Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Keperawatan

Vol 2 No 1 April 2021

PENGARUH PELATIHAN TRIASE TERHADAP PENGETAHUAN PERAWAT DAN


BIDAN TENTANG PENERAPAN TRIASE DI UNIT GAWAT DARURAT
PUSKESMAS GUNUNG SARI KABUPATEN SERANG

Epi Rustiawati*, Tuti Sulastri, Nelly Hermala Dewi


Program Studi DIII Keperawatan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa
Email: epirustiawati@gmail.com

ABSTRAK

Triase adalah adalah cara cepat tepat untuk menentukan tindakan berdasarkan prioritas berdasarkan
tingkat kegawatdaruratan kondisi kegawatdaruratan pasien. . Pengetahuan dan sikap perawat
berhubungan dengan kecepatan respon waktu pelayanan. Pelatihan sebagai metode yang terorganisir
untuk memastikan bahwa individu memiliki pengetahuan dan keterampilan . Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh pelatihan triase terhadap pengetahuan perawat dan bidan tentang
penerapan triase di unit gawat darurat Puskesmas Gunung Sari kabupaten Serang. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian quasi eksperimen dengan jumlah sampel 10 dengan tehnik total
sampling. Hasil penelitian menemukan bahwa terdapat pengaruh pelatihan triase terhadap
pengetahuan perawat dan bidan tentang penerapan triase di unit gawat darurat secara bermakna.
Hubungan jenis kelamin, umur, lama kerja dan tingkat pendidikan dengan pengetahuan tidak
memiliki hubungan bermakna. Perlu adanya pelatihan dengan waktu yang lebih lama dan metode
yang berbeda dan meyusun serta mengaplikasikan triase sesuai standar prosedur operasional.

Kata kunci : triase, pengetahuan, pelatihan

PENDAHULUAN prioritas berdasarkan tingkat kegawat


Puskesmas sebagai salah satu jenis daruratan kondisi kegawat daruratan pasien
pelayanan kesehatan tingkat pertama (Gilboy, Tanabe, Travers, Rosenau, Eitel,
mememiliki peranan penting dalam sistem 2012). Tujuan triase adalah tercapainya
kesehatan nasional khususnya subsistem upaya pelayanan kesehatan optimal pada pasien
kesehatan. Puskesmas telah berkembang secara cepat dan tepat serta terpadu dalam
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan penanganan tingkat kegawatdaruratan
perorangan menangani kondisi gawat darurat sehingga mampu mencegah resiko kecacatan
dimana puskemas memberikan pelayanan dan kematian dengan respon waktu 2- 5 menit
gawat darurat level I (Mubarak, WI & (Gilboy, Tanabe, Travers, Rosenau, Eitel,
Chayatin, 2009; Permenkes, 2014). 2014).
Pasien dan keluarga yang datang ke Hasil penelitian Goransson, Ehnfors,
pelayanan gawat darurat, khawatir dengan Fonteyn & Ehrenberg (2008), kemampuan
kesehatan dan merasa perlu ditangani segera skill triase perawat menentukan akurasi
(ESC, 2008). Pelayanan gawat darurat dalam pelayanan dimana perawat mampu melakukan
memberikan pelayanan membutuhkan proses berpikir kritis memutuskan triase
pertolongan cepat dan tepat, perlu adanya sehingga pelayanan menjadi tepat dan cepat.
standar dalam memberikan pelayanan gawat Pengetahuan dan sikap perawat berhubungan
darurat sesuai dengan kompetensi dan dengan kecepatan respon waktu pelayanan
kemampuannya sehingga dapat menjamin (Gurning, Karim, & Miswati, 2016).
suatu penanganan gawat darurat dengan Peningkatan pengetahuan yang efektif
response time yang cepat dan penanganan untuk program pengembangan staf melalui
yang tepat sehingga mampu menyelamatkan pelatihan dan pendidikan bertujuan
nyawa dan mencegah kecacatan lebih lanjut, meningkatkan produktivitas kinerja perawat
menurunkan kesakitan pasien sebelum dirujuk (Marquis & Huston, 2007). Pelatihan sebagai
(Permenkes, 2011). metode yang terorganisir dimana pengetahuan
Triase adalah adalah cara cepat tepat tersebut dapat meningkatkan kemampuan
untuk menentukan tindakan berdasarkan

