Anda di halaman 1dari 12

HAKEKAT MANUSIA MENURUT

ISLAM
Disusun Oleh :
Amanda Octavera (11000121140593)
Annisa Kayla Fathia (11000121140644)
Dafa Putra Priyambodo (11000121140613)
Rafi Angga Saputra (11000121140612)
Surya Nofitri Nugrahaning Margono Putri
(11000121140648)
LATAR BELAKANG
Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang lain.
Kesempurnaan itu berupa akal pikiran yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Dalam konsepsi Islam, manusia merupakan
satu hakikat yang mempunyai dua dimensi, yaitu dimensi material (jasad) dan dimensi immaterial (ruh, jiwa, akal, dan
sebagainya). Unsur jasad akan hancur dengan kematian, sedangkan unsur jiwa akan tetap dan bangkit kembali pada hari
kiamat (QS. Yasin, 36: 78-79). Manusia adalah makhluk yang mulia, bahkan lebih mulia dari malaikat (QS. al-Hijr, 15: 29).
Selain itu, manusia adalah satu-satunya mahluk yang mendapat perhatian besar dari Al-Qur’an.

Berbicara dan berdiskusi tentang manusia selalu menarik. Selalu ada saja pertanyaan mengenai manusia (Nawawi, 1996 : 1).
Timbul pertanyaaan siapakah manusia itu? Pertanyaan ini nampaknya amat sederhana, tetapi tidak mudah memperoleh
jawaban yang tepat. Biasanya orang menjawab pertanyaan tersebut menitikberatkan pada pembawaan kodrat manusia hidup
bermasyarakat dengan pengertian manusia adalah "zoom politicon", "homo socius", "makhluk sosial". Namun, sampai
sekarang pun tidak ada satu kesatuan dan kesepakatan pandangan dari berbagai teori dan aliran pemikiran mengenai
manusia.

Oleh sebab itu dalam mata kuliah Pendidikan Agama Islam Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, kami diberi
kesempatan untuk mempelajari hakikat manusia dalam Islam. Untuk itulah makalah ini dibuat oleh tim penyusun
RUMUSAN MASALAH TUJUAN PENULISAN

• Apa saja pemahaman mengenai pengertian dan • Dapat mengetahui pemahaman konsep manusia
konsep manusia beserta teorinya menurut Agama menurut Agama Islam
Islam? • Dapat mengetahui status dan kedudukan manusia
• Bagaimana status dan kedudukan manusia menurut menurut Al-Qur’an
Al-Qur’an? • Dapat mengetahui peranan manusia sebagai hamba
• Apa peranan dan tanggung jawab manusia sebagai Allah di muka bumi
hamba Allah dan khalifah di muka bumi ini?
KONSEP MANUSIA
Konsep manusia dalam pandangan Islam adalah konsep sentral bagi setiap disiplin ilmu. Agar konsep manusia yang kita bangun bukan
semata-mata merupakan konsep yang spekulatif, maka kita mesti bertanya pada zat yang mencipta dan memahami manusia, yaitu Allah
SWT melalui Al-Qur’an.

Secara etimologi istilah manusia di dalam Al-Qur’an ada empat kata yang dipergunakan, yakni al-Insan, al-Basyar, Bani Adam, Dzurriyat
Adam, al-Nas. Para ahli ilmu tasawuf, memandang manusia bukan sekedar makhluk lahir yang berakal, akan tetapi manusia merupakan
seorang hamba Allah Ta’ala yang mempunyai dua dimensi lahiriyah dan bathiniyah. Berbicara mengenai apa itu manusia, ada beberapa
aliran yang mendasari yaitu :

Aliran Serba Zat


Mengatakan bahwa yang sungguh-sungguh ada hanyalah zat atau materi yang merupakan hakekat dari sesuatu. Alam ini adalah materi dan manusia adalah unsur
# dari alam maka dari itu hakikat dari manusia adalah zat atau materi.

Aliran Serba Roh


# Berpendapat bahwa segala hakikat sesuatu yang ada di dunia ini adalah roh, begitu juga hakikat manusia. Adapun zat itu adalah manifestasi daripada roh di dunia
ini.

Aliran Dualisme
Aliran ini menganggap bahwa manusia itu pada hakikatnya terdiri dari dua substansi yaitu jasmani dan rohani. Kedua substansi ini masing-masing merupakan
# unsur asalnya, tidak tergantung satu sama lain

Aliran Eksistensialisme
# Memandang manusia secara menyeluruh, artinya aliran ini memandang manusia dari segi eksistensi manusia itu sendiri yaitu cara beradanya manusia di dunia
ini.
Menurut pandangan Islam, Al-Qur'an memperkenalkan tiga istilah kunci (key term) yang digunakan untuk menunjukkan arti
pokok manusia, yaitu al-Insan, Basyar, dan Bani Adam.

