Anda di halaman 1dari 11

PENGKAJIAN DALAM PROSES KEPERAWATAN SEBAGAI

PENENTU KEBERHASILAN PEMBERIAN ASUHAN KEPERAWATAN


Junimiserya Zalukhu
Junimiserya01@gmail.com

ABSTRAK

Pengkajian adalah pengumpulan dan analisis informasi secara sistematis mengenai kondisi klien.
Pengkajian dimulai dengan mengumpulkan data, klasifikasi data,validasi data dan perumusan
masalah. Pengkajian merupakan dasar paling utama dalam melakukan asuhan keperawatan
kepada pasien karena dengan adanya pengkajian yang benar maka dapat ditegakkannya
diagnosis yang tepat kepada pasien. Pengkajian keperawatan ini sendiri akan memberikan efek
dan berhubungan sangat erat pada langkah selanjutnya. Jadi, adalah sangat penting untuk
melengkapi data awal lewat pengkajian keperawatan.

Kata kunci : pengkajian, proses keperawatan, penentu keberhasilan askep, pengumpulan data,
data subjektif, data objektif

ABSTRACT

Assessment is the systematic collection and analysis of information about the client's condition.
The assessment begins with data collection, data classification, data validation and problem
formulation. Assessment is the most basic basis in providing nursing care to patients because
with a correct assessment it can establish a correct diagnosis to the patient. The nursing
assessment itself will have an effect and are closely linked in the next step. Thus, it is very
important to supplement the initial data through nursing assessments.

Keywords : assessment, nursing process, determinants of the success of ascep, data collection,
subjective data, objective data.

1
Latar Belakang bertanggung jawab membantu klien.
Sumbangan yang diberikan perawat adalah
Menururt Depkes RI (1994) dalam
melalui pelaksanaan proses keperawatan.
Hidayah (2014) rumah sakit sebagai salah
(Rutami & Setiawan, 2015)
satu bentuk organisasi pelayanan kesehatan.
Dalam rangka menjaga dan meningkatkan Pengkajian keperawatan merupakan
mutu pelayanan, maka salah satu aspek yang salah satu elemen dengan urutan pertama
perlu mendapat perhatian adalah kualitas dalam proses keperawatan. Proses
pelayanan keperawatan. Hubungan baik keperawatan sendiri, dalam menentukan
antara pasien dan perawat dapat dilakukan keberhasilannya biasanya akan ditinjau dari
apabila menerapkan asuhan keperawatan hasil akhirnya. Ternyata, langkah awal ini
yang baik. Dengan demikian, maka sering dilupakan perannya sebagai salah satu
pelayanan pasien menjadi sempurna acuan penting keberhasilan tersebut
sehinggga dapat meningkatkan kepuasaan sehingga sering juga tidak dilengkapi
pasien selama di rumah sakit. Menurut dengan baik. Pengkajian keperawatan ini
Ignatavicus & Workman (2006) dalam sendiri akan memberikan efek dan
Sudono, dkk (2017) mutu asuhan berhubungan sangat erat pada langkah
keperawatan menjadi alat utama menjaga selanjutnya. Jadi,adalah sangat penting
kepercayaan pelanggan pelayanan. Sudono, untuk melengkapi data awal lewat
dkk (2017) pengkajian keperawatan. (Rutami &
Setiawan, 2015)
Pelayanan keperawatan merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan Metode
vang bisa menjadi tolak ukur keberhasilan
Metode penelitian yang dilakkan adalah
dalam pencapaian turunan suatu rumah
literature review. Literature review ini
sakit. Kualitas pelayanan keperawatan
menganalisis jurnal, text book, dan ebook
berjalan dengan baik apabila proses
yang relevan. Referensi akan dicantumkan
keperawatan yang dilaksanakan terstruktur
dengan jelas di daftar pustaka pada bagian
dengan baik. (Kasim, M., & Abdurrouf, M.
akhir kajian. Jurnal-jurnal yang digunakan
,2016)
adalah jurnal yang diterbitkan 8 tahun
Perawat sebagai suatu profesi yang terakhir.
merupakan bagian dari tim kesehatan