23
Jurnal Ilmiah Keperawatan
Vol 2 No 1 April 2021

afektif, motorik dan kognitif dengan baik tanya jawab 30 menit. 3)Tahap Post
(Marquis & Huston, 2007). Intervensi: pengambilan data post test
Kecepatan dan ketepatan merupakan pengetahuan perawat dan bidan tentang
salah satu tujuan penting dalam pertolongan penerapan triase di unit gawat darurat
gawat darurat. Petugas kesehatan harus dilakukan langsung saat itu setelah selesai
mampu memutuskan pertolongan berdasarkan tahap intervensi pelatihan triase.
prioritas penanganan di puskesmas atau
perlunya rujukan ke rumah sakit. Pengetahuan Sebelum analisis data peneliti melakukan uji
dan sikap perawat berhubungan dengan kenormalan data dengan uji Shapiro wilk pada
kecepatan respon waktu pelayanan. Oleh data penelitian ini, didapatkan data rerata
karena itu memerlukan kajian lebih lanjut pengetahuan perawat dan bidan tentang
tentang pengaruh pelatihan triase terhadap penerapan triase, lama kerja dan umur
pengetahuan perawat dan bidan tentang berdistribusi normal (p > 0,05). Variabel jenis
penerapan triase di Puskesmas Gunung kelamin, dan tingkat pendidikan merupakan
Kabupaten Pemkab Serang. variabel kategorik disajikan dalam bentuk
jumlah (n) dan presentase (%). Hasil uji
METODE PENELITIAN normalitas data berdistribusi normal, maka
Penelitian ini adalah mengunakan untuk membuktikan adanya pengaruh
penelitian quasi eksperimen dengan pre dan pelatihan terhadap pengetahuan pelatihan
post test without control, peneliti melakukan terhadap pengetahuan perawat dan bidan
intervensi hanya pada satu kelompok tanpa sebelum dan setelah intervensi pelatihan triase
kelompok pembanding. Intervensi yang akan menggunakan analisis uji t berpasangan.
diberikan pada kelompok adalah intervensi Analisis uji statistik hubungan
pelatihan tentang triase. karakteristik responden (umur, jenis kelamin,
Sampel penelitian ini adalah perawat lama kerja dan pendidikan) dengan
dan bidan di Puskesmas Gunung Sari. Tehnik pengetahuan tentang penerapan triase setelah
pengambilan sampel pada penelitian ini intervensi pelatihan triase, yaitu: 1) analisis
menggunakan non probability sampling hubungan umur dan lama kerja dengan
dengan jenis sampling total sampling yaitu pengetahuan mengunakan uji korelasi Pearson
seluruh populasi diambil untuk dijadikan karena data berdistribusi normal (pvalue > 0,05).
sampel. 2) Analisis hubungan jenis kelamin dengan
Variabel bebas (independent) pada pengetahuan mengunakan uji t independen
penelitian ini adalah pelatihan triase. Variabel karena hasil uji data berdistribusi normal (p
terikat (dependent) pada penelitian ini adalah value > 0,05). 3) Analisis hubungan tingkat
pengetahuan perawat dan bidan tentang pendidikan dengan pengetahuan mengunakan
penerapan triase. Variabel konfonding adalah uji uji ANOVA karena data berdistribusi
karakteristik responden meliputi umur, jenis normal (pvalue > 0,05).
kelamin, lama kerja dan tingkat pendidikan).
Pengukuran pengetahuan penerapan triase dan HASIL PENELITIAN
karakteristik responden mengunakan kuisioner
dan alat pelatihan mengunakan handout dan
ceramah kelas.
Prosedur intervensi penelitian adalah
seluruh perawat dan bidan pada saat
dilaksanakannya penelitian yaitu: 1) pre test
dimana peneliti memberikan kuisioner A
tentang karakteristik responden dan kuisioner
B tentang pengetahuan penerapan triase di unit
gawat darurat puskesmas 2) Responden
diberikan intervensi pelatihan tiase meliputi
penjelasan materi dengan mengunakan
ceramah dan tanya jawab. Tahap intervensi
Pada tabel 1 menunjukkan
akan dilakukan selama 1 jam dilanjutkan sesi
karakteristik perawat dan bidan terbanyak

24
Jurnal Ilmiah Keperawatan
Vol 2 No 1 April 2021

dengan jenis kelamin perempuan (80%).


