Anda di halaman 1dari 10

Nama Anggota : 1.

M Abdul Syukur P1337420319


2. Arya Yusmansyah P1137420319
3. Donny Farid R P1337420319
4. Dwi Haris P P1337420319
5. Roihan Robbani P1337420319
A. ILMUWAN
 Menurut kamus besar Bahasa Indonesia hal. 325, Ilmuwan
adalah :
 orang yang ahli,
 orang yang banyak pengetahuan mengetahui suatu ilmu,
 orang yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan
 orang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan dengan
tekun dan sungguh-sungguh.
 Allah SWT berfirman dalam QS. Al- Mudattsir ayat 38 yang artinya :
“Setiap orang bertanggung jawab atas apa yang telah
dilakukannya”.
 DR. Yususf Al-Qaradawi menjelaskan ada tujuh sisi tanggung
jawab seorang ilmuwan muslim, yaitu:
1. Bertanggung jawab dalam hal memelihara dan menjaga
ilmu, agar ilmu tetap ada (tidak hilang),
2. Bertanggung jawab dalam hal memperdalam dan meraih
hakekatnya, agar ilmu itu menjadi meningkat,
3. Bertanggung jawab dalam mengamalkannya, agar ilmu itu
berbuah,
4. Bertanggung jawab dalam mengajarkannya kepada orang
yang mencarinya, agar ilmu itu menjadi bersih (terbayar
zakatnya),
5. Bertanggung jawab dalam menyebarluaskan dan
mempublikasikannya agar manfaat ilmu itu semakin luas,
6. Bertanggung jawab dalam menyiapkan generasi yang akan
mewarisi dan memikulkan agar mata rantai ilmu tidak terputus,
lalu, terutama, bahkan pertama sekali
7. Bertanggung jawab dalam mengikhlaskan ilmunya untuk
Allah SWT semata, agar ilmu itu diterima oleh Allah SWT.
 Sebagai seorang yang bekerja dan mendalami ilmu pengetahuan
dengan tekun dan sungguh-sunggu, seorang ilmuwan memiliki
tanggung jawab sebagai penyeru ke jalan Allah SWT dan petunjuk ke
jalan yang benar (amar ma’ruf nahi mungkar).

 Allah berfiraman dalam QS. Al-Ahzab : 46 yang artinya:


“Dan untuk jadi penyeru kepada agama Allah dengan izin-Nya dan
untuk menjadi cahaya yang menerangi”
 Kewajiban Ilmuwan yaitu sebagai khalifah Allah SWT di bumi. Karena
sebagai hamba yang dipercayai oleh Allah SWT, maka seorang ilmuwan
harus bertanggung jawab atas amanat yang dipikulnya.
 Rasulullah SAW menjelaskan bahwa seorang ilmuwan muslim
mempunyai tanggung jawab, dan ia akan dimintai pertanggung jawaban
atas ilmu yang dimilikinya. Rasulullah SAW bersabda:

‫ « ََل ت َ ُزو ُل قَدَ َما َع ْب ٍد َي ْو َم‬:‫سله َم‬ ‫صلهى ه‬


َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ ‫سو ُل ه‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫ قَا َل َر‬:‫ قَا َل‬،ِ‫َع ْن أ َ ِبي َب ْرزَ ة َ األ َ ْسلَ ِمي‬ 
َ ِ‫سبَهُ َوف‬
‫يم‬ َ َ ‫ َو َع ْن َما ِل ِه ِم ْن أَيْنَ ا ْكت‬،‫يم فَ َع َل‬ َ ِ‫ َو َع ْن ِع ْل ِم ِه ف‬،ُ‫ع ُم ِر ِه فِي َما أ َ ْفنَاه‬
ُ ‫ال ِقيَا َم ِة َحتهى يُ ْسأ َ َل َع ْن‬
)]2417[ ٌ ‫ص ِِي‬ َ ‫سن‬ َ ‫ َهذَا َحدِيٌ َح‬: ‫ وقال‬،‫يم أَب ََْلهُ» (رواه الترمذي‬ َ ‫ َو َع ْن ِج ْس ِم ِه ِف‬،ُ‫أ َ ْنفَقَه‬

 Dari Abu Barzah Al-Aslami, ia berkata: Rasulullah SAW bersabda:


“Tidak bergeser kedua telapak kaki seorang hamba pada hari kiamat
sehingga ia ditanya tentang umurnya; dalam hal apa ia
menghabiskannya, tentang ilmunya; dalam hal apa ia berbuat, tentang
hartanya; dari mana ia mendapatkannya dan dalam hal apa ia
membelanjakannya, dan tentang pisiknya; dalam hal apa ia
mempergunakannya”. (HR At-Tirmidzi, dan ia berkata: “Ini hadits hasan
shahih”, hadits no. 2417).
 Kontribusi Ilmuwan bagi kemajuan bangsa
Aspek-aspek yang membawa kemajuan bangsa sangatlah banyak diantaranya :

a. Aspek Idiologi
 Memelihara keyakinan dan kebudayaan bangsa
 Berupaya membangun jaringan-jaringan yang kuat untuk memfilter budaya
yang masuk akibat globalisasi
 Memberikan pemahaman

b. Aspek politik
Kompleksitas masyarakat dan kepentingan-kepentingannya menuntut adanya
pemikiran-pemikiran untuk membina dan membangun masyarakat agar tidak
terjadi instabilitasi politik sehingga dalam bernegara para ilmuwan dapat
memberikan solusi terhadap problem-problem yang terjadi.
c. Aspek ekonomi
Idealnya bagi bangsa yang maju adalah adanya pembelajaran di sektor ekonomi
yang adil dan merata karena keberhasilan ekonomi akan meningkatkan taraf
hidup bangsa. Maka para ilmuwan merencanakan pertumbuhan ekonomi
dengan cermat dan dapat memberikan solusi agar pertumbuhan tersebut
berkesinambungan serta tercipta kesetiakawanan agar terhindar dari
kecemburuan.
B. SENIMAN
 Seniman adalah istilah subyektif yang merujuk
kepada seseorang yang kreatif, atau inovatif,
atau mahir dalam bidang seni. Penggunaan
yang paling kerap adalah untuk menyebut
orang-orang yang menciptakan karya seni,
sepertilukisan, patung, seni peran,
seni tari, sastra, film dan musik. Seniman
menggunakan imajinasi dan bakatnya untuk
menciptakan karya dengan nilaiestetik. Ahli
sejarah seni dan kritikus seni mendefinisikan
seniman sebagai seseorang yang menghasilkan
seni dalam batas-batas yang diakui
 Secara redaksional, memang tidak akan ditemukan ayat dan sabda
nabi yg membicarakan tentang hakekat seni. Namun secara
kontekstual terdapat sejumlah ayat yang dapat menjadi petunjuk
tentang bagaimana seni itu dipandang dari perspektif Islam.

 Berikut ini ayat yang relevan dengan teori subyektif atau teori
ekspresi, bahwa keindahan itu berangkat dari perasaan manusia.
Allah berfirman dalam surat An Nahl : 5-6.

َ‫ِفء َو َمنَا ِف ُع َو ِم ْن َها تَأ ْ ُكلُون‬ َ َ‫َو ْاأل َ ْنع‬


ْ ‫ام َخلَقَ َها ۗ لَ ُك ْم ِفي َها د‬ 
َ‫َولَ ُك ْم فِي َها َج َمال ِحينَ ت ُ ِري ُِونَ َو ِحينَ ت َ ْس َر ُحون‬ 

Artinya :
“ Dan Dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu; padanya
ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai-bagai manfaat, dan
sebahagiannya kamu makan. Dan kamu memperoleh pandangan yang
indah padanya, ketika kamu membawanya kembali ke kandang dan
ketika kamu melepaskannya ke tempat penggembalaan “ ( QS. An
Nahl : 5 – 6 )
C. Hubungan Agama dan
Kebudayaan
 Agama dan kebudayaan adalah dua hal yang sangat
dekat di masyarakat. Bahkan banyak yang salah mengartikan
bahwa agama dan kebudayaan adalah satu kesatuan yang
utuh. Dalam kaidah, sebenarnya agama dan kebudayaan
mempunyai kedudukan masing-masing dan tidak dapat
disatukan, karena agamalah yang mempunyai kedudukan
lebih tinggi dari pada kebudayaan. Namun keduanya
mempunyai hubungan yang erat dalam kehidupan
masyarakat
 Agama dan kebudayaan sangat erat berkaitan satu sama
lain. Saat budaya atau agama diartikan sesuatu yang terlahir
di dunia yang manusia mau tidak mau harus menerima
warisan tersebut. Berbeda ketika sebuah kebudayaan dan
agama dinilai sebagai sebuah proses tentunya akan bergerak
kedepan menjadi sebuah pegangan, merubah suatu keadaan
yang sebelumnya menjadi lebih baik.
 Ketika agama dilihat dengan kacamata agama maka agama
akan memerlukan kebudayaan. Maksudnya agama
(islam) telah mengatur segala masalah dari yang paling kecil
contohnya buang hajat hingga masalah yang ruwet yaitu
pembagian harta waris dll. Sehingga disini diperlukan sebuah
kebudayaan agar agama (islam) akan tercemin dengan
kebiasaan masyarakat yang mencerminkan masyarakat yang
beragama, berkeinginan kuat untuk maju dan mempunyai
keyakinan yang sakral yang membedakan dengan masyarakat
lainnya yang tidak menjadikan agama untuk dibiasakan
dalam setiap kegiatan sehari-hari atau diamalkan sehingga
akan menjadi akhlak yang baik dan menjadi kebudayaan
masyarakat tersebut.
 Sedangkan jika agama dilihat dari kebudayaan maka kita
lihat agama sebagai keyakinan yang hidup yang ada dalam
masyarakat manusia dan bukan agama yang suci dalam (Al-
Qur’an dan Hadits) Sebuah keyakinan hidup dalam
masyarakat maka agama akan bercorak local, yaitu local
sesuai dengan kebudayaan masyarakat tersebut.

Anda mungkin juga menyukai