Anda di halaman 1dari 6

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PRODI PJJ PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
Jl. Perjuangan, Sunyaragi, Kec. Kesambi, Kota Cirebon, Jawa Barat 45131. website.www.syekhnurjati.ac.id

Nama Mahasiswa : Wulan Citra Setianingsih


NIM : 2281130569
Kelas : A12

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

Mata Kuliah : Akhlaq Tasawuf


Dosen Pengampu : DR. Cucu Surahman, S.Th.I., MA

1. Jelaskan pengertian Akhlak dan Tasawuf dalam bahasa anda! Di mana


hubungan antara keduanya?
2. Apa tugas utama manusia dalam hidupnya di muka bumi ini? Jelaskan
dengan dalil naqli.
3. Apa saja potensi yang terdapat dalam diri manusia? Jelaskan.
4. Apa yang dimaksud dengan Tarekat, Mursyid dan Murid? Jelaskan dan
beri contoh.
5. Apa yang dimaksud dengan Maqamat dan Ahwal? Jelaskan dengan
menghubungkannya dengan Ajaran Rabi’ah al-Adawiyah!.

JAWABAN
1. Pengertian Akhlak dan Tasawuf
Akhlak adalah landasan mengenai perhitungan baik atau buruknya sesuatu. Landasan
akhlak dalam islam didasarkan pada aspek KeTuhanan dimana benar atau salahnya
serta baik atau buruknya akhlak bergantung kepada apa yang disampaikan oleh Allah
SWT. atau bisa juga diartikan sebagai etika yang menjadi pilihan dan harus dilakukan.
Tasawuf diartikan sebagai penyucian hati dan menjaganya agar tidak mendapatkan
cedera, kotor, dan selanjutnya dapat menjadikan hati jernih serta harmonis dengan
hubungan antara manusia dan Tuhan.

Hubungan antara Akhlak dan tasawuf


Hubungan antara akhlak dan tasawuf sangatlah erat dan saling berkaitan. Akhlak
dalam pelaksanaannya mengatur hubungan horizontal antara sesama manusia,
sedangkan tasawuf mengatur jalinan komunikasi vertical antara manusia
dengan Tuhannya. Akhlak menjadi dasar dari pelaksanaan tasawuf, sehingga
dalam prakteknya tasawuf mementingkan akhlak. Hubungan akhlak dan tasawuf
tidak bisa terpisashkan karena kesucian hati akan membentuk akhlak yang
baik pula .Pada intinya seseorang yang masuk kedalamn dunia tasawuf harus
munundukan jasmani dan rohani dengan cara mendekatkan diri kepada Allah dan
menjagaakhlak yang baik.dan juga Ajaran Tasawuf dan akhlak sama-sama tidak
menginginkan keburukan dan kerusakan yang terjadi.
Hal ini dapat dirangkum dalam hal berikut mengenai Hubungan Akhlak dan
Tasawuf :
 Sama-sama berorientasi kepada kecintaan dan ketaatan kepada Allah SWT
 Sama-sama berorientasi kepada kemuliaan akhlak dan kebersihan jiwa
 Sama-sama mengarahkan kepada terciptanya kebaikan di dunia dan akhira

