KEBUDAYAAN ISLAM
Standar Kompetensi
Setelah membaca bab ini mahasiswa diharap :
1. Mengerti pengertian kebudayaan dan pandangan Islam tentang kebudayaan
2. Mengerti tentang akal, pikiran, dan instuisi sebagai perangkat dalam aktifitas berbudaya
3. Mengerti tentang aktifitas berbudaya dalam kaitannya dengan Allah, sesama manusia, dan
alam semesta.
4. Mengerti dan mau tanggung jawab umat beragama dalam mewujudkan cara berpikir kritis
(akademik), bekerja keras dan bersikap fair
A. Pengertian Kebudayaan
Jika mengoleksi dan menelaah mengenai definisi kebudayaan, tentu akan
mendapatkan begitu banyak dan komplek tentang pengertian kebudayaan, namun demikian
dapat dikelompokkan sekurang-kurangnya ke dalam enam kelompok pendekatan.
1. Pendekatan deskriptif dengan cara memerincikan kebudayaan. Kelompok ini, antara lain
Taylor, mengatakan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan kompleks yang meliputi ilmu
pengetahuan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan berbagai kemampuan
serta kebiasaan yang diterima manusia sebagai anggota masyarakat (Kroiber & Kluchon,
l952:43).
2. Pendekatan historis dengan menekankan pada aspek penyesuaian diri dan proses belajar.
Kebudayaan adalah semua proses kelangsungan dan belajar suatu masyarakat (Kroiber &
Kluckhon, l952: 47).
3. Pendekatan normatif dengan menekankan pada aspek peraturan, cara hidup, ide atau nilai-
nilai dan perilaku. Kebudayaan adalah suatu pandangan hidup dari sekumpulan ide dan
kebiasaan-kebiasan yang dipelajari, dimiliki kemudian diwariskan dari generasi ke
generasi. (Kroiber & Kluckhon,l952:50).
4. Pendekatan historis dengan cara menekankan pada warisan sosial dan tradisi. Kebudayaan
adalah total dan warisan sosial yang diterima sabagai sesuatu yang bermakna, yang
dipengaruhi oleh watak dan sejarah hidup suatu bangsa (Kroiber & Kluckhon, l954:47).
5. Pendekatan struktural dengan menekankan pola dan organisasi kebudayaan. Kebudayaan
adalah pekerjaan dan kesatuan aktifitas sadar manusia dalam membentuk pola umum dan
melangsungkan penemuan-penemuan, baik yang material maupun non material (ibid :6)
Dari berbagai pengertian kebudayaan ini dapat dimengerti bahwa pengertian
kebudayaan itu umat luas, namun semuanya berpusat pada akal, pikiran dan hati manusia
(Geertz, 1973:11) atau pendek kata kebudayaan itu dari, oleh, dan untuk manusia yang dapat
dilihat dari dua tahap yaitu:
1. Tahap proses yang mewujud dalam bentuk gagasan, pikiran, dan dan konsep
2. Tahap produk yang mewujud dalam aktifitas dan benda-benda (Koentjaraningrat, 1974:15)
Kebudayaan Islam 1
2 Kebudayaan Islam
Kebudayaan juga dapat dilihat sebagai jilmaan nilai umpama teori (ilmu), ekonomi,
agama, seni, kuasa (politik), dan solodaritas (sosial) (Syahbana, 1974:171-175). Dalam
pengertian ini ritual yamataso, yasinan, manaqiban, tahlilan dan sholawatan nariah,
mujahadah, istighosah, haji, masjid, syajadah, adalah jilmaan dari nilai-nilai agama. Satu unit
komputer pentium empat dapat dilihat sebagai jilmaan dari berbagai nilai, ekonomi, ilmu dan
teknologi, dan kekuasaan. Dari kompleksitas kebudayaan ini dapat diringkas bahwa
kebudayaan adalah kesatuan dan perbuatan manusia yang menghasilkan suatu produk yang
diwariskan dari generasi ke generasi.
Realitas (kenyataan) apapun di alam semesta, termasuk realitas sosial, cara beragama
maupun kebudayaan senantiasa berubah. Dalam hal ini Rasulullah bersabda:
روه ا لبخا رى عن ا بى بكرة...ا لز ما ن قد ا ستد ر كهيئة يوم خلق ا هلل ا لسموا ت و اال رض
Artinya :
(Zaman itu senantiasa berubah seperti keadaan ketika Allah mencipta langit-langit dan
bumi....HR. Bukhori dari abi Mukroh)
Keberubahan kebudayaan itu pada hakikatnya, adalah keberubahan ide, pikiran, dan
gagasan manusia dalam eksisitensinya hendak melestarikan, memperbaiki, dan menggantinya
berbagai produk agar manusia dapat menyempurnakan diri dalam kehidupannya yang
senantiasa tidak lepas dari perubahan. Dalam hal ini konflik kebudayaan dari lokal satu ke
yang lain, dari angkatan tua dan angkatan muda pasti terjadi. Namun begitu, dari segi tinjauan
misi Islam, manusia bertanggung jawab atas gagasan, perkataan, dan perbuatan (QS Al-
A’raf/7: 39) yaitu kemakmuran bersama sebagai warga masyarakat, kemakmuran bumi atau
kemakmuran ekosistem. Allah berfirman :
uqèd Nä.r't±Rr& z`ÏiB ÇÚöF{$# óOä.tyJ÷ètGó$#ur $pkÏù
Artinya :
“ …Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya….”
(QS. Hud : 61 ).
“Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya.