Al-Insan
Kata Al-Insan dalam al-Qur'an sebanyak 65 kali. Hampir semua ayat yang menyebut manusia dengan menggunakan kata Al-Insan, konteksnya selalu
# menampilkan manusia sebagai makhluk yang istimewa, secara moral maupun spiritual yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Keunggulan manusia
terletak pada wujud kejadiannya sebagai makhluk yang diciptakan dengan kualitas ahsani taqwim, sebaik-baik penciptaan.

Basyar
Kata basyar dipakai untuk menyebut semua makhluk baik laki-laki ataupun perempuan, baik satu ataupun banyak. Kata ini memberikan referensi kepada
# manusia sebagai makhluk biologis yang mempunyai bentuk tubuh yang mengalami pertumbuhan dan perekembangan jasmani. "Manusia dinamai basyar
karena kulitnya tampak jelas, dan berbeda dengan kulit binatang yang lain".

Al-Nas
Kata Al-Nas. Kata ini mengacu kepada manusia sebagai makhluk sosial. Manusia dalam arti al-nas ini paling banyak disebut dalam al-Qur’an yaitu 240
kali. Penjelasan konsep ini dapat ditunjukkan dalam dua hal. Pertama, banyak ayat yang menunjukkan kelompok-kelompok sosial dengan
# karakteristiknya masing-masing yang satu dengan yang lain belum tentu sama. Kedua, pengelompokkan manusia berdasarkan mayoritas. (Hasan, 2004:
131-132).
STATUS DAN KEDUDUKAN
MANUSIA
Kedudukan manusia di alam ini yang sering diangkat oleh para pakar adalah sebagai hamba yang harus beribadah kepada
Allah swt. Hal ini biasanya didasarkan pada petunjuk QS. Al-Dzariyat/51:56, “Tidaklah Aku menciptakan jin dan
manusia kecuali agar mereka menyembah (ibadah) kepada-Ku.”

Dalam literatur keislaman dikenal ada ibadat mahdah, ta’abbudi atau taalluh dan ada ibadah ‘ammah, lazim juga disebut
sebagai muamalah atau al-adah.

Yang pertama adalah yang dikenal sebagai ritus, dan yang kedua adalah muamalah yakni aktivitas yang menuntut untuk
kreatif dan inovatif. Ibadah dalam arti luas juga dinamakan syari’ah. Kalau syari’ah diartikan aturan agama tentang
prinsip-prinsip ibadat dan muamalat, maka fikih pengembangan dari syari’ah untuk menjawab segala persoalan yang
ditemukan dalam kehidupan bermasyarakat dan belum ditemukan petunjuk yang jelas dan tegas dalam Al-Qur’an dan
hadis.

Dengan demikian, syari’ah dan fikih adalah aturan atau hukum Allah tentang segenap perilaku pribadi dan kelompok.
Aturan atau hukum itu ada yang wajib, sunah, haram, makruh dan ada yang mubah, boleh dilakukan boleh tidak.
TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA DAN
KHALIFAH ALLAH

Manusia merupakan mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna dibandingkan dengan
mahluk ciptaan Allah lainnya seperti malaikat, jin, syaitan. Manusia dikatakan
sempurna karena oleh Allah manusia diberi akal, pikiran, dan emosi. Sebagai mahluk
yang sempurna diantara mahluk lainnya maka manusia diberi sebuah tanggung jawab
selama mereka hidup di dunia. Tanggung jawab manusia tidak hanya dilihat pada satu
aspek saja dikarenakan manusia memiliki beberapa peran pokok, oleh karena itu
nantinya manusia akan diminta pertanggung jawabannya atas peran mereka selama
berada di dunia.
TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI HAMBA
ALLAH
Sesuai dengan maknanya Allah menciptakan manusia dengan tujuan menjadikan manusia sebagai hamba-Nya dan sebagai manusia
wajib mengabdi kepada Allah.

Mengabdi kepada Allah berarti manusia wajib menjalankan semua perintah Allah dan menjauhi semua larangan-Nya dan beribadah
kepada Allah dengan ikhlas dan sepenuh hati. sebagaimana tertuang pada QS. Al-Dzariat : 56 dan QS. Al-Bayyinah : 5

