Fitria Vanesa
1911313010
Dosen Pengampu :
Emil Huriani, S.Kp, MN
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2022
Interpretasi Artikel Hasil Penelitian
Penulis : gusmanvirgo@gmail.com
ISSN : 2580-2194
Tujuan Penelitian : Untuk Mengetahui hubungan respon time pelayanan Instalasi Gawat
Darurat (IGD) dengan Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD Bangkinang
tahun 2018.
Dalam jurnal ini, peneliti mengambil subjek penelitiannya mencakup 3 kategori yaitu :
karakteristik demografi umur rata – rata (46-55 tahun) , pendidikan (dominan : rendah),
pekerjaan (dominan : bekerja). Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa terdapat
hubungan Response Time Pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dengan Tingkat Kepuasan
Pasien di RSUD Bangkinang tahun 2018 dengan p value 0,002.
Salah satu indikator keberhasilan penanggulangan medik penderita gawat darurat adalah
kecepatan memberikan pertolongan yang memadai kepada penderita gawat darurat baik pada
keadaan rutin sehari-hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan waktu tanggap atau response time
sangat tergantung kepada kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian pertolongan untuk
menyelamatkan nyawa atau mencegah cacat sejak di tempat kejadian, dalam perjalanan hingga
pertolongan rumah sakit. Pertama darurat melibatkan dua komponen utama yaitu pertolongan
fase pra rumah sakit dan fase rumah sakit. Kedua komponen tersebut sama pentingnya dalam
upaya pertolongan gawat darurat. (Muwardi, 2015). Waktu tanggap gawat darurat merupakan
gabungan dari waktu tanggap saat pasien tiba di depan pintu rumah sakit sampai mendapat
respon dari petugas Instalasi Gawat Darurat (response time) dengan waktu pelayanan yang
diperlukan sampai selesai proses penanganan gawat darurat (Haryatun, 2008).
Response time sangat penting dalam menangani pasien gawat darurat khususnya pasien
dengan prioritas 1, response time yang cepat dapat menimbulkan rasa puas terhadap pelayanan
yang dirasakan oleh keluarga pasien ditunjang juga dengan sikap peduli atau emphaty dan juga
komunikasi yang baik antara keluarga pasien dengan petugas kesehatan khusunya perawat
(Kartika, 2013).Upaya memberikan pelayanan agar bisa memberikan kepuasan pasien khususnya
pelayanan gawat darurat dapat dinilai dari kemampuan perawat dalam hal responsiveness (cepat
tanggap), reliability (pelayanan tepat waktu), assurance (sikap dalam memberikan pelayanan),
emphaty (kepedulian dan perhatian dalam memberikan pelayanan) dan tangible (mutu jasa
pelayanan) dari perawat kepada pasien (Muninjaya 2011). Petugas IGD hendaknya mengetahui
bahwa kualitas pelayanan perawat baik itu responsiveness, empathy, reliability maupun
assurance dapat membuat kepuasan pelanggan di IGD terjaga pada tingkat tinggi. Manajemen
rumah sakit hendaknya bisa memilah pasien true emergency dan false emergency dengan adanya
layanan klinik 24 jam, sehingga tingkat signifikasi response time dengan kepuasan akan lebih
jelas (Rusdianto, 2012). Perawat harus memiliki kemampuan untuk penanganan gawat darurat
dengan baik dan menciptakan rasa puas bagi pasien. Kepuasan dimulai dari penerimaan pasien
dari pertama kali datang sampai mendapatkan pelayanan, pelayanan dibentuk berdasarkan 5
prinsip service quality yaitu kecepatan, ketepatan, keamanan, keramahan dan kenyamanan
layanan, akan sehingga menimbulkan tingkat kepuasan bagi pasien.
Keterbatasan Penelitian :
Dalam jurnal, sampel yang digunakan 80 orang yang diambil dengan teknik accidental
sampling. Jumlah responden tersebut, tentunya masih kurang untuk menggambarkan keadaan
yang sesungguhnya. Pada alat pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Menurut
Sukardi (2012) beberapa kelemahan kuesioner tersebut adalah sebagai berikut, Peneliti tidak
dapat melihat reaksi responden ketika memberikan informasi melalui isian kuesioner. Responden
tidak memberikan jawaban dalam waktu yang telah ditentukan. Responden memberikan jawaban
secara asal-asalan. Seringkali responden kurang teliti dalam menjawab kuesioner, apabila jumlah
pertanyaan dalam lembar kuesioner cukup banyak, kadang responden tidak hanya teliti tetapi
juga menjawab secara asal-asalan dikarenakan rasa malas dari responden. Serta kategori sampel
yang diteliti masih dirasa belum cukup untuk mengukur tingkat kepuasan pasien terhadap respon
time pelayanan Di IGD RS.
