Anda di halaman 1dari 9

Nama : Andi Helma Meilani Senin,18 September

2023

Nim : 2101040

TUGAS IT KE 3

KEPERAWATAN GADAR

Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan tugasnya ditandai dengan adanya
peningkatan mutupelayanan rumah sakit. Mutu rumah sakit sangat dipengaruhi oleh beberapa
faktor, faktor yang dominanadalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia yang ada di
rumah sakit perlu mendapatkanperhatian khusus salah satunya adalah perawat. Desain dalam
penelitian ini adalah penelitian kuantitatifdengan pendekatan Cross Sectional Study dan
menggunakan metode observasional analitik yang manadalam pengumpulan datanya
digunakan kuisioner dan observasi langsung di IGD. Sampel dalampenelitian ini
menggunakan teknik total sampling dan didapatkan 45 perawat pelaksana yang bekerja
diInstalasi Gawat Darurat RSUD Lanto Dg Pasewang Jeneponto, data dianalisis
menggunakan softwareSPSS Versi 23 Hasil penelitian ini menunjukkan chi-square (1) Sikap
memiliki hubungan yangsignifikan dengan kinerja perawat dengan p-value 0,003 < 0,05.
(2)Pengetahuan tidak memilikihubungan dengan kinerja perawat dengan p-value 1,000 >
0,05. Dari kedua variabel tersebut, sikapmenjadi variabel yang paling berhubungan dengan
kinerja perawat di Instalasi Gawat Darurat RSUDLanto Dg Pasewang Jeneponto Dari kedua
indikator kompetensi, variabel pengetahuan dinyatakan tidaksignifikan karena nilai p-value
yang berada di atas 0,05 sehingga secara parsial, variabel kinerja perawatdi Instalasi Gawat
Darurat RSUD Lanto Dg Pasewang Jeneponto dipengaruhi signifika oleh sikap
(Rahmayani et al., n.d.)

Daftar pustaka

Rahmayani, N. I., Asrina, A., Magister, A. R., & Masyarakat, K. (n.d.). HUBUNGAN
KOMPETENSI DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT.
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM
Salah satu dari ruang pelayanan Rumah sakit adalah Instalasi Gawat Darurat yangmerupakan
pelayanan segera yaitu cepat, tepat, dan cermat untuk mencegah kematian dan kecacatan dan
salah satu fungsi perawat di rumah sakit sebagai pemberi asuhankeperawatan dan sebagai
pendidik kesehatan kepada pasien baik dalam keadaan sehatmaupun sakit dengan tujuan
untuk meningkatkan kesejahteraan yang optimal danharus mampu melayani dengan baik
kepada pasien seorang perawat harus memilikitingkat pengetahuan dan keterampilan untuk
mendukung pelayanan keperawatan.Kasus gawat darurat yang sering ditemukan di IGD.
Mengetahui tingkat pengetahuanperawat terhadap penggunaan triase Emergency Severity
Index (ESI) di Instalasi GawatDarurat RSUD Temanggung. Jenis penelitian yang digunakan
adalah penelitiankuantitatif dengan desain deskriptif kuantitatif yang rancangan penelitian
deskiptifnya menggunakan pendekatan descriptive cross-sectional study. Pengetahuan
respondententang Triase Emergency Severity Index (ESI) banyak yang masih kurang
yaitusebanyak 14 responden (73,7%) dan yang mempunyai pengetahuan cukup terkait
dengan