2
Hasil kegiatan, yang meliputi ; pengumpulan data,
analisis data, sistematika data dan
Berdasarkan hasil penelitian dari literature
review yang meliputi jurnal,teks book, dan penentuan masalah. Pengumpulan dan
e-book, didapatkan berbagai komponen pengorganisasian data harus
pengkajian dalam proses keperawatan yang menggambarkan dua hal, yaitu : status
nantinyamsebagai pedoman perawat dalam kesehatan klien dan kekuatan masalah
menentukan diagnosis dan memberikan kesehatan yang dialami oleh klien
asuhan keperawatan yang berkualitas.
Pembahasan
Proses keperawatan merupakan alat bagi
perawat untuk melaksanakan asuhan Perawat menggunakan pengetahuan
keperawatan yang dilakukan kepada pasien konprehensif untuk mengkaji masalah
yang memilki arti penting bagi kedua belah pasien, membuat penilaian yang bijaksana
pihak. Seorang perawat dapat menggunakan dan mendiagnosa,mengidentifikasi hasil
proses keperawatan sebagai pedoman dalam akhir kesehatan pasien dan merencanakan,
memecahkan masalah pasien, menunjukkan menerapkan dan mengevaluasi tindakan
profesi yang memiliki profesionalitas yang keperawatan yang tepat untuk mencapai
tinggi, serta dapat memberikan kebebasan tujuan merupakan pelaksanakan proses
kepada pasien untuk mendapatkan keperawatan (Dermawan, 2013)
pelayanan yang cukup sesuai dengan
Proses keperawatan merupakan
kebutuhan
aktivitas bagian praktik keperawatan yang
Pengkajian adalah pemikiran dasar dilakukan secara sistematis. Proses
dari proses keperawatan yang bertujuan keperawatan adalah kerangka berpikir yang
untuk mengumpulkan informasi atau data digunakan perawat untuk melaksanakan
tentang klien, agar dapat mengidentifikasi, fungsi dan tanggung jawabnya secara
mengenali masalah-masalah, kebutuhan mandiri. Tahap pertama dari proses
kesehatan danmkeperawatan klien, baik keperawatan adalah pengkajian. Fase dari
fisik, mental, sosial dan lingkungan pengkajian meliputi: pengumpulan data,
analisis data, pengelompokan data dan
Pengkajian yang sistematis dalam
dokumentasi data. (Rutami & Setiawan,
keperawatan dibagi dalam empat tahap
2015)

