KEWARGANEGARAAN
TOLERANSI DI WILAYAH SEKITAR
Disusun oleh :
Dengan menyebut nama Allah SWT, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat,
Hidayah, dan Inayah- Nya sehingga kami dapat merampungkan penyusunan makalah
Pendidikan Agama Islam dengan topik “ Keimanan dan Ketaqwaan “ tepat pada
waktunya.
Penyusunan makalah semaksimal mungkin kami upayakan dan didukung berbagai
pihak, sehingga dapat memperlancar dalam penyusunannya. Untuk itu tidak lupa kami
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam
merampungkan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih terdapat
kekurangan baik dari segi penyusunan Bahasa dan aspek lainnya. Oleh karena itu,
dengan lapang dada kami membuka selebar- lebarnya pintu bagi para pembaca yang
ingin memberi saran maupun kritik demi memperbaiki makalah kami.
Akhirnya kami sangat memngharapkan semoga dari makalah sederhana ini dapat
dipahami manfaatnya dan besar keinginan kami dapat mengisnpirasi para pembaca
untuk mengangkat permasalahan lain yang relevan pada makalah – makalah
selanjutnya.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini keimanan dan ketaqwaan telah dianggap sebagai hal biasa, oleh
masyarakat umum, bahkan ada yang tidak mengetahui sama sekali arti yang
sebenarnya dari keimanan dan ketaqwaan itu, hal ini dikarenakan manusia selalu
menganggap remeh tentang hal itu dan mengartikan keimanan itu hanya sebagai
arti bahasa, tidak mencari makna yang sebenarnya dari arti Bahasa itu dan
membiarkan hal tersebut berjalan begitu saja. Oleh karena itu, dari persoalan dan
masalah- masalah yang terpapar di atas lah yang melatar belakangi kelompok
kami untuk membahas dan mendiskusikan tentang keimanan dan ketaqwaan yang
kami bukukan menjadi sebuah makalah kelompok.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
D. Manfaat
I. Pengertian Iman
2. Syari’ah
Pengertian syari’ah
Berasal dari kata syara’a-yasyra’u-syar’an. Artinya membuat
undang-undang, menerangkan rute perjalanan, adat kebiasaan,
jalan raya.
Menurut asal katanya berarti jalan menuju mata air, syariat islam
berarti jalan yang harus di tempuh seorang muslim.
Ruang lingkup syari’ah
a) Ibadah, yaitu beberapa peraturan yang mengatur hubungan
vertikal (hablum minAllah)
b) Muamalah, yaitu suatu peraturan yang mengatur seseorang
dengan lainnya dalam urusan jual-beli
c) Munahakat, yaitu yang mengatur masalh hubungan
berkeluarga
d) Jinayat, yaitu mengatur masalah pidana
e) Siyasa, yaitu mengatur masalah politik
3. Akhlak
Pengertian akhlak
Kondisi mental, batin seseorang yang memperngaruhi perbuatan
dan perilakulahiriyah. Apabila kondisi batin seorang baik, dan
teraktualisasikan dengan ucapan, perbuatan, dan perilaku yang baik
dengan muda, maka hal ini disebut akhlakul karimah atau akhlak
yang terpuji (mahmudah). Begitu juga sebaliknya, jika kondisinya
jelek ,aka disebut akhlak madzmumah)
Ruang lingkup akhlak
a) Berakhlak kepada keluarga
b) Berakhlak kepada masyarakat
c) Berakhlak kepada alam (lingkungan).
“ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang hak) selain Aku, maka
sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (Qs. Thaha : 14)
Ketika menentang ketidak benaran pengakuan akan adanya tuhan selain Allah
, Dia berfirman:
َللا ِإ َّﻻ آ ِل َهةٌ ﻓِي ِه َما َكانَ لَو َ ََللاِ ﻓَﺴب َحانَ ۚ لَﻔ
َّ ﺴدَﺗ َا َّ بِ َﻋ َّما العَر ِش َر
َﺼﻔون
ِ َي
“ Sekiranya ada di langit dan di bumi tuhan-tuhan selain Allah, tentulah keduanya itu
telah rusak binasa. Maka Maha Suci Allah yang mempunyai 'Arsy daripada apa yang
mereka sifatkan.” (Qs.Al- Anbiyaa : 22)
b. Iman kepada malaikat
1. Pengertian
Beriman kepada malaikat Allah artinya percaya bahwa malaikat- malaikat
Allah itu ada.
2. Perbedaan malaikat, jin, dan setan
- Malaikat
Diciptakan Allah dari cahaya, malaikat adalah makhluk Allah yang
sangat taat dan patuh terhadap Allah dan tidak pernah durhaka, serta
malaikat adalah makhluk Allah yang suci dari keinginan nafsu.
- Jin dan Setan
Diciptakan Allah dari nyala api. Ji nada yang patuh dan ada yang
ingkar kepada Allah, sedangkan setan atau iblis sifatnya sombong, ingkar,
menentang perintah dan menyesatkan manusia.