Perawat dan bidan berdasarkan tingkat
pendidikan terbanyak adalah kelompok D3
Keperawatan / Kebidanan (60%)
dibandingkan kelompok pasien lainnya.

Rerata pengetahuan pada perawat


perempuan dan bidan 80,00 dengan simpang
baku 7,07 sedangkan untuk perawat lelaki
laki-laki rerata pengetahuan adalah 72,50
Karakteristik perawat dan bidan
dengan simpang baku 0,28. Dari hasil uji
berdasarkan umur perawat dan bidan di
hipotesis terlihat tidak ada perbedaan yang
Puskesmas Gunung Sari diperoleh hasil rerata
bermakna antara pengetahuan perempuan
umur perawat dan bidan adalah 37,20 tahun
dibandingkan laki-laki (p=0,111; α= 0,05).
(95%CI: 31,49 – 42,91)) dengan simpang baku
Hasil penelitian ini menunjukkan
7,98. Lama kerja perawat dan bidan di
bahwa tidak ada hubungan antara tingkat
Puskesmas Gunung sari dengan rerata 11,30
pendidikan dengan pengetahuan ( p= 0,068;α=
tahun (95%CI: 3,51-19,09).
0,05). Uji Anova ini tidak dapat dilanjutkan
dengan analisis post hoc dikarena dalam 1
kelompok terdapat jumlah yang sangat kecil
dimana kelompok tingkat pendidikan SPK
berjumlah 1 orang.
Tabel 7 diperoleh data, hubungan
umur dengan tingkat pengetahuan memiliki
kekuatan korelasi yang sangat lemah dan tidak
ada hubungan yang bermakna (p= 0,65;
Tabel 3 diketahui bahwa pengetahuan α=0,05). Hubungan lama bekerja dengan
perawat dan bidan sebelum pelatihan triase tingkat pengetahuan setelah pelatihan memiliki
diperoleh rerata 45,60 (95% CI 31,61 – 54,59). kekuatan korelasi sedang dan tidak memiliki
Pengetahuan perawat dan bidan setelah hubungan yang bermakna (p=0,30; α=0,05).
pelatihan diperoleh rerata 78,50 ( 95% CI
73,43 – 83,57 ) Berdasarkan tabel 4.
menunjukkan hasil uji hipotesis didapatkan
pelatihan triase ada pengaruh bermakna
terhadap pengetahuan perawat dan bidan
tentang penerapan triase di unit gawat darurat
(p= 0,0001; α= 0,05). Nilai peningkatan
perbedaan anatara sebelum dan setelah
pelatihan diperoleh rerata 32,90.

PEMBAHASAN
Triase adalah metode melakukan
penilaian secara cepat dan menentukan
prioritas pertolongan pada masing-masing
pasien atau korban baik untuk memindahkan
pasien, rujukan ke fasilitas rumah sakit lain
ataupun penanganan di tempat (EMS, 2016).