۟‫يموا‬ ِ
‫ق‬ ‫ي‬ ‫و‬ ‫ٓاء‬ ‫ف‬ ‫ن‬ ‫ح‬ ‫ين‬ ِ
‫ٱلد‬ ‫َه‬ ‫ل‬ ‫ين‬ ِ
‫ص‬ ِ ‫ل‬ ‫خ‬ ‫م‬ ‫ه‬ َ ‫ل‬ ‫ٱل‬ ‫ا‬
۟ ‫و‬‫د‬‫ب‬‫ع‬ ‫ي‬ِ ‫ل‬ ‫ا‬َ ‫ل‬ ‫ا‬
۟ ‫و‬
ٓ ‫ر‬ ِ ‫ُأ‬
ُ َُ َ ُ َ َ َ ّ ُ َ ْ ُ َ ّ َُُْ ّ ‫ِإ‬ ُ ‫َو َمٓا‬
‫م‬
ِ ‫تـ ال ِْج ّ َن َوالِْإن ْ َسـ ِإ لَّا لِيَ ْعبُ ُد‬
‫ون‬ ُ ‫َو َما َخل َ ْق‬
‫ين ٱلْقَيّ َِم ِة‬
ُ ‫ٱلصل َٰو َة َويُْؤ تُوا۟ ٱل َّزك َٰو َة ۚ َو َٰذلِ َك ِد‬
َّ

Artinya : “Aku tidak Artinya : “Padahal mereka tidak disuruh kecuali


menciptakan jin dan manusia supaya menyembah Allah dengan memurnikan
melaikan agar mereka beribadah ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
kepada-Ku.” (QS. Al-Dzariat : yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat
56) dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah
agama yang lurus.” (QS. Al-Bayyinah : 5)
Menurut para ulama dikutip dari Ensiklopedia Islam untuk Pelajar (2005:79), ada 4 macam hamba, yaitu :
1. Hamba karena pengabdian kepada Allah
2. Hamba karena hukum
3. Hamba karena memburu dunia
4. Hamba karena penciptaan

Tanggung jawab manusia sebagai seorang hamba Allah akan terus berlanjut tidak akan berhenti dan akan berhenti ketika manusia
tersebut mati. Karena tanggung jawab manusia adalah beribadah kepada Allah hingga akhir hayat manusia.
TANGGUNG JAWAB MANUSIA SEBAGAI KHALIFAH ALLAH

Kata khalifah identik dengan dengan arti pemimpin, padahal arti dari khalifah sendiri sangatlah luas. Sedangkan arti
Khalifah sendiri adalah menggantikan yang lain, adakalanya karena tidak hadirnya orang yang diganti, atau karena
tidak berfungsinya yang digantikan.

Khalifah mencakup daripada semua manusia di muka bumi yang mempunyai kemampuan untuk beripikir. Jangkauan
pemikiran dan pengetahuan manusia sangat lah luas, maka dari itu manusia diutamakan menjadi Khalifah oleh Allah
dari pada malaikat.

Allah menempatkan manusia di bumi dan menjadikan mereka khalifah bukan dengan untuk hal yang percuma. Allah
memberi wewenang kepada manusia untuk mengelola dan memelihaara alam yang ada di bumi untuk memenuhi
kebutuhan hidup manusia, seperti yang dijelaskan dalam surat Al-Baqarah : 60
"Dan (ingatlah) ketika Musa memohon air untuk kaumnya, lalu kami berfirman “Pukullah batu itu dengan
tongkatmu”. Lalu memancarlah daripadanya dua belas mata air. Sungguh tiap-tiap suku telah mengetahui tempat
minumnya (masing-masing). Makan dan minumlah rezeki (yang diberikan) Allah, dan janganlah kamu berkeliaran di
muka bumi dengan berbuat kerusakan."
KESIMPULAN SARAN
Khilafiah dalam ajaran islam mengandung Dari penjelasan diatas, diharapkan dengan
makna yang dalam, seperti diciptakannya memiliki pemahaman khilafiah, kita sebagai umat
manusia dalam berbagai rupa dan bentuk serta
keahlian. Keberagaman tersebut akan menjadi islam dapat memiliki sikap dewasa dalam
alasan kuat bahwa mereka dengan yang lain beragama dan menjadikan khilafiah sebagai rahmat
adalah makhluk Allah untuk saling kenal- Allah karena khilafiah merupakan aset kekayaan
mengenal, bersilaturahmi, menghargai, dan
bekerjasama guna mengelola alam semesta islam yang mampu menyatukan umat islam.
untuk kesejahteraan dan kebahagian hidup
manusia di dunia dan di akhirat.
Dengan adanya pembahasan tentang khilafiah
Andaikan Allah menghendaki disatukannya
atau diseragamkannya manusia dalam bentuk, sebagai rahmat Allah, penyusun berharap
rupa, dan kemampuannya, maka akan presentasi ini dapat memberi ilmu yang nantinya
memposisikan manusia dalam
ketidaksempurnaan. Maka subhanallah banyak akan menjadi ajang peningkatan kualitas diri kita
hikmah yang terkandung dalam khilafiah. sebagai umat islam.
Seperti: membentuk sikap arif dan bijaksana,
mengerti dan memahami orang lain. Berprinsip
bhineka tunggal ika (meskipun berbeda-beda
tetapi tetap satu jua), dan menjaga ukhuwah
(persaudaraan sesama manusia, bangsa, negara,
dan agama).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai