MINI PROPOSAL
Diajukan sebagai persyaratan untuk memenuhi tugas
mata kuliah metode penelitiann
Disusun Oleh :
1. Bayu Krisnanta NIM. B2001006
2. Utik Herawati NIM. B2001035
3. Yulianti Puspitasari NIM. B2001037
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah Sakit sebagai salah satu instansi yang memberikan pelayanan
kesehatan memiliki peran yang sangat penting dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Dalam perkembangan industri perumah sakitan yang
kompetitif ini Rumah Sakit Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten juga harus
mengembangkan keunggulan kompetitifnya. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
sebagai pintu utama menjadi salahsatu komponen yang penting
keberadaannya. Sebagai unit yang beroperasi 24 jam, IGD dituntut
melaksanakan fungsinya dengan baik. Sehingga diperlukan sarana dan
prasarana yang lebih memadai juga dari sektor sumber daya manusianya.
Dalam era pandemi ini, animo masyarakat terhadap rumah sakit tinggi.
Diambil dari data SIRS Rumah Sakit Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten bahwa
data kunjungan pasien pada tahun 2020 semakin meningkat sebanyak
112,40%. Sebagai salah satu rumah sakit rujukan Covid-19, Rumah Sakit Dr.
Soeradji Tirtonegoro Klaten harus mampu menarik minat masyarakat Klaten
dan sekitarnya. Respon time yang cepat adalah salah satu pendekatan untuk
meningkatkan pelayanan di IGD. Terlebih lagi, ini adalah usaha untuk
menawarkan dukungan luar biasa bagi pasien yang nantinya akan muncul
kepercayaan yang tinggi, baik dari daerah setempat maupun dapat
memperluas pemenuhan pasien.
Response time adalah waktu yang dibutuhkan pasien untuk mendapatkan
pertolongan yang sesuai dengan kegawatdaruratan penyakitnya sejak
memasuki pintu IGD (Depkes, 2010). Menurut Haryati 2014, response time
merupakan salah satu indikator dari mutu pelayanan yang mempengaruhi
kepuasan pasien. Semakin cepat perawat dalam menangani pasien semakin
tinggi pula kepuasan yang dirasakan pasien dan sebaliknya semakin lambat
respon yang diberikan oleh perawat maka akan mengurangi kepuasaan
pasien.
2
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “adakah hubungan
response time dengan kepuasan pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan response time dengan kepuasan pasien di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini diantaranya adalah:
a. Mengidentifikasi karakteristik responden meliputi umur, jenis kelamin,
pendidikan dan pekerjaan responden di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
b. Mengetahui response time responden di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
c. Mengetahui kepuasan responden di Instalasi Gawat Darurat (IGD)
RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
d. Menganalisis hubungan response time dengan kepuasan pasien di
Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:
1. Bagi RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten
4
E. Keaslian Penelitian
Penelitian sejenis pernah dilakukan oleh :
1. Ricka Ardila Susanti dan Kusniawati (2019), judul penelitian ”Hubungan
Peran Perawat Dalam Response Time dengan Tingkat Kepuasan Pelanggan
di IGD Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang”
Desain penelitian menggunakan metode studi analitik dengan
pendekatan cross sectional. Sampel penelitian merupakan perawat yang
berperan dalam response time dan pasien maupun keluarga. Analisis
dalam penelitian ini menggunakan uji Chi-Square. Hasil Penelitian
menunjukkan adanya hubungan antara peran perawat dalam response time
dengan kepuasan pelanggan yakni nilai p value 0,001 (< α 0,05).
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
a. Definisi
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat
(Permenkes RI No. 30 tahun 2019).
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah salah satu unit pelayanan di
Rumah Sakit yang menyediakan penanganan awal (bagi pasien yang
datang langsung ke rumah sakit)/lanjutan (bagi pasien rujukan dari
fasilitas pelayanan kesehatan lain), menderita sakit ataupun cedera yang
dapat mengancam kelangsungan hidupnya (Permenkes RI No. 47 tahun
2018).