Maka Apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? “. (QS. Al Furqan : 43).
Ketika hawa nafsu dapat menguasai akal dan situasi atau menguasai eksistensi
manusia secara utuh, menurut Islam orang itu berubah eksistensinya menjadi non manusia,
binatang, bahkan menjadi eksistensi paling rendah, yaitu asfala safilin: derajad yang
serendah-rendahnya.
ôs)s9ur $tRù&us zO¨YygyfÏ9 #ZÏW2 ÆÏiB Çd`Ågø:$# ħRM}$#ur ( öNçlm; Ò>qè=è% w cqßgs)øÿt
$pkÍ5 öNçlm;ur ×ûãüôãr& w tbrçÅÇö7ã $pkÍ5 öNçlm;ur ×b#s#uä w tbqãèuKó¡o !$pkÍ5 4 y7Í´¯»s9'ré&
ÉO»yè÷RF{$%x. ö@t/ öNèd @|Êr& 4 y7Í´¯»s9'ré& ãNèd cqè=Ïÿ»tóø9$#
Artinya :
“ dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan
manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat
Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-
tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat
lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai “. (QS. Al A’raf : 179).
OèO çm»tR÷yu @xÿór& tû,Î#Ïÿ»y ÇÎÈ¢
Artinya :
“ kemudian Kami kembalikan Dia ke tempat yang serendah-rendahnya (neraka) “
(QS. At Tin : 5).
Dengan demikian dapat dipahami bahwa nafsu itu bertempur secara terus menerus
melawan akal dan hati. Mana yang dapat memenangkan pertempuran itu, dialah yang dapat
mendesakkan untuk berbuat atau beramal dan inilah yang disebut eksistensi atau hakikat
kediriannya. Manusia akan tetap eksistensinya sebagai manusia jika ia senantiasa diterangi
oleh akal dalam beramal atau berbudaya dan ia akan berubah menjadi non manusia jika nafsu
yang memenangi dalam berbuat atau beramal. Secara realitas eksistensi manusia adalah amal.
Persoalan pokok adalah bagaimana supaya akal dapat menguasai nafsu. Secara
potensial dan naluriah akal dapat membedakan mana yang benar dan yang salah. Agar akal
dapat menguasai nafsu, Allah telah memberi petunjuk kebenaran teradap akal. Jika akal
mengindahkan petunjuk Allah pastilah ia dapat menaklukan nafsu. Menurut Al Quran, fungsi
akal cukup banyak, antara lain :
a. Untuk memahami Al Quran, Allah telah berfirman:
RÎ) çm»oYø9tRr& $ºRºuäöè% $wÎ/ttã öNä3¯=yè©9 cqè=É)÷ès? ÇËȯ$!
Artinya :
“ Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar
kamu memahaminya “. (QS. Yusuf : 2).
Artinya :
“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang,
bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang
Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah
mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin
dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda
(keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan “. ( QS. Al Baqarah : 164 )
Dari ayat-ayat ini dapat dipahami akal itu berfungsi untuk memahami realitas
kongkrit dan realitas metafisis, gejala alam, realitas gaib seperti kehidupan neraka, dan
simbol-simbol tanda-tanda kekuasaan Allah dan masih banyak fungsi lainnya. Demikian
bagannya :
a. Bersifat fisik, yaitu bagian organ tubuh berada dalam dada sebelah kiri dan merupakan
salah satu sumber kehidupan.
b. Bersifat immaterial, rohaniah, dapat menangkap segala pengertian dan arif (al-Ghazali,
III:3-4)
Al-Qalb memiliki sinonim sadr, lubb, fuad dan syaghaf (Asy’rie, 1984:109). Al-qalb
disebut sadr (dada) karena qalb menjadi terbitnya nurul Islam. Allah berfirman :
§/yJsùr& yyu° ª!$# ¼çnuô|¹ ÉO»n=óM~Ï9 uqßgsù 4n?tã 9qçR `ÏiB mÎn`
Artinya :
“ Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama
Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu
hatinya ?)…. ”. (QS. Az Zumar : 22).
óOn=sùr& (#rçÅ¡o Îû ÇÚöF{$# tbqä3tGsù öNçlm; Ò>qè=è% tbqè=É)÷èt !$pkÍ5 ÷rr& ×b#s#uä
tbqãèyJó¡o $pkÍ5 ( $pk¨X Î*sù w yJ÷ès? ã»|Á ö/F{$# `Å3»s9ur yJ÷ès? Ü>qè=à)ø9$# ÓÉL©9$# Îû
ÍrßÁ9$# ÇÍÏÈ
Artinya :
“ Maka apakah mereka tidak berjalan di muka bumi, lalu mereka mempunyai hati yang
dengan itu mereka dapat memahami atau mempunyai telinga yang dengan itu mereka dapat
mendengar? karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta, ialah hati
yang di dalam dada “. (QS. Al Hajj: 46)
Ketiga, memahami kehidupan sesudah mati, umpama dalam firman Allah :
tP öqt w ßìxÿZt ×A$tB wur tbqãZt/ ÇÑÑÈ wÎ) ô`tB tAr& ©!$# 5=ù=s)Î/ 5OÎ=y ÇÑÒÈ
Artinya :
“ (yaitu) di hari harta dan anak-anak laki-laki tidak berguna, kecuali orang-orang yang
menghadap Allah dengan hati yang bersih “. (QS Asy Syu’ra: 88–89)
Di samping itu Allah juga berfirman dalam ayat yang lain :
tAtRr&ur t ûïÏ%©!$# Oèdrãyg»sß ô`ÏiB È@÷dr& É=»tGÅ3ø9$# `ÏB öNÎgϹ$u|¹ t$ xs%ur Îû
ãNÎgÎ/qè=è% |=ôã9$# $Z)Ìsù cqè=çGø)s? crçÅ ù's?ur $Z)Ìsù ÇËÏÈ
Artinya :
dan Dia menurunkan orang-orang ahli kitab (Bani Quraizhah) yang membantu golongan-
golongan yang bersekutu dari benteng-benteng mereka, dan Dia memesukkan rasa takut ke
dalam hati mereka. sebahagian mereka kamu bunuh dan sebahagian yang lain kamu tawan .
