Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

PENDIDIKAN INKLUSI

“ASESMEN”

DOSEN PENGAMPU:

Dr. Hj . Irdamurni , M.Pd.

DISUSUN OLEH KELOMPOK 10:

DIVA ANGRAINI (20003109)

VIERINA RAGIL SETYA ROMANTI (21003252)

PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
nikmat,karunia serta hidayah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah untuk
memenuhi studi mata kuliah Pendidikan Inklusi “Asesmen”

Semoga makalah ini dapat bermaanfaat dan menjadi sumbangan pikiran bagi pihak yang
membutuhkan,khususnya bagi penulis sehingga tujuan yang penulis harapkan dapat tercapai.
Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca guna
untuk meningkatkan dan memperbaiki pembuatan makalah pada tugas lain pada waktu
mendatang.

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ........................................................................................................ 1
C. Tujuan ............................................................................................................................ 1

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 2


A. Pengertian Asesmen ...................................................................................................... 2
B. Tujuan Asesmen ............................................................................................................ 4
C. Sasaran Asesmen ........................................................................................................... 5
D. Strategi Pelaksanaan Asesmen .................................................................................... 5
E. Asesmen Akademik dan Non Akademik .................................................................... 6

BAB III PENUTUP ................................................................................................................... 8


A. Kesimpulan .................................................................................................................... 8
B. Saran .............................................................................................................................. 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................ 9

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asesmen merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran dan tidak
dapat lepas dari kegiatan pembelajaran itu sendiri. Sejatinya asesmen ditujukan untuk
meningkatkan kualitas belajar dan pengajaran. Namun, asesmen seringkali dipandang
sebagai produk akhir dari suatu proses pembelajaran yang tujuan utamanya untuk
memberikan penilaian bagi masingmasing peserta didik. Makna yang sebenarnya dari
asesmen tidak hanya menyangkut penyedian informasi tentang hasil belajar dalam bentuk
nilai, akan tetapi hal yang terpenting adalah adanya proses yang telah terjadi selama
pembelajaran itu berlangsung. Asesmen dalam pembelajaran adalah suatu proses atau
upaya untuk memperoleh sejumlah informasi mengenai perkembangan peserta didik
selama kegiatan pembelajaran sebagai bahan dalam pengambilan keputusan oleh
pendidik untuk mengetahui dan memperbaiki proses maupun hasil belajar peserta didik.
Pelaksanaan asesmen di sekolah maupun di perguruan tinggi merupakan bagian dari
proses pembelajaran yakni refleksi pemahaman terhadap perkembangan atau kemajuan
peserta didik secara individual. Asesmen dapat dilakukan tanpa evaluasi, tetapi evaluasi
tidak dapat dilaksanakan tanpa adanya asesmen (Johnson, 2002).

Pantiwati (2015) menyatakan bahwa asesmen sangat berperan dalam menentukan arah
pembelajaran dan kualitas pendidikan. Menurut Atkin, dkk (2001), salah satu prioritas
dalam pembaruan pendidikan adalah penggunaan asesmen untuk memperbaiki proses
pembelajaran, karena penggunaan asesmen yang tepat dapat mendorong peserta didik
untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Asesmen?
2. Apa saja tujuan dari Asesmen?
3. Siapa saja sasaran dalam Asesmen?
4. Bagaimana strategi pelaksanaan Asesmen?
5. Apa saja yang termasuk dalam asesmen Akademik dan Non Akademik

