Anda di halaman 1dari 7

TUGAS PERKULIAHAN KETUJUH

Nama : DINDA FIRNIANTI PUTRI


NIM : 20003007
Prodi : PENDIDIKAN LUAR BIASA
HP/WA : 083164342655
E-mail : Dindafirniantiputri215@gmail.com

Ketentuan Tugas:
Jawablah perntanyaan berikut pada lembaran ini secara mandiri.
Jika teridentifikasi ada plagiarism maka tugas Anda dibatalkan.
Setelah selai convert file ke PDF format dengan penamaan file sebagai berikut:
NAMA-NIM contoh: AHMAD-202021989
Upload file PDF tersebut ke halaman asssigment tempat anda mendownloadnya
sebelum batas waktu yang telah ditentukan.
Selamat mengerjakan tugas.

Pertanyaan:

1. Bagaimana kedudukan syariah dalam agama Islam? Menjelaskan

Syariat Islam (bahasa Arab: ‫ )ﺷﺮﻳﻌﺔ إﺳﻼﻣﻴﺔ‬yakni berisi hukum dan


aturan Islam yang mengatur seluruh sendi kehidupan umat manusia, baik
muslim maupun non- muslim. Selain berisi hukum dan aturan, Syariat Islam
juga berisi penyelesaian masalah seluruh kehidupan ini. Maka oleh sebagian
penganut Islam, Syariat Islam merupakan panduan integral/ menyeluruh dan
sempurna seluruh permasalahan hidup manusia dan kehidupan dunia ini.

Sebagaimana tersebut dalam Al Quran Surat Al Ahzab ayat 36, bahwa sekiranya
Allah dan Rasul- Nya sudah memutuskan suatu perkara, maka umat Islam tidak
diperkenankan mengambil ketentuan lain. Oleh sebab itu secara implisit dapat
dipahami bahwa jika terdapat suatu perkara yang Allah dan Rasul- Nya belum
menetapkan ketentuannya maka umat Islam dapat menentukan sendiri
ketetapannya itu. Pemahaman makna ini didukung oleh ayat dalam Surat Al
Maidah QS 5:101 yang menyatakan bahwa hal-hal yang tidak dijelaskan
ketentuannya sudah dimaafkan Allah SWT.

Dengan demikian perkara yang dihadapi umat Islam dalam menjalani


hidup beribadahnya kepada Allah itu dapat disederhanakan dalam dua kategori,
yaitu apa yang disebut sebagai perkara yang termasuk dalam kategori Asas Syara'
dan perkara yang masuk dalam kategori Furu' Syara'.

Asas Syara'

Yaitu perkara yang sudah ada dan jelas ketentuannya dalam Al Quran atau
Al Hadits. Kedudukannya sebagai Pokok Syari'at Islam dimana Al Quran itu Asas
Pertama Syara' dan Al Hadits itu Asas kedua Syara'. Sifatnya, pada
dasarnya mengikat umat Islam seluruh dunia dimanapun berada, sejak kerasulan
Nabi Muhammad SAW hingga akhir zaman, kecuali dalam keadaan darurat.

Furu' Syara'

Yaitu perkara yang tidak ada atau tidak jelas ketentuannya dalam Al
Quran dan Al Hadist. Kedudukannya sebaga Cabang Syari'at Islam. Sifatnya pada
dasarnya tidak mengikat seluruh umat Islam di dunia kecuali diterima Ulil
Amri setempat sebagai peraturan / perundangan yang berlaku dalam wilayah
kekuasaanya.

2. Bagaimana konsep ibadah dalam Islam ? menjelaskan

Secara bahasa Ibadah artinya


Ta'at (‫)اﻟﻄَﺎﻋَﺔ‬

Tunduk (ْ‫ﻀﻮع‬
ُ ُ‫)اﻟﺨ‬
ِ
Hina (‫)اﻟﺬل‬

Pengabdian (‫ﻚ‬
ْ ‫)اﻟﺘَﻨَﺴ‬

Jadi Ibadah adalah bentuk ketaatan, ketundukan, dan pengabdian kepada


Allah swt. Secara Istilah, ibadah adalah Segala sesuatu yang dicintai dan diridhai
oleh Allah swt. baik berupa perkataan maupun perbuatan.

Pembahasan

Ibadah adalah amalan pokok dalam kehidupan. Allah swt. menciptakan


manusia hanya untuk beribadah kepadanya. Hal ini sesuai dengan firman Allah
pada QS. Adz-Dzariyat ayat 6, yang artinya:
"Tidakkah aku (Allah) menciptakan Jin dan Manusia kecuali hanya untuk beribad
ah kepadanya. Berikut adalah rukun dalam Ibadah:

1. Hubbu (Cinta), maksudnya adalah ibadah yang didasarkan atas rasa cinta
kepada Allah swt. dan rosulnya.
2. Khauf (Takut), maksudnya adalah ibadah yang didasarkan pada rasa takut
pada Allah swt.
3. Raja' (Harap), maksudnya adalah yang didasarkan pada harapan kepada
Allah swt.

3.Jelaskan fungsi syariah dalam kehidupan? Analisis


Fungsi syari’ah adalah sebagai jalan atau jembatan untuk semua manusia dalam
berpijak dan berpedoman. Selain itu ia menjadi media berpola hidup di dunia
agar sampai ke kampung tujuan terakhir (akhirat) dan tidak sesat.

Dengan kata lain agar manusia dapat membawa dirinya di atas jalur
syari’at sehingga pada gilirannya dia akan hidup teratur, tertib dan tentram
dalam menjalin hubungannya baik dengan Khalik (pencipta) yang
disebut hablum minallah, hubungan dengan sesama manusia yang
disebut hablum minannas, serta hubungan dengan alam lingkungan lainnya
yang disebut hablum minal alam. Hubungan yang baik ini akan mempunyai nilai
ibadah, dan tentu dengan menjalankan ibadah yang baik berupa ibadah
langsung (mahdzah) ini akan membuahkan predikat baik dari Allah dan pada
akhirnya akan hasanah fi dunya dan hasanah fil akhirat sehingga dia selamat di
dunia dan di akhirat itulah yang menjadi tujuan semua manusia yang beriman.

Manusia dalam hidupnya terkait dengan fungsi syari’ah pada garis besarnya ada
dua macam yaitu:

• Manusia sebagai hamba di mana harus menghambakan dirinya di


hadapan Khaliq (Allah SWT).
• Manusia sebagai khalifah di muka bumi (mengurus dan mengatur tatanan
hidup dan kehidupan).

Dan tentu jika hidup berpola pada syari’ah tersebut, akan melahirkan kesadaran
berperilaku sesuai dengan dua fungsi tersebut di atas di mana sebagai hamba
mempunyai tugas beribadah, sesuai dengan firmanNya :

ِ ِ  ‫ﺖ ٱﻟِْﺠ‬
‫ون‬ُ ُ‫ﻻ ﻟﻴَ ْﻌﺒ‬ِ‫ﻧﺲ إ‬
ِ ‫ﺪ‬ َ ‫ﻦ َو ْٱﻹ‬ ُ ْ‫َو َﻣﺎ ﺧَﻠَﻘ‬
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka menyembah
Ku”. QS Adz-Dzariyaat : 56.

Selain itu, manusia juga sebagai khalifah di muka bumi, maka ia memiliki
tugas untuk melaksanakan amanat Allah sesuai dengan firmanNya :

ۖ ‫أَﺷﻔَﻘْﻦ ﻣِ ْﻨ َﻬﺎ وﺣﻤَﻠَ َﻬﺎ ْٱﻹِﻧﺴ‬ ِ ِ ِ ‫َر‬ ِ


َ َ‫ﻪۥُ ﻛ‬‫ﻦ ◌ إِﻧ‬
‫ﺎن ﻇـَﻠُﻮمً ۭ◌ا‬ َُ ََ َ ْ‫ض َوٱﻟْﺠﺒَـﺎ ِل ﻓَـﺄَﺑَﻴ‬
َ ْ ‫ﻦ أَن ﻳَ ْﺤﻤﻠْﻨَ َﻬﺎ َو‬ ْ ‫ َﻤ َﻮت َو ْٱﻷ‬‫َﻣﺎﻧَﺔَ ﻋَﻠَﻰ ٱﻟﺴ‬ ْ ‫ﺎ ﻋَ َﺮ‬‫إِﻧـ‬
َ ‫ﺿﻨَـﺎ ْٱﻷ‬
ٰ ٰٰ
‫َﺟ ُﻬﻮلً ۭ◌ا‬

Sesungguhnya telah kami amanatkan kepada langit, bumi, gunung-


gunung namun mereka enggan untuk memikulnya, maka manusia menyanggupi
untuk memikulnya amanat tersebut tetapi mereka berbuat aniaya dan berbuat
bodoh. QS. Al-Ahzab : 33.