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah gerbang utama dalam
penanganan kasus gawat darurat di rumah sakit yang memegang
peranan penting kelangsungan hidup pasien dalam suatu pelayanan
gawat darurat yang memerlukan penanganan segera yaitu cepat, tepat,
dan cermat untuk menentukan prioritas kegawatdaruratan pasien yang
bertujuan untuk mencegah kecacatan dan kematian (Mahyawati, 2015).
Unit gawat darurat (ED), juga dikenal sebagai departemen
kecelakaan & darurat (A&E), ruang gawat darurat (ER), perawatan
darurat mencakup spektrum kegiatan, termasuk perawatan dan
transportasi pra-rumah sakit, awal evaluasi, diagnosis, resusitasi dan
perawatan di rumah sakit untuk menstabilkan pasien yang memiliki
cedera yang mengancam jiwa, anggota tubuh atau penyakit (WHO,
2007).
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 47 Tahun 2018 tentang
Pelayanan Kegawatdaruratan layaknya diketahui dan dipahami publik.
9
IGD memiliki tugas dan pekerjaan yang cukup berat. Secara garis
besar kegiatan di IGD Rumah Sakit dan menjadi tanggung jawab IGD
secara umum terdiri dari (DepKes, 2018) :
1) Menyelenggarakan Pelayanan Kegawatdaruratan yang bertujuan
menangani kondisi akut atau menyelamatkan nyawa dan/atau
kecacatan Pasien.
2) Menerima Pasien rujukan yang memerlukan penanganan
lanjutan/definitif dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
3) Merujuk kasus-kasus Gawat Darurat apabila Rumah Sakit tersebut
tidak mampu melakukan layanan lanjutan/definitif.
d. Tugas Perawat IGD
Setiap perawat di rumah sakit memiliki peran dan tugasnya
masing-masing sesuai dengan jabatan yang dimiliki. Tugas perawat di
ruang IGD menurut Depkes (1999) yang dikutip dalam Dewi (2019),
antara lain:
1) Perawat kepala ruang IGD
Perawat kepala ruang IGD adalah seorang tenaga profesional
yang berwenang dan bertanggung jawab dan mengelola pelayanan
keperawatan di ruang rawat darurat. Tugas perawat kepala ruang
IGD diantaranya adalah:
a) Melaksanakan fungsi perencanaan (P1)
(1) Menentukan macam, mutu dan jumlah alat yang dibutuhkan
dalam pelayanan gawat darurat
(2) Bersama staf menentukan jumlah pegawai yang dibutuhkan
di ruang rawat darurat
(3) Membagi tugas harian dengan memperhatikan jumlah dan
tingkat kemampuan tenaga keperawatan
(4) Menyusun dan mengusulkan program pengembangan staf
dan pendidikan
(5) Berperan aktif menyusun prosedur/ tata kerja di ruang rawat
darurat
11
2. Response Time
a. Pengertian
Response time merupakan kecepatan dalam penanganan pasien,
dihitung sejak pasien datang sampai dilakukan penanganan, waktu
tanggap yang baik bagi pasien yaitu ≤ 5 menit (Suhartati, 2011).
Waktu tanggap secara umum untuk tindakan penanganan pasien
trauma atau non trauma dilakukan segera mungkin (Permenkes RI No.
47 tahun 2018).
Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 129 /
Menkes / SK/II/2008 tentang standar pelayanan minimal rumah sakit
menyatakan response time merupakan salah satu indikator mutu
pelayanan rumah sakit khususnya di Instalasi Gawat Darurat. Tahun
2009 Menteri kesehatan telah menetapkan prinsip umum penanganan
15
pasien (respons time) gawat darurat harus ditangani paling lama lima
(5) menit setelah sampai di instalasi gawat darurat.
Respons time gawat darurat merupakan gabungan dari waktu
tanggap saat pasien tiba di depan pintu puskesmas sampai mendapat
respon dari petugas Instalasi gawat darurat (response time) dengan
waktu pelayanan yang diperlukan sampai selesai proses penanganan
gawat darurat (Simandalahi, 2019).
b. Skala kategori response time
Respon time merupakan waktu antara dari permulaan suatu
permintaan di tanggapi dengan kata lain dapat disebut waktu tanggap.
Waktu tanggap yang baik bagi pasien yaitu ≤ 5 menit. Waktu tanggap
pelayanan dapat dihitung dengan hitungan menit dan sangat
dipengaruhi oleh berbagai hal baik mengenai jumlah tenaga maupun
komponen-komponen lain yang mendukung seperti laboratorium,
radiologi, farmasi dan administrasi. Waktu tanggap dikatakan tepat
waktu atau tidak terlambat apabila waktu yang di perlukan tidak
melebihi waktu rata-rata standar yang ada (Marsya, 2019).
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Response Time
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi response time perawat di
IGD, meliputi:
1) Karakter pasien
Karakteristik pasien IGD memiliki tingkat kegawatan yang
berbeda - beda, sehingga dapat diklasifikasikan menjadi gawat
darurat (emergency), gawat tetapi tidak darurat (urgent),tidak
gawat dan tidak darurat (non emergency) dan meninggal. Kondisi
ini membutuhkan adanya prioritas dalam penanganan pasien yang
datang ke IGD sesuai dengan waktu tanggap (response time)
(Susanti, 2019).
Kondisi pasien yang masuk di IGD akan mempengaruhi
waktu tanggap perawat itu sendiri, semakin kritis keadaan pasien,
maka waktu tanggap perawat harus semakin cepat karena
16
3. Kepuasan Pasien
a.Pengertian
Kepuasan adalah perasaan senang seseorang yang berasal dari
perbandingan antara kesenangan terhadap aktivitas dan suatu produk
dengan harapannya (Nursalam, 2016). Kepuasan adalah perasaan
senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan
antara persepsi atau kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu produk
atau harapan-harapannya dengan kenyataan (Kotler, 2016).
Kepuasan pasien adalah suatu tingkat perasaan pasien yang
timbul sebagai akibat dari kinerja layanan rumah sakit yang
diperolehnya setelah pasien membandingkan dengan apa yang
diharapkannya. Pasien baru akan merasakan puas apabila kinerja
layanan rumah sakit yang diperolehnya sama atau melebihi harapannya
dan sebaliknya, ketidakpuasaan atau perasaan kecewa pasien akan
20
d) Fasilitas
Fasilitas merupakan penunjang dalam produk jasa dan
sumber daya fisik yang harus ada sebelum suatu jasa dapat
ditawarkan kepada konsumen. Fasilitas merupakan segala
sesuatu yang memudahkan konsumen untuk memenuhi
berbagai kebutuhan berkenaan dengan penawaran jasa
tersebut. Dalam usaha yang bergerak dibidang jasa, maka
segala fasilitas yang ada yaitu kondisi fasilitas, kelengkapan,
desain interior dan eksterior serta kebersihan fasilitas harus
diperhatikan terutama yang berkaitan erat dengan apa yang
dirasakan atau didapat konsumen secara langsung (Tjiptono
dan Chandra, 2015).
Rumah sakit merupakan tempat seseorang mendapatkan
pelayanan kesehatan. Lingkungan yang nyaman, rapi, bersih
akan berpengaruh terhadap kepuasan keluarga ataupun pasien
yang sedang menjalani pemeriksaan. Konsumen (pasien) pada
penyedia jasa provider sangat membutuhkan fasilitas
penunjang baik fasilitas dalam (internal) maupun fasilitas luar
(eksternal). Sehingga penyedia jasa harus menyediakan sesuai
kebutuhan pasien, semakin banyak fasilitas yang disediakan
semakin banyak teknologi yang harus disediakan.
26
B. Kerangka Teori
Pasien
Ruang IGD
Response time
Kepuasan pasien
B. Kerangka Konsep
Variabel Pengganggu
1. Umur
2. Pendidikan
3. Pekerjaan
Keterangan :
: Variabel yang diteliti
: Variabel yang tidak diteliti
D. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian
(Sugiyono, 2016). Hipotesis dirumuskan dalam bentuk hubungan antara dua
variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2018).
Hipotesis penelitian ini adalah :
1. Ha: “Ada hubungan response time dengan kepuasan pasien di Instalasi
Gawat Darurat (IGD) RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten”.