25
Jurnal Ilmiah Keperawatan
Vol 2 No 1 April 2021

Pengetahuan sebagai pembentukan dalam bentuk berpikir sebelum mengambil


terus menerus oleh seseorang yang setiap saat keputusan.
mengalami reorganisasi karena adanya Pelatihan dapat meningkatkan
perubahan-perubahan baru (Mangkuprawira, pengetahuan dan kemampuan kerja dimana
2008). Marquis dan Huston (2006), dengan adanya stimulus pada seseorang akan
menyatakan bahwa program pengembangan meningkatkan pemahaman dan perubahan
staff melalui pelatihan dan pendidikan sikap yang dapat diukur dengan peningkatan
merupakan program efektif untuk pekerjaan (Rivai dan sagala, 2009). Menurut
meningkatkan program efektif untuk Notoadmodjo (2007), dengan seseorang
meningkatkan produktivitas perawat. Cahyono setelah mendapatkan materi maka sesorang
(2006) menyatakan bahwa dampak kegiatan akan mampu mendapatkan pengetahuan
kognitif yang diperoleh seseorang melalui dengan proses tahu, paham dan
pelatihan adalah berupa proses pengambilan megaplikasikan materi guna pemecahan
keputusan yang semakin baik sehingga masalah yang dihadapi sampai mampu
seseorang akan terhindar untuk melakukan melakukan justifikasi atau evaluasi.
kesalahan. Ceramah di kelas merupakan salah Hasil penelitian tidak ada hubungan
satu metode pelatihan yang digunakan dengan signifikan anatara jenis kelamin dan
mengandalkan komunikasi dari pada pemberi pengetahuan perawat dan bidan tentang
model. Umpan balik dan partisipasi peserta penerapan triase di unit gawat darurat
dengan metode ini dapat meningkatkan adanya puskesmas (p= 0,111; α=0,05). Hasil
diskusi selama ceramah. penelitian ini sejalan dengan penelitian sejalan
Hasil penelitian diperoleh terdapat dengan hasil penelitian Gurning, karim dan
perbedaan tingkat pengetahuan perawat dan Misrawati (2016), jenis kelamin tidak
bidan tentang penerapan triase di unit gawat berhubungan dengan pengetahuan.
darurat secara orientasi “intellectual skill” Analisis peneliti berdasarkan hasil
yaitu pengetahuan perawat dan bidan sebelum penelitian dan konsep mengenai hubungan
pelatihan diperoleh hasil rerata 45,60 dengan jenis kelamin dan pengetahuan perawat dan
rentang nilai minimum 30 dan maksimum 60 bidan tentang penerapan triase di unit gawat
yang menunjukkan pengetahuan perawat dan darurat puskesmas walaupun secara statistik
bidan tentang penerapan triase di unit gawat tidak ditemukan hubungan bermakna antara
darurat puskesmas belum adekuat. jenis kelamin dengan pengetahuan, hal ini
Pengetahuan perawat dan bidan tentang dimungkinkan mayoritas sampel pada
penerapan triase di unit gawat darurat penelitian ini sebagian besar perempuan
puskesams setelah diberikan pelatihan tentang dimana sampel penelitian ini relative kecil
triase diperoleh hasil adanya peningkatan yaitu 10 orang yang terdiri dari lelaki 2 orang
rerata pengetahuan 78,50 dengan nilai dan perempuan 8 orang. Sehingga
terendah 70 dan tertinggi 95 yang perbandingan jumlah lelaki dan perempuan
menunjukkan pengetahuan adekuat. Hal ini yang jauh berbeda akan mempengaruhi hasil
menunjukkan adanya perbedaan antara penelitian. Hal ini yang perlu dipertimbangkan
pengetahuan perawat dan bidan sebelum dan pula adalah pada dasarnya terdapat kesamaan
setelah pelatihan triase dimana adanya kesempatan perawat laki-laki dan perempuan
pengaruh pelatihan triase terhadap untuk memperoleh pengetahuan. Penelitian ini
pengetahuan perawat dan bidan tentang kesempatan yang mengikuti pelatihan proposi
penerapan triase di unit gawat darurat lebih banyak kelompok perempuan.
puskesmas secara bermakna (p=0,0001; Umur mempengaruhi terhadap daya
α=0,05). tangkap dan pola pikir seseorang. Semakin
Pelatihan yang diberikan kepada staf bertambah umur akan semakin berkembang
akan membawa pengaruh terhadap proses pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga
kognitif yang mendasari tindakan individu. pengetahuan yang diperolehnya semakin baik
Teori kognitif yang dikemukaan oleh (Djali, 2007). Pada umur madya, individu akan
Rasmussen, Reason dan Norman dalam berperan aktif dalam masyarakat dan
Cahyono (2008), proses analisis secara sadar kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan
persiapan demi suksesnya upaya

26
Jurnal Ilmiah Keperawatan
Vol 2 No 1 April 2021

menyesuaikan diri menuju umur tua, selain itu ini diproleh lama kerja tidak berhubungan
orang umur madya akan lebih banyak bermakna dengan pengetahuan tentang
menggunakan banyak waktu untuk membaca. penerapan triase dimungkinkan karena
Kemampuan intektual, pemecahan pelayanan gawat darurat di Puskesmas
masalah dan kemampuan verbal dilaporan Gunung Sari yang memberikan pelayanan
hampir tidak ada penurunan pada pada umur gawat darurat level 1 terutama
ini. Cahan (2009), menyatakan bahwa umur kegawatdaruratan maternal neonatal belum
perawat berhubungan secara signifikan dengan memiliki kebijakkan terkait triase sehingga
pengetahuan perawat. keterpaparan perawat dan bidan mengenai
Hasil penelitian Gurning, Karim dan penerapan triase masih terbatas.
Misrawati (2016) menemukan adanya Pendidikan dapat membawa wawasan
hubungan bermakna antara umur dan atau pengetahuan seseorang. Secara umum,
pengetahuan dimana pada penelitiannya seseoarang yang berpendidikan tinggi akan
ditemukan usia sampel dalam rentang 21-34 mempunyai pengetahuan yang lebih luas
sebanyak 28 orang, dimana pada usia dewasa dibandingkan seseorang yang memiliki tingkat
kemampuan berpikir kritis meningkat. pengetahuan lebih rendah (Notoadmodjo,
Hasil penelitian ini menemukan 2007). Hal ini sejalan dengan yang dikemukan
hubungan sangat lemah antara antara umur oleh Chan (2009) dalam penelitiannya yang
dan pengetahuan perawat dan bidan tentang menemukan bahwa terdapat hubungan
penerapan triase (r=0.16; p=0,65; α=0,05). signifikan antara tingkat pendidikan dengan
Hasil penelitian ini secara statistik tidak pengetahuan perawat mengenai hal-hal yang
sejalan dengan teori bahwa umur tidak ada dalam pekerjaaannya.
berhubungan secara bermakna dengan Hasil penelitian ini menemukan bahwa
pengetahuan. Akan tetapi perlu mayoritas pendidikan terbanyak D3
dipertimbangkan pada dasarnya sampel pada Keperawatan/Kebidanan dan minoritas S1
penelitian ini relative sedikit (n=10) dan rerata keperawatan/DIV Kebidanan/S2 dan SPK.
usia 37 tahun dengan rentang usia berada pada Hubungan antara tingkat pendidikan dengan
23 tahun – 50 tahun yang merupakan rentang pengetahuan menunjukkan tidak ada hubungan
usia dewasa. yang bermakna (p=0,06; α=0,05).
Hasil penelitian menemukan Berdasarkan penelititan ini diperoleh
hubungan tidak bermakna antara lama kerja secara statistik hubungan tidak bermakna
dengan pengetahuan bidan dan perawat antara tingkat pendidikan dan pengetahuan
tentang penerapan triase di unit gawat darurat dikarenakan keterbatasan sampel yang
puskesmas dimana kekuatan hubungan sedang relative kecil (n=10), dimana jumlah SPK 1
(r=0,40; p=0,3; α=0,05). Rerata lama kerja 11 orang dan jumlah S1Keperawatan/DIV
tahun dengan rentang kerja antara 1 tahun -35 Kebidanan/S2 3 orang dan mayoritas D3
tahun. dengan jumlah 6 orang yang akn
Lama kerja berhubungan dengan mempengaruhi hasil statistik. Akan tetapi
pengalaman. Notoadmodjo (2007), perlu dipertimbangkan secara dasarnya bahwa
menyatakan bahwa pengalaman belajar selama hasil peningkatan pengetahuan diperoleh pada
bekerja dapat mengembangkan kemmapuan kelompok S1 Keperawatan/DIV Kebidanan
dalam mengambil keputusan. Penelitian Chan dan S2 dibandingkan kelompok D3
(2009), menyatakan pengelaman kerja secara Keperawata.Kebidanan dan SPK.
signifikan berhubungan dengan pengetahuan KESIMPULAN
perawat untuk melakukan hal-hal yang 1. Pengetahuan perawat dan bidan tentang
berhubungan dengan pekerjaaanya. Penelitian penerapan triase di unit gawat darurat
Gurning, Karim dan Misrawati (2016), lama puskesmas, sebelum pelatihan memiliki
kerja berhubungan secara bermakna dengan rerata 45,60 dan setelah pelatihan
pengetahuan diman tingkat kematangan dalam memiliki rerata 78,50.
berpikir dipengaruhi oleh pengalaman yang 2. Terdapat perbedaan rerata pengetahuan
pernah dilalui sehari-hari. perawat dan bidan tentang penerapan
Hasil penelitian dan konsep diatas triase di unit gawat darurat puskesmas
memberikan gambaran bahwa hasil penelitian sebelum dan setelah pelatihan sehingga