Jurnal Ners Volume 2 Nomor 1 Tahun 2018 Halaman 72 – 85
JURNAL NERS
Research & Learning in Nursing Science
http://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/ners
Gusman Virgo
Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
gusmanvirgo@gmail.com
Abstrak
Salah satu indikator keberhasilan penanggulangan medik penderita gawat darurat adalah kecepatan
memberikan pertolongan yang memadai kepada penderita gawat darurat baik pada keadaan rutin
sehari-hari atau sewaktu bencana. Keberhasilan waktu tanggap atau response time sangat tergantung
kepada kecepatan yang tersedia serta kualitas pemberian pertolongan untuk menyelamatkan nyawa
pasien. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan response time pelayanan Instalasi
Gawat Darurat (IGD) dengan tingkat kepuasan pasien di RSUD Bangkinang tahun 2018. Jenis
penelitian analitik dengan rancangan cros sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien yang
datang ke IGD dengan jumlah 80 orang yang diambil dengan teknik accidental sampling.alat
pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat
dan bivariat.Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar respon time perawat IGD adalah
lambat (> 5 menit) yaitu 51 orang (63,8%), sebagian besar pasien tidak puas dengan pelayanan IGD
yaitu 47 orang (58,8%. Berdasarkan uji statistik ada hubungan Response Time Pelayanan Instalasi
Gawat Darurat (IGD) Dengan Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD Bangkinang tahun 2018 dengan p
value 0,002. Diharapkan diharapkan kepada perawat agar menerapkan respon time pada pasien
dengan cepat terhadap kegawatdaruratan di Instalasi Gawat Darurat.
Corresponding author :
Address : Jl. Tuanku Tambusai No. 23 Bangkinang
Email : gusmanvirgo@gmail.com
Phone : 085278005288
berdasarkan 5 prinsip service quality yaitu bagi perkembangan usaha jasa agar
kecepatan, ketepatan, keamanan, memberikan pelayanan yang sesuai
keramahan. dengan standar operasional dan
Berdasarkan survey awal yang peneliti meningkatkan kualitas pelayanan dan
lakukan terhadap 10 perawat di IGD, juga sebagai bahan pertimbangan RSUD
didapatkan 6 orang (60%) respon time di 2. Bangkinang dalam meningkatkan
IGD dengan waktu penanganan lebih dari 5 kualitas pelayanan yang sesuai dengan
menit dan hanya 4 orang (40%) perawat standar operasional.
dengan respon time kurang dari 5 menit. 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
Sedangkan dari wawancara terhadap 10 menjadi acuan untuk perawat dalam
orang keluarga pasien yang dirawat, 6 pelaksanaan pelayanan gawat darurat
orang mengatakan tidak puas terhadap secara cepat dan sesuai dengan
pelayanan IGD dan hanya 4 orang yang kompetensi perawat sebagai penurunana
puas terhadap pelayanan IGD. angka kesakitan, kecatatan dan
Berdasarkan latar belakang diatas, msks komplikasi
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian 4. Bagi Penelitian Selanjutnya
dengan judul “ Hubungan Respon Time Penelitian ini diharapkan dapat
pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) menambah informasi baru bagi ilmu
dengan Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD pengetahuan guna menambah
Bangkinang tahun 2018. pengetahuan dan wawasan tentang
B. Rumusan Masalah respon time perawat dalam penanganan
Rumusan masalah dalam penelitian ini kegawat daruratan, penelitian ini juga
adalah “ Adakah Hubungan Respon Time diharapkan dapat dijadikan bagi peneliti
pelayanan Instalasi Gawat Darurat (IGD) selanjutnya yang ingin meneliti tentang
dengan Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD efektifitas perawat IGS
Bangkinang tahun 2018”? 5. Bagi Pasien
C. Tujuan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat
1. Tujuan Umum: Untuk Mengetahui bermanfaat bagi pasien dan keluarga
hubungan respon time pelayanan dengan mengetahui tentang waktu
Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan tunggu yang diberikan oleh seorang
Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD petugas diruang IGD membuat keluarga
Bangkinang tahun 2018. tidak cemas, lebih percaya diri terhadap
2. Tujuan Khusus” petugas IGD dan tidak terdapat kesalah
a. Untuk mengetahui gambaran respon pahaman terhadap pelayanan yang
time di IGD RSUD Bangkinang diberikan.