(QS Al Ahzab : 26).
Jika dipahami secara saksama qalb/intuisi berperan seperti akal, bahkan
sesungguhnya qalb adalah akal yang lebih tinggi (Iqbal,1981), hanya saja obyeknya berbeda.
Akal memahami realitas kongkrit atau fisik (benda, hal, peristiwa), qalb memahami realitas
metafisik. Akal menangkap kebenaran sepotong-potong dan qalb menangkap kebenaran
secara keseluruhan. Akal memusatkan perhatiannya pada kebenaran yang sementara dan qalb
memusatkan perhatiannya pada kebenaran yang bersifat kekal (Iqbal, 1981:2-3). Dalam
aktivitas budaya keduanya tentu saling melengkapi. Bagan alur aktivitas budaya dapat
digambarkan sebagai berikut :
C. Berbudaya
Berbudaya pada hakikatnya adalah perwujudan diri dari masyarakat. Dalam
berbudaya, beramal atau bereksistensi manusia disamping menciptakan nilai juga terikat nilai-
nilai yang berlaku dalam masyarakat. Ada banyak nilai yang hidup di tengah-tengah
Kebudayaan Islam 7
masyarakat seperti nilai etika, estetika, logika, religius dan yang lainnya. Medan aktivitas
budaya pun amat luas antara lain tentang kehidupan sosial, ekonomi, politik, pendidikan,
kesenian, ilmu teknologi, dan aneka ritus, tradisi, maupun sarana kegiatan agama, yang
masing-masing bisa mewujud sebagai ciptaan nilai tetapi juga telah menjadi nilai. Artinya
manusia menciptakan nilai dan ia terjerat dalam jaring-jaring nilai itu.
Dalam beraktivitas manusia tidak bebas nilai, dapat dinilai baik atau dinilai buruk,
dan manusia tidak pernah tidak berbuat. Ketika ia memilih tidak berbuat, pada dasarnya
adalah berbuat untuk tidak berbuat. Pilihannya pasti tidak terlepas dari tanggung jawab
moralitas baik-buruk. Ketika seseorang melihat kecelakaan di jalanan dan ia cukup dekat
dengan itu, kemudian ia tidak berbuat untuk menolong. Atas dasar nilai yang hidup di tengah-
tengah masyarakat atau nilai budaya yang hidup, ia dinilai tidak baik. Pendek kata
kebudayaan itu dapat dinilai baik atau buruk. Permisifme, yaitu budaya serba membolehkan
seperti: demonstrasi yang merusak, anarkhis, dan mengganggu ketertiban umum adalah tidak
baik. Gemar membantu orang lain yang kesulitan adalah baik. Baik atau buruk adalah kodrati
manusia. Dalam hal ini Allah berfirman ;
ygyJolù;r'sù $yduqègéú $yg1uqø)s?ur ÇÑÈ$
Artinya :
“Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya“. (QS. Asy
Syam : 8 ).
Karenanya, ketika manusia berbuat baik, pada saat itu menjadi langkah awal untuk
berbuat baik lanjutannya atau langkah awal berbuat tidak baik, begitu pula sebaliknya.
Manusia tidak bisa hanya di bilik yang baik terus demikian pula sebaliknya.
Persoalannya adalah bagaimana ia bisa menekan sekecil mungkin kejahatan dan
sebanyak mungkin ketakwaan. Untuk itu Allah menjanjikan keberuntungan bagi yang takwa
dan kerugian besar bagi yang jahat. Lanjutan ayat tadi adalah,
ô s% yxn=øùr& `tB $yg8 ©.y ÇÒÈ ôs%ur z>%s{ `tB $ yg9¢y ÇÊÉÈ
Artinya :
“Sesungguhnya beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu, dan Sesungguhnya merugilah
orang yang mengotorinya “. ( QS Asy Syam : 9 – 10 ).
Bereksistensi, beramal, atau beraktivitas budaya baik dalam agama Islam disebut as-
salih, al birr, al-khair, al-hasan, dan al-ma’ruf; dan yang buruk disebut al-fasad (rusak), asy-
syarr (buruk), al-munkar (keburukannya juga menimpa orang lain), as-su’ (jelek), al-fahisyah
(keji). Menurut Islam baik atau buruk suatu amal, eksistensi, aktivitas budaya kembali kepada
dirinya.
ô `tB @ÏJtã $[sÎ=»|¹ ¾ÏmÅ¡øÿuZÎ=sù ( ô`tBur uä!$yr& $pkön=yèsù ( §NèO 4n<Î) óOä3În/u cqãèy_ öè?
ÇÊÎÈ
Artinya :
“ Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, maka itu adalah untuk dirinya sendiri, dan
barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, maka itu akan menimpa dirinya sendiri, kemudian
kepada Tuhanmulah kamu dikembalikan “. (QS Al Jasiyah : 15).