Triase Emergency Severity Index (ESI) sebanyak 5 responden (26,3%) dan tidak
terdapatresponden yang mempunyai pengetahuan baik terkait dengan Triase
EmergencySeverity Index (ESI).Jumlah responden yang dapat menentukan jenis triase pasien
yangdatang ke Instalasi Gawat Garurat RSUD Temanggung dengan tepat sebanyak
9responden (47,4%) dan yang tidak tepat sebanyak 10 responden (52,6%).Tidak
adahubungan (p value 1,000) antara tingkat pengetahuan perawat dengan ketepatanperawat
instalasi gawat darurat dalam menerapkan triase Emergency Severity Index(ESI). Selain dari
tingkat pengetahuan perawat ketepatan dalam penerapan triase jugadipengaruhi oleh beban
kerja, pelatihan, dan lama masa kerja atau pengalaman yang dimiliki oleh perawat Instalasi
Gawat Darurat. Karakteristik responden menunjukkan responden paling banyak adalah
perawat berjenis kelamin laki-laki sebanyak 12 responden (63,2%), umur responden paling
banyak adalah antara 25-35 tahun yaitu sebanyak 11 responden (57,9%) dengan pendidikan
responden terbanyak adalah D III keperawatan sebanyak 15 responden (78,9%), lama masa
kerja 3 Tahun 1 Bulan – 6 Tahun adalah jumlah terbanyak responden yaitu sebanyak 5
responden (26,3%) dan sebanyak 5 responden (26,3%) responden pernah mengikuti pelatihan
triase Emergency Severity Index (ESI).Tidak ada hubungan (p value 1,000) antara tingkat
pengetahuan perawat dengan ketepatan perawat instalasi gawat darurat dalam menerapkan
triase Emergency Severity Index (ESI). (Dwi Andriana et al., n.d.)

Daftar Pustaka
Dwi Andriana, A., Nuril Hidayah, N. M., & Margono, N. (n.d.). Analisis Tingkat Pengetahuan
Perawat Terhadap Penggunaan Triase Emergency Severity Index (ESI) Di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Temanggung.

Pelayanan Kegawatdaruratan merupakan tindakan medis yang dibutuhkan oleh pasien


gawat darurat dalam waktu cito untuk menyelamatkan nyawa dan penegahan kecacatan dan
perlu ditingkatkan standar pelayanan gawat darurat agar dapat memenuhi harapan masyarakat
yang selalu menginginkan kualitas pelayanan yang bermutu tinggi. Tujuan penelitian ini
adalah mengetahui bagaimana implementasi kebiajakan kualitas pelayanan kegawatdaruratan
di Instalasi gawat darurat RSUD Kota Makassar. Penelitian ini menggunakan metode
kualitatif dengan pendekatan fenomologi dan wawancara mendalam. Informan dalam
penelitian ini adalah kepala bidang pelayanan medik dan kepala ruangan IGD sebagai
Informan kunci serta bagian humas, dokter dan perawat IGD sebagai informan biasa
(pendukung). Penelitian menunjukkan bahwa tata letak hubungan ruang dan kebutuhan ruang
masih belum sesuai dengan kebijakan yang berlaku ditandai belum adanya ruang radiologi,
ruang Tindakan operasi dan ruang farmasi khusus di IGD, serta standar tenaga kesehatan
masih terdapat Sebagian perawat di IGD yang belum memiliki seertiikasi khusus. Sarana dan
prasarana pelayanan yang telah disediakann di IGD telah sesuai dengan kebijakan yang
berlaku didukung dengan adanya ketersediaan fasilitas penunjang yang memadai.
Implementasi kebijakan pelayanan kegawatdaruratan dalam tata letak hubumgan ruang,
kebutuhan ruang, sumber daya manusia dan sarana prasarana di IGD RSUD Kota Makassar
secara garis besar telah sesuai dengan kebijakan pemerintah yang telah ditetapkan
(Khaerul Musyawir et al., n.d.)

Daftar Pustaka

Khaerul Musyawir, A., Lestari Ladia, H. S., Rumah Sakit, A., Megarezky Makassar, U.,
Antang Raya, J., & Selatan, S. (n.d.). EVALUASI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN
KUALITAS PELAYANAN KEGAWATDARURATAN DI INSTALASI GAWAT
DARURAT. http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM

Unit Gawat Darurat adalah titik awal pelayanan untuk para pasien gawat darurat yang
membutuhkan pertolongan pertama sehingga mampu memberikan pertolongan yang optimal
pada pelayanan yang cepat. Pada Unit Gawat Darurat memberikan pelayanan yang cepat,
tanggap dan optimal terhadap pelayanan diagnose penyakit, serta memprioritaskan dalam
melayani pasien yang perlu ditangani terlebih dahulu. Puskesmas semua mempunyai
pelayanan pada UGD, tetapi ada beberapa puskesmas tidak melayani UGD 24 jam karena
minimnya jumlah tenaga medis dan kurang memadainya sarana dan prasarana. Hal ini juga
akan menjadi pemicu lambatnya penanganan dan layanan sehingga menimbulkan rasa
ketidakpuasan terhadap pelayanan puskesmas pada pelayanan gawat darurat. Pencapaian
responsive terhadap

penanganan pasien dipengaruhi beberapa faktor, salah satu nya adalah kecepatan serta
kualitas pemberian penanganan pertolongan untuk menyelamatkan hidup atau mencegah
kecacatan mulai awal kejadian sampai pertolongan di puskesmas. Penanganan di UGD
Puskesmas dikatakan baik ditentukan oleh pengguna dalam hal ini pasien jika pelayanan yang
kita berikan kepada pasien da keluarga terpenuhi semua kebutuhan nya. Persepsi yang dinilai
oleh pasien dan keluarga hanya diterima dengan nilai memuaskan atau mengecewakan, dan
juga termasuk ketepatan dan kecepatan dalam memberikan pelayanan selama di UGD. Untuk
mempercepat penanganan terhadap pasien di UGD sebaiknya menggunakan penilaian triase,
hal itu akan menjadi patokan yang sangat berpengaruh terhadap cepat atau lambat
penanganan yang berkaitan dengan respon time perawat dan ini akan jadi patokan pada
tingkat kepuasan keluarga pasien dengan data yang didapatkan terutama pelayanan di
UGD (Halaman | 24, n.d.)

Daftar Pustaka

Halaman | 24. (n.d.).

Pasien kritis adalah pasien dengan perburukan patofisiologi yang cepat yang dapat
menyebabkan kematian tujuan mengidentifikasi gambaran pengetahuan perawat tentang code
blue pada pasien gawat darurat, pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil
tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimiliki. Code blue didefinisikan sebagai
suatu kode aktivasi sistem untuk kondisi gawat darurat yang terjadi dirumah sakit dan perlu
penanganan segera mungkin. perawat adalah seseorang yang mampu dan berwenang dalam
melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang diperoleh melalui pendidikan
keperawatan. Desain penelitian ini deskriftif kuantitatif populasi 153 perawat , sampel 111
menggunakan teknik purposive sampling, instrumen penelitian berupa kuesioner sebanyak 20
hasil uji validitas 0,493-0,776 dan uji reliabilitas 0,940 hasil penelitian secara umum
termasuk kategori baik sebesar 46,8% dan secara khusus perawat memiliki pengetahuan baik
pada pengertian 54,1% dan tujuan sebanyak 49,5% dan juga memiliki pengetahuan cukup
pada pelaksanaan code blue sebanyak 45.0%, saran kepada RSAU dr.M.Salamun untuk
mengadakan pelatihan dan simulasi bagi perawat. (Ilmiah JKA et al., n.d.)

Daftar Pustaka

Ilmiah JKA, J., Kesehatan TNI Ciumbuleuit Bandung, P. A., Herawati, T., Agustin, Z., &
Farida Fitri, D. (n.d.). Pengetahuan Perawat Tentang Code Blue Pada Pasien Gawat
Darurat Di Rumah Sakit TNI AU Dr. M. Salamun Bandung.

Perawatan luka merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh perawat. Prinsip utama
dalam manajemen perawatan luka adalah pengendalian infeksi karena infeksi menghambat
proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka morbiditas dan mortalitas bertambah
besar. Infeksi luka post operasi merupakan salah satu masalah utama dalam praktek
pembedahan. Dengan berkembangnya era asepsis, teknik operasi serta perawatan bedah maka

komplikasi luka pasca operasi cenderung menurun. Jika luka pasien mengalami infeksi
menyebabkan masa perawatan lebih lama, sehingga biaya perawatan di rumah sakit menjadi
lebih tinggi (Morison, 2003). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi penyembuhan luka post operasi SC (Sectio Caesarea) di RS PKU


Muhammadiyah Gombong. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan
menggunakan pendekatan cross sectional. Subjek penelitiannya adalah pasien post operasi
SC (Sectio Caesarea) pada hari ke empat di RS PKU Muhammadiyah Gombong periode
2010-2011 sebanyak 38 responden. Data berskala ordinal ordinal dan nominal ordinal
sehingga dianalisis dengan uji spearman rho (ρ) dan chi-square. Sedangkan untuk
menentukan faktor dominan yang mempengaruhi penyembuhan luka post operasi SC
digunakan uji regresi linier.