tahun 2018
b. Untuk mengetahui gambaran BAB III
kepuasan di IGD RSUD Bangkinang METODE PENELITIAN
tahun 2018
c. Untuk mengetahui hubungan respon A. Desain Penelitian
time pelayanan Instalasi Gawat Desain penelitian ini adalah analitik
Darurat (IGD) dengan Tingkat dengan rancangan cross sectional (potong
Kepuasan Pasien di RSUD lintang), yaitu setiap variabel diobservasi
Bangkinang tahun 2018 hanya satu kali saja dan pengukuran
D. Manfaat Penelitian masing-masing variabel dilakukan pada
Penellitian ini diharapkan dapat waktu yang sama (Notoatmodjo, 2010).
memberikan manfaat bagi: Adapaun rancangan penelitian dapat dilihat
1. Instansi Terkait yaitu RSUD pada skema 3.1 berikut ini :
Bangkinang memberikan sumbangan
1. Rancangan Penelitian
Penelitian dimulai
Respon time
Skema 3.1.
Rancangan Penelitian (Notoatmodjo, 2010)
2. Alur Penelitian
Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai
Analisa Data
Hasil penelitian
pernyataan negatif: Sangat Setuju (1), Kuesioner dalam penelitian ini telah
Setuju (2), Tidak Setuju (3) dan Sangat baku diambil dari Penelitian Wahyudi
Tidak Setuju (4). Untuk pertanyaan respon (2016).
time berbentuk lembar checklist
F. Uji Validitas dan Reliabilitas G. Prosedur Pengumpulan Data
Menurut Notoatmodjo (2012), kuesioner Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
dapat digunakan sebagai alat ukur akan mengumpulkan data melalui prosedur
penelitian perlu uji validitas dan reliabilitas. sebagai berikut :
Untuk itu kuesioner tersebut harus Dalam melakukan penelitian ini, peneliti
dilakukan uji coba “trial” dilapangan. akan mengumpulkan data melalui prosedur
Responden yang digunakan untuk uji coba sebagai berikut :
sebaiknya yang memiliki ciri-ciri 1. Mengajukan surat permohonan izin
responden dari tempat dimana penelitian kepada institusi Universitas Pahlawan
tersebut harus di laksanakan. Uji kuesioner Tuanku Tambusai Riau untuk
dilakukan kepada 20 masyarakat usia mengadakan penelitian di RSUD
produktif di Puskesmas Salo. Bangkinang
Untuk mengetahui validitas suatu 2. Setelah mendapat surat izin, peneliti
instrument atau kuesioner dilakukan memohon izin ke Direktur RSUD
dengan cara melakukan korelasi antar skor Bangkinang untuk melakukan penelitian
masing-masing variabel (pertanyaan). di wilayah kerjanya.
Dikatakan valid bila skor variabel tersebut 3. Peneliti akan mmemberikan informasi
berkorelasi secara signifikan dengan skor secara lisan dan tulisan tentang manfaat
totalnya. Teknik korelasi yang digunakan dan etika penelitian serta menjamin
korelasi pearson product moment. kerahasiaan responden.
Untuk mengetahui reliabilitas yaitu 4. Jika calon responden bersedia menjadi
sejauh manghasil pengukuran tetap responden, maka mereka harus
konsisten bila dilakukan pengukuran 2 kali menandatangani surat persetujuan
atau lebih terhadap gejala yang sama dan menjadi responden yang diberikan
dengan alat ukur yang sama. Pengukuran peneliti.
reliabilitas dapat dilakukan dengan dua 5. Setelah responden menjawab semua
cara: pertanyaan, maka kuesioner
1) Repeated measure atau ukur ulag. dikumpulkan kembali untuk
2) One shot atau diukur sekali saja. dikelompokkan.