Artinya, Islam lebih mementingkan kebudayaan sebagai proses dari pada
kebudayaan sebagai produk, sekalipun tidak memandang jelek terhadap produk budaya yang
tidak jelek. Islam akan memandang jelek terhadap produk baik manakala tidak diproses atau
difungsikan secara baik (al-birr, al-khair, al-hasan, as-salih, dan al-ma’ruf). Nabi bersabda
bahwa salah satu tanda-tanda hari kiamat yang berarti kehancuran adalah apabila suatu masa
8 Kebudayaan Islam
nanti orang-orang yang berjalan tanpa alas kaki, cara berpakaian laksana telanjang sedang
keadaannya amat miskin, dan hanya sebagai pengembala ternak tetapi berlomba-lomba dalam
membuat bangunan (hadis, at-Turmuzi, IV:120).
. . . ا ن تلد ا ال مة ر بتها وا ن : فمتى ا لسا عة ؟ قا ل ما ا لمسؤ ل عنها اعلم من ا لسا ئله قا ل فما ا ما ر تها ؟ قا ل
ترى ا لحفاة ا لعراء ا لعا لة رعاء ا لشاة يتطا و لون فى ا لبنيا ن
Artinya :
). . . kapan kiamat itu terjadi? Jawab (Muhammad): bukankah orang yang ditanya tidak lebih
tahu dari penanya, apa tanda-tandanya?. Penanya (Jibril) menjawab: yaitu ketika seorang
budak melahirkan tuannya, dan engkau menyaksikan orang-orang yang berjalan dengan
tanpa alas kaki, telanjang, miskin, dan hanya berprofesi sebagai penggembala kambing tetapi
berlomba-lomba dalam hal bangunan(
Tipoligi kaum (manusia) seperti itu adalah orang yang sederhana intelektualitasnya
(budak) dan bobrok mentalitas maupun moralitasnya. Bagaimana terhadap ibu kandungnya
dijadikan sebagai budak? Sekedar contoh, bahwa masjidnya bagus tetapi sepi dari syiar Islam,
tingkatan keulamaan imam masjid amat terbatas. Dalam keadaan demikian dapat dikatakan
bahwa masjid itu, terutama dilihat dari segi fungsi mendekati ambang kehancuran. Jadi
budaya sebagai proses jelek, tetapi budaya sebagai produk fisik baik, tak lama kemudian akan
ambruklah kebudayaan itu baik dalam arti proses maupun produk. Sebaliknya Islam akan
memandang jauh lebih baik manakala beramal (budaya sebagai proses) baik dan hasilnya
(budaya sebagai produk) juga baik. Nabi pernah bersabda “ Mukmin itu baik, tetapi mukmin
yang kuat itu lebih baik”
E. Budaya Akademik
Hakekat manusia terletak pada amal atau eksistensi diri atau penciptaan kebudayaan
yang terus menerus untuk mencapai kesempurnaan dirinya sebagai manusia (full human).
Yang menghentikan proses penciptaan kebudayaan ini hanya kalau dia meninggal. Amal,
bereksistensi, atau aktivitas budaya (penciptaan, pelestarian, perubahan, penyempurnaan,
pemantapan) merupakan kesatuan dari akal, qalbu, dan aksi budaya serta kesadaran akan
tujuannya. Tujuan seluruh aktivitas kebudayaan adalah pelaksanaan perintah Tuhan. Allah
berfirman;
tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ$
Artinya :
“ dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-
Ku “. (QS. Adz Dzariyat : 56).
Wujud penyembahan atau pengabdian manusia kepada Allah adalah melaksanakan
tugas sebagai khalifah, memakmurkan bumi, berlaku baik terhadap alam semesta, sesama
manusia, dan Allah. Penghambaan, penyembahan, atau pengabdian itu sebenarnya bukan
untuk menambahkan agar Allah semakin agung, melainkan kepada manusia itu sendiri. Allah
tak berkurang sedikitpun kesempurnaannya.
12 Kebudayaan Islam
bÎ)ur (#rãàÿõ3s? ¨bÎ*sù ¬! $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $ tBur Îû ÇÚöF{$# 4 tb%x.ur ª!$# $ÏZxî #YÏHxq
Artinya :
“…. tetapi jika kamu kafir maka (ketahuilah), sesungguhnya apa yang di langit dan apa yang
di bumi hanyalah kepunyaan Allah dan Allah Maha Kaya dan Maha Terpuji “. (QS An
Nisa’ : 131)
bÎ)ur (#rãàÿõ3s? ¨bÎ*sù ¬! $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# ÇÚöF{$#ur 4 tb%x.ur ª!$# $·KÎ=tã $V JÅ3ym
Artinya :
“ ….dan jika kamu kafir, (maka kekafiran itu tidak merugikan Allah sedikitpun) karena
sesungguhnya apa yang di langit dan di bumi itu adalah kepunyaan Allah, dan adalah Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana “. (QS An Nisa’ : 170)
tA$s%ur #ÓyqãB bÎ) (#ÿ rãàÿõ3s? ÷L äêR r& `tBur Îû ÇÚöF{$# $YèÏHsd cÎ*sù ©!$# ;ÓÍ_tós9 î ÏHxq
ÇÑÈ
Artinya :
“dan Musa berkata: "Jika kamu dan orang-orang yang ada di muka bumi semuanya
mengingkari (nikmat Allah) maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji". (QS.
Ibrahim : 8).
bÎ) (#rãàÿõ3s? cÎ*sù ©!$# ;ÓÍ_xî öNä3Ztã
Artinya :
jika kamu kafir Maka Sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu (QS. Az Zumar : 7).
