Anda di halaman 1dari 8

PENTINGNYA PENGUMPULAN DATA DALAM PROSES

KEPERAWATAN UNTUK MEMPEROLEH HASIL ASUHAN


KEPERAWATAN YANG BERMUTU

Inayah Husna Sibarani / inayahhusna08@gmail.com

LATAR BELAKANG dirumah sakit harus bekerja sesuai dengan


Asuhan keperawatan adalah suatu standar profesi, standar pelayanan rumah
pendekatan untuk pemecahan masalah pada sakit, standar prosedur operasional yang
pasien dengan memberikan pelayanan berlaku, etika profesi, menghormati hak
keperawatan. Sejauh ini perawat tidak pasien, dan mengutamakan keselamatan
sepenuhnya melakukan asuhan pasien. Tenaga kesehatan tersebut
keperawatan sesuai dengan SOP. Asuhan diantaranya tenaga medis dan penunjang
keperawatan adalah suatu pendekatan medis, tenaga keperawatan, tenaga
untuk pemecahan masalah yang kefarmasian, tenaga manajemen rumah
memampukan perawat untuk mengatur dan sakit dan tenaga non kesehatan UU RI No
memberikan asuhan keperawatan. Standar 44 pasal 12-13 (2009, p.11-12). Salah satu
asuhan yang tercantum dalam Standar pelayanan kesehatan yang diberikan oleh
Praktik Klinis Keperawatan terdiri dari lima tenaga kesehatan adalah pelayanan
fase asuhan keperawatan: 1) Pengkajian; 2) keperawatan, Sebagai bagian dari
Diagnosa; 3) Perencanaan; 4) pelayanan kesehatan, maka pelayanan
Implementasi; dan 5) Evaluasi. Salah satu keperawatan yang dilakukan oleh tenaga
manfaat dari penerapan asuhan perawatmemiliki tugas diataranya
keperawatan yang baik adalah memberikan asuhan keperawatan (Hidayat,
meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan 2011, p.75).
dalam bidang keperawatan (Kozier, 2010). Para praktisi keperawatan tentu
Rumah sakit merupakan sebuah telah paham cara merumuskan diagnosa
organisasi kesehatan yang sangat keperawatan sebagai langkah kedua dari
bermanfaat guna memberikan pelayanan proses keperawatan. Pemberian asuhan
kesehatan bagi masyarakat, sebagaimana keperawatan pada saat ini masih lebih
tertera dalam UU RI No 44 pasal 1 (2009, banyak terfokus pada upaya penyembuhan
p.2). Setiap tenaga kesehatan yang bekerja penyakit atau respons klien terhadap
penyakit. Hal ini berdampak pada diagnosa berkesinambungan meliputi tindakan untuk
yang ditetapkan oleh perawat umumnya mengidentifikasi masalah kesehatan
berkaitan dengan masalah klien yang individu atau kelompok baik yang aktual
bersifat actual dan risiko saja atau diagnosa maupun potensial kemudian merencanakan
keperawatan aktual dan risiko saja. tindakan untuk menyelesaikan,
METODE mengurangi, atau mencegah terjadinya
Kajian ini menggunakan metode masalah baru dan melaksanakan tindakan
kualitatif, metode ini bersifat memberikan atau menugaskan orang lain untuk
penjelasan dengan membuat analisis. melaksanakan tindakan keperawatan serta
Proses pengkajian ini lebih menggunakan mengevaluasi keberhasilan dari tindakan
