Anda di halaman 1dari 9

LANGKAH – LANGKAH PROSES KEPERAWATAN DALAM

MENINGKATKAN ASUHAN KEPERAWATAN


Maulidya Nabila

nabilamaulidya72@gmail.com

LATAR BELAKANG

Keperawatan adalah suatu profesi yang berorientasi pada pelayanan kesehatan dengan
segala perencanaan atau tindakan untuk membantu meningkatkan kesejahteraan kehidupan
masyarakat (Hidayat, 2007). Pemberian asuhan keperawatan adalah tugas perawat pelaksana
(Hidayat, 2011). Perawat pelaksana bertugas memberikan asuhan keperawatan, membantu
penyembuhan, membantu memecahkan masalah pasien dibawah pengawasan dokter atau kepala
ruang (Pratiwi & Utami, 2010). Untuk mencapai asuhan keperawatan yang sempurna maka
proses keperawatan harus dilaksanakan sesuai dengan prosedurnya.

Menurut Deswani (2011), proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan
terorganisasi dalam pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respons
unik individu pada suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami,
baik actual maupun potensial. Proses keperawatan terdiri atas lima tahap, yaitu : pengkajian,
diagnosis, perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Setiap tahap dari proses keperawatan saling
terkait dan ketergantungan satu sama lain. Jika dari proses keperawatan langkah -langkah nya
tidak dilaksanakan secara keseluruhan maka proses keperawatan tidak akan berjalan dengan
baik, karena jika satu saja langkah atau tahap itu tidak dilakukan maka akan mempengaruhi
tahap yang lain karena mereka saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Dalam suatu tindakan
keperawatan yang namanya pengkajian haruslah di awal dilakukan agar nantinya saat masuk ke
tahap yang lain data penyakit klien dapat di pecahkan atau dapat di rencanakan proses
keperawatannya.

Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami


langkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi
perawat untuk memberikan asuihan keperawatan kepada klien. Proses keperawatan bukan hanya
sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir melalui enam langkah dalam mengenali masalah-
masalah klien, namun merupakan suatu metode pemecahan masalah baik secara episodic
maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan diagnosa keparawatannya, dan cara
pemecahan masalah. Langkah-langkah pada proses keperawatan terdiri dari : mengumpulkan
informasi, menentukan diagnosa keperawatan aktual atau potensial, mengidentifikasi hasil yang
dapat diukur dan menggambarkan respon pasien, mengembangkan intervensi individu yang
bertujuan mencapai hasil, mengevaluasi kemajuan pencapaian tujuan, menilai rencana
keperawatan didasarkan pada penggunaan proses keperawatan (Hudak dan Gallo, 1997).

METODE

Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah metode literasi. Metode literasi yang digunakan
dalam pengkajian ini merupakan suatu metode penelitian yang menggunakan pengumpulan data
atau informasi, pemahaman, dan kemampuan menganalisa yang bersumberkan pada jurnal, text
book, maupun e-book yang relevan yang berfokus pada pemahaman komponen diagnosa
keperawatan dari hasil pengkajian keperawatan dan dengan mengggunakan 13 sumber referensi
dari jurnal, text book, dan e-book dalam mendukung penulisan kajian ini.

HASIL

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional bersifat humanistik,


menggunakan pendekatan holistik, dilakukan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan,
berorientasi kepada kebutuhan objektif klien. Pemberian asuhan keperawatan adalah tugas
perawat pelaksana (Hidayat, 2011). Perawat pelaksana bertugas memberikan asuhan
keperawatan, membantu penyembuhan, membantu memecahkan masalah pasien dibawah
pengawasan dokter atau kepala ruang (Pratiwi & Utami, 2010). Untuk mencapai asuhan
keperawatan yang sempurna maka proses keperawatan harus dilaksanakan sesuai dengan
prosedurnya.