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Asesmen
2. Untuk mengetahui tujuan Asesmen
3. Untuk mengetahui siapa saja sasaran dalam Asesmen
4. Untuk mengetahui bagaimana strategi pelaksanaan Asesmen
5. Untuk mengetahui Asesmen Akademik dan Non Akademik
1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Asesmen
Asesmen merupakan kegiatan profesional yang dilakukan secara khusus untuk
menentukan diagnosa dari gangguan atau kelainan yang dialami seseorang. Menurut
Lenner (1988 ) asesmen didefinisikan sebagai proses pengumpulan informasi tentang
seseorang anak yang akan digunakan untuk membuat pertimbangan dan keputusan yang
berhubungan dengan keadaan anak yang bersangkutan. Dalam konteks pendidikan ,
Hargrove dan Poteet ( 1984 ) menempatkan asesmen sebagai salah satu dari tiga aktivitas
penting di bidang pendidikan bahkan mengawali dari aktifitas yang lain, ialah (1)
asesmen (2) diagnostik,an (3) preskriptif. Dengan demikian maka asesmen dilakukan
untuk menegakkan diagnosis, dan berdasarkan diagnosis tersebut dilakukan langkah
berikutnya ialah preskrepsi, yakni perencanaan program pendidikan.

Menurut Salvia dan Ysseldyke seperti dikutip oleh Lerner (1988:54) dalam Dr.Mulyono
Abdurrahman (1995), dalam kaitannya dengan upaya penanggulangan kesulitan belajar,
asesmen dilakukan untuk lima keperluan, yaitu untuk (1) penyaringan (sreening ), (2)
pengalihtanganan (referral), (3) klasifikasi (classification), (4) perencanaan pembelajaran
( instructional planning), dan (5) pemantauan kemajuan belajar anak (monitoring pupil
progress).

Asesmen bagi penyandang kelainan penglihatan mempunyai fungsi yang lebih luas, ialah
untuk pengobatan atau pemberian bantuan dan juga untuk membantu perencanaan
pendidikan. Kegiatan ini harus melibatkan tenaga profesional, seperti dokter atau tenaga
medis, dan atau petugas optic. Jika ditemukan adanya gejala klinis mengenai tanda-tanda
adanya penyakit pada organ mata, baik yang secara fungsional telah mengganggu yang
ditemukan tersebut secara klinis tidak merupakan suatu penyakit, mungkin memerlukan
bantuan alat optic atau kaca mata yang sesuai. Ada anak yang setelah dilakukan tindakan
medis maupun non medis dapat mengfungsikan kembali penglihatannya dengan baik,
tetapi tidak sedikit anak yang memang mengalami kelainan penglihatan sehingga tidak
memungkinkan lagi untuk menggunakan fungsi penglihatan secara baik..

Hasil dari asesmen dapat membantu kita memutuskan tentang pemecahan permasalahan
pada pembelajaran siswa dan jika permasalahan itu diidentifikasi maka kita akan dapat
melakukannya. Hasil asesmen tersebut akan menjadi bahan yang penting untuk
merencanakan pendidikan yang sesuai bagi mereka. Disinilah fungsi asesmen bagi anak
khususnya dibidang pendidikan.
2
Walace, G & Larsen (1978:7) menegaskan pula, bahwa asesemen merupakan proses
pengumpulan informasi pembelajaran yang relevan. Asesmen merupakan aktivitas yang amat
penting dalam proses pembelajaran di sekolah, untuk itu pelaksanaannya harus benar-benar
dilakukan secara obyektif dan komprehentif terhadap kondisi dan kebutuhan anak. Secara garis
besar, asesmen merupakan upaya untuk mengetahui kemampuan yang dimiliki oleh
peserta didik, mengetahui hambatan/kesulitan apa yang dialami, latar belakang mengapa
hambatan/kesulitan itu muncul, serta bantuan apa yang dibutuhkan oleh peserta didik
yang bersangkutan tersebut. Asesmen ini dilakukan secara menyeluruh dan dalam
(komprehensif) untuk melihat kekuatan dan kelemahan (strength and weakness) agar kita
mampu mengetahui mana prioritas yang harus dikembangkan.