Mahasiswa adalah bagian kelas atau spesies manusia. Mahasiswa menempati posisi
penting, strategis, dan terhormat dari kelas manusia. Lebih banyak manusia yang gagal atau
kandas dalam mencita-citakan dirinya menjadi mahasiswa. Tidak sedikit orang yang
menyatakan “masa depan suram” ketika mereka tidak diterima di perguruan tinggi dimana
mereka melakukan test penerimaan mahasiswa baru. Karena itu menjadi mahasiswa
merupakan anugerah Allah yang pantas disyukuri. Allah berfirman:
øÎ)ur c©r's? öNä3/u ûÈõs9 ó O è?öx6x© öNä3¯RyÎV { ( ûÈõs9ur ÷Län öxÿ2 ¨bÎ) Î1#xtã Ó Ït±s9
ÇÐÈ
Artinya :
“ dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih ". (QS Ibrahim : 7).
Karena eksistensi mahasiswa adalah belajar, maka ia disebut sebagai manusia
pembelajar yang pengertiannya amat luas, yaitu bukan hanya belajar di sekolah atau
perguruan tinggi, bukan hanya kursus-kursus dan pelatihan (on the job atau off the job) di
berbagai perusahaan, melainkan mencakup :
mulai bersikap jujur, pertama-tama terhadap diri sendiri
mulai menerima tanggung jawab yang sesuai dengan kapasitas dirinya
mulai dapat diandalkan dan dipegang kata-katanya
mulai mengembangkan kepedulian sosial dan lingkungan
mulai bersikap adil terhadap sesama tanpa diskriminasi
mulai mengembangkan keberanian menyatakan dan mengaktualisasi diri
mulai menjadi rasional tanpa harus memutlakkan buah pikirannya yang relatif itu
mulai rendah hati dan menyadari keterbatasan diri
mulai pendisiplin diri (pengaharapan, hasrat, energi, waktu)
Kebudayaan Islam 13
adalah wakil Tuhan di bumi (khalifat-llah fi al ard) yang memiliki tanggung jawab kehidupan
alam semesta secara makmur, damai, dan sejahtera.
)(روا ه التر مذى عن زيد بن ارقم للهم ا نى اعو ذ بك من الكسل والعجز والبخل
Artinya : “ya Allah sesungguhnya aku mohon perlindungan Engakau dari kemalasan,
kelemahan, dan kebakhilan”. H.R at-Turmuzi dari ibn Arqam (at-Turmuzi, V:226)).
Malas, lemah kepribadian dan bakhil adalah penghalang utama dalam menumbuhkan
etos apapun termasuk etos kerja. Sebaliknya Islam memotivasi demikian bersemangat supaya
setiap pemeluknya rajin beramal atau bekerja. Lihatlah firman Allah :
tB uä!%y` ÏpuZ|¡ptø:$$Î/ ¼ã&s#sù çô³ tã $ygÏ9$sWøBr& ( `tBur uä!%y` Ïpy¥Íh¡¡9$$Î/ xsù #tøgä `
wÎ) $ygn=÷WÏB öNèdur w tbqßJn=ôàã ÇÊÏÉÈ
Artinya :“Barangsiapa membawa amal yang baik, Maka baginya (pahala) sepuluh kali lipat
amalnya; dan barangsiapa yang membawa perbuatan jahat maka dia tidak diberi
pembalasan melainkan seimbang dengan kejahatannya, sedang mereka sedikitpun tidak
dianiaya (dirugikan) “.( QS Al An’am : 160 ).
Dalam ayat tersebut menunjukkan, bahwa siapa yang beramal baik pahalanya
dilipatgandakan 10 kali lipat. Sebelas kali Allah berfirman bahwa orang yang beramal baik itu
berakhir dengan keberuntungan (Abd al-Baqi, [t.th.]:668). Satu diantaranya adalah :
ygr'¯»t úï Ï%©!$# (#qãZtB#uä (#qãè2ö$# (#rßàfó$#ur (#rßç6ôã$#ur öNä3/u (#qè=yèøù$#ur $
?uöyø9$# öNà6¯=yès9 cqßsÎ=øÿè
Kebudayaan Islam 15
Artinya :
“ Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah Tuhanmu dan
perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapat kemenangan “. (QS Al Hajj : 77).
Kata kemenangan dalam ayat itu sama dengan keberuntungan, dapat diperhatikan
dalam ayat berikut:
ô s% yxn=øùr& tbqãZÏB ÷sßJø9$# ÇÊÈ
Artinya :
“ Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman “.(QS. Al Mu’minun: 1)
Keberuntungan atau kemenangan dalam ayat tersebut dan ke 11 yang lain dalam Al-
Quran selalu berarti sebagai akibat dari amal baik. Keberuntungan sebagai amal atau kerja
bisa berupa pahala yang dinikmati besok di hari akhirat kelak, bisa di kehidupan dunia
sekarang. Bahkan sesungguhnya, karena Islam tidak mengenal paham sekularisme, yaitu
pemisahan urusan dunia dan urusan akhirat (agama), justru setiap urusan apapun dalam Islam
selalu mengandung dimensi dunia dan akhirat. Oleh sabab itu di dalam Islam dianjurkan
mencari kebahagiaan dunia dan kehidupan akhirat sekaligus. Sebgaimana Allah berfirman:
Oßg÷YÏBur `¨B ãAqà)t !$oY/u $oYÏ?#uä Îû $u÷R9$# ZpuZ|¡ym Îûur ÍotÅzFy$# ZpuZ|¡ym $oYÏ%ur
z>#xtã Í$¨Z9$# ÇËÉÊÈ
Artinya :
dan di antara mereka ada orang yang bendoa: "Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka (QS. Al Baqarah:201).