Pada uji kuesioner yang dilakukan hanya H. Teknik Pengolahan Data
akan dilakukan pengukuran sekali saja (one Dalam melakukan penelitian ini, data
shot). Pengujian reliabilitas dimulai dengan yang diperoleh akan diolah secara manual
uji validitas terlebih dahulu.Jika pertanyaan dengan komputerisasi, setelah data
tidak valid, maka pertanyaan dibuang terkumpul, kemudian diolah dengan
,pertanyaan-pertanyaan yang sudah valid langkah-langkah sebagai berikut:
kemudian baru secara bersama-sama diukur 1. Pemeriksaan data (editing)
reliabilitasnya. Untuk mengetahui Editing adalah upaya untuk
reliabilitas dilakukan dengan cara memeriksa kembali kebenaran data yang
melakukan uji Crombach Alpha keputusan diperoleh atau dikumpulkan. Editing
uji adalah : dapat dilakukan pada tahap
1) Bila Crombach Alpha ≥ 0,6 artinya pengumpulan data atau setelah data
variabel reliabel. terkumpul. Dalam penelitian, peneliti
2) Bila Crombach Alpha <0,6 artinya memeriksa kembali kuesioner, apakah
variabel tidak reliabel. jawaban sudah lengkap, releven, dan
konsisten. Hasil editing ditemukan
Gawat darurat. Response time (waktu dari sisi kejelasan informasi, pelayanan
tanggap) adalah kecepatan dalam yang tepat waktu, kesediaan perawat dalam
penanganan pasien dihitung sejak pasien mendengarkan keluhan atau permasalahan
datang sampai dilakukan penanganan. pasien dan kesediaan membantu mengatasi
respon time (waktu tanggap) pelayanan permasalahan tersebut. Kepuasan pasien
dapat dihitung dengan hitungan menit dan akan pelayanan keperawatan merupakan
sangat dipengaruhi oleh berbagai hal, baik hal mutlak yang harus dipenuhi oleh
mengenai jumlah tenaga maupun perawat sebab salah satu indikator jaminan
komponen-komponen lain yang mutu suatu rumah sakit adalah pernyataan
mendukung. (Haryatun dan Sudaryanto, puas dari penerima pelayanan atau pasien
2008). (Sulastri, 2015).
Hasil penelitian ini sesuai dengan Hasil penelitian ini sesuai dengan
penelitian Sukarni (2015) di IGD RSU penelitian Erina (2015) di RSKIA
PKU Muhammadiyah Gombong yang Muhammadiyah Bantul yang menyatakan
menyatakan bahwa sebagian besar perawat bahwa sebagain besar responden tidak puas
IGD melakukan respon time lambat pada terhadap pelayanan di IGD RSKIA
pasien yaitu 56,4% Muhammadiyah Bantul yaitu 57,8%
B. Kepuasan Pasien C. Hubungan Response Time Pelayanan
Dari hasil penelitian diketahui bahwa Instalasi Gawat Darurat (IGD) Dengan
sebagian besar pasien tidak puas terhadap Tingkat Kepuasan Pasien di RSUD
pelayanan IGD yaitu sebanyak 47 orang Bangkinang tahun 2018
(58,8 %). Berdasarkan hasil penelitian dapat
Menurut asumsi peneliti kepuasan diketahui bahwa terdapat hubungan
pasien sangat diperlukan dalam pelayanan Response Time Pelayanan Instalasi Gawat
di IGD RSUD Bangkinang karena jika Darurat (IGD) Dengan Tingkat Kepuasan
pasien puas terhadap elayanan maka Pasien di RSUD Bangkinang tahun 2018
memberikan dampak positif terhadap dengan p value 0,002.
tenaga kerja perawat dan rumah sakit itu
sendiri. Menurut peneliti, response time (waktu
Menurut Ratri (2016), ketanggapan tanggap) perawat dalam penanganan
(responsivemess) pelayanan keperawatan kegawatdaruratan yang cepat dan tepat
merupakan salah satu pengertian sebagai akan meningkatkan tingkat kepuasan
kecepatan perawat dalam melaksanakan kepada pasien dan keluarga pasien. Terlihat
prosedur asuhan sehingga berdampak pada dari hasil penelitian bahwa semakin cepat
kecepatan perawat dalam mengatasi response time perawat terhadap pasien
masalah kesehatan yang dialami oleh maka tingkat kepuasaan akan semakin
pasien. Tindakan pelayanan keperawatan meningkat dan sebaliknya semakin lambat
yang cepat dang tanggap sangat diperlukan respon yang diberikan oleh perawat maka
untuk kualitas kepuasan yang dirasakan akan megurangi tingkat kepuasaan pasien
oleh pasien. Dalam pencapaian kepuasan atau kelarga pasien terhadap kinerja
pasien yang maksimal pelaksanaan perawat. Perawat harus mampu
pelayanan keperawatan harus sesuai kode memberikan informasi kepada pasien agar
etik yang ada pada masing-masing rumah pasien dan keluarga pasien mengetahui
sakit dan perlunya peningkatan kualitas berapa menit standar penanganan yang
pelayanan didalamnya. harus dilakukan. Seorang perawat yang
Kepuasan yang dirasakan pasien ini memberikan informasi tentang waktu
menunjukan bahwa perawat di dapat tanggap kegawatdaruratan kepada pasien
memenuhi harapan–harapan pasien akan atau keluarga pasien, akan memberikan
pelayanan yang prima dan berkualitas baik
dampak yang positif, salah satunya adalah tanggapan atau respon dari petugas
kepuasan yang meningkat. instalansi gawat darurat yang waktu
Sedangkan pasien yang merasa tidak pelayanan yaitu waktu yang diperlukan
puas, dapat disebabkan oleh beberapa pasien sampai selesai (Karika, 2013).