3
Proses pengkajian merupakan tahap sakit dalam menerima pasien baru. (Rutami
awal dari proses keperawatan yang & Setiawan, 2015)
dilakukan secara sistematis dengan
Langkah pertama dari proses keperawatan
mengumpulkan data individu secara
adalah pengkajian. Mengkaji berarti
komperhensif terkait aspek biologis,
melakukan pengumpulan data yang lengkap
psikologis, sosial, maupun spiritual. (Rutami
untuk membantu perawat berfikir kristis dan
& Setiawan, 2015)
menemukan data yang dibutuhkan untuk
Perawat juga harus memiliki mengetahui masalah dan membuat
berbagai pengetahuan tentang kebuutuhan keputusan asuhan keperawatan. Melakukan
biopsikososial dan spiritual bagi manusia, pengkajian adalah proses pertama yang
pengetahuan tentang kebutuhan dilakukan sebelum dapat melakukan asuhan
perkembanganmanusia (tumbuh kembang), keperawatan pada pasien. (Rutami &
pengetahuan tentang konsep sehat dan sakit., Setiawan, 2015)
pengetahuan tentang system keluarga,
Faktor kedua adalah prosedur tetap
budaya, nilai-nilai keyakinanyang dimiliki
rumah sakit dalam menerima pasien baru.
pasien, dan sebagainya. Perawat juga harus
Wiwik (2005) mengungkapkan bahwa
memiliki kemampuan melakukan observasi
tanggung jawab tidak berpengaruh secara
secara sistematis kepada pasien, kemampuan
signifikan terhadap kinerja asuhan
berkomunikasi secara verbal atau nonverbal,
keperawatan. Mendukung hasil wawancara
kemampuan menjadi pendengar yang baik,
dan observasi bahwa tanggung jawab
menciptakan hubungan saling membantu,
melakukan tugas hanya kepatuhan terhadap
membangun kepercayaan, mengadakan
prosedur tetap semata. Hal ini juga didukung
wawancara, dan kemampuan dalam
oleh Takase, Maude dan Manias (2005)
melakukan pengkajian atau pemeriksaan
bahwa perawat membutuhkan dorongan
fisik keperawatan Faktor Pendorong
untuk memanfaatkan keterampilan dan
Perawat Melakukan Proses Pengkajian
pengetahuan mereka oleh lingkungan
Faktor pendorong perawat misalnya organisasi. (Rutami & Setiawan,
melakukan proses pengkajian keperawatan 2015)
antara lain: tahap proses keperawatan yang
harus dijalankan dan prosedur tetap rumah

4
Faktor Penghambat Pelaksanaan Proses Pengkajian yang sistematis dalam
Pengkajian keperawatan dibagi dalam empat tahap
kegiatan, yang meliputi ; pengumpulan data,
Faktor Penghambat Pelaksanaan
analisis data, sistematika data dan penentuan
Proses Pengkajian keperawatan antara lain:
masalah.
kurangnya kemampuan perawat
mengumpulkan data pengkajian yang Pengumpulan dan pengorganisasian
komperhensif, kurang motivasi diri, beban data harus menggambarkan dua hal, yaitu :
kerja yang tinggi, dan pengkajian yang status kesehatan klien dan kekuatan masalah
memakan waktu. Proses asuhan kesehatan yang dialami oleh klien
keperawatan tergantung pada kelengkapan
1. Pengumpulan Data
data atau informansi tentang pasien (Kozier
et al., 1995). Data tersebut didapatkan Untuk mengetahui situasi dan kondisi orang
dengan melaksanakan proses pengkajian orang yang dilayani. Merupakan upaya
keperawatan. untuk mendapatkan vdata yang dapat
digunakan sebagai informasi tentang klien.
Untuk mengumpulkan data
Data yang dibutuhkan tersebut mencakup
dibutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan
data tentang biopsikososial dan spiritual dari
penilaian yang baik (Evans & Donnelly,
klien, data yang berhubungan dengan
2006). Kemampuan tersebut dibutuhkan
masalah klien serta data tentang faktor-
untuk menuntun pada pengkajian yang
faktor yang mempenmgaruhi atau yang
terfokus enting artinya bagi perawat untuk
berhubungan dengan klien seperti data
belajar berpikir secara kritis tentang apa
tentang keluarga, dan lingkungan yang ada.
yang hatrus dikaji. Penilaian mandiri tentang
Dalam pengumpulan data, perangkat atau
kapan pertanyaan atau pengukuran
format dapat disesuaikan dengan kebutuhan
diperlukan dipengaruhi oleh pengetahuan
klien. Pengumpulan data bisa didapat dari
dan pengalaman klinik perawat (Gordon,
wawancara melalui komunikasi untuk
1994). Sunaryo (2004) mengemukakan
mendapat respons klien dengan tatap muka
bahwa sikap adalah keadaan mental dan
dengan menggunakan teknik 5W+ 1H ,
kesiapan yang diatur melalui pengalaman
observasi dengan mengadakan pengamatan
yang memberikan kecendrungan bertindak
secara visual atau secara langsung kepada
individu.
klien, konsultasi dengan melakukan