2. Tugas Utama Manusia di Bumi serta dakik naqlinya


Dari beberapa pendapat ahli tafsir dapat difahami bahwa tugas hidup manusia – yang
merupakan amanah dari Allah – itu pada intinya ada dua macam, yaitu :
1) ’Abdullah (menyembah atau mengabdi kepada Allah)
Tugas hidup manusia sebagai ’Abdullah merupakan realisasi dari mengemban
amanah dalam arti: memelihara beban/tugas-tugas kewajiban dari Allah yang
harus dipatuhi, kalimah La ilaaha illa Allah atau kalimat tauhid, dan atau
ma’rifah kepadaNya. Sedangkan Khalifah Allah merupakan realisasi dari
mengemban amanah dalam arti: memelihara, memanfaatkan, atau
mengoptimalkan penggunaan segala anggota badan, alat-alat potensial
(termasuk indera, akal dan qalbu) atau potensi-potensi dasar manusia, guna
menegakkan keadilan, kemakmuran dan kebahagiaan hidup.
Tugas hidup manusia sebagai ’abdullah bisa difahami dari firman Allah :
َ ‫ت ْٱل ِج َّن َوٱِإْل‬
‫نس ِإاَّل لِيَ ْعبُدُو ِ>ن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S. Adz-Dzariyat ayat 56)
2) Khalifah Allah, yang keduanya harus dilakukan dengan penuh tanggung
jawab.
Tugas hidup manusia juga sebagai khalifah Allah di muka bumi. Hal ini dapat
difahami dari firman Allah :
ٰۤ
ُ‫ك ال ِّد َم ۤا ۚ َء َونَحْ ن‬
ُ ِ‫ض َخلِ ْيفَةً ۗ قَالُ ْٓوا اَتَجْ َع ُل فِ ْيهَا َم ْن يُّ ْف ِس ُد فِ ْيهَا َويَ ْسف‬ِ ْ‫ك لِ ْل َمل ِٕى َك ِة اِنِّ ْي َجا ِع ٌل فِى ااْل َر‬ َ ُّ‫َواِ ْذ قَا َل َرب‬
َ‫ك ۗ قَا َل اِنِّ ْٓي اَ ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُموْ ن‬
َ َ‫ك َونُقَدِّسُ ل‬
َ ‫نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِد‬
Artinya : Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat,
“Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau
hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana,
sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia
berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (Q.S.
al-Baqarah: 30)

3. Potensi yang terdapat dalam diri Manusia


Komponen / potensi rohani manusia adalah hati, jiwa, nafs dan akal budi. Hati, jiwa,
ruh dan akal budi, sebagaimana disebut Sa’id Hawa, terkadang bisa bermakna
tunggal. Nama-nama tersebut dapat berubah karena perubahan ruh manusia yang
bermacammacam. Apabila nafsu syahwat dapat mengalahkan ruh, maka ia disebut
hawa nafsu (diri rendah menurut istilah Frager). Jika ruh dapat mengalahkan syahwat,
ia disebut akal, sedangkan jika penyebabnya adalah rasa keimanan, ia disebut hati.
Dan apabila ia mengenal Allah dengan seebenar-benarnya dan melakukan ibadah
dengan tulus, maka ia disebut ruh.
a) Al-Qolbu (Hati)
Qalbu merupakan pimpinan mutlak bagi seluruh tubuh. Ia adalah organ halus
yang dapat menerima sinyal-sinyal ketuhanan, dan yang paling penting
berkaitan dengan pembahasan manajemen qolbu seperti dikatakan Sa’id
Hawa, ia adalah pusat garapan pendidikan Islam karena ia merupakan lokus
ingatan dan pemahaman. qolbu adalah sumber dimana realitasrealitas dapat
dimengerti dan dipahami
b) Al-Ruh
Istilah ruh sebagaimana juga qolbu, merujuk pada dua makna. Makna pertama
adalah jisim atau jasad halus yang bersumber dari rongga hati jasmani. Makna
kedua, adalah perasaan halus (lathifah) manusia yang mengetahui dan
mengerti. Ia merupakan perkara dan urusan yang luar biasa, hingga
kebanyakan akal dan pemahaman manusia tidak mampu menangkap
hakikatnya.
c) al-Nafs (Diri, Ego)
Nafs memiliki banyak konotasi makna. Namun secara garis besar ia dapat
digolongkan menjadi dua makna, yaitu: pertama, cakupan makna dari
kekuatan amarah dan syahwat (birahi) dalam diri manusia. Makna kedua,
perasaan halus yang menjadi hakekat manusia.
d) Akal Budi
Kadang kala istilah akal dimaksudkan pada ilmu tentang hakikat segala
sesuatu, dan ini adalah sifat dari ilmu yang terdapat di dalam hati. Terkadang
juga ia dimaksudkan pada ilmu yang mengetahui segala ilmu. Yakni hati yang
memiliki perasaan halus. Sebagaimana diketahui, setiap orang yang berilmu
memiliki sebuah wujud di dalam dirinya sendiri yang independen. Ilmu adalah
sifat yang menempati sebuah wujud tersebut dan merupakan sifat yang tiada
tersifati. Sedangkan akal adalah sifat orang yang berilmu, atau biasa juga
diartikan sebagai tempat pengetahuan.