3. Dalil iman kepada malaikat
Iman kepada kitab Allah yaitu menyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah
SWT telah menurunkan kitab-kitabnya kepada para nabi atau rasul yang berisi
wahyu Allah SWT berupa perintah dan larangan untuk disampaikan kepada umat
manusia agar digunakan sebagai pedoman hidup didunia.
Ada 2 jenis kitab suci :
1. Kitab suci samawi
yakini kitab suci yang bersumber dari wahyu Allah SWT dan biasa disebut
kitabullah ada yang berwujud kitab dan ada yang berwujud shahfiah dan
shuhuf.
2. Kitab suci ardhi
Yakini kitab suci yang tidak bersumber dari wahyu Allah SWT melainkan
dari hasil perenungan dan budidaya akal manusia sendiri.
Dalil iman kepada kitab :
َُ سو
ََل آ َمن ُ الر ََ ن ِإلَ ْي َِه أ ُ ْن ِز
َّ ل ِب َما َْ َۚو ْال ُمؤْ ِمنُونََ َر ِب َِه ِم
َ َاّلل آ َمنََ ُكل
ََِّ س ِل َِه َو ُكت ُ ِب َِه َو َم ََلئِ َكتِ َِه ِب ََ ق
ُ ل َو ُر َُ نُف َِر
Iman kepada nabi adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah
memilih seorang laki – laki untuk menerima wahyu untuk dirinya sendiri dan tidak
diwajibkan untuk menyampaikan kepada umatnya.
Iman kepada rasul adalah meyakini dengan sepenuh hati bahwa Allah telah
memilih seorang laki – laki untuk menerima wahyu dan diwajibkan menyampaikan
kepada umat nya.
Dalam Al- quran, tercantum 25 Nabi dan Rasul yang wajib kita Imani, diantara
mereka ada lima rasul yang mendapatkan gelar Ulul Azmi, yaitu suatu gelar yang
diberikan kepada para rasul yang memiliki keuletan, ketabahan, dan kesabaran luar
biasa dalam memnyampaikan wahyu dan risalah yang dibebankan kepadanya.
Para nabi dan rasul memiliki empat sifat yaitu :
1. As – Shidiq ( benar ) : selalu berkata benar
2. Al- Amanah ( dipercaya ) : selalu menjaga dan menunaikan amanah
3. At- Tabligh ( menyampaikan ) : selalu menyampaikan apa yang
diperintahkan Allah
4. Al – Fathanah ( cerdas ) : memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.
ﺳلنَا لَ َقدَ ت رﺳ َلنَا أَر ِ َاب َم َعهم َوأَنزَ لنَا ِﺑالبَيِنَا َ ۖ ِﺑال ِقﺴ ِط النَّاس ِليَق
َ وم َوال ِميزَ انَ ال ِﻜت
س ِﻓي ِه ال َحدِيدَ َوأَنزَ لنَا
ٌ شدِيدٌ َﺑﺄ ِ ََّللا َو ِل َيعلَ َم ِللن
َ اس َو َمنَا ِﻓع َّ ب َورﺳلَه َينﺼره َمن ِ ِإ َّن ۚ ِﺑالغَي
َّ يز ﻗَ ِوي
ََللا ٌ ﻋ ِزَ
Iman kepada hari kiamat yaitu mempercayai dan meyakini dengan sepenuh hati
bahwa seluruh alam semesta dan segala isinya pada suatu saat akan mengalami
kehancuran dan mengakui bahwa setelah kehidupan ini ada kehidupan yang kekal
yaitu, akhirat.
Hari akhir menurut Al-quran dan teori ilmu pengetahuan :
1. Kiamat sughra ( kecil ) ialah peristiwa datangnya kematian bagi setiap
makhluk termasuk manusia yang bersifat local dan individual. ( Q.S. Ali
Imran (3) : 185 ). Setelah seseorang mati akan berada di alam barzah yaitu
alam antara kehidupan dan kematian.
Seperti : Kematian, bencana alam.
2. Kiamat kubro ialah peristiwa berakhirnya seluruh kehidupan seluruh
makhluk dan hancur leburnya alam semesta secara total dan serentak.
Yaitu ditandai dengan hancurnya alam semesta, munculnya dajjal, matahari
terbit dari barat, turunnya ya’juj dan ma’jud. Manusia mempertanggung
jawabkan segala amal perbuatannya
ت ذَائِ َقة نَﻔ ٍس ك ُّل ِ وركم ﺗ َوﻓَّونَ َو ِإنَّ َما ۗ ال َمو َ ﻋ ِن زح ِز َح ﻓَ َمن ۖ ال ِقيَا َم ِة يَو َم أج ِ َّالن
َ ار
ور َمت َاع إِ َّﻻ الدُّن َيا ال َح َياة َو َما ۗ ﻓَازَ ﻓَقَد ال َجنَّةَ َوأد ِﺧ َل
ِ الغر
Iman kepada qada dan qadar yaitu percaya bahwa segala apa yang terjadi di
alam semesta ini, seperti adanya siang dan malam, adanya tanah yang subur dan
tandus, hidup dan mati, rezeki dan jodoh seseorang merupakan kehendak dan
ketentuan Allah.