landasan teori dengan mengumpulkan data, yang dikerjakan (Rohmah, N dan Walid, S.
bereksplorasi bebas yang telah disimpulkan 2009).
dari berbagai sumber-sumber, yaitu buku, Pengetahuan yang kurang pada
majalah, koran, jurnal print maupun jurnal perawat sangat berhubungan dengan
online bertema perencanaan keperawatan. pendokumentasian yang kurang. Karena itu
Saya membaca dari berbagai referensi direkomendasikan supaya
berupa buku, jurnal print maupun jurnal pendokumentasian dapat dilakukan dengan
online. Melalui metode ini saya mengetahui baik, maka diperlukan sikap positif.
dan memahami proses keperawatan untuk Kualitas asuhan yang berfokus pada
memperoleh asuhan keperawatan yang tampilan kinerja keperawatan melalui
bermutu terhadap perawat yang sedang proses keperawatan merupakan sebuah
bertugas. Sehingga mengetahui pengantar indikator yang penting dan dapat diukur
proses keperawatan. dari dokumentasi keperawatan (Xiao et al.,
HASIL 2017).
Berdasarkan hasil yang saya Pelayanan keperawatan akan lebih
dapatkan, dokumentasi merupakan bagian memuaskan tentunya dengan penerapan
dari pengkajian. Standar asuhan yang model asuhan keperawatan professional
tercantum dalam Standar Praktik Klinis atau MAKP karena kepuasan pasien
Keperawatan terdiri dari lima fase asuhan ditentukan salah satunya dengan pelayanan
keperawatan: 1) Pengkajian; 2) Diagnosa; keperawatan yang optimal (Fisbach, 1991
3) Perencanaan; 4) Implementasi; dan 5) dalam jurnal Nur Hidayah, 2014).
Evaluasi.
Sistem model asuhan keperawatan
Proses keperawatan adalah
professional (MAKP) adalah suatu
serangkaian tindakan yang sistematis
kerangka kerja yang mendefinisikan empat keperawatan mengacu pada standar
unsur yakni standar, proses keperawatan, professional keperawatan dan
pendidikan keperawatan, sistem MAKP. menggunakan etika keperawatan sebagai
Perawat profesional dalam memberikan tuntutan utama. Perawat dituntut untuk
pelayanan keperawatan di masa depan selalu melaksanakan asuhan keperawatan
adalah harus dapat berkomunikasi secara yang benar atau rasional (Nursalam, 2007).
lengkap, adekuat dan cepat (Nursalam, Proses asuhan keperawatan
2012). merupakan tugas dan kewajiban seorang
perawat dari pasien datang sampai pasien
Untuk menilai kualitas pelayanan
pulang, dimulai dengan pengkajian secara
keperawatan diperlukan adanya standar
menyeluruh, kemudian menegakkan
praktik keperawatan yang merupakan
diagnosa keperawatan dari data pengkajian
pedoman bagi perawat dalam
tersebut, serta melaksanakan intervensi,
melaksanakan asuhan keperawatan yang
implementasi dan evaluasi keefektifan
diwujudkan dalam bentuk proses
diagnosa awal yang sudah ditegakkan
keperawatan baik dari pengkajian sampai
(Nursalam, 2007). Asuhan profesional
evaluasi (Nursalam, 2008).
dituntut untuk dapat melaksanakan proses
PEMBAHASAN keperawatan dengan tepat dan benar.

