Abstrak
Pelayanan keperawatan gawat darurat meliputi pelayanan keperawatan yang ditujukan kepada
pasien gawat darurat yaitu pasien berada dalam keadaan gawat atau akan yang tiba-tiba menjadi
gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapat
pertolongan secara cepat dan tepat. Response time merupakan kecepatan dalam penanganan pasien
dihitung sejak pasien datang sampai dilakukan penanganan dan komunikasi terapeutik adalah
komunikasi yang direncanakan secara sadar, bertujuan dan kegiatannya dipusatkan untuk kesembuhan
pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tindakan komunikasi terapeutik
perawat dengan waktu tanggap pelayanan perawat pada pasien yang masuk IGD di RSUD Dr.
Moewardi Surakarta.
Penelitian deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional, 36 responden pada perawat di
IGD, total sampling dan analisa data dalam penelitian ini kendall tau. Hasil penelitian analisa univariat
menunjukan mayoritas, komunikasi teraupetik perawat positif 52,8% , waktu tanggap pelayanan
perawat yang cepat 75,0% dan hasil analisa bivariat ada hubungan komunikasi terapeutik perawat
dengan waktu tanggap pelayanan dengan P value = 0.003 dan r -0,496 maka dapat disimpulkan bahwa
ada hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan waktu tanggap pelayanan perawat di IGD RSUD
Dr. Moewardi Surakarta. Hendaknya perawat di IGD perlu meningkatkan kemampuan komunikasi
terapeutik perawat untuk menunjang waktu tanggap pelayanan di IGD.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
2. Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
3. Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2017
Abstract
Emergency nursing services include nursing services directed to emergency patients in which
patients are in distress or will suddenly come to a head and threatened his life or limbs (will be
disabled) if they do not get help quickly and accurately. Response time is the speed in the handling of
patients shall be calculated from the patient comes to do treatment and therapeutic communication is
communication planned consciously, aims and activities focused on the patient's recovery. This study
aims to determine the relationship between the act of communication therapeutic nurse response time
nursing services to patients in the emergency department RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Correlation descriptive research with cross sectional approach, 36 respondents to the nurse in the
installation emergency, total sampling and analysis of data in this study kendall tau. Results of
univariate analysis showed the majority of research, therapeutic communication 52.8% positive nurse,
nurse service response times are faster 75.0% and the results of the bivariate analysis communication
relationship therapeutic nurse response time service with P value = 0.003 and r -0.496, it can be
concluded that there is a relationship of communication therapeutic nurse response time nursing
services in the installation emergency RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Should a nurse in the ER need
to improve communication therapeutic nurse to support the response time in emergency services.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1. Mahasiswa Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
2. Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
3. Dosen Program Studi Sarjana Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta
Pendahuluan yang ada bila pasien percaya pada hal yang di
Rumah sakit menyebutkan bahwa setiap perlukan (Stuart & Sundeen, 2007).
rumah sakit mempunyai kewajiban Berdasarkan data indeks kepuasan pasien
memberikan pelayanan gawat darurat kepada (IKP) di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
pasien sesuai dengan kemampuannya serta menunjukkan Secara rata-rata dari bulan Juli -
membuat, melaksanakan dan menjaga standar September 2016 di seluruh instalasi ranap
pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai termasuk ruang IGD persentasi kepuasan
acuan dalam melayani pasien (UU RI No. 44 pasien terhadap pelayanan perawat masih
tahun 2009). Pelayanan keperawatan gawat berada di atas target yaitu pada 98% dan
darurat meliputi pelayanan keperawatan yang berfluktuasi. kepuasan pasien terhadap
ditujukan kepada pasien gawat darurat yaitu pelayanan perawat cenderung berfluktuasi dan
pasien berada dalam keadaan gawat atau akan mencapai angka 99 %. Yang perlu mendapat
yang tiba-tiba menjadi gawat dan terancam catatan adalah komunikasi yang efektif kepada
nyawanya atau anggota badannya (akan pasien terus ditingkatkan mengingat tuntutan
menjadi cacat) bila tidak mendapat keingintahuan pasien/keluarganya yang cukup
pertolongan secara cepat dan tepat (Musliha, besar menyangkut pemberian perawatan.
2010). Pada unit gawat darurat perawat Perawat instalasi gawat darurat (IGD) di
bertanggung jawab dalam menentukan RSUD Dr. Moewardi surakarta dalam
prioritas perawat pada pasien. Keakuratan dan melakukan ketepatan waktu tanggap pelayanan
jumlah pasien, skill perawat, ketersediaan sudah sesuai standar <5 menit saat melakukan
peralatan dan sumber daya dapat menentukan triase. Setelah melakukan triase pasien akan
setting prioritas (Dewi, 2011). Response time dipindahkan ke ruang medikasi, bedah minor
merupakan kecepatan dalam penanganan dan anak sesuai kasusnya pasien, ketepatan
pasien dihitung sejak pasien datang sampai waktu tanggap pelayanan berlangsung lama
dilakukan penanganan (Suhartati et. al, 2011). karena banyak kendala misalnya untuk
Perawat dituntut untuk melakukan komunikasi berkomunikasi dalam jam kerja saja sulit
terapeutik dalam melakukan tindakan karena banyaknya pasien dan banyak masalah
keperawatan, Penjelasan untuk klien dan lain yang akhirnya perawat tidak bisa
diberikan untuk menurunkan kecemasan dan menjalankan komunikasi terapeutik dengan
meningkatkan kerjasama pasien dan perawat baik.
(Musliha, 2010). Ketika komunikasi perawat Berdasarkan uraian diatas dan beberapa
cukup baik maka tingkat kecemasan pasien masalah diatas, peneliti tertarik melakukan
menghadapi tindakan akan menurun atau penelitian di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
berkurang karena komunikasi terapeutik untuk mengetahui apakah ada Hubungan
bertujuan untuk memperjelas dan mengurangi antara tindakan komunikasi teraupetik perawat
beban perasaan dan pikiran serta dapat dengan waktu tanggap pelayanan di ruang IGD
mengambil tindakan untuk mengubah situasi di RSUD Dr. Moewardi Surakarta.
Studi Kepustakaan American college of emergency
Waktu tanggap pelayanan physician (2008) menuliskan bahwa pada
Waktu tanggap pelayanan merupakan IGD yang mengalami permasalahan
gabungan dari waktu tanggap saat pasien tiba berlimpahnya jumlah pasien yang ingin
didepan pintu rumah sakit sampai mendapat mendapatkan pelayanan, menempatkan
tanggapan atau respon dari petugas instalasi seorang dokter di wilayah triase dapat
gawat darurat dengan waktu pelayanan yaitu mempercepat proses pemulangan pasien
waktu yang di perlukan pasien sampai selesai dan discharge untuk pasien minor dan
(Haryatun dan Sudaryanto, 2008). Response membantu memulai penanganan bagi
Time merupakan kecepatan dalam penanganan pasien yang kondisinya lebih sakit.
pasien, dihitung sejak pasien datang sampai Berdasarakan beberapa pendapat diatas
dilakukan penanganan (Suhartati et al. 2011). dapat disimpulkan bahwa tercapai standar
Keberhasilan waktu tanggap atau response respon time perawat dalam pelayanan di
time sangat tergantung kepada kecepatan yang IGD dipengaruhi oleh, sebagai berikut:
tersedia serta kualitas pemberian pertolongan a. ketersediaan sarana dan prasarana
untuk menyelamatkan nyawa atau mencegah b. sumber daya manusia profesional
cacat sejak di tempat kejadian, dalam c. sistem managemen IGD yang baik.
perjalanan hingga pertolongan rumah sakit d. Berlimpahnya jumlah pasien yang
(Haryatun dan Sudaryanto, 2008).Respon Time datang
merupakan kecepatan dalam penanganan e. Penempatan staf (dokter dan perawat)
pasien, dihitung sejak pasien datang sampai (Kepmenkes, 2009).
dilakukan penanganan (Suhartati et al. 2011).
Komunikasi terapeutik
1. Faktor- faktor yang mempengaruhi
Komunikasi merupakan komunikasi
waktu tanggap
profesional yang direncanakan secara sadar,
Kecepatan dan ketetapan yang diberikan
mempunyai tujuan dan berpusat pada
pada pasien yang datang ke IGD
kesembuhan pasien (supriyanto dan Ernawati,
memerlukan standar sesuai dengan
2010). Hubungan saling memberi dan
kompetensi dan kemampuannya sehingga
menerima antara perawat dan pasien dalam
dapat menjamin suatu penanganan gawat
pelayanan keperawatan disebut sebagai
darurat dengan respon time yang cepat dan
komunikasi terapeutik perawat yang
penanganan yang tepat. Hal ini dapat
merupakan komunikasi profesional perawat
dicapai dengan meningkatkan sarana,
(Purwaningsih dan Karlina, 2012).
prasarana, sumber daya manusia dan
managemen IGD rumah sakit sesuai
standar (kepmenkes, 2009).