5
konsultasi kepada yang ahli atau spesialis a. Sumber data primer
bagian yang mengalami gangguan,
Klien adalah sebagai sumber utama data
anamnesa , nursing history taking (NHT),
(primer) dan perawat dapat menggali
pemeriksaan fisik,pengkajian diagnostic atau
informasi yang sebenarnya mengenai
laboratorium, dan dokumen rekam medik.
masalah kesehatan klien. Apabila klien
Objek wawancara yaitu pasien dan keluarga
dalam keadaan tidak sadar, mengalami
pasien.
gangguan bicara, atau pendengaran, klien
2. Klasifikasi Data masih bayi atau karena beberapa sebab klien
tidak dapat memberikan data subjektif
Terdiri atas dua jenis data, jenis data
secara langsung, sehingga dapat
menurut Setiadi (2012) adalah sebagai
menggunakan data objektif untuk
berikut:
menegakkan diagnosis keperawatan.
a) Data subjektif
Namun, apabila diperlukan klarifikasi data
Data subjektif adalah deskripsi verbal pasien
subjektif, hendaknya dilakukan anamnesis
mengenai masalah kesehatannya. Data
pada keluarga.
subjektif diperoleh dari riwayat keperawatan
termasuk persepsi pasien, perasaan dan ide b. Sumber data sekunder
tentang status kesehatannya. Sumber data
Sumber data sekunder adalah data yang
lain dapat diperoleh dari keluarga, konsultan
diperoleh selain klien, yaitu Orang terdekat,
dan tenaga kesehatan lainnya.
orang tua, suami atau istri, anak, teman
b) Data objektif
klien, jika klien mengalami gangguan
Data objektif adalah hasil observasi atau
keterbatasan dalam berkomunikasi atau
pengukuran dari status kesehatan pasien.
kesadaran yang menurun, misalnya klien
bayi atau anak-anak, atau klien dalam
Sumber-sumber data
kondisi tidak sadar.
Menurut Budiono & Sumirah (2016),
c. Sumber data lainnya
Sumber-sumber data yang dapat kita peroleh
sesuai dengan jenis data yang kita perlukan 1) Catatan medis dan anggota tim kesehatan
dalam pengkajian, seperti: lainnya. Catatan kesehatan terdahulu dapat
perawat gunakan sebagai sumber informasi

6
yang dapat mendukung rencana tindakan a) Data yang dikumpulkan harus
perawatan. menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial
dan spiritual.
2) Riwayat penyakit. Pemeriksaan fisik dan
b) Menggunakan berbagai sumber yang ada
catatan perkembangan merupakan riwayat
relevansinya dengan masalah pasien dan
penyakit dapat diperoleh dari terapis.
menggunakan cara-cara pengumpulan data
Informasi yang diperoleh adalah hal-hal
yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
yang difokuskan pada identifikasi patologis
c) Dilakukan secara sistematis dan terus
dan untuk menentukan rencana tindakan
menerus.
medis.
d) Dicatat dalam catatan keperawatan secara
3) Konsultasi. sistematis dan terus menerus.
e) Dikelompokkan menurut kebutuhan bio-
Kadang terapis memerlukan konsultasi
psiko-sosial dan spiritual.
dengan anggota tim kesehatan spesialis,
f) Dianalisis dengan dukungan pengetahuan
khususnya dalam menentukan diagnosa
yang relevan.
medis atau dalam merencanakan dan
melakukan tindakan medis. Informasi
3. Melakukan Validasi Data
tersebut dapat diambil untuk membantu
menegakkan diagnosa. Validasi data merupakan upaya
untuk memberikan justifikasi pada data yang
4) Hasil pemeriksaan diagnostik. Seperti
telah dikumpulkan dengan melakukan
hasil pemeriksaan laboratorium dan tes
perbandingan data subjektif dan objektif
diagnostik, dapat digunakan sebagai data
yang didapatkan dari berbagai sumber
objektif yang dapat disesuaikan dengan
dengan berdasarkan standar nilai normal
masalah kesehatan klien. Hasil pemeriksaan
untuk diketahui kemungkinan tambahan atau
diagnostik dapat digunakan membantu
pengkajian ulang mengenai data yang telah
mengevaluasi keberhasilan dari tindakan
ada. Mengikuti system tubuh dan kebutuhan
keperawatan. (Budiono & Sumirah, 2016)
manusia
Hal – hal yang harus diperhatikan
dalam pengkajian Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam pengkajian menurut
Dermawan (2012) adalah sebagai berikut:

