Anda di halaman 1dari 5

PERENCANAAN KEPERAWATAN DALAM TINDAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT

AINUN MARDYYAH SIREGAR

Email: ainunmardyyah545@gmail.com

LATAR BELAKANG

Asuhan keperawatan adalah suatu pendekatan untuk pemecahan masalah pada pasien dengan memberikan
pelayanan keperawatan. Sejauh ini perawat tidak sepenuhnya melakukan asuhan keperawatan sesuai
dengan SOP. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penerapan asuhan keperawatan
oleh perawat pelaksana di RSUD Meuraxa Banda Aceh. Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi
penelitian ini adalah seluruhperawat pelaksana.Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan
purposive sampling, sebanyak 58 responden. Alat pengumpulan data berupa kuesioner dalam bentuk
skala likert. Hasil penelitian didapatkan sebanyak 55,2% berada pada kategori baik dan 44,8% berada
pada kategori kurang baik dalam menerapkan asuhan keperawatan di RSUD Meuraxa Banda Aceh,
sedangkan penerapan asuhan keperawatan pada tahap pengkajian berada pada kategori baik (67,2%),
tahap diagnosa berada pada kategori baik (77,6%), tahap perencanaan pada kategori baik (81,0%),
(60,3%) tahap implementasi berada pada kategori kurang baik, dan tahap evaluasi berada pada kategori
baik (77,6%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian perawat pelaksana di RSUD Meuraxa
Banda Aceh telah menerapkan asuhan keperawatan sesuai dengan SOP. Peneliti mengharapkan agar
kegiatan supervisi perlu di tingkatkan untuk menjaga dan meningkatkan kinerja perawat pelaksana dalam
menerapkan asuhan keperawatan. Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses
profesionalisasi yaitu terjadinya suatu perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai tuntutan secara
global dan lokal / otonomi. Untuk mewujudkannya maka perawat Indonesia harus mampu memberikan
asuhan keperawatan secara profesional kepada klien dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan bangsa
dan negara (Nursalam, 2001). Keperawatan adalah ilmu dan kiat yang berkenaan dengan masalahmasalah
fisik, psikologi, sosiologis, budaya dan spiritual dari individu. Ilmu keperawatan didasarkan atas kerangka
teori yang luas, kiatnya tergantung pada ketrampilan merawat dan kemampuan perawat secara individual.
Pentingnya perawat dalam sistem perawatan kesehatan telah dikenal dalam banyak hal yang positip, dan
profesi keperawatan itu sendiri sedang menyatakan kebutuhan untuk para praktisinya agar menjadi
profesional dan bertanggung jawab (Doengoes, Moorhouse, Geissler, 1998). Pelayanan keperawatan
dilakukan dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan, mencegah penyakit, penyembuhan, pemulihan
serta pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan utama untuk
memungkinkan setiap penduduk mencapai kemampuan hidup sehat dan produktif 1 2 yang dilakukan