4. Pengertian Tarekat, mursyid dan Murid, serta contohnya


 Tarekat
Kata tarekat secara etimologis memiliki beberapa arti, yaitu (1). Jalan, cara
(al-kaifiyyah); (2). Metode, sistem (al-Uslub); (3). Madzhab, aliran, haluan
(al-madzhab); (4). Keadaan (al-hallah). (5). Pohon Kurma yang tinggi (an-
nakhlal at-tawilah). (6). Tiang tempat berteduh), tongkat payung (’amud al-
mizallah). (7). Yang mulia, terkemuka dari kaum (syarif al-qaum). (8).
Goresan/ Garis pada sesuatu (al-khat fi al-asy-syay).
 Mursyid
Mursyid adalah istilah atau sebutan syeikh dalam suatu tarekat. Istilah mursyid
ini mempunyai arti guru, yakni guru yang mengajarkan suatu tarekat tertentu
kepada murid-muridnya yang sedang menuntut ilmu dalam suatu tarekat
tertentu Guru atau mursyid dalam sistem tasawuf adalah asrâfu alnasi fî at-
thariqoh artinya orang yang paling tinggi martabatnya dalam suatu tarekat.
Mursyid mengajarkan bagaimana cara mendekatkan diri kepada Allah
sekaligus memberikan contoh bagaimana ibadah yang benar secara syari'at dan
hakikat.
 Murid
Murid secara etimologis artinya orang yang berkehendak, berkemauan dan
mempunyai cita-cita. Murid dalam istilah tarekat adalah orang yang
bermaksud menempuh jalan untuk dapat sampai ke tujuan yakni keridoan
Allah. Secara institusional murid adalah pengikut suatu aliran tarekat yang
menghendaki pengetahuan dan pengamalan tarekat yang bersangkutan.
Sebagai contoh, tarekat Muktabarah yang dikenal memiliki keterkaitan dan garis
gineologis dari Rasulullah SAW.

5. Maqamat dan Ahwal, serta menghubungkannya dengan Ajaran Rabi’ah al-


Adawiyah
Maqam adalah sebuah posisi tertentu yang memiliki karakteristik yang saling berbeda
antara satu tingkatan dan tingkatan lainnya
Ahwal adalah suatu kondisi atau keadaan jiwa yang diberikan oleh Allah kepada
seseorang hamba, tanpa harus dilakukan suatu latihan oleh orang tersebut.
Maqamat dan Ahwal merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya
ibarat dua sisi mata uang. Keterikatan antara keduanya dapat dilihat dalam kenyataan
bahwa maqam menjadi prasyarat menuju Tuhan; dan dalam maqam akan ditemukan
kehadiran hal. Hal yang telah ditemukan dalam maqam akan mengantarkan seseorang
untuk mendaki maqam-maqam selanjutnya.
Dalam pandangan Rabi'ah al-Adawiyah, Maqamat dan Ahwal sangat penting dalam
perjalanan spiritual seseorang. Dia percaya bahwa melalui maqamat, pengikut
spiritual akan mengalami perubahan dan pertumbuhan dalam iman dan spiritualitas
mereka. Selama mencapai maqamat, pengikut spiritual akan mengalami berbagai
ahwal, seperti kesedihan, kegembiraan, pengetahuan, dan kesadaran yang semakin
dalam tentang keberadaan Tuhan. Rabi'ah al-Adawiyah juga mengajarkan bahwa
tujuan sejati dari perjalanan spiritual seseorang adalah mencapai kesatuan dengan
Tuhan. Dia percaya bahwa dengan mencapai kesatuan dengan Tuhan, seseorang akan
mencapai kebahagiaan dan kedamaian yang abadi. Oleh karena itu, dia menekankan
pentingnya berusaha untuk mencapai tingkat kesadaran yang lebih tinggi dan melalui
tindakan-tindakan spiritual yang intens, seperti meditasi dan dzikir.
Maqamat yang pernah Rabi’ah lalui antara lain: taubat, zuhud, sabar, syukur. Namun,
urutan ini bukanlah urutan yang pasti, karena memang tidak ada petunjuk tentang
urutan maqamat yang dilalui oleh Rabiah Al-Adawiyah.
Ahwal merupakan keadaan mental, seperti perasaan senang, sedih, takut, gelisah, dan
sebagainya. Dalam perjalanannya Rabi’ah telah menemui hal seperti khauf, raja,
sedih, ikhlas, dan rindu. Hal inilah yang mengantarkan Rabi’ah dalam menuju cinta
Ilahi.

Anda mungkin juga menyukai