Sebagai tindak lanjut dari identifikasi, hasil yang diperoleh dari asesemen pendidikan
akan bermanfaat bagi guru sebagai panduan dalam dua hal pokok, yaitu merencanakan
program dan implementasi program pembelajaran. Untuk itu dalam upaya perencanaan
tujuan dan penentuan sasaran pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang tepat. Data
atau informasi yang diperoleh dalam asesmen ini umumnya berkenaan dengan tahap
pembelajaran, kelemahan dan kecakapan, serta hal-hal yang berkaitan dengan perilaku
seorang siswa.

3
B. Tujuan Asesmen
Tujuan utama dari suatu asesmen dalam pendidikan adalah untuk memperoleh informasi
yang relevan dalam pembuatan keputusan dalam rangka pemilihan tujuan dan sasaran
pembelajaran, strategi pembelajaran,dan program penempatan yang tepat.

Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai terkait dengan dilaksanakan asesmen di sekolah,
khususnya bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Terkait dengan waktunya Moh Amin
(1995:125) menjelaskan adanya lima tujuan dilaksanakannya asesmen bagi anak
berkebutuhan khusus, yaitu:
1. menyaring kemampuan anak, yaitu untuk mengetahui kemampuan anak pada setiap
aspek, misalnya bagaimana kemampuan bahasa, kognitif, kemampuan gerak, atau
penesuaian dirinya,
2. pengklafifikasian, penempatan, dan penentuan program,
3. penentuan arah dan tujuan pendidikan, ini terkait dengan perbedaan klasifikasi berat
ringannya kelainan yang disandang seorang anak, yang berdampak pada perbedaan
tujuan pendidikannnya, pengembangan program pendidikan individual yang sering
dikenal sebagai individualized educational program, yautu suatu program pendidikan
yang dirancang khusus secara individu untuk anak-anak berkebutuhan khusus, dan\
4. penentuan strategi, lingkungan belajar, dan evalusi pembelajaran.

Selain kelima tujuan di atas, Wallace, G & Larsen, S (1978: 5) mengemu-kakan


adanya dua tujuan dalam pelaksanaan asesmen, yaitu :
1. untuk mengidentifikasi dan terkadang pemberian label untuk kepentingan
administratif masalah belajar yang dialami anak-anak berkebutuhan khusus, dan
2. untuk memperoleh informasi tambahan yang dapat membantu dalam
merumuskan tujuan pembelajaran, dan strategi pemberian remedial bagi anak-
anak yang diduga berkebutuhan khusus.

Dari uraian tujuan di atas, setidaknya ada beberapa hal penting yang perlu
digarisbawahi dalam asesmen, yaitu :
1. asesmen dilakukan untuk penseleksian anak-anak yang berkebutuhan khusus,
2. asesmen bertujuan pula untuk penempatan siswa, sesuai dengan
kemampuannya,
3. untuk merencanakan program dan strategi pembelajaran, dan
4. untuk mengevaluasi dan memantau perkembangan belajar siswa.

Secara khusus, sesungguhnya tujuan asesmen dapat berorientasi pada


keterampilan-keterampilan yang dimiliki oleh seorang anak, baik dalam segi
kemampuan akademik ataupun non akademik.

4
C. Sasaran Asesmen
Sejalan dengan tujuan dan fungsi asesmen seperti diuraikan di atas, maka sasaran
asesmen adalah semua peserta didik yang pada fase identifikasi telah ditetapkan sebagai
peserta didik berkebutuhan khusus.

D. Strategi Pelaksanaan Asesmen


Terdapat beberapa teknik atau metode yang dapat dilakukan dalam upaya pelaksanaan
asesmen untuk anak-anak berkebutuhan khusus di sekolah (dasar). Beberapa diantara
yang dapat dijelaskan di sini adalah melalui observasi, tes formal dan informal, dan
wawancara, dengan didukung beberapa instrumen seperti checklist ataupun skala
penilaian.