Kebahagiaan (hasanah) tidak pernah datang begitu saja kepada seseorang yang
berpangku tangan. Hanya kerja keras kebahagiaan juga takkan didapat. Tetapi kebahagiaan
selalu merupakan perpaduan antara kerja keras dan anugerah Allah. Karena itu Allah juga
memerintahkan supaya di dalam mencari kehidupan itu tidak setengah-setengah, dunia saja
atau akhirat saja, melainkan keduannya.
Æ ÷tGö/$#ur !$yJÏù 9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( wur [Ys? y7t7ÅÁtR ÆÏB $u÷R9$# (
`Å¡ômr&ur !$yJ2 z`|¡ômr& ª!$# øs9Î) ( wur Æ÷ö7s? y$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# w =Ïtä
tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ
Artinya :
“ dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri
akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat
baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah
kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang
yang berbuat kerusakan “. (QS. Al Qashash : 77).
Kemudian, di dalam kerja keras mencari kebahagiaan baik dunia maupun akhirat itu
ada kode etik yang tidak boleh dilupakan, yaitu tidak boleh berbuat kerusakan, kerusakan
apapun (diri sendiri, hubungannya dengan orang lain, terhadap tetumbuhan, binatang, maupun
alam semesta).
2. Sikap Terbuka
Inti sikap terbuka adalah jujur (shiddiq), dan ini merupakan ajaran akhlak yang
penting di dalam Islam. Umat Islam ditantang keberaniannya untuk melawan ketidakjujuran.
Sekedar contoh, diantaranya adalah korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN). Sebagai bangsa,
kita amat prihatin, di satu sisi, kita (bangsa Indonesia) merupakan pemeluk Islam terbesar di
16 Kebudayaan Islam
dunia, dan di sisi lain sebagai bangsa amat korup. Dengan demikian terjadi fenomena anti
klimak. Mestinya yang haq itu menghancurkan yang bathil, justru dalam tataran praktis
seolah-olah yang haq bercampur dengan yang bathil. Tampilan praktisnya split personality
(munafik) dimana salat ya rajin, korupsi pun ya jalan, bahkan bangga dikerjakan dengan
“berjamaah”. Jelas ini adalah cara beragama yang sangat salah.
Bagaimana cara beragama yang benar ? Tentu harus ada koherensi antara ajaran,
keimanan terhadap ajaran sosial (muamalah), dan pelaksanaan atas ajaran itu sendiri. Dalam
perintah shalat, misalnya dalilnya jelas :
cÎ) no4qn=¢Á9$# 4sS ÷Zs? ÇÆtã Ïä!$t±ósxÿø9$# Ìs3ZßJø9$#ur
Artinya :
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar” (QS. Al
‘Ankabut : 45).
Manusia merespon terhadap ajaran (wahyu) itu dengan iman. Setelah itu ia mewujudkan
keimanannya dengan melakukan salat dan di luar pelaksanaan salat mencegah diri untuk
berbuat keji dan munkar.
Termasuk koherensi antara ajaran, iman, dan pelaksanaan ajaran adalah jika terlanjur
berbuat salah segera mengakui kesalahan dan memohon ampunan kepada siapa ia bersalah
(Allah atau sesama manusia). Jika berbuat salah kepada Allah segera ingat kepada Allah dan
bertaubat kepada-Nya.
úïÏ%©!$#ur #sÎ) (#qè=yèsù ºpt±Ås»sù ÷rr& (#þqßJn=sß öNæ h |¡àÿRr& (#rãx.s ©!$#
(#rãxÿøótGó$$sù öNÎgÎ/qçRäÏ9
Artinya :
“ dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri
sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka…. “ (QS.
Ali Imron : 135).
Jika berbuat salah kepada manusia segera meminta maaf kepadanya tidak usah
menunggu lebaran tiba. Pengakuan kesalahan baik terhadap Allah maupun kepada selain-Nya
ini merupakan sikap jujur dan terbuka. Menurut Islam sikap jujur dan terbuka termasuk baik.
Sebagaimana sabda Nabi :
ا ن ا لصد ق يهدى ا لى ا لبر وا ن ا لبر يهدى ا لى ا لجنة وا ن ا لرجل يصد ق حتى يكتب عند هللا صد
وا ن الرجل ليكذ ب حتى يكتب عند هلل. وا ن ا لفجور يهدى ا لنا ر. وا ن ا لكذ ب يهد ا لى ا لفجور.يقا
)كذا با( متفق عليه
Artinya :
“Sesungguhnya jujur itu menggiring ke arah kebajikan dan kebajikan itu mengarah ke surga.
sesungguhnya lelaki yang senantiasa jujur, ia ditetapkan sebagai orang yang jujur.
Sesungguhnya bohong itu menggiring ke arah dusta. Dusta itu menggiring ke neraka.
sesungguhnya lelaki yang senantiasa berbuat bohong itu akan ditetapkan sebagai
pembohong. (Muttafaq ‘alaih (an-Nawawi, [t.th.]:42).
3. Bersikap Adil
Secara leksikal adil dapat diartikan tidak berat sebelah, tidak memihak, berpegang
kepada kebenaran, sepatutnya, dan tidak sewenang-wenang (Kamus Besar, l990 :6-7) Dari
masing-masing arti dapat dicontohkan sebagai berikut: (1) Cinta kasih seorang ibu terhadap
putra-putrinya tidak berat sebelah. (2) Dalam memutuskan perkara, seorang hakim tidak
Kebudayaan Islam 17
memihak kepada salah satu yang bersengketa. (3) Di dalam menjalankan tugasnya sebagai
hakim, Hamid selalu berpegang kepada kebenaran. (4) Sudah sepatutnya jika akhlaqul-
karimah guru diteladani oleh murid. (5) Pemimpin yang baik adalah pemimpin yang tidak
berbuat sewenang-wenang terhadap yang dipimpin. Dari masing-masing contoh ini dapat
disimpulkan bahwa sikap adil amat positif secara moral.
Karena sifat yang positif, tentu sikap adil didambakan oleh banyak orang. Dalam
contoh-contoh di atas, sikap adil bersikap positif atau menguntungkan orang lain. Adil juga
dapat dartikan tingkah laku dan kekuatan jiwa yang mendorong seseorang untuk
mengendalikan amarah dan syahwat dan menyalurkannya ke tujuan yang baik (al-Hufiy,
2000: 24). Dalam definisi ini dapat dipahami bahwa adil adalah kondisi batiniah seseorang
yang berbentuk energi. Energi ini mendesak keluar untuk mengendalikan amarah dan
kemauan-kemauan hawa nafsu sehingga perbuatan yang keluar menjadi baik. Yang mestinya
orang itu menuruti hawa nafsu, karena kendali sikap perbuatannya menjadi terarah, tidak
merugikan diri sendiri apalagi terhadap orang lain.
Adil dapat diartikan menempatkan berbagai kekuatan batiniah secara tertib dan
seimbang (al-Hufiy, 2000 :26). Kekuatan yang dimaksud adalah al-hikmah, asy-syaja’ah, dan
al-‘iffa. al-Hikmah berarti kecerdasan. Orang cerdas dapat membedakan antara yang benar
dan salah, baik dan buruk, haq dan batal secara tepat, tetapi belum tentu ia selalu memilih
yang benar, yang baik, dan yang haq. Asy-syaja’ah berarti berani tanpa rasa takut. Al-‘iffah
berarti suci. Ketiga sifat utama ini jika tidak seimbang (balance) menjadi tidak baik. Orang
amat cerdas atau genius tetapi kecerdasannya dapat dijadikan alat untuk mengelabuhi orang
lain karena tidak ada ‘iffah di dalam dirinya. Orang selalu berani menangani setiap masalah
yang dihadapi, tentu akan menampakkan profil preman karena tidak ada al-hikmah dan ‘iffah
di dalam dirinya. Orang cerdas dan berani lalu digunakan untuk mengeruk kekayaan negara
secara tidak syah adalah tidak baik karena tidak ‘iffah di dalam dirinya. Orang selalu hanya
memilih kesucian dalam semua suasana secara terang-terangan tentu dapat membahayakan
diri sendiri.
Jika antara al-hikmah, asy-syaja’ah, dan al-‘iffah berpadu secara seimbang dalam
diri seseorang, maka orang itu akan bersikap adil. Orang berani melakukan sesuatu setelah
ditimbang-timbang bahwa sesuatu itu baik menurut akal dan menurut pertimbangan syariat
juga baik. inilah gambaran perbuatan adil. Berarti, ia berani berbuat karena benar. Orang tidak
berani berbuat juga karena benar, adalah bersikap adil, bukan karena takut. Dengan bahasa
yang ramping adil adalah puncak dari ketiga sifat utama tersebut.
Sungguh Islam memandang sikap adil amat fundamental dalam struktur ajaran. Kata
adil dan berbagai turunannya seperti : ya’dilun, i’dilu, ‘adlun, dan ta’dili diulang sebanyak 28
kali di dalam Al Quran. Karena itu Allah memerintah kepada kita supaya berlaku adil dalam
semua hal. Allah berfirman :
G=Ï9)qä9Ïôã$# uqèd Ü>tø%r& 3uqø#(
Artinya :
“...Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa...” (QS. Al Maidah: 8).
Kata adil sinonim dengan al-qish. Kata ini dan berbagai derivasinya, umpama:
iqshitu, al-muqshitun, dan al-qashitun terulang sebanyak 25 kali dalam Al Quran (‘Abd al-
Baqiy, [t.th.] :P690). Kadang-kadang kata adil dan kata al-qisht disebut secara besama-sama
dan satu sama lain berarti sama. Contohnya adalah:
bÎ)ur Èb$tGxÿͬ!$s Û z`ÏB tûüÏZÏB÷sßJø9$# (#qè=tGtGø%$# (#qßsÎ=ô¹r'sù $yJåks]÷t/ ( .bÎ*sù ôMtót/
$yJßg1y÷n Î) n?tã 3t÷zW {$# (#qè=ÏG»s)sù ÓÉL©9$# ÓÈö ö7s? 4Ó® Lym uäþÅ"s? #n<Î) ÌøBr& «!$# 4
18 Kebudayaan Islam
Beliau berkata, “Apakah kamu akan bertindak sebagai pembela dalam pelanggarana
hukum Allah?” Kemudian Rasulullah SAW berdiri serta berkhotbah. Di antara isi khotbahnya
beliau bersabda, “Sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kamu adalah
apabila ada seorang dari golongan bangsawan mencuri, mereka biarkan saja, tetapi bila
yang mencuri itu dari golongan bawah (lemah), dia dijatuhi hukuman. Demi Allah andai kata
Fatimah putri Muhammad mencuri, pasti akan kupotong tangannya.” (Al-hufiy, 2000:189)
Itulah mengapa Rasulullah sangat memerintahkan dan selalu wanti-wanti kepada
umatnya untuk tidak sembrono terhadap sesamanya bila berkaitan dengan masalah keadilan.