Rumah Sakit merupakan tempat Pemahaman mahasiswa terhadap proses

rujukan medis dan kesehatan serta perawatan sangat penting, karena topik ini

merupakan institusi yang padat ilmu, padat akan menjadi bagian yang amat penting

modal, padat karya dan padat teknologi, dalam pelaksanaan asuhan keperawatan.

tempat berbagai profesi bekerja sama, Perbedaan asuhan yang profesional dengan

seyogyanya menjadi pusat informasi bagi asuhan tradisional terletak pada

pasien dan masyarakat pada umumnya, penggunaan proses keperawatan.

sekaligus bagi pusat kesehatan sendiri Kemampuan perawat dalam menerapkan

(Departemen Kesehatan RI, 1997). proses keperawatan dalam asuhannya

Keperawatan merupakan suatu sudah tidak dapat ditawar lagi apabila ia

bentuk pelayanan profesional bersifat meyakini bahwa asuhannya adalah asuhan

humanistik, menggunakan pendekatan yang profesional (Rohmah, N dan Walid, S.

holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan 2009).

kiat keperawatan, berorientasi kepada Proses keperawatan merupakan


kebutuhan objektif klien. Praktek gambaran dari hubungan antara pasien dan
perawat, identitas dan peran profesionalitas
perawat, dan pengembangan pengetahuan ini difokuskan pada peningkatan
perawat. Antusiasme perawat dalam kemampuan klien untuk melakukan
menerima tantangan baru dalam perawatan diri, membantu klien
memberikan pelayanan telenursing sangat mengembangkan sistem dukungan sosial,
tinggi, hal tersebut dapat berdampak pada atau memelihara dan mengubah lingkungan
kemampuan meningkatkan komunikasi untuk mempermudah upaya mencapai
yang efektif antara perawat dan pasien kesejahteraan.
(Padila et al., 2018). Hubungan antara Pengkajian merupakan langkah
pasien dan perawat merupakan interaksi pertama dari proses keperawatan dengan
timbal balik dimana respon pasien dan kegiatan pengumpulan data, memvalidasi
perawat saling memengaruhi dan terus data pengorganisasian data dan mencatat
berkembang sejalan dengan perubahan data yang diperoleh. Langkah ini
respon antara pasien dan perawat. Salah merupakan dasar untuk perumusan
satu fungsi profesionalitas perawat adalah diagnosis keperawatan dan
menemukan kebutuhan pasien yang tidak mengembanggkan rencana keperawatan
terpenuhi dan kemudian memberikan sesuai kebutuhan pasien serta melakukan
bantuan untuk memenuhi kebutuhan implementasi keperawatan (Abd Wahid &
tersebut. Proses keperawatan memfasilitasi Imam Suprapto, 2012) dan (Potter dan
perawat untuk berkembang sebagai seorang Perry, 2005).
pemikir yang logis untuk menghasilkan Penerapan kompetensi proses
peningkatan respon dan perilaku pasien keperawatan di lahan klinik juga dapat
dalam pemenuhan kebutuhannya serta dinilai dari pencatatan dan pelaporan yang
pentingnya partisipasi pasien dalam dituliskan dalam bentuk pendokumentasian
keseluruhan proses (Stonehouse, 2017). asuhan keperawatan yang secara
Langkah utama dalam memberikan keseluruhan setiap tahapannya dikenal
asuhan keperawatan untuk membantu klien dengan tahapan proses keperawatan. Disisi
mencapai kesejahteraan adalah melalui lain pendokumentasian asuhan
pengkajian terhadap kemampuan klien keperawatan merupakan bukti fisik
melakukan perawatan diri, pengkajian aktivitas atau kinerja perawat dalam bentuk
jaringan dukungan sosial klien, dan data administrasi yang mutlak harus ada
pengkajian lingkungan tempat klien tinggal karena memiliki banyak manfaat. Salah
dan berinteraksi. Kemudian intervensi yang satu manfaat dari pendokumentasian
memudahkan klien mencapai tujuan asuhan keperawatan adalah menunjukan
diimplementasikan oleh perawat. Intervensi profesionalisme perawat di tatanan
pelayanan klinis. Menurut Potter dan Perry perawat positif diperlukan pengetahuan
(2005), dokumentasi merupakan segala yang baik, insentif yang cukup dan beban
sesuatu yang tertulis atau tercetak yang kerja yang sesuai. Sehingga disarankan
dapat diandalkan sebagai catatan tentang untuk:
bukti individu.
1. Insentif bagi perawat yang melakukan
Dokumentasi keperawatan
pendokumentasian baik belum terealisasi
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan
dikarenakan masih terhambat, sehingga
yang dimiliki perawat dalam melakukan
disarankan pemberian insentif diberikan
catatan keperawatan yang berguna untuk
secara berkala sesuai dengan penilaian/
kepentingan klien, perawat dan tim
rapor perawat dalam pendokumentasian
kesehatan dalam memberikan pelayanan
asuhan keperawatan yang dilakukan
kesehatan dengan dasar komunikasi yang
perawat. Pemberian insentif dapat berupa
akurat dan baik secara tertulis dengan
bonus uang jasa, penghargaan perawat
tanggung jawab perawat (Hidayat, 2007).
teladan, pengiriman pada seminar,
Pendokumentasian asuhan
pelatihan bagi perawat yang melakukan
keperawatan adalah proses pelaksanaan
pendokumentasian asuhan keperawatan
pencatatan asuhan keperawatan yakni dari
dengan baik
pengkajian saat masuk sampai pasien
dinyatakan sehat. Diagnosis yang diangkat 2. Pengetahuan perawat yang baik dalam

berdasarkan masalah yang ditemukan, pendokumentasian masih kurang

perencanaan keperawatan, tindakan yang dikarenakan kurangnya penyegaran dan

dilakukan serta evaluasi dari proses asuhan pembinaan mengenai pendokumetasian itu

keperawatan yang diberikan (Nursalam, sendiri, sehingga disarankan agar dilakukan

2007). penyegaran rutin keperawatan mengenai

Pengetahuan yang kurang pada pendokumentasian dan melakukan

perawat berhubungan dengan pembinaan melalui In House Training guna

pendokumentasian yang kurang. Insentif peningkatan pengetahuan perawat dalam

yang kurang berhubungan dengan pendokumentasian asuhan keperawatan.

pendokumentasian kurang. Beban kerja 3. Beban kerja yang sesuai pada tiap ruang
yang tidak sesuai berhubungan dengan rawat masih belum terealisasi, hal ini
pendokumentasian kurang. Karena itu di- dikarenakan jumlah tenaga perawat yang
rekomendasikan supaya pendokumentasian ada sangat kurang jika dilihat dari jumlah
dapat dilakukan dengan baik, maka pasien, sehingga disarankan meningkatkan
diperlukan sikap positif. Agar sikap
sumber daya perawat guna pengkajian sampai evaluasi (Nursalam,
mengoptimalkan pelaksanaan 2008).
pendokumentasian asuhan keperawatan
PENUTUP
yang baik.
Keperawatan adalah sesuatu yang
Kualitas asuhan yang berfokus pada
esensial dan sangat penting yang diberikan
tampilan kinerja keperawatan melalui
oleh perawat terhadap individu, keluarga
proses keperawatan merupakan sebuah
dan masyarakat yang bertujuan untuk
indikator yang penting dan dapat diukur
menyelesaikan masalah dan memenuhi
dari dokumentasi keperawatan (Xiao et al.,
kebutuhan pasien. Proses keperawatan
2017). Sejarah fokus dokumentasi
adalah: serangkaian tindakan yang secara
keperawatan sebelumnya berorientasi pada
berurutan dan sistematis melalui
dokumentasi proses keperawatan yang
pendekatan ilmiah untuk mengatasi dan
komprehensif dan kemudian berkembang
memecahkan masalah klien, dan memenuhi
menjadi diagnosis keperawatan yang
kebutuhan klien. Pelayanan asuhan
lengkap namun belum memerhatikan
keperawatan dilaksanakan melalui lima
kualitas dari dokumentasi diagnosis
tahap proses keperawatan: pengkajian,
keperawatan, intervensi, dan luaran.
diagnosa, perencanaan, implementasi dan
Pelayanan keperawatan akan lebih evaluasi.
memuaskan tentunya dengan penerapan
Dokumentasi keperawatan
model asuhan keperawatan professional
merupakan bukti pencatatan dan pelaporan
atau MAKP karena kepuasan pasien
yang dimiliki perawat dalam melakukan
ditentukan salah satunya dengan pelayanan
catatan keperawatan yang berguna untuk
keperawatan yang optimal (Fisbach, 1991
kepentingan klien, perawat dan tim
dalam jurnal Nur Hidayah, 2014). Untuk
kesehatan dalam memberikan pelayanan
menilai kualitas pelayanan keperawatan
kesehatan dengan dasar komunikasi yang
diperlukan adanya standar praktik
akurat dan baik secara tertulis dengan
keperawatan yang merupakan pedoman
tanggung jawab perawat (Hidayat, 2007).
bagi perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan yang diwujudkan dalam
bentuk proses keperawatan baik dari
DAFTAR PUSTAKA

Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Pusdik SDM Kesehatan.

Budiono. Pertami, S.B. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Bumi Medika.

Bumulo, Muhammad Iqbal. Bidjuni, Hendro. Bawotong, Jeavery. (2017). PENGARUH


MANAJEMEN MODEL ASUHAN KEPERAWATAN PROFESIONAL TIM TERHADAP
KUALITAS PELAYANAN KEPERAWATAN DI BANGSAL PRIA RSUD DATOE
BINANGKANG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW. e-Jurnal Keperawatan (e-
Kp), Volume 5 Nomor 2, 1-6.

Fatie, Marselius. Felle, Zeth Roberth. (2018). HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN


PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPETENSI PENDOKUMENTASIAN PROSES
KEPERAWATAN. JURNAL KEPERAWATAN TROPIS PAPUA. VOLUME 01 NOMOR 01,
19-24.

Koerniawan, Dheni. Daeli, Novita Elisabeth. Srimiyati. (2020). APLIKASI STANDAR


PROSES KEPERAWATAN: DIAGNOSIS, OUTCOME, DAN INTERVENSI PADA
ASUHAN KEPERAWATAN. Jurnal Keperawatan Silampari, Volume 3, Nomor 2, 739-751.

Kusandi, Elon. (2017). Analisis Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan di Ruang Rawat Inap
Non Intensive Rumah Sakit X. Jurnal Bidang Ilmu Kesehatan, Vol. 9, No. 1, 553-562.

Nurjannah, Intansari. Pamungkas, Dewi Retno. Warsini, Sri. (2017). PERBANDINGAN


ANTARA DIAGNOSIS YANG SERING DITEGAKKAN DAN POSSIBLE DIAGNOSIS
YANG DIPREDIKSIKAN OLEH PERAWAT PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN
JIWA. Jurnal Keperawatan Klinis dan Komunitas, Vol.01/No.01, 8-15.

Rohmah, Nikmatur. (2010). INTEGRASI PROSES KEPERAWATAN DALAM


PEMBELAJARAN KLINIK KEPERAWATAN ONE TO ONE TEACHING AND FEED
BACK. THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 1, No. 1, 51-60.

Rosdahl, B. C. & Kowalski, T. M. (2014). Buku Ajar Keperawatan Dasar. Ed.10.Vol 1. Jakarta:
EGC.
Simamora. R. H. (2008) The correlation of ward chief’s giving direction and command and the
performance of on-duty nurses at Jember dr. Subandi general hospital inpatient wards. jurnal
Administrasi dan Kebijakan Kesehatan, (https://fkm.unair.ac.id/jurnal-administr)
Wirdah, Husnul & Yusuf, Muhammad. (2016). Penerapan Asuhan Keperawatan Oleh Perawat
Pelaksana di Rumah Sakit Banda Aceh. Banda Aceh: Universitas Syah Kuala.

Wulandini S., Putri. Krianto, Tri. Priwahyuni, Yuyun. (2016). FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEPERAWATAN DI
RUMAH SAKIT JIWA. NERS JURNAL KEPERAWATAN, Volume 12, No.2, 131-142.

Anda mungkin juga menyukai