31
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah penelitian survey analitik
yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan Cross
Sectional dimana data yang menyangkut variabel bebas atau resiko dan
variabel terikat atau variabel akibat, dikumpulkan dalam waktu yang
bersamaan (Notoatmodjo, 2018). Dalam hal ini akan melakukan penelitian
tentang hubungan response time dengan kepuasan pasien di Instalasi Gawat
Darurat (IGD) RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro Klaten.
Keterangan :
λ 2= Chi kuadrat, dengan dk=1, taraf kesalahan bisa 1%, 5% dan 10%.
d = Taraf kesalahan (eror) sebesar 0,05 (5%).
P = Q = 0,5
S = Besar sampel
N = Besar populasi
1. ( 1675 ) . ( 0,5 ) .( 0.5)
S=
(0,05)2 . ( 1675−1 ) +1. ( 0,5 ) .(0.5)
1675.0,25
S=
0,0025. 1674+1. 0,25
418,75
S=
4,185+ 0,25
418,75
S=
4,435
S=94,4 95 responden
3. Metode pengambilan sampel
Sampel adalah sekelompok individu yang merupakan bagian dari
populasi (Dharma, 2013). Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan teknik accidental sampling yaitu suatu teknik penentuan
sampel berdasarkan kebetulan (Sugiyono, 2016). Sampel pada penelitian
ini diambil sesuai dengan kriteria berikut:
Kriteria inklusi :
a. Pasien yang berkunjung ke IGD RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro
Klaten
b. Dapat berkomunikasi secara verbal dan kooperatif.
c. Bersedia menjadi responden dan mengikuti alur penelitian.
Kriteria eksklusi :
a. Pasien yang tidak bisa baca tulis
b. Pasien yang tidak sadarkan diri
c. Pasien yang mengalami kelemahan fisik atau mental
34
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu seperti benda, manusia dan lain-lain (Nursalam, 2017).
Variabel pada penelitian ini terbagi atas variabel bebas, variabel terikat dan
variabel pengganggu.
1. Variabel independent (variabel bebas)
Variabel independent atau variabel bebas adalah variabel yang
menjadi sebab perubahan atau timbulnya variable dependent (terikat)
(Hidayat, 2014). Variabel independent atau variabel bebas pada penelitian
ini adalah response time.
2. Variabel dependent (variabel terikat)
Variabel dependent atau variabel terikat adalah variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas (Hidayat, 2014).
Variabel dependent atau variabel terikat pada penelitian ini adalah
kepuasan pasien.
3. Variabel Pengganggu
Variabel pengganggu adalah variabel yang mempengaruhi
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat (Arikunto, 2014).
Variabel pengganggu yang terdapat dalam penelitian ini adalah:
a. Umur tidak dikendalikan
b. Pendidikan tidak dikendalikan
c. Pekerjaan tidak dikendalikan
35
E. Definisi Operasional
Tabel 3.1 Definisi Operasional
Parameter dan Skala
No Variabel Definisi Operasional Alat ukur
kategori data
1 Response Waktu yang Stopwatch a. Tepat waktu: Ordinal
time dibutuhkan pasien ≤5 menit
untuk mendapat- b. Tidak tepat
kan pertolongan waktu: >5
yang sesuai dengan menit
kegawatdar uratan
Penyakitnya sejak
memasuki
pintu IGD
2 Kepuasan Suatu tingkat Kuesioner a. Sangat Puas Ordinal
pasien perasaan pasien dan bila nilai 76-
keluarga yang timbul 100%
sebagai akibat dari b. Puas bila nilai
kinerja pelayanan 51- 75%
kesehatan yang c. Tidak Puas
diperoleh setelah bila nilai 26-
pasien membandin 50%
gkannya dengan apa d. Sangat Tidak
yang diharapkan Puas bilai nilai
Nya meliputi: 0-25%
a. Daya tanggap
(Responsiv enes)
b. Jaminan
(assurance)
c. Bukti fisik
(tangible)
d. Empati (empathy)
e. Keandalan
(reliability)
F. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat-alat yang digunakan untuk
mengukur nilai variabel yang diteliti (Sugiyono, 2016). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner yaitu sejumlah
pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari
responden dalam arti laporan tentang pribadinya tentang hal-hal yang
36
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi
x = skor rata-rata dari x
37
{ ∑ si
}
2
k
ri = 1− 2
( k − 1) st
Keterangan :
ri : Reliabilitas instrumen
k : Jumlah item dalam instrumen
b. Analisis bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang digunakan untuk
mengetahui hubungan antara variabel bebas dan terikat. Penelitian ini
menggunakan nilai α sebesar 0,05 atau 5% dan tingkat kepercayaan
penelitian ini 95% (Notoatmodjo, 2018). Analisa bivariat pada
penelitian ini menggunakan uji korelasi Kendall tau untuk mencari
dan menguji hipotesa antara dua variabel atau lebih. Rumus dasar
yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan:
: koefisien korelasi Kendal Tau yang besarnya (-1<0<1)
∑A : ∑ rangking atas
∑B : ∑ rangking bawah
N : ∑ anggota sampel
Dalam penelitian ini menggunakan α analisa 5% dengan tingkat
kepercayaan 95%. Apabila nilai p hitung < 0,05 maka Ho ditolak
yang berarti terdapat hubungan antara dua variabel dan jika p hitung >
dari 0,05 maka Ho diterima yang berarti tidak terdapat hubungan
antar variabel.
I. Jalannya Penelitian
Dalam penelitian ini yang perlu di siapkan oleh peneliti untuk
mempersiapkan prosedur-prosedur dalam pengumpulan data adalah sebagai
berikut :
1. Persiapan
40
J. Etika Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian khususnya jika yang terhadi subyek
penelitian adalah manusia, maka peneliti harus memahami hak dasar manusia.
Manusia memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya, sehingga penelitian
yang alan dilakukan benar-benar menjunjung tinggi kebebasan manusia,
(Hidayat, 2012 dalam Miftakul, 2016). Etika yang diperhatikan antara lain :
1. Informed Consent (lembar persetujuan melalui responden).
Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti
dan responden dengan penelitian dengan memberikan lembar
persetujuan. Informed Consent tersebut diberikan sebelum penelitian
dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi
responden. Jika subyek bersedia, maka mereka harus mendatangani
lembar persetujuan.
Jika responden tidak bersedia, maka peneliti harus menghormati
hak itu. Beberapa informasi yang harus ada dalam Informed Consent
antara lain: partisiasi responden, maksud dan tujuan penelitian, jenis data
42
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah diberikan oleh responden dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya sekelompok data tertentu yang
berhubungan dengan penelitian ini dilaporkan pada hasil riset.
4. Rigt To Justice (keadilan)
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi manusia dengan
menghargai hak atau memberikan pengobatan secara adil, hak menjaga
privasi manusia, dan tidak berpihak dalam perlakuan terhadap manusia.
K. Jadwal Penelitian
Terlampir
43
DAFTAR PUSTAKA
KUESIONER
No. Responden :
Nama Initial :
Hari/Tanggal :
Umur :
SD
SMP
SMA/Sederajat
Diploma/Akademik
Sarjana/PT
KUESIONER
A. Kuesioner Tingkat Kepuasan Pasien
Berilah tanda centang/check list (√) ditempat yang telah disediakan
pada jawaban yang saudara anggap paling tepat sesuai dengan kenyataan
yang saudara alami. Isilah pernyataan dibawah ini dengan sejujur-jujurnya
dan kerja samanya dalam pengisian kuesioner dibawah ini, terimakasih.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
R : Ragu-ragu
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No. Pernyataan SS S R TS STSS
Responsiveness (Daya Tanggap)
1. Petugas IGD tanggap jika pasien
datang ke IGD
2. Perawat tanggap dalam
menanggapi setiap keluhan
3. pasien
Ketika bertanya petugas IGD
memberikan jawaban tentang
tindakan keperawatan yang
diberikan
4. Perawat selalu membantu anda
jika anda membutuhkan
informasi tentang kesehatan
5. Perawat IGD memberikan
informasi yang jelas, mudah
dimengerti oleh pasien.
Assurance (Jaminan)
6. Sebelum melakukan tindakan,
perawat IGD menjelaskan tujuan
dari tindakan
7. Petugas IGD selalu ramah kepada
anda dalam menanggapi pertanyaan
8. anda
Petugas IGD mampu menjaga
kerahasiaan diagnose penyakit
pasien peserta BPJS
48
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.