Oleh sebab itu maka supaya manusia menjalankan fungsi sebagai khalifah
di muka bumi maka Allah telah menurunkan syari’at Islam yang berguna untuk
mengantarkan manusia guna mendapat ridhoNya supaya mendapatkan
kebahagiaan yang hakiki sesuai dengan ayat Al-Qur’an tersebut di atas. Adapun
ringkasnya fungsi tersebut di atas adalah untuk membuat kehidupan
yang ma’rufat (kebaikan) serta mewujudkan keadilan sesuai dengan firmanNya :

َ ‫ ُﺮ‬‫ﻜ ْﻢ ﺗَﺬَﻛ‬
‫ون‬ ُ ُ‫ﻰ ۚ◌ ﻳَﻌِﻈ‬
ُ ‫ﻜ ْﻢ ﻟَﻌَﻠ‬ ِ ‫ﻰ ﻋَ ِﻦ ٱ ْﻟﻔَ ْﺤﺸَﺂءِ َوٱ ْﻟ ُﻤﻨﻜَﺮِ َوٱ ْﻟﺒَ ْﻐ‬
ٰ ‫ﻰ َوﻳَ ْﻨ َﻬ‬ ِ ‫ﺂئ‬
ٰ َ‫ذى ٱ ْﻟﻘُ ْﺮﺑ‬ ِ ‫ﻪَ ﻳَـﺄ ُْﻣ ُﺮ ﺑِﭑ ْﻟ َﻌ ْﺪ ِل َو ْٱﻹِ ْﺣ َﺴ ِﻦ َوإِﻳﺘَـ‬‫ن ٱﻟﻠ‬
 ِ‫إ‬
ٰ
Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat
kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan
keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar
kamu dapat mengambil pelajaran. QS. An-Nahl : 90.

4.Jelaskan tingakatan mashlahat yang dapat diwujudkan oleh syari`ah? Analisis


a).Mashlahah Dharuriyah, yaitu kemaslahatan yang keberadaannya sangat
dibutuhkan dalam kehidupan manusia. Kehidupan manusia tidak memiliki arti
bila lenyap salah satu saja dari lima pokok yang mesti dipelihara itu. Segala
usaha yang menjamin terpeliharanya lima pokok itu adalah mashlahat dalam
tingkat dharuri, karena itu Allah memerintahkan pelaksanaan usaha itu. Setiap
hal yang menyebabkan kemusnahan atau kerusakannya adalah keburukan,
karena itu Allah melarangnya. Dengan demikian Allah melarang murtad untuk
memelihara agama, melarang membunuh untuk memelihara jiwa, melarang zina
untuk memelihara keturunan, dan melarang mencuri untuk memelihara harta.

b) Mashlahah Hajiyah, yaitu kemaslahatan yang tingkat kebutuhan manusia


padanya tidak berada pada tingkatdharuri. Ia tidak secara langsung memenuhi
kebutuhan dasar lima pokok yang lima tetapi secara tidak langsung menuju ke
arah sana, seperti dalam hal yang memberi kemudahan bagi pemenuhan
kebutuhan hidup manusia. Misalnya dalam bidang ibadah diberi
keringanan qashar shalat dan berbuka puasa bagi orang yang sedang musafir;
dalam bidang mu’amalah dibolehkan berburu binatang dan memakan makanan
yang baik-baik, di bolehkan jual beli pesanan (bay’ al-salam), kerjasama dalam
pertanian (muzara’ah) dan perkebunan (musaqqah). Semua ini disyari’atkan
Allah untuk mendukung kebutuhan mendasar diatas.

c) Mashlahah Tahsiniyah, yaitu kemaslahatan yang kebutuhan hidup manusia


kepadanya tidak sampai tingkat dharuri, juga tidak sampai tingkat haji namun
kebutuhan tersebut perlu dipenuhi dalam rangka memberi kesempurnaan dan
keindahan bagi hidup manusia. Mashlahah dalam bentuk tahsini tersebut, juga
berkaitan dengan lima kebutuhan pokok manusia. Misalnya dianjurkan
memakan makanan yang bergizi, berpakaian yang bagus-bagus, melakukan
ibadah-ibadah sunat sebagai amal tambahan, dan berbagai jenis cara
menghilangkan najis dari badan manusia

Anda mungkin juga menyukai