7
4. Perumusan Masalah atau Identifikasi Manfaat kegunaan proses keperawatan
menurut Dermawan (2013) adalah sebagai
Pola/Masalah
berikut:
Merupakan akal bakal diagnose
a. Manfaat untuk pasien
keperawatan serta merupakan analisa data.
Bagian terakhir dari tahap pengkajian 1) Mendapatkan pelayanan asuhan
setelah dilakukan validasi data dengan keperawatan yang bermutu, efektif dan
mengidentifikasi pola atau masalah yang efisien.
mengalami gangguan yang ada dimulai dari
2) Pasien bebas mengemukakan pendapat
pengkajian pola fungsi kesehatan.
tentang kebutuhannya untuk mempercepat
Tujuan pengkajian penyembuhan.

Tujuan pengkajian menurut 3) Proses penyembuhan dapat dipercaya dan


Dermawan (2012) adalah sebagai berikut: pasien mendapat kepuasan.

a) Untuk memperoleh informasi tentang b. Manfaat untuk tenaga keperawatan


keadaan kesehatan pasien.
1) Kemampuan intelektual dan teknis tenaga
b) Untuk menentukan masalah keperawatan keperawatan dapat berkembang meliputi
dan kesehatan pasien. kemampuan berfikir kritis analitis maupun
kemampuan keterampilan teknis.
c) Untuk menilai keadaan kesehatan pasien.
2) Meningkatkan kemandirian perawat.
d) Untuk membuat keputusan yang tepat
dalam menentukan langkah-langkah 3) Kepuasan yang dirasakan pasien akan
berikutnya. (Dermawan, 2012). meningkatkan citra perawat dimata
masyarakat.
Manfaat kegunaan proses keperawatan
Ada empat manfaat melakukan c. Manfaat untuk institusi kesehatan
pengkajian yaitu kepuasan bagi perawat,
1) Banyak pasien sehingga pembiayaan
menambah pengetahuan perawat,
meningkat, yang akan berdampak pada
menentukan diagnosa pasien, dan
peningkatan mutu pelayanan dan
mengetahui perkembangan pasien
kesejahteraan tenaga kesehatan.

8
2) Citra rumah sakit bertambah dimata PENUTUP
masyarakat.
Kesimpulan
d. Manfaat untuk masyarakat Masyarakat
Proses keperawatan merupakan suatu
akan memperoleh pelayanan kesehatan yang
kegiatan yang terorganisir dengan
bermutu dan berkualitas. Perawat dalam
menggunakan metode yang sistematis dalam
mengelola asuhan keperawatan dan diagnosa
memberikan asuhan keperawatan kepada
keperawatan harus memiliki kompetensi
individu, kelompok, keluarga dan
Hal – hal yang harus diperhatikan dalam masyarakat terhadap masalah kesehatan
pengkajian keperawatan yang dialami. Proses keperawatan terdiri
dari 5 tahap yaitu: Pengkajian, Diognasa,
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
Perencanaan, Pelaksanaan dan Evaluasi.
pengkajian menurut Dermawan (2012)
Tahap-tahap dalam proses keperawatan
adalah sebagai berikut:
saling berkesinambungan dan tidak dapat di
a) Data yang dikumpulkan harus pisahkan satu sama lain.
menyeluruh meliputi aspek bio-psiko-sosial
Saran
dan spiritual.
Perawat harus memiliki kemampuan
b) Menggunakan berbagai sumber yang ada
professional dalam melaksanakan
relevansinya dengan masalah pasien dan
pengkajian, karena pengkajian data
menggunakan cara-cara pengumpulan data
merupakan dasar utama dari pelaksanaan
yang sesuai dengan kebutuhan pasien.
proses keperawatan untuk dapat melakukan
c) Dilakukan secara sistematis dan terus tahapan proses keperawatan selanjutnya.
menerus. Dalam melakukan pengkajian keperawatan
juga harus dilakukan secara sistematis untuk
d) Dicatat dalam catatan keperawatan secara
memperoleh data yang akurat, nyata, dan
sistematis dan terus menerus.
relevan.
e) Dikelompokkan menurut kebutuhan bio-
psiko-sosial dan spiritual.