1. Observasi, merupakan pengamatan yang dilakukan secara seksama terhadap aktivitas


belajar siswa, seperti cara pelajar, kinerja, perilaku, ataupun kompetensi yang dicapai.
2. Tes formal, sesungguhnya merupakan merupakan suatu bentuk tes yang telah
terstandarkan, yang memiliki acuan norma ataupun acuan patokan dengan tolok ukur
yang telah ditetapkan. Tes demikian umumnya dikembangkan secara global, oleh
para ahli dibidangnya. Dalam konteks asesmen pendidikan anak-anak berkebutuhan
khusus, sesungguhnya kurang cocok untuk dilakukan, jika dilihat dari tujuannya yang
sangat spesifik, dan mencakup persoalan-persoalan pendidikan yang unik, yang
dihadapi siswa berkebutuhan khusus secara individual.
3. Tes informal. Suatu jenis tes yang sangat bermanfaat dan sangat sesuai untuk
memperoleh informasi tentang berbagai hal yang berkenaan dengan kompetensi dan
kemajuan belajar anak berkebutuhan khusus. Tes informal umumnya dipersiapkan
dan disusun sendiri oleh guru, serta digunakan secara intensif untuk mengetahui
kompetensi-kompetensi khusus pada anak. Dalam kaitannya dengan asesmen, ada
beberapa bentuk yang sering digunakan, yaitu checklist, tes buatan sendiri, ataupun
berupa cloze
4. Wawancara, atau interview untuk memperoleh informasi dengan sasaran utama
orangtua, keluarga, guru di sekolah ataupun teman sepermainan.

5
E. Asesmen Akademik dan Non Akademik
Para ahli di bidang anak-anak berkebutuhan khusus umumnya mempercayai bahwa
asesmen informal merupkan cara yang terbaik untuk memperoleh informasi tentang
kemampuan,kesulitan masalah yang dihadapi, serta kebutuhan belajar siswa. Aspek dan
ruang lingkup dari bidang yang akan diasesmen meliputi asesmen akademik misalnya
:membaca, menulis, berhitung, perkembangan kognitif, prilaku adaptif.

Asesmen akademik ini dapat dibagi menjadi 3, yaitu:


1. Asesmen Pra-Akademik
Asesmen pra-akademik ini dapat dilihat dari teori perkembangan menurut Jean Piaget
pada tahapan sensori motor dan pra operasional. Hal ini biasanya dikuasai oleh anak
usia pra sekolah (kurang dari 7 tahun).
2. Asesmen Akademik Dasar
Asesmen akademik dasar ini meliputi kegiatan calistung atau membaca, menulis, dan
berhitung. Hal ini biasanya dikuasai oleh anak usia siap sekolaj (7 tahun ke atas).
3. Asesmen Akademik Lanjut
Asesmen akademik lanjut ini merupakan asesmen yang terkait dengan bidang studi
yang lebih menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan teoritis yang diajarkan
pada anak usia siap sekolah (7 tahun ke atas).

Lerner (1988 dalam Nugroho,2004), yaitu:


- ketajaman sensoris,misalnya ketajaman penglihatan,pendengaran;
- perkembangan motorik,misalnya kemampuan memegang pensil,menulis ,menendang;
- penguasaan konsep – konsep dasar misalnya penjumlahan, pengurangan perkalian.
- keterampilan bahasa,misalnya menyusun kata menjadi kalimat;serta
- keterampilan sosial dan emosi,misalnya kemampuan memahami orang lain. Asesmen
hanya akan bermakna, jika guru mengetahui materi kurikulum, jenis keterampilan
yang dikembangkan, dan tahap –tahap perkembangan anak.

Asesmen Non Akademik merupakan bentuk asesmen yang bertujuan untuk mengukur
kemampuan non akademik siswa dalam hal kemandirian, kemampuan berfikir kritis dan
kreatif, berakhlak mulia, bersikap terbuka terhadap perbedaan dan menjadikan
kemajemukan sebagai kekuatan untuk hidup bergotong royong. . Selain itu, asesmen non
akademik ini juga mengukur aspek, komunikasi, sensorik, motorik, sosial, emosi dan
perilaku, serta kemandirian yang tercakup pada ADL atau Activity Daily Living.

Jenis Instrumen Asesmen


1. Formal

6
Intrumen ini sudah terstandarisasi dan kebanyakan memiliki hak cipta serta
dimaksudkan sebagai instrumen asesmen secara universal yang dapat digunakan
untuk banyak siswa.
2. Informal
Instrumen ini didesain secara khusus oleh tenaga yang berkompeten serta tidak
dimaksudkan sebagai instrumen asesmen universal.

Langkah Mengembangkan Instrumen Asesmen:


1. Menentukan acuan dengan mempertimbangkan
a. Usia kronologis anak (sesuai kalender)
b. Keterampilan yang akan diasesmen
c. Menentukan dasar pengembangan instrumen asesmen yang merujuk pada tahap-
tahap perkembangan anak.

2. Mengembangkan kisi-kisi instrumen asesmen. Komponennya wajib meliputi:


a. Aspek/komponen/kompetensi inti
b. Sub-aspek/sub-komponen/kompetensi dasar
c. Indikator. Indikator ini dikembangkan dari sub-aspek/sub-komponen/kompetensi
dasar yang harus spesifik dan terukur serta harus menggunakan kata kerja
operasional.
d. Teknik pengumpulan data. Dalan hal ini, sebaiknya pilihlah teknik yang sesuai
dan sangat dianjurkan untuk melibatkan lebih dari satu teknik untuk
meningkatkan validitas data hasil asesmen.
e. Pelaksana
f. Durasi asesmen

Instrumen asesmen harus dikembangkan berdasarkan kisi-kisi instrumen yang


telah disusun serta wajib mencantumkan petunjuk teknis cara melakukan
pengumpulan data, seperti: petunjuk pengerjaan tes tulis, teknik pelaksanaan
observasi dan wawancara, spesfikasi dokumen yang dibutuhkan.

7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asesmen merupakan kegiatan sistematik untuk memperoleh informasi tentang apa
yang diketahui, dilakukan, dikerjakan oleh peserta didik. Asesmen biasanya berkaitan
dengan prestasi peserta didik. Dalam pemakaian paling sempit, asesmen disamakan
dengan ujian. Asesmen memiliki dua tujuan, yaitu tujuan isi dan tujuan proses.
Tujuan asesmen pembelajaran yaitu asesmen formatif dan sumatif, asesmen objektif
dan subjektif, asesmen acuan patokan dan acuan normatif serta asesmen formal dan
informal.

Prinsip-prinsip asesmen yaitu Tujuan utama asesmen adalah memperbaiki belajar


peserta didik, Asesmen bertujuan untuk mendukung belajar peserta didik, Objektif
bagi semua peserta didik, Kolaborasi profesional, Partisipasi Komite Sekolah dalam
Pengembangan Asesmen, Keteraturan dan Kejelasan Komunikasi mengenai
Asesmen, Peninjauan Kembali dan Perbaikan Asesmen.Dalam kegiatan belajar
mengajar, asesmen ini dianggap sangat penting, karena selain dapat mengevaluasi
hasil belajar peserta didik, juga bisa menjadi penambah semangat bagi peserta didik
agar mencapai hasil yang maksimal.

B. Saran
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata
sempurna baik dalam materi maupun penulisan. Dengan, demikian penulis sangat
mengharapkan saran dan kritik untuk mengembangkan dan menyempurnakan
makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi para pembaca dan
dapat dijadikan sebagai sumber ilmu baru yang dapat dikembangkan.

8
DAFTAR PUSTAKA

( Wallace, Larsen & Elksmin,1992),Yeseldyke and Marston ( 1988 ) dalam Kauffam & Hallahan
(2000).

Suparno. 2007. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan Nasional : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai