalam penelitian ini variabel bebasnya yaitu
respons akan muncul sebagai akibat dari manipulasi variabel-variabel lain. Dalam
3.3 Hipotesis
statistik dan interpretasi hasil statistik. Hipotesis nol dapat sederhana atau
adanya suatu hubungan, pengaruh dan perbedaan antara dua atau lebih variabel.
JAKARTA.
BAB IV
METODE PENELITIAN
independen dan dependen diamati hanya satu kali pada satu saat (Nursalam,
2014), dalam hal ini adalah hubungan response time perawat dengan tingkat
Variabel I Deskripsi
Variabel
Uji Interpretasi
Hubungan makna/arti
Deskripsi
Variabel II
Variabel
Berdasarkan rumusan masalah, maka kerangka kerja pada penelitian ini adalah
sebagai berikut :
33
34
Populasi
Pasien kategori triage 4 dan 5 di IGD
RSPAD Gatot Soebroto dengan
jumlah 137 pasien
Inklusi Eksklusi
Sampel
Pasien kategori triage 4 dan 5 di IGD
RSPAD Gatot Soebroto dengan
jumlah 102 pasien
Tehnik Sampling
Non Probability sampling dengan tehnik accidental
sampling
Instrument Penelitian
(Kuesioner & Observasi )
Analisa data
Menggunakan uji statistik dengan analisa data korelasi bivariat yaitu
uji Spearman Rank, berbantuan sistem komputer
– 30 Desember 2018.
4.4.1 Populasi
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
sekelompok atau subyek atau data dengan karakteristik klinis dan demografi.
Populasi terjangkau adalah bagian dari populasi target yang dibatasi oleh tempat
dan waktu (Sastroasmoro, 2008). Populasi target adalah seluruh pasien kategori
populasi terjangkau dalam penelitian ini adalah seluruh pasien kategori triage 4
4.4.2 Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah
dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2014). Sampel terdiri dari
melalui sampling (Nursalam, 2014). Kriteria sampel meliputi kriteria inklusi dan
kriteria eksklusi, dimana kriteria tersebut menentukan dapat dan tidaknya sampel
Keterangan :
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti (Nursalam, 2014). Kriteria
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2014).
Kriteria eksklusi yang akan digunakan dalam penelitian ini meliputi pasien:
Teknik Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat
mewakili populasi yang ada, sehingga jumlah sampel akan mewakili keseluruhan
populasi yang ada (Hidayat, 2014). Teknik pengambilan sampel dengan cara
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data Primer yaitu
data yang dikumpulkan dari para responden dan bukan berasal dari pengumpulan
data yang pernah dilakukan sebelumnya. Data primer didapatkan dari responden
yang diperoleh adalah hasil pengukuran meliputi kepuasan pasien dan observasi
Pengumpulan data diperoleh dari data primer. Data primer diperoleh dengan
menggunakan arloji/stop watch ketika responden baru masuk pintu IGD sampai
dari hasil pengisian kuesioner oleh responden yang lebih dahulu diberikan
kuesioner ini mengacu pada parameter yang sudah dibuat peneliti sesuai
kepada responden penelitian untuk mencari perubahan atau hal-hal yang akan
diteliti (Hidayat, 2014). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan yaitu
sebagai berikut:
JAKARTA.
penelitian.
pasien.
Alat ukur atau instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar
adalah alat ukur yang telah melalui uji validitas dan reliabititas data. Uji Validitas
40
adalah suatu indeks yang menunjukkan alat itu benar untuk mengukur apa yang
untuk melihat tingkat konsistensi suatu instrument. Berdasarkan hasil uji validitas
valid dan dapat digunakan, r hitung terendah yaitu 0,341 dan tertinggi yaitu 0,758
mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan (Sugiyono, 2015).
4.6.1.1 Editing
4.6.1.2 Coding
pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf
menjadi data angka atau bilangan. Untuk memudahkan dalam pengolahan data,
maka setiap jawaban dari kuesioner yang telah disebutkan diberi kode dengan
seperti, Tingkat Pendidikan : (0) Tidak Sekolah ,(1) SD, (2) SMP , (3) SMA,
Tamatan Akademik (4). Jenis kelamin : (0) Laki-laki , (1) Perempuan. Pekerjaan :
Tidak Bekerja (0) ,Buruh (1) , Petani (2), PNS (3), Wiraswasta (4). Response time
perawat: Cepat (1), Sedang (2), Lambat (3). Tingkat kepuasan pasien: Sangat
tidak puas (1), Tidak puas (2), Puas (3), Sangat puas (4).
4.6.1.3 Entering
Yaitu memasukkan data yang telah diperoleh sesuai dengan kode yang
4.6.1.4 Cleaning
entry.
42
4.6.1.5 Tabulating
analisa yang digunakan untuk melihat gambaran dari masing-masing variabel dan
dapat menghasilkan data persentase. Dalam penelitian ini, uji univariat akan
antara response time perawat dengan tingkat kepuasan pasien kategori triage 4
antara kedua variabel adalah dengan tehnik korelasi Spearman Rank dengan
1) Bila t hitung ≥ t tabel , Ho ditolak berarti ada hubungan yang signifikan antara
response time perawat dengan tingkat kepuasan pasien kategori triage 4 dan 5
2) Bila t hitung ≤ t tabel , Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara response
time perawat dengan tingkat kepuasan pasien kategori triage 4 dan 5 di IGD
Etika dalam penelitian merupakan hal yang sangat penting dalam pelaksanaan
dengan manusia, maka segi etika peneliti harus di perhatikan karena manusia
mempunyai hak asasi dalam kegiatan penelitian (Nursalam, 2014). Etika dalam
atau tidak untuk mengikuti kegiatan penelitian, setelah semua informasi yang
yang di berikan.
berikan sebelum peneliti melakukan tujuan agar responden mengerti maksud dan
44
4.7.3 Anominity
nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar
4.7.4 Confidentiality
Pada saat penelitian untuk menjamin kerahasiaan dari hasil penelitian baik
4.7.5 Beneficence
kepada klien mengandung prinsip kebaikan (promote good). Prinsip berbuat yang
terbaik bagi klien ini tentu saja dalam batas-batas hubungan teraupetik antara
4.7.6 Justice