Hasil analisa statistik dengan uji regresi linier didapatkan hasil bahwa faktor paling dominan
yang mempengaruhi penyembuhan luka post operasi SC di RS PKU Muhammadiyah
Gombong adalah personal hygiene (p = 0,000) kemudian disusul oleh status gizi (konsumsi)
dengan nilai probabilitas (Sig) 0,004 dan yang terakhir adalah penyakit DM (Diabetes
Mellitus) dengan nilai probabilitas (Sig) 0,007. Fa dominan yang mempengaruhi
penyembuhan luka post operasi SC di RS PKU Muhammadiyah Gombong adalah personal
hygiene. (Puspitasari et al., 2011)

Daftar Pustaka

Puspitasari, H. A., Al Ummah, H. B., Sumarsih, T., Keperawatan, J., & Gombong, S. M.
(2011). FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYEMBUHAN LUKA
POST OPERASI SECTIO CAESAREA (SC). In Jurnal Ilmiah Kesehatan
Keperawatan (Vol. 7, Issue 1).

Triase adalah tindakan untuk memilah/mengelompokkan korban berdasarkan beratnya cidera,


kemungkinan untuk hidup, dan keberhasilan tindakan berdasar sumber daya (SDM dan
sarana) yang tersedia. Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan gambaran mengenai
kelengkapan pengisian formular asesmen keperawatan gawat darurat di RSUD Kembangan.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif mix method dimana peneliti
menggabungkan desain penelitian kuantitatif dan kualitatif untuk menggambarkan bagaimana
kelengkapan pengisian formulir asesmen keperawatan instalasi gawat darurat di RSUD
Kembangan beserta faktor yang mempengaruhi proses pengisian formulir tersebut. Penelitian
ini dilakukan di RSUD Kembangan dengan populasi 2329 formulir asesmen keperawatan dan
didapat jumlah sampel 96 formulir asesmen keperawatan. Analisis yang di hitung di perkuat
menggunakan dengan analisis frekuensi untuk setiap variabel/komponen, hal ini dilakukan
untuk menjelaskan lebih lanjut penyebab-penyebab faktor ketidaklengkapan formular
asesmen keperawatan. Dampak ketidaklengkapan formulir asesmens perawat ada dari
berbagai faktor yaitu faktor human(manusia), faktor money(dana), faktor methode(metode)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kelengkapan pada pengisian formulir asesmen
keperawatan di RSUD Kembangan sebesar 88,29%. Pada komponen identifikasi pasien
sebesar 99,25%, Komponen Kelengkapan Catatan yang Penting sebesar 85,28%, Komponen
Auntentikasi Penulis sebesar 98,33%, dan komponen Catatan yang Baik sebesar 70,33%. Di
RSUD Kembangan ini sudah terdapat SPO pengisian formulir triase dan SPO pengisian
formulir asesmen keperawatan, semuanya bejalan sesuai dengan prosedur.
(Iwani Rahman et al., 2023)

Daftar Pustaka
Iwani Rahman, A., Happy Putra, D., Indawati, L., Rosmala Dewi, D., Kunci, K., &
Kuantitatif, A. (2023). GAMBARAN PENGISIAN FORMULIR ASESMEN
KEPERAWATAN INSTALASI GAWAT DARURAT DI RSUD KEMBANGAN. 4(1).

The initial emergency medical assessment activity is a physical examination and medical
historyinan emergency patient which is useful for evaluating the patient's condition. The
initial emergency medical assessment activity at Hermina Arcamanik Hospital was still
manual using paper so that doctors often filled out the assessment form incompletely and the
doctor's writing was illegible, hindering work. The purpose of this research is to create an
emergency medical initial assessment information system to make it easier for doctors to fill
out assessment forms thereby reducing doctors' incompleteness in filling out forms and
minimizing the illegibility of doctors' writings using Visual Studio 2010. Information system
data collection was carried out by observing and reading literature.previously.
(22.+Perancangan_Sistem_Informasi-Salmaa+mbi, n.d.)

