PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Gawat Darurat (IGD) adalah suatu unit pelayanan di Rumah Sakit
maupun yang mengalami trauma sesuai dengan standar yang ditetapkan. Gawat
dan apabila tidak dilakukan pemeriksaan akan berakibat fatal bagi pasien tersebut
(Kartikawati, 2011).
secara optimal bagi pasien secara cepat dan tepat serta terpadu dengan penanganan
kegawatdaruratan untuk mencegah kematian dan kecacatan (to save life and limb)
dengan waktu penanganan atau respon time selama lima menit dan waktu definitif
yang tidak lebih dari dua jam (Basoki dkk 2008, dalam Yanti dkk, 2011).
Kesehatan, 2014). Data tersebut menunjukan IGD adalah Unit Critical Phoint atau
meningkatkan sarana, prasarana, sumber daya manusia dan manajemen IGD rumah
sakit sesuai standar (Kemenkes RI, 2009). Standar proses tatalaksana pasien di IGD
dimulai dari proses triase, primary dan secondary survey sampai dengan proses
evaluasi dan dokumentasi (Kemenkes RI, 2011). Salah satu cara untuk mencapai
indikator mutu pelayanan adalah dengan peningkatan manajemen dari salah satu
proses tatalaksana pasien di IGD yaitu pada proses triase. Triase merupakan salah
satu proses yang memiliki dampak pada response time pelayanan petugas kesehatan
di IGD rumah sakit. Respon time berdampak pada life saving pasien.
kesehatan seperti di rumah sakit. Salah satu upaya untuk meningkatkan pelayanan
melaksanakan sistem triage yang dilakukan di IGD. Metode triage yang digunakan
di Rumah Sakit Awal Bros Panam adalah ESI (Emergency Severity Index). ESI
merupakan triase yang dikembangkan oleh Dokter Richard Wuerz dan David Eitel di
Unit Gawat Darurat, Amerika Serikat. Triase ESI adalah hasil algoritma stratifikasi
yang cepat, dapat ditiru dan relevan secara klinis untuk pengelompokan pasien ke
dalam 5 kelompok. ESI menyediakan sebuah metode pembagian pasien dari tingkat
1 (most urgent) sampai tingkat 5 (least urgent) berdasarkan akuitas dan tindakan
Triage yang dilakukan di Rumah Sakit Awal Bros Panam memakai Emergency
Severity Index (ESI) yang terdiri dari 5 kategori yaitu kategori merah atau ESI level
1 (Resusitasi) dengan respon time 0 menit, kategori orange atau ESI level 2 (gawat
darurat) dengan respon time 10-15 menit, kategori kuning atau ESI level 3 (darurat)
dengan respon time 30-60 menit, kategori hijau atau ESI level 4 (kurang darurat)
dengan respon time 60-120 menit, kategori biru atau ESI level 5 (tidak gawat
faktor antara lain pengetahuan perawat tentang triage, pengalaman perawat, motivasi
kerja dan beban kerja. Pengetahuan menjadi salah satu faktor yang sangat penting
pengetahuan petugas triase IGD Rumah Sakit Awal Bros Panam dikategorikan baik
(65.6%).
Pengetahuan perawat IGD Rumah Sakit Awal Bros Panam yang baik
mempengaruhi pelaksanaan triage yang tepat. Triage yang tepat dengan penempatan
pasien pada ESI yang tepat dapat memberikan dampak pada efisiensi waktu
jumlah pasien yang masuk Instalasi Gawat Darurat RS Awal Bros Panam selama 6
bulan terakhir berjumlah pasien (Rekam Medis RS Awal Bros Panam). Data
perawat tidak tepat melakukan pelaksanaan triage sesuai ESI yang tepat.
Dari hasil data diatas maka penulis tertarik meneliti tentang Hubungan
ketepatan pelaksanaan triage dengan penempatan ESI di IGD Rumah Sakit Awal
Bros Panam.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai informasi bagi pihak rumah sakit
agar menjadi evaluasi bagi rumah sakit untuk melakukan perbaikan kinerja perawat
yang berhubungan dengan ketepatan pelaksanaan triage perawat melakukan triage,
seperti rumah sakit dapat membuat modul pelaksanaan triase yang tepat yang dapat
diberikan kepada perawat dalam bentuk training berkala.