PENDAHULUAN
iskemik 7,4 juta (13,2%); Stroke 76,7 juta (11,9%); penyakit baru obstruktif
kronik 3,1 juta jiwa (5,6%); Infeksi Pernafasan Bawah, 3,1 juta (5,5%); dan
Kanker 1,6 juta (2,9%). Kasus cedera atau kecelakaan memberikan angka
yang tepat, efisisen dan bertanggung jawab sangat berpengaruh pada keberhasilan
penyelamatan jiwa dan pencegahan kecacatan. Peran dari sistem triase dalam
kebutuhannya akan urgent care. Triase membedakan pasien yang harus mendapat
1
perawatan segera dengan pasien yang dapat menunggu di IGD (Graven et. al,
2009).
dan sumber daya yang tersedia. Terapi di dasarkan pada ABC (Airway, dengan
sementara (Kemenkes, RI, 2011). Response time sangat penting khususnya pada
pasien dengan kategori triase kuning di IGD karena pasien ini membutuhkan
pengawasan yang sangat ketat. Perawat yang cepat dan tanggap dalam
(keselamatan hidup) pada pasien atau sebaliknya penanganan yang lambat dapat
penderita gawat darurat baik pada keadaan rutin sehari-hari atau sewaktu bencana.
2
filosofinya yaitu Time Saving it’s Live Saving artinya seluruh tindakan yang
dilakukan pada saat kondisi gawat darurat haruslah benar-benar efektif dan
efisien. Hal ini mengingatkan pada kondisi tersebut pasien dapat kehilangan
nyawa hanya dalam hitungan menit saja. Berhenti nafas selama 2-3 menit pada
kecepatan dan ketepatan pertolongan yang diberikan pada pasien yang datang ke
IGD memerlukan standar sesuai dengan waktu tanggap yang cepat dan
penanganan yang tepat. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatkan sarana,
prasarana, sumber daya manusia dan manajemen IGD Rumah Sakit sesuai standar
(Wilde, 2009).
asuhan keperawatan pada tahap pelaksanaan merupakan hal yang sangat penting
mengacu kepada doktrin dasar pelayanan gawat darurat yaitu time is life saving
(waktu adalah nyawa), dengan ukuran keberhasilan adalah response time ( waktu
tanggap) selama 5 menit dan waktu definitif ≤ 2 jam. Negara- negara Eropa dan
Amerika telah memiliki layanan panggilan gawat darurat yang dilakukan oleh unit
3
Respon time yang baik dapat berdampak pada kepercayaan pasien dan
menggantungkan dirinya pada pihak lain yang terlibat pertukaran karena individu
diartikan gambaran sikap untuk menerima suatu pernyataan atau pendirian tanpa
menunjukan sikap pro atau kontra. Kepercayaan lebih mudah untuk tumbuh
diantara orang – orang yang memiliki kepentingan dan tujuan yang sama,
sehingga lebih mudah untuk mengubah kepercayaan individu dari pada mengubah
pada tahun 2007, jumlah rumah sakit di Indonesia sebanyak 1.319 yang terdiri
sementara data kunjungan ke IGD sebanyak 4.402.205 (13,3 % dari total seluruh
kunjungan di RSU), dari jumlah seluruh kunjungan IGD terdapat 12,0 % berasal
dari pasien rujukan. Tahun 2015, jumlah penderita yang berkunjung di IGD secara
nasional 67,49 juta, dan tahun 2016 jumlah ini meningkat menjadi 68,28 juta
yang bekerja sebanyak 20 orang. Data kunjungan pasien melalui rekam medik
jumlah kunjungan pasien masuk ke UGD pada bulan Januari sampai dengan bulan
Desember tahun 2016 sebanyak 502 orang sedangkan pada bulan Januari sampai
dengan bulan Desember tahun 2017 mencapai 735 orang. Berdasarkan wawancara
4
dengan keluarga pasien mengenai pelayanan di UGD, empat dari lima keluarga
pasien menyatakan bahwa saat tiba di UGD tidak langsung dilayani dan masih
harus menunggu petugas lebih dari 5 menit sehingga mereka merasa tidak
diperhatikan bahkan mereka cenderung untuk segera di rujuk ke rumah sakit atau
pulang kerumah.
1. Tahun 2015, jumlah penderita yang berkunjung di IGD secara nasional 67,49
juta, dan tahun 2016 jumlah ini meningkat menjadi 68,28 juta pasien.
2. Data kunjungan pasien melalui rekam medik jumlah kunjungan pasien masuk
ke UGD pada bulan Januari sampai dengan bulan Desember tahun 2016
sebanyak 301 orang sedangkan pada bulan Januari sampai dengan bulan
empat dari lima keluarga pasien menyatakan bahwa saat tiba di UGD tidak
langsung dilayani dan masih harus menunggu petugas lebih dari 5 menit
5
1.3 Rumusan Masalah
keluarga pasien pada triase kuning di Unit Gawat Darurat Puskesmas Telaga Biru
Kabupaten Gorontalo?
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
1. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan masukan dan evaluasi terhadap kualitas kinerja perawat UGD
2. Bagi Keperawatan
6
Sebagai bahan masukan bagi bidang keperawatan dalam melakukan analisis
faktor yang dapat mempengaruhi response time di UGD dan bahan evaluasi
3. Bagi peneliti
di UGD.