faktor diantaranya karakteristik pasien yang Response time sangat penting dalam
datang ke IGD, terutama saat sore dan menangani pasien gawat darurat khususnya
malam hari, tidak semua merupakan kasus pasien dengan prioritas 1, response time
true emergency, yang membutuhkan yang cepat dapat menimbulkan rasa puas
penanganan segera, sehingga kecepatan terhadap pelayanan yang dirasakan oleh
bukan merupakan hal utama yang keluarga pasien ditunjang juga dengan
diinginkan, namun keramahan dan sikap peduli atau emphaty dan kemarahan
kemampuan profesional petugas di IGD juga komunikasi yang baik antara keluarga
dalam memberikan pelayanan dan pasien dengan petugas kesehatan khusunya
kesempatan untuk berinteraksi/berdiskusi perawat (Kartika, 2013).
menjadi faktor yang diharapkan pasien. Upaya memberikan pelayanan agar bisa
Faktor lain yang tidak bisa dikesampingkan memberikan kepuasan pasien khususnya
adalah budaya masyarakat. Mayoritas pelayanan gawat darurat dapat dinilai dari
pasien yang datang di RSUD Bangkinang kemampuan perawat dalam hal
yang lebih mengutamakan keramahan responsiveness (cepat tanggap), reliability
daripada kecepatan, terlebih apabila (pelayanan tepat waktu), assurance (sikap
kecepatan yang ditunjukkan dalam dalam memberikan pelayanan), emphaty
melayani memberikan kesan tergesa-gesa, (kepedulian dan perhatian dalam
tidak teliti dan kurang peduli terhadap memberikan pelayanan) dan tangible (mutu
keluhan pasien. jasa pelayanan) dari perawat kepada pasien
Salah satu indikator keberhasilan (Muninjaya 2011).
penanggulangan medik penderita gawat Waktu tanggap gawat darurat
darurat adalah kecepatan memberikan merupakan gabungan dari waktu tanggap
pertolongan yang memadai kepada saat pasien tiba di depan pintu rumah sakit
penderita gawat darurat baik pada keadaan sampai mendapat respon dari petugas
rutin sehari-hari atau sewaktu bencana. Instalasi Gawat Darurat (response time)
Keberhasilan waktu tanggap atau response dengan waktu pelayanan yang diperlukan
time sangat tergantung kepada kecepatan sampai selesai proses penanganan gawat
yang tersedia serta kualitas pemberian darurat (Haryatun, 2008).
pertolongan untuk menyelamatkan nyawa Menurut Nusantara (2012), faktor-faktor
atau mencegah cacat sejak di tempat yang mempengaruhi kepuasan pasien,
kejadian, dalam perjalanan hingga antara lain faktor psikologis, faktor
pertolongan rumah sakit. pertama darurat demografi dan faktor geografis. Faktor
melibatkan dua komponen utama yaitu psikologis meliputi manfaat yang
pertolongan fase pra rumah sakit dan fase diharapkan dan persepsi atau pemahaman
rumah sakit. Kedua komponen tersebut terhadap produk atau pelayanan yang
sama pentingnya dalam upaya pertolongan diberikan yaitu pelayanan petugas rumah
gawat darurat. (Muwardi, 2015) sakit terhadap pasien.
Response time perawat adalah kecepatan Hal ini sesuai dengan teori dari
atau waktu tanggap pelayanan yang cepat American College of Emergency Physician
(reponsif), dihitung sejak pasien datang (2008) yang menyatakan bahwa pada IGD
sampai dilakukan penanganan. Waktu yang mengalami permasalahan banyaknya
tanggap pelayanan merupakan gabungan jumlah pasien yang ingin mendapatkan
dari waktu tanggap saat pasien tiba didepan pelayanan, maka menempatkan seorang
pintu rumah sakit sampai mendapat dokter di wilayah triase dapat mempercepat
proses pemulangan pasien atau discharge Dinda. (2016). Agenda Gawat Darurat
untuk pasien minor dan membantu (Critical Care) Jilid 3. Bandung: PT
memulai penanganan bagi pasien yang Alumin.
kondisinya lebih sakit.