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi perawat dapat mendengarkan perasaan
komunikasi terapeutik klien dan menjelaskan prosedur tindakan
Menurut Musliha (2009), mengatakan
keperawatan (Mundakir, 2006).
bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
komunikasi terapeutik, yaitu: 3. Tujuan Komunikasi Terapeutik
a. Perkembangan Komunikasi terapeutik diterapkan oleh
b. usia
perawat dalam berhubungan dengan pasien
c. Persepsi
d. Nilai untuk meningkatkan rasa saling percaya,
e. Latar belakang budaya dan apabila tidak diterapkan akan
f. Emosi
menganggu hubungan terapeutik yang
g. Jenis kelamin
h. Pengetahuan berdampak pada ketidakpuasan pasien.
i. Peran dan hubungan Pasien akan merasa puas ketika kinerja
j. Jarak
layanan kesehatan yang diperolehnya sama
k. Lingkungan
atau melebihi harapannya dan sebaliknya,
2. Manfaat Komunikasi Terapeutik ketidakpuasaan atau perasaan kecewa
Perawat merupakan profesi yang pasien akan muncul apabila kinerja
difokuskan pada perawatan individu layanan kesehatan yang diperolehnya itu
keluarga dan masyarakat sehingga mereka tidak sesuai dengan harapannya (Pohan,
dapat mencapai, mempertahankan atau 2007).
memulihkan kesehatan yang optimal dan
Tujuan Penelitian
kualitas hidup dari lahir sampai mati
Untuk mengetahui hubungan tindakan
(Aripuddin, 2014). Salah satu hal yang
komunikasi terapeutik perawat dengan waktu
dilakukan perawat dalam menjaga
tanggap pelayanan perawat IGD di RSUD Dr.
kerjasama yang baik dengan klien dalam
Moewardi Surakarta.
membantu memenuhi kebutuhan kesehatan
bahwa dari 36 perawat (100%) di IGD harus mendapat perhatian serius dari
RSUD Dr. Moewardi, paling banyak 19 perawat adalah penerapan komunikasi saat
perawat (52,8%) memiliki tindakan kontak pertama antara pasien dan perawat,
komunikasi terapeutik positive. Hasil sebab hal ini dibuktikan dengan observasi
penelitian ini sejalan dengan penelitian peneliti bahwa masih terdapat perawat
memerlukan standar sesuai dengan kekuatan hubungan yaitu kuat dan arah
hubungannya negatif (terbalik)
kompetensi dan kemampuannya sehingga
dapat menjamin suatu penanganan gawat Saran
darurat dengan respon time yang cepat dan
1. Bagi Rumah Sakit
penanganan yang tepat. Hal ini dapat
Hendaknya pihak Ruang Instalasi
dicapai dengan meningkatkan sarana,
Gawat Darurat RSUD Dr. Moewardi
prasarana, sumber daya manusia dan Surakarta perlu meningkatkan pelayanan
managemen IGD rumah sakit sesuai bagi pasien dengan meningkatkan
standar (kepmenkes, 2009). Green, et. Al. keterampilan komunikasi terapeutik
(2006) yang mengemukakan bahwa pada perawat dengan mengikutsertakan dalam
perubahan yang sangat kecil dan sederhana pelatihan atau seminar-seminar.
Mubarak, W.I, Sajidin, M., Muhith, A., Nasir, Sarwono, J. (2010). Pintar Menulis Karya
A (2009). Komunikasi Dalam Ilmiah-Kunci Sukses dalam Menulis
Keperawatan Dan Aplikasi.Jakarta : Ilmiah. Yogyakarta: ANDI.
Salemba Medika
Saryono. (2008). Metodologi Penelitian
Musliha. (2010). Keperawatan Gawat Kesehatan: Penuntun Praktis bagi
Darurat. Nuha Medika : Yogyakarta. Pemula. Yogyakarta: Mitra Cendikia