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi dalam
pemberian asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respons unik individu pada
suatu kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik actual maupun
potensial (Deswani,2011). Proses keperawatan terdiri atas lima tahap, yaitu :
1. pengkajian
2. diagnosis
3. perencanaan
4. implementasi
5. evaluasi

Setiap tahap dari proses keperawatan saling terkait dan ketergantungan satu sama lain.
Jika dari proses keperawatan langkah -langkah nya tidak dilaksanakan secara keseluruhan maka
proses keperawatan tidak akan berjalan dengan baik, karena jika satu saja langkah atau tahap itu
tidak dilakukan maka akan mempengaruhi tahap yang lain karena mereka saling berkaitan dan
tidak dapat dipisahkan. Menurut Craven dan Hirnle (2000), proses keperawatan sebagai
pedoman untuk praktek keperawatan profesional, mempunyai karakteristik:

1. Merupakan kerangka kerja dalam memberikan pelayanan keperawatan kepada


individu, keluarga dan masyarakat.
2. Teratur dan sistematis.
3.  Saling tergantung.
4.  Memberikan pelayanan yang spesifik kepada individu, keluarga, dan masyarakat.
5.   Berpusat pada klien, menggunakan klien sebagai suatu kekuatan.
6.   Tepat untuk diterapkan sepanjang jangka waktu kehidupan.
7. Dapat dipergunakan dalam semua keadaan.

PEMBAHASAN

Sebelum menyusun suatu asuhan keperawatan yang baik, kita harus memahami


langkah langkah dari proses keperawatan. Proses perawatan merupakan suatu metode bagi
perawat untuk memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Beberapa pengertian proses
kaperawatan adalah sebagai berikut Suatu metoda pemberian asuhan keperawatan
yang sistematis dan rasional (Kozier, 1991). Metode pemberian asuhan keperawatan yang
terorganisir dan sistematis, berfokus pada respon yang unik dari individu terhadap masalah
kesehatan yang actual dan potensial (Rosalinda,1986). Suatu aktifitas yang dinamika dan
berkelanjutan yang meliputi interaksi perawat klien dan proses pemecahan masalah (Schultz dan
Videbeck).

Proses keperawatan bukan hanya sekedar pendekatan sistematik dan terorganisir


melalui enam langkah dalam mengenali masalah-masalah klien, namun merupakan suatu metode
pemecahan masalah baik secara episodic maupun secara linier. Kemudian dapat dirumuskan
diagnosa keparawatannya, dan cara pemecahan masalah. Kozier menyebutkan bahwa proses
keperawatan mempunyai sembilan karakteristik antara lain:

1. Merupakan sistem yang terbuka dan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan yang unik
dari klien, keluarga, kelompok dan komunitas.
2. Bersifat siklik dan dinamis, karena semua tahap-tahap saling berhubungan dan
berkesinambungan.
3. Berpusat pada klien, merupakan pendekatan individual dan spesifik untuk memenuhi
kebutuhan klien.
4. Bersifat interpersonal dan kolaborasi.
5. Menggunakan perencanaan.
6. Mempunyai tujuan.
7. Memperbolehkan adanya kreativitas antara perawat dengan klien dalam memikirkan
jalan keluar menyelesaikan masalah keperawatan.
8. Menekankan pada umpan balik, dengan melakukan pengkajian ulang dari masalah
atau merevisi rencana keperawatan.
9. Dapat diterapkan secara luas. Proses keperawatan menggunakan kerangka kerja untuk
semua jenis pelayanan kesehatan, klien dan kelompok.

Proses keperawatan terdiri atas lima tahap, yaitu :

1. TAHAPAN PENGKAJIAN
Pengkajian merupakan tahap awal proses keperawatan dan merupakan suatu proses yang
sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
mengidentifikasi status kesehatan klien. Tahap pengkajian merupakan pemikiran dasar
dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan kebutuhan individu. Pengkajian
yang lengkap, akurat, sesuai kenyataan, kebenaran data sangat penting untuk merumuskan
suatu diagnosa keperawatan dan dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan
respon individu.
A. Data Dasar
adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status kesehatan klien, kemampuan
klien untuk mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri, dan hasil konsultasi dari
medis atau profesi kesehatan lainnya.

B. Data Fokus
adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan dan
masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang dilaksanakan
terhadap klien.
a) Fokus pengkajian keperawatan
Fokus pengkajian keperawatan tidak sama dengan pengkajian medis.
Pengkajian medis difokuskan pada keadaan patologis, sedangkan pengkajian
keperawatan ditujukan pada respon klien terhadap masalah-masalah kesehatan
yang berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Misalnya
dapatkah klien melakukan aktivitas sehari-hari, sehingga fokus pengkajian
klien adalah respon klien yang nyata maupun potensial terhadap masalah-
masalah aktifitas harian.

b) Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang
dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta
kebutuhan-kebutuhan keperawatan dan kesehatan klien. Pengumpulan
informasi merupakan tahap awal dalam proses keperawatan. Dari informasi
yang terkumpul, didapatkan data dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi
klien. Selanjutnya data dasar tersebut digunakan untuk menentukan diagnosis
keperawatan, merencanakan asuhan keperawatan, serta tindakan keperawatan
untuk mengatasi masalah-masalah klien.
2. TAHAPAN DIAGNOSA
Pada tahun 1953, istilah diagnosa keperawatan diperkenalkan oleh V. Fry dengan
menguraikan langkah yang diperlukan dalam mengembangkan rencana asuhan
keperawatan. Menurut North American Nursing Diagnosis Association (NANDA) (1990,
dalam Carpenito, 1997) diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai
seseorang, keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan/
proses kehidupan yang aktual atau risiko.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar-dasar pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat. Adapun persyaratan dari diagnosa
keperawatan adalah perumusan harus jelas dan singkat dari respons klien terhadap situasi
atau keadaan yang dihadapi, spesifik dan akurat, memberikan arahan pada asuhan
keperawatan, dapat dilaksanakan oleh perawat dan mencerminkan keadaan kesehatan
klien.

3. TAHAPAN PERENCANAAN
Langkah ketiga dari proses keperawatan adalah perencanaan. Menurut Kozier et
al. (1995) perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam,
tahap yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan
dan pemecahan masalah. Dalam perencanaan keperawatan, perawat menetapkannya
berdasarkan hasil pengumpulan data dan rumusan diagnosa keperawatan yang merupakan
petunjuk dalam membuat tujuan dan asuhan keperawatan untuk mencegah, menurunkan,
atau mengeliminasi masalah kesehatan klien.
Langkah-langkah dalam membuat perencanaan keperawatan meliputi: penetapan
prioritas, penetapan tujuan dan kriteria hasil yang diharapkan, menentukan intervensi
keperawatan yang tepat dan pengembangan rencana asuhan keperawatan. Setelah
diagnosa keperawatan dirumuskan secara spesifik, perawat menggunakan kemampuan
berfikir kritis untuk segera menetapkan prioritas diagnosa keperawatan dan intervensi
yang penting sesuai dengan kebutuhan klien (Potter & Perry, 1997).
Penetapan prioritas bertujuan untuk mengidentifikasi urutan intervensi
keperawatan yang sesuai dengan berbagai masalah klien (Carpenito, 1997). Penetapan
prioritas dilakukan karena tidak semua masalah dapat diatasi dalam waktu yang
bersamaan. Salah satu metode dalam menetapkan prioritas dengan mempergunakan
hirarki kebutuhan menurut Maslow. Prioritas dapat diklasifikasi menjadi tiga tingkatan,
antara lain high priority, intermediate priority, dan low priority. Dalam menetapkan
prioritas perawat juga harus memperhatikan nilai dan kepercayaan klien terhadap
kesehatan, prioritas klien, sumber yang tersedia untuk klien dan perawat, pentingnya
masalah kesehatan yang dihadapi, dan rencana pengobatan medis.
Diagnosa keperawatan klien dan penetapan prioritas membantu dalam
menentukan tujuan keperawatan. Tujuan adalah petunjuk untuk menyeleksi intervensi
keperawatan dan kriteria hasil dalam mengevaluasi intervensi yang telah diberikan
(McCloskey & Bulechek, 1994, dalam Potter & Perry, 1997). Evaluasi kritis perawat
dalam menetapkan tujuan dan ukuran hasil yang diharapkan ditekankan pada diagnosa,
masalah yang mendesak, dan sumber-sumber klien serta sistem pelayanan keperawatan
(Bandman & Bandman, 1995, dalam Potter & Perry, 1997).