Petugas IGD hendaknya mengetahui Fatimah. (2017). Hubungan Antara Presepsi
bahwa kualitas pelayanan perawat baik itu Pasien Terhadap Dimensi Mutu
responsiveness, empathy, reliability Pelayanan keperawatan Dengan
maupun assurance dapat membuat Kepuasan Pasien Diruangan Rawat
kepuasan pelanggan di IGD terjaga pada inap Rumah Sakit Umum PKU
tingkat tinggi. Manajemen rumah sakit Muhammadiyah Temanggung. Diakses
hendaknya bisa memilah pasien true tanggal 17 April 2018
emergency dan false emergency dengan Faiz. (2016). Kepuasan pasien instalasi gawat
adanya layanan klinik 24 jam, sehingga darurat terhadap pelayanan perawat Di
tingkat signifikasi response time dengan Rsud Tugurejo Semarang. Thesis,
kepuasan pelanggan akan lebih jelas Program Studi Magister Promosi
(Rusdianto, 2012) Kesehatan Kajian Sumberdaya Manusia
Perawat harus memiliki kemampuan Haryatun. (2013). Perbedaan Waktu Tanggap
untuk penanganan gawat darurat dengan Tindakan Keperawatan Pasien Cedera
baik dan menciptakan rasa puas bagi Kepala Kategori I-V Di Instalasi Gawat
pasien. Kepuasan dimulai dari penerimaan Darurat RSUD Dr. Moewardi. Jurnal
pasien dari pertama kali datang sampai Berita Ilmu Keperawatan. Diakses
mendapatkan pelayanan, pelayanan tanggal 14 April 2018
dibentuk berdasarkan 5 prinsip service Hidayat. (2014). Metode penelitian
quality yaitu kecepatan, ketepatan, keperawatan dan teknis analisis data.
keamanan, keramahan dan kenyamanan Jakarta : Salemba Medika.
layanan, sehingga dari peran perawat yang Lestari. (2010). Faktor-Faktor yang
advokat kepada psien dan penanganan yang Berhubungan dengan Ketepatan Waktu
cepat, tepat,nyaman serta keramahan Tanggap Penanganan Kasus pada
perawat kepada pasien akan menimbulkan Respon Time I di Instalasi Gawat
tingkat kepuasan yang meningkat dan Darurat Bedah dan Non Bedah RSUP
kinerja yang baik dr. Wahidin Sudirohusodo. Diakses
Hasil penelitian ini sesuai dengan tanggal 17 April 2018
penelitian yang dilakukan oleh Widodo Muslihan. (2010). Keperawatan Gawat
(2016) yaitu ada hubungan response time Darurat. Nuha Medika : Yogyakarta.
perawat dalam memberikan pelayanan Notoatmodjo. (2014). Metodologi Penelitian
dengan kepuasan pelanggan di IGD RS. Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta hal.
Panti Waluyo Surakarta dengan p value 37-8.
0,042 dan koefisien korelasi sebesar 0,209 Pratiwi. (2011). Hubungan Beban Kerja
dengan Waktu Tanggap Perawat Gawat
Darurat Menurut Persepsi Pasien di
DAFTAR PUSTAKA
Instalasi Gawat Darurat RSU Pandan
Basuki. (2015). Penanggulangan penderita Arang Boyolali. Diakses tanggal 12
gawat darurat anestesiologi & April 2018
reanimasi. Surabaya: FK. Unair.
Depkes RI. (2012). Pedoman Manajemen Risman. (2015). Hubungan Kualitas
Sumber Daya Manusia (SDM) Pelayanan Kesehatan dan Kepuasan
Kesehatan Dalam Penanggulangan Pasien Rawat Inap di Badan Pelayanan
Bencana.Kementrian Kesehatan : Kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah
Jakarta Kab. Magelang. Jurnal Kesehatan.
Jurnal Ners Universitas Pahlawan ISSN 2580-2194 (Media Online)
85 | HUBUNGAN RESPONSE TIME PELAYANAN INSTALASI GAWAT DARURAT (IGD) DENGAN TINGKAT
KEPUASAN PASIEN DI RSUD BANGKINANG TAHUN 2018