sesuai wewenang, tanggung jawab dan etika profesi keperawatan (Gaffar, 1999). Perawat perlu
menggunakan langkah-langkah dalam melakukan proses perawatan. Langkah-langkah proses perawatan
tersebut meliputi pengumpulan data, pengidentifikasian masalah atau kebutuhan, penetapan tujuan,
pengidentifikasian hasil dan pemilihan intervensi keperawatan untuk mencapai hasil serta tujuan yang
diharapkan, dengan menentukan keberhasilan penyelesaian masalah. Pada elemen-elemen tersebut saling
berhubungan, kesemuanya membentuk siklus yang kontinyu tentang pemikiran dan tindakan melalui
kontak dengan pasien dengan sistem perawatan kesehatan (Doengoes, Moorhouse, Geissler, 1998). Hal
ini merupakan inti kegiatan praktek keperawatan dalam asuhan yang diberikan perawat kepada klien yang
sehat maupun yang sakit. Pencatatan data klien yang lengkap dan akurat akan memberikan kemudahan
bagi perawat dalam membantu menyelesaikan masalah klien. Selain itu untuk mengetahui sejauh mana
masalah klien dapat teratasi dan seberapa jauh masalah baru dapat diidentifikasi dan dimonitor melalui
catatan yang akurat. Hal ini akan membantu meningkatkan mutu pelayanan keperawatan. Melalui
dokumentasi keperawatan akan dapat dilihat sejauh mana peran dan fungsi perawat dalam membentuk
asuhan keperawatan kepada klien. Dengan demikian akan dapat diambil kesimpulan tingkat keberhasilan
pemberian asuhan keperawatan yang diberikan guna pembinaan dan pengembangan lebih lanjut
(Nursalam, 2001). 3 Dokumentasi keperawatan sangat penting bagi perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan arena pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien membutuhkan catatan dan
pelaporan yang dapat digunakan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat dari berbagai kemungkinan
masalah yang dialami klien baik masalah kepuasan maupun ketidakpuasan terhadap pelayanan yang
diberikan (Hidayat, 2001). Rumah Sakit Umum Islam Kustati Kustati Surakarta merupakan rumah sakit
swasta Islam yang memberikan pelayanan keperawatan kepada masyarakat, yang terbagi menjadi 2 unit
yaitu unit umum dan unit ortopedi. Unit ortopedi memiliki 4 ruang rawat inap yang yang meliputi ruang
Al Huda, As Salwa, Al Abror dan Az Zaitun. Jumlah tenaga perawat di unit ortopedi sampai bulan Juni
2006 tercatat 45 orang, dari 45 orang perawat tersebut, 43 perawat lulusan D III dan 2 perawat lulusan
SPK. RSUI Surakarta telah melaksanakan asuhan keperawatan yang mengacu pada standard asuhan
keperawatan yaitu instrumen A yang dikeluarkan Depkes RI (1994). Isi format dokumen A tersebut
meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, tindakan dan catatan asuhan keperawatan. Dari
hasil penilaian pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan oleh supervisi keperawatan pada
bulan Mei 2003, pendokumentasian proses keperawatan di RSUI Kustati termasuk kategori baik, yaitu
dengan hasil 86,43 persen .

METODE

Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan desain cross sectional study. Teknik pengumpulan
data adalah dengan wawancara terpimpin. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 18-21 Juli tahun
2016. Penelitian ini dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh. Alat pengumpulan
data dalam penelitian ini berupa kuesioner dan bentuk pilihan jawaban menggunakan skala likert yang
terdiri dari 30 pernyataan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling
dengan teknik Proportional Sampling. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perawat pelaksana
yang bertugas di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Meuraxa Banda Aceh Tahun 2016
berjumlah 112 orang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 orang. Uji analisa data yang dilakukan
adalah univariat

HASIL

Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dan berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi
status kesehatan klien (Iyer, 2004) Perencanaan merupakan tahap selanjutnya setelah pengkajian dan
penentuan diagnosa keperawatan. Perencanaan juga merupakan petunjuk tertulis yang menggambarkan
secara tepat mengenai rencana tindakan yang dilakukan terhadap pasien sesuai dengan tingkat kebutuhan
berdasarkan diagnosa keperawatan yang muncul. Untuk itu rencana tindakan yang baik tentunya harus
berdasarkan pada diagnosa keperawatan yang telah dirurnuskan. Pada status pasien yang telah dikaji
terlihat pendokumentasian tahap perencanaan mendapat skore 17,11 °/o (kategori kurang). Dari tabel
perencanaan yang dibuat oleh perawat masih banyak beberapa aspek yang belum memenuhi standar
asuhan keperawatan. Penentuan prioritas masalah juga terdapat dalam tahap perencanaan ini. prioritas
tertinggi diberikan kepada masalah atau diagnosa keperawatan yang, bersifat mengancam kehidupan atau
keselamatan pasien Effendy (1995). Penentuan prioritas dilakukan karena tidak semua masalah dapat
diatasi secara bersamaaan. Oleh karena itu hirarki Maslow tentang kebutuhan dasar rnanusia merupakan
pedoman dalan rnenentukan prioritas dengan memperperhatikan keluhan utama pasien. Selain itu juga
masih terlihat penulisan rencana tindakan keperawatan yang tidak teratur dan kurang mengacu pada
diagnosa keperawatan yang telah ditetapkan. Di dalam perencanaan juga perlu diperhatikan pcrumusan
tujuan yang hendak dicapai dari intervensi yang telah diberikan. Dengan adanya tujuan ini akan
mempermudah perawat di dalam melakukan evaluasi. Adanya perolehan skore yang masih kurang dari
standar tersebut menyebabkan perawat mengalami kesulitan di dalam melakukan evaluasi. Keterlibatan
pasien dan keluarga juga harus diikutsertakan di dalam penetapan rencana keperawatan. Karena antara
perawat, pasien dan keluarga harus bekerjasama di dalam intervensi agar dapat mencapai tujuan dengan
baik. Begitu juga kerjasama dengan tim kesehatan lain juga sangat dibutuhkan untuk mengatasi masalah
medis secara kolaborasi.

PEMBAHASAN

Keperawatan di Indonesia saat ini masih dalam suatu proses profesionalisasi, yaitu terjadinya
suatu perubahan dan perkembangan karakteristik sesuai tuntutan secara global dan lokal. Untuk
mewujudkannya maka perawat harus mampu memberikan asuhan keperawatan secara profesional kepada
klien. Salah satu bukti asuhan keperawatan yang profesional tercermin dalam pendokumentasian proses
keperawatan (Nursalam, 2001). Dokumentasi keperawatan adalah bagian dari keseluruhan tanggung
jawab perawatan pasien. Catatan klinis memfasilitasi pemberian perawatan, meningkatkan kontinuitas
perawatan dan membantu mengkoordinasikan pengobatan dan evaluasi pasien (Iyer, 2004).
Responsibilitas dan akuntabilitas profesional merupakan salah satu alasan penting dalam
pendokumentasian asuhan keperawatan yang akurat (Iyer, 2004). Dokumentasi keperawatan sangat
penting bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan karena pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada klien membutuhkan catatan dan pelaporan yang dapat digunakan sebagai tanggung
jawab dan tanggung gugat dari berbagai kemungkinan masalah yang dialami klien baik masalah kepuasan
maupun ketidakpuasan terhadap pelayanan yang diberikan (Hidayat, 2001). Dokumentasi keperawatan
merupakan suatu yang mutlak harus ada untuk perkembangan keperawatan khususnya proses
profesionalisasi keperawatan serta mempertahankan keperawatan sebagai suatu profesi yang luhur dan
terpandang di masyarakat. Dokumentasi keperawatan dalam bentuk dokumen asuhan keperawatan
merupakan salah satu alat pembuktian atas tindakan perawat selama menjalankan tugas pelayanan
keperawatan. Penyelenggaraan dokumentasi keperawatan telah ditetapkan dalam SK Menkes No.
436/Menkes/SK/VI/1993 tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit dan SK Dirjen Yanmed No. YM.
00.03.2.6.7637 tahun 1993 tentang Standar Asuhan Keperawatan. Rumah Sakit Tampan Pekanbaru
merupakan rumah sakit Jiwa tipe A yang digunakan sebagai lahan praktek bagi mahasiswa DIII
Keperawatan jalur umum maupun jalur khusus dan juga praktek mahasiswa SI Keperawatan, sehingga
perbaikan dan peningkatan mutu asuhan keperawatan selalu dilakukan. Oleh karena itu, penulis tertarik
untuk meneliti tentang analisis kelengkapan pendokumentasian asuhan keperawatan pasien di ruang rawat
inap Rumah Sakit Tampan Pekanbaru.
PENUTUP

1. Pengkajian pada pasien post debridement ulkus diabetes melitus terfokus pada pengkajian luka
pembedahan, pengkajian nyeri, perkembangan kesembuhan luka. Pengetahuan pasien mengenai
penyakit. Kadar glukosa pasien. Ketertiban pasien memeriksakan gula darah ke dokter. Semua
pengkajian diperoleh langsung dari pasien serta keluargapasien mengguanakan metode wawancara.