27
Jurnal Ilmiah Keperawatan
Vol 2 No 1 April 2021

terdapat pengaruh pelatihan triase secara Gurning, Y., Karim., D., & Misrawati. (2009).
bermakna terhadap pengetahuan perawat Tingkat Pengetahuan dan Sikap Petugas
dan bidan tentang penerapan triase di unit IGD Terhadap Tindakan Triase
gawat darurat puskesmas (p=0,0001; Berdasarkan Prioritas. Portal Garuda.
α=0.05). Hastono, S.P. (2007). Analisis Data
3. Tidak terdapat hubungan secara bermakna Kesehatan. Depok: Fakultas Ilmu
antara jenisn kelamin, umur, lama kerja Kesehatan Masyarakat Universitas
dan tingkat pendidikan dengan Indonesia.
pengetahuan perawat dan bidan tentang Hastono, S.P. & Sabri, L. (2010). Statistik
penerapan triase di unit gawat darurat Kesehatan. Jakarta: PT. Raja Grafindo
puskesmas. Persada.
Kemenkes RI. (2011). Standar Pelayanan
DAFTAR PUSTAKA Keperawatan Gawat Darurat di Rumah
Asplund, K., Castren, M., Ehrenverg, A., Sakit. Jakarta: Kemenkes.
Farrokhia, N., Goransson, K., Jonsson, H., Marquis , B.L, & Huston, C.J. (2006).
et all. (2010). Triage and Flow Processes in Leadership Roles and Management
Emergency Departements. Asystematic Functions in Nursing: Theory and
Review. ISSN. No.197. 1400-1403. Application. 5th. Philadelphia: Lippincott
Dahlan , M.S. (2011). Statistik Untuk Dokter wialliam & Wilkins.
dan Kesehatan. Deskriptif, Bivariat dan Mubarak, WI., & Chayatin, N. (2009). Ilmu
Multivariat. Edisi 5.Jakarta: Salemba Keperawatan Komunitas Pengantar dan
Medika. teori. Buku Jilid I. Jakarta: Salemba
Darma, K.K. (2011). Metode Penelitian Medika.
Keperawatan. Jakarta: CV. Trans Info Notoatmodjo, S. (2007). Promosi Kesehatan &
Medika. Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta.
Datusanantyo, R.A. (2013). Emergency Oman, K.S. (2008). Panduan Belajar
Severity Index (ESI): Salah Satu Sistem Keperawatan Emergency. Jakarta: EGC.
Triase Berbasis Bukti. RAD Journal. Vol. Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
10. No. 007.1-5. Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV
Depkes. (2007). Sistem Rujukan Alfabeta.
Kegawatdaruratan Maternal- Neonatal. Permenkes. (2014). Permenkes No.75 Tahun
Jakarta: Kemenkes. 2014. Pusat Kesehatan Jakarta:
Emergency Services Consultant (ESC). Kemenkes.
(2008). Triage Report. A Brief Assesment Permenkes. (2014). Permenkes No.149 Tahun
of Florida’s Pre Hospital Triage Strategy. 2011. Tentang Izin dan Praktik Bidan.
Florida-USA: Florida Departement of Jakarta: Kemenkes.
Health. Puskesmas Gunung Sari. (2016). Profil PKM
Emergency Medical Service (EMS). (2016). Gunung Sari Kaupaten Serang. Tidak
Pelatihan Basic Trauma Cardiac Life Dipublikasikan.
Support. Jakarta: EMS 119. Rivai, V & Sagala, E.J. (2009). Manajemen
Gilboy, N., Tanabe, P., Travers, D., & Sumber Daya Manusia dan Perusahaan:
Rosenau, A.M. (2012). Emergency Severity Dari Teori ke Praktik. Jilid ke-2. Jakarta:
Index (ESI). A Triage Tool for Emergency Rajawali.
Departement Care. Version 4th. Yulia, S. (2010). Pengaruh Pelatihan
Implementation Handbook. Florida: Keselamatan Pasien Terhadap Pemahaman
AHRQ. Perawat Keselamatan Pasien di RS Tugu
Depok. Thesis.

28

Anda mungkin juga menyukai