Daftar Pustaka

22.+Perancangan_Sistem_Informasi-salmaa+mbi. (n.d.).

Kepatuhan seorang perawat dalam melaksanakan prosedur perawatan luka tidak hanya diukur
dari pengetahuan perawat tentang perawatan luka, akan tetapi didasarkan pada penilaian dan
pengawasan tindakan prosedur. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan tingkat
pengetahuan tentang perawatan luka terhadap kepatuhan perawat dalam pelaksanaan
prosedur perawatan luka di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Pusri dan
Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode
analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah keseluruhan
perawat di Rumah Sakit Pusri dan Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang. Sampel
penelitian ini adalah seluruh perawat di Ruang Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Pusri
dan Rumah Sakit Islam Ar-Rasyid Palembang yang berjumlah 30 responden. Pengambilan
sampel menggunakan teknik total sampling. Uji statistik yang digunakan adalah Chi Square.
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pengetahuan
cukup yaitu 16 responden (53,3%), dan patuh sebanyak 24 responden (80%), ada hubungan
antara tingkat pengetahuan
tentang perawatan luka terhadap kepatuhan perawat dalam pelaksanaan prosedur perawatan
luka di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan nilai p value = 0,026 yang berarti p < α =
0,05. Disarankan bagi pihak rumah sakit agar meningkatkan kualitas pelayanan khususnya
prakti k keperawatan melalui upaya pengembangan pengetahuan perawat disertai pendidikan
dan pelatihan perawatan luka kepada semua perawat (Rahmayani et al., n.d.)

Daftar Pustaka

Rahmayani, N. I., Asrina, A., Magister, A. R., & Masyarakat, K. (n.d.). HUBUNGAN
KOMPETENSI DENGAN KINERJA PERAWAT DI INSTALASI GAWAT DARURAT.
http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/PSKM

Setiap Pelayanan AGD DINKES mengarah kepada pelayanan pra rumah sakit, evakuasi
medis dari lokasi kejadian (kecelakaan lalu lintas, kebakaran, bencana, dan kejadian-kejadian
luar biasa lainnya) ke rumah sakit, maupun dari rumah sakit ke rumah sakit. Dengan adanya
AGD DINKES akan memberikan solusi atas kasus-kasus yang terjadi pada saat ini, sehingga
berdampak menurunnya angka, kematian, kesakitan dan kecacatan akibat kasus
kegawatdaruratan pra rumah sakit untuk warga masyarakat di wilayah Provinsi DKI Jakarta
dan sekitarnya. Tujuan: Untuk mengetahui Hubungan pengetahuan masyarakat dengan
response time gawat darurat di Ambulans Gawat Darurat wilayah Jakarta

Timur Tahun 2022. Metode: Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif konteks
dengan pendekatan cross-sectional untuk mengetahui hubungan pengetahuan masyarakat
dengan response time Ambulans Gawat Darurat wilayah Jakarta Timur Tahun 2022. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh pasien di Ambulans Gawat Darurat DKI Jakarta pada
bulan juni 2022 sampai November 2022. Sampel didapat berjumlah 65 orang. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner. Data di uji menggunakan uji statistic chi-square. Hasil: Hasil
uji statistik dengan Chi-square didapatkan nilai signifikansi (p- value) sebesar 0,004. Nilai uji
signifikansi (p-value) < 0,05 maka H1 diterima Kesimpulan: Ada hubungan antara
pengetahuan masyarakat dengan response time gawat darurat di ambulans gawat darurat
Dinas Kesehatan

(AGD Dinkes) Wilayah Jakarta Timur Tahun 2022. (Gunawan et al., n.d.)

Daftar Pustaka
Gunawan, A., Suryadi, B., & Purnama, A. (n.d.). Pengetahuan Masyarakat dan Hubungannya
dengan Response Time Gawat Darurat di AGD Dinkes Jakarta Timur.

Anda mungkin juga menyukai