f) Dianalisis dengan dukungan pengetahuan


yang relevan. (Dermawan, 2012).

9
DAFTAR PUSTAKA Rohmah, Nikmatur & Saiful Walid.(2016).
Proses Keperawatan:Teori dan Aplikasi.
Asmadi. (2013). Konsep Dasar
Jogjakarta:AR-RUZZ Media.
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Rutami, & Setiawan. (2015). Pelaksanaan
Budiono & Sumirah Budi Pertami. 2016.
Proses Pengkajian Keperawatan di Ruang
Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi
Rawat Inap RSUP H. Adam Malik Medan.
Medika.
Fakultas Keperawatan. Universitas Sumatera
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Utara.
Penerapan Konsep & Kerangka Kerja (1st
Simamora, R. H. (2019). Development of
ed.). Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Guidelines for Applying appropriate Patient
Dermawan. (2013). Keperawatan Jiwa Identification to Achieve Patient Safety
Konsep dan Kerangka Kerja Asuhan Goal INC2019 12th International Nursing
Kepeawatan Jiiwa . Yogyakarta: gosyen Conference. 2019.10455 - 455 (1 pages)
Publisinng. Farida. UCI(KEPA) : I410-ECN-0101-2019-512-
001224337
Hidayah , N. (2014). Manajemen Model
Asuhan Keperawatan Profesionanl (MAKP) Simamora. R. H. (2008).The correlation of

Tim Dalam Peningkatan Kepuasan Pasien di ward chief’s giving direction and command

Rumah Sakit. Jurnal Kesehatan , 410-426. and the performance of on-duty nurses at
Jember dr. Subandi general hospital
Kasim, M., & Abdurrouf, M. (2016). inpatient wards. Jurnal Administrasi dan
Peningkatan Kualitas Pelayanan dan Kebijakan Kesehatan,
Pendokumentasian Asuhan Keperawatan (https://fkm.unair.ac.id/jurnal-administr)
dengan Metode Tim ( The Increasing
Setiadi. (2012). Konsep & penulisan
Service Quality and Nursing Care
dokumentasi asuhan
Documentation by Team Method
keperawatan.Yogyakarta : Graha Ilmu.
Implementation). Nurse Line Journal, 1(1),
62-72.

Kodim, Yulianingsih. (2015). Konsep Dasar


Keperawatan. jakarta: TIM.

10
Sudono Bambang DS, Setya Dhani A,
Atiningtyas H. (2017, April). Gambaran
Kemampuan Berpikir Kritis Perawat Primer
dalam Pelaksanaan Asuhan Keperawatan di
Rumah Sakit Islam Surakarta. Jurnal Ilmu
Keperawatan Indonesia, 10, 79-106.

Supratti, & Ashriady. (2016, juli).


Pendokumentasian Standar Asuhan
Keperawatan di Rumah Sakit Umum Daerah
Mamuju, Indonesia. Jurnal Kesehatan
Manarang, 2, 44-51.

11

Anda mungkin juga menyukai