Adil terhadap dirinya sendiri dan juga adil terhadap orang lain serta makhluk lain.
~~~ o0o ~~~
Latihan
1. Berbagai pengertian kebudayaan telah didefinisikan oleh para budayawan dengan berbagai
macam pendekatan yang kalau disesuaikan satu sama lain berbeda pengertiannya.
Dapatkah Saudara merangkumnya ke dalam sebuah definisi yang singkat, padat, namun
merangkum keseluruhan makna dari masing-masing pendekatan tentang kebudayaan itu ?
2. Konflik kebudayaan sering terjadi dalam merepresentasikan konflik angkatan tua dan
angkatan muda, antara perkotaan dan pedesaan, antara wilayah satu dengan yang lainnya.
Jelaskan darimana penyebab dan asal-usul dasar konflik kebudayaan itu ?
3. Islam lebih mementingkan amal daripada gagasan atau terminal akhir agama adalah
perbuatan. Jelaskan makna ungkapan ini !
4. Jelaskan proses dan rote aktivitas kebudayaan yang bermakna kepada kebudayaan sebagai
produk !
5. Diantara perangkat aktivitas budaya adalah akal dan qalbu. Jelaskan pengertiannya
masing-masing dan tunjukkan peran spesialisasinya masing-masing dan kerjasamanya
dalam penciptaan kebudayaan !
6. Islam lebih mementingkan kebudayaan sebagai proses daripada kebudayaan sebagai
produk. Jelaskan ungkapan ini dan berilah contoh sekaligus penjelasan contoh itu
sehingga jawaban Saudara cukup tuntas !
7. Jawablah dengan jujur ! Termasuk sebagai insan pembelajar atau bukankah Saudara ?
Kalau iya, jelaskan cakupan pengertian manusia sebagai insan pembelajar. Saudara harus
sadar bahwa jawaban Saudara itu menentukan rangking dan posisi dimana kualitas
Saudara.
8. Apakah Saudara memiliki harga diri yang terhormat dalam kapasitas Saudara sebagai
insan akademis ? Jelaskan dimana letak keberhargaan diri tersebut !
9. Jelaskan prosedur teknis Saudara dalam menggapai kualitas diri yang penuh (full human)
sejak dari potensi internal diri hingga mewujud sebagai manusia yang berkompeten,
profesional, dan bertanggung jawab!
10. “Ilmu tanpa amal bagaikan lebah tanpa madu”, Apa arti pepetah ini dalam kaitannya
dengan etos kerja dalam Islam ?
11. Ternyata Islam memandang tidak baik terhadap pemalas. Bagaimana tuntunan doa
Rasulullah supaya seluruh umatnya tidak menjadi pemalas ?
20 Kebudayaan Islam
12. Tulislah sebuah dalil, boleh terjemahnya dalam bahasa Indonesia, yang menunjukkan
motivasi amat besar supaya orang itu gemar beramal baik ?
13. Jelaskan arti adil secara leksikal sekurang-kurangnya empat macam, kemudian buatlah
contoh masing-masingnya dalam suatu kalimat singkat !
14. Adil merupakan keseimbangan dari sifat-sifat utama: al-hikmah, asy-syaja’ah, dan
al-‘iffah. Jelaskan arti masing-masing istilah ini dan berikanlah contoh sikap adil yang
menggambarkan perpaduan dan keseimbangan ketiga sifat utama itu !
15. Jelaskan mengapa contoh akhlak terbaik di dunia ini adalah Rasulullah ?
DAFTAR PUSTAKA
Al-Hufiy, Ahmad Muhammad . Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad SAW. (terj.) Abdullah
Zakiy al-Kaaf .Bandung: Pustaka Setia, 2000.
Al-Ju’fi, Abu Abdi-llah bin Isma’il bin Ibrahim bin al-Mughirah bin Bardizbah al-Bukhari.
Sahih al-Bukhari, VIII. Semarang: Thoha Putra, [t.th].
An-Nawawi, Muhiyyi ad-Din Abi Zakaria Yahya bin Syaraf. Riyad as-Salihin. Surabaya.
At-Turmuzi, Abu ‘Isa Muhammad bin Isa bin Saurak. Sunav at-Turmuzi, IV. Semarang:
Thoha Putra, [t.th].
Audah, Ali (et all). Membangun Kembali Pikiran Agama Islam. Jakarta: Tintamas, 1992.
Geertz, Clifford, “The Impact of the Concept of Culture on Concept of Man”, dalam John R.
Platt (ed.). New Views of the Nature of Man. Chicago: The University of Chicago
Press, 1965.
Hart, Michail H. Seratus Tokoh Paling Berpengaruh Dalam Sejarah (ter.) Junaidi HM.
Jakarta: Pustaka Jaya, l982.
Kroeber, A.L dan Kluckhon, Clyde. Cultural: a Critical Review of Concepts and Definitions.
Massaschusset: The Museum, 1952.
Wach, Joachim. The Comparative Study of Religious. New york: Columbia University Press,
1966.
Winick, Charles. Dictionary of Antropology. Tolowa. New Jersey: Littlefield-Adams & Co,
1977.