4. TAHAP IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon,
1994, dalam Potter & Perry, 1997).Ukuran intervensi keperawatan yang diberikan kepada
klien terkait dengan dukungan, pengobatan, tindakan untuk memperbaiki kondisi,
pendidikan untuk klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah kesehatan yang
muncul dikemudian hari.
Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan
rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual),
kemampuan dalam hubungan interpersonal, dan keterampilan dalam melakukan tindakan.
Proses pelaksanaan implementasi harus berpusat kepada kebutuhan klien, faktor-faktor
lain yang mempengaruhi kebutuhan keperawatan, strategi implementasi keperawatan, dan
kegiatan komunikasi. (Kozier et al., 1995).
5. TAHAP  EVALUASI
Meskipun proses keperawatan mempunyai tahap-tahap, namun evaluasi
berlangsung terus menerus sepanjang pelaksanaan proses keperawatan (Alfaro-LeFevre,
1998). Tahap evaluasi merupakan perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Evaluasi dalam keperawatan
merupakan kegiatan dalam menilai tindakan keperawatan yang telah ditentukan, untuk
mengetahui pemenuhan kebutuhan klien secara optimal dan mengukur hasil dari proses
keperawatan.
Menurut Craven dan Hirnle (2000) evaluasi didefenisikan sebagai keputusan dari
efektifitas asuhan keperawatan antara dasar tujuan keperawatan klien yang telah
ditetapkan dengan respon prilaku klien yang tampil. Tujuan dari evaluasi antara lain:
a. Untuk menentukan perkembangan kesehatan klien.
b. Untuk menilai efektifitas, efisiensi, dan produktifitas dari tindakan
keperawatan yang telah diberikan.
c. Untuk menilai pelaksanaan asuhan keperawatan.
d. Mendapatkan umpan balik.
e. Sebagai tanggungjawab dan tanggunggugat dalam pelaksanaan pelayanan
keperawatan.

Setiap tahap dari proses keperawatan saling terkait dan ketergantungan satu sama lain. Jika dari
proses keperawatan langkah -langkah nya tidak dilaksanakan secara keseluruhan maka proses
keperawatan tidak akan berjalan dengan baik, karena jika satu saja langkah atau tahap itu tidak
dilakukan maka akan mempengaruhi tahap yang lain karena mereka saling berkaitan dan tidak
dapat dipisahkan.

PENUTUP

Proses keperawatan adalah suatu metode yang sistematis dan terorganisasi dalam pemberian
asuhan keperawatan, yang difokuskan pada reaksi dan respons unik individu pada suatu
kelompok atau perorangan terhadap gangguan kesehatan yang dialami, baik actual maupun
potensial. Proses keperawatan terdiri atas lima tahap, yaitu : pengkajian, diagnosis, perencanaan,
implementasi, dan evaluasi. Setiap tahap dari proses keperawatan saling terkait dan
ketergantungan satu sama lain. Jika dari proses keperawatan langkah -langkah nya tidak
dilaksanakan secara keseluruhan maka proses keperawatan tidak akan berjalan dengan baik,
karena jika satu saja langkah atau tahap itu tidak dilakukan maka akan mempengaruhi tahap yang
lain karena mereka saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

DAFTAR PUSTAKA :

Asmadi. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Bumi Medika.


Budiono. (2016). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Indonesia. Bumi
Medika.
Deswani. (2009). Proses Keperawatan dan Berpikir kritis. Jakarta: Salemba Medica.
Hidayat, A. A. A. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
Mochamad, Rochmat (2012). Buku Ajar Biostatistika Aplikasi pada Penelitian Kesehatan. Trans.
Jakarta : EGC.
Potter & Perry. (2009). Fundamental Keperawatan Buku 1 Edisi 7. Jakarta : EGC.
Robert Priharjo, (2008). Konsep & perspektif praktik keperawatan profesional. Jakarta: EGC.
Robert Priharjo, (2008). Konsep & perspektif praktik keperawatan profesional. Jakarta: EGC.
Simamora. R. H. (2008) The correlation of ward chief’s giving direction and command and the
correlation of ward chief’s giving direction and command and the performance of on-
duty nurses at Jember dr. Subandi general hospital inpatient wards. jurnal Administrasi
dan Kebijakan Kesehatan, (https://fkm.unair.ac.id/jurnal-administr)
Simamora, R.H. (2009). Dokumentasi Proses Keperawatan. Jilid 1. Jember University Press.
Simamora, R. H. (2019). Development of Guidelines for Applying appropriate Patient
Identification to Achieve Patient Safety Goal INC2019 12th International Nursing
Conference. 2019.10 455 - 455 (1 pages) UCI(KEPA) : I410-ECN-0101-2019-512-
001224337
Sudrajat, D.A. (2008). Aspek Hukum Praktik Keperawatan. Jurnal Kesehatan Kartika Stikes A.
Yani, 12(2): 9-19
Yulianingsih & Kodim. (2015). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta Timur : CV. Trans. Info
Media.

Anda mungkin juga menyukai