Definisi qadha dan qadar serta kaitan diantara keduannya :
1. Qadha
Menurut bahasa qadha artinya memutuskan, menentukan, atau
memerintahkan, sedangkan menurut istilah qadha adalah keputusan
terhadap sesuatu rencana yang telah ditentukan, yang mana merupakan
pelaksanaan dari suatu rencana yang telah ditetapkan berdasar qadar Allah.
2. Qadar
Menurut Bahasa qadar berarti ketentuan, sedangkan menurut istilah
qadar adalah rencana yang telah ditentukan oleh Allah SWT pada masa azali
( sebelum manusia lahir ) dan segala sesuatu yang akan terjadi menurut
qadar yang telah ditentukan.
Hukum beriman kepada qadha dan qadar atau takdir adalah fardhu ‘ain.
Seseorang yang mengaku islam, tetapi tidak beriman kepada takdir dapat
dianggap murtad. Ayat – ayat Al-Quran yang dapat menjelaskan tentang iman
kepada takdir diantaranya :
Macam – macam takdir :
1. At- Taqdiirul’Aam ( takdir yang bersifat umum )
Yaitu takdir Rabb untuk seluruh alam, dalam arti dia mengetahui (
dengan ilmu-Nya), mencatatnya, menghendaki, dan juga menciptakan.
2. At- Taqdiirul Basyari ( takdir yang berlaku untuk manusia )
Yaitu takdir takdir yang didalamnya Allah SWT mengambil janji atas
semua manusia bahwa Dia adalah Rabb mereka, dam menjadikan mereka
sebagai saksi atas diri mereka akan hal itu, serta Allah SWT, menentukan
didalamnya orang – orang yang berbahagia dan orang – orang yang celaka.
3. At- Taqdiirul ‘Umri ( takdir yang berlaku bagi usia )
Yaitu takdir yang terjadi hamba dalam kehidupannya hingga akhir
ajalnya, dan juga ketetapan tentang kesengsaraan atau kebahagiaan.
4. At- Taqdiirus Sanawi ( takdir yang berlaku tahunan )
Adalah dalam malam qadar ( lailatul qadar ) pada setiap tahun ditulis
apa yang akan terjadi dalam setahun ( ke depan ) mengenai kematian,
kehidupan, kemuliaan, kehinaan, juga rizki dan hujan, hingga ( mengenai
siapakah ) orang- orang yang akan berhaji.
5. At- Tadiirul Yaumi ( takdir yang berlaku harian )
Yaitu takdir yang dikhususkan untuk semua peristiwa yang akan terjadi
dalam satu hari, mulai dari penciptaan, rizki, menghidupkan, mematikan,
mengampuni dosa, dan menghilangkan kesusahan dan lain sebagainya.
Jenis takdir :
1. Takdir Mu’allaq
Adalah takdir Allah SWT. Yang masih dapat diusahakan kejadiannya
oleh manusia.
2. Takdir Mubram
Adalah takdir yang pasti terjadi dan tidak dapat dielakkan kejadiannya.
Dapat kita beri contoh kelahiran, kematian, terjadinya kiamat, dan
sebagainya.
Tingkatan qadha dan qadar, menurut Ahlusunnah Wal Jamaah :
1. Al- ‘Ilm ( pengetahuan )
Yaitu mengimani dan meyakini bahwa Allah SWT. Atas segala sesuatu.
2. Al- Kitabah ( penulisan )
Yaitu mengimani bahwa Allah SWT. Telah menuliskan ketetapan
segala sesuatu dalam Lauh Mahfuzh.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang menjelaskan tentang Iman kepada takdir
cukup banyak antara lain :
A. Kesimpulan
Beriman dan bertaqwa kepada Allah adalah kebutuhan yang paling dasar bagi
manusia. Orang yang percaya atau beriman kepada Allah akan menunjukan sikap
batin yang sesuai dengan ajaran Allah. Iman bukan hanya percaya, melainkan
keyakinan yang mendorong seseorang untuk mengucapkan dan melakukan
sesuatu sesuai dengan keyakinan yang diyakininya.
Allah telah memberikan petunjuk berupa ayat – ayat dalam Al – quran serta
firman Nya. Semua itu merupakan jalan yang menuntun umat manusia untuk
senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah serta dapat membedakan mana
yang baik dan buruk.
B. Saran
Kita sebagai manusia tidak lepas dari iman dan taqwa. Karena dengan kita
beriman dan bertaqwa, kita dapat mencegah dan menyelamatkan diri dari hal-hal
yang menyesatkan atau dari segala sesuatu yang tidak baik.
DAFTAR PUSTAKA
Referensi: https://tafsirweb.com/1179-surat-ali-imran-ayat-47.html
Referensi: https://tafsirweb.com/12706-surat-al-balad-ayat-10.html
Referensi: https://tafsirweb.com/5806-surat-al-hajj-ayat-70.html
Skripsi-dulrohman.blogspot.com/
Khoiruddinaziz.blogspot.com/