2. Diagnosa keperawatan yang muncul pada laporan kasus ini ada tiga yaitu Nyeri akut berhubungan
dengan insisi pembedahan, kedua kerusakan integritas kulit berhubungan dengan post debridement ulkus
diabetes melitus, dan diagnose ketiga yang penulis tegakkan yaitu resiko infeksi berhubungan dengan
post debridement ulkus diabetes melitus.

3. Dalam perencanaan keperawatan laporan kasus asuhan keperawatan pada pasen dengan post
debridement ulkus diabetes pemeriksaan Gula darah sewaktu karena menyangkut kesembuhan luka,
mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi, melakukan perawatan post debridement dengan prinsip steril
dan melakukan inspeksi terhadap perkambangan luka. Perencanaan [22:08, 11/20/2020]tersebut
dilakukan penulis sesuai dengan tinjauan teori menurut Nanda (2013)

4. Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah – masalah keperawatan yang
muncul pada kasus ini tidak jauh berbeda dengan tinjauan teori menurut Nursalam (2011). Fasilitas yang
berada di ruangan mendukung penulis dalam melakukan tindakan – tindakan kepada pasien.

5. Evaluasi keperawatan merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan dimana ada dua jenis evaluasi
yaitu evaluasi formatif/evaluasi berjalan dan evaluasi somatif atau evaluasi akhir dimana dalam metode
ini menggunakan SOAP (Nursalam, 2011). Berdasarkan hal tersebut penulis meggunakan evaluasi
somatif dan dengan permasalahan yang muncul ketiga permasalahan tersebut

DAFTAR PUSTAKA

1.Burley, J.T.; Doenges, M.E.; Moorhouse, M.F. (1998). Penerapan proses keperawatan dan diagnosa
keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC Carrol. (1998). Approach of nursing process. St. Louis: Mosby

2. Carpenito, L.J. (1999). Rencana asuhan keperawatan dan dokumentasi keperawatan. Edisi 2. Jakarta:
EGC Effendy N. (1995). Pengantar proses keperawatan. Jakarta: EGC Helena,

3.N.; Keliat, B.A. .; Pandjaitan, R.U. (2005). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 2. Jakarta: EGC
4.Hidayat, A.A.A. (2004). Pengantar konsep dasar keperawatan. Jakarta: Salemba Medika Hartati;

5.Handoyo; Anis, M.M. (2008). Analisis kelengkapan dokumentasi proses keperawatan pasien rawat inap
di RSU PKU Muhammadiyah Gombang Jawa Tengah. Di buka pada tanggal 31 Oktober 2008. Di:
http://info.stikesmuhgombang.ac.id/ed isi2handoyo1.doc Iyer, P.W.; Camp,

6.. N.H. (2004). Dokumentasi keperawatan suatu pendekatan proses keperawatan. Edisi 3. Jakarta: EGC
Nursalam. (2001). Proses dan dokumentasi konsep dan praktik. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo, S.
(2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
7..Iyer, P.W.; Camp, N.H. (2004). Dokumentasi keperawatan suatu pendekatan proses keperawatan. Edisi
3. Jakarta: EGC

8.Nursalam. (2001). Proses dan dokumentasi konsep dan praktik. Jakarta: Salemba Medika Notoatmodjo,
S. (2002). Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta:

9.Rineka Cipta Wartonah, T. (2006). Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Edisi 3. Jakarta:
Salemba Med

Anda mungkin juga menyukai