Anda di halaman 1dari 9

TUJUAN PENDIDIKAN

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan


BERKAITAN DENGAN PESERTA DIDIK untuk membantu konseli agar dapat mencapai tugas-tugas
perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial,
Sasaran pemberian bimbingan dan konseling adalah belajar (akademik), dan karir.
individu, baik sendiri maupun kelompok. Individu adalah
mahluk yang unik, setiap individu berbeda dengan individu
lainnya.

PERMASALAHAN

Dalam keseharian tidak semua pengaruh kehidupan


bersifat positif. Factor yang bersifat negative akan
PRINSIP-PRINSIP
BIMBINGAN DAN
menghambat perkembangan dan akan menimbulkan
KONSELING permasalahan kepada individu.

PENGORGANISASIAN

Dalam organisasi bimbingan dan konseling di sekolah perli


diperhatikan beberapa prinsip organisasi untuk menjamin kelancaran
pelaksanaan program layanan bimbingan dan konseling di sekolah.

ESAI
A. PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang diguakan
sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam pelayanan bimbingan dan
konseling prinsip – prinsip yang digunakannya bersumber dari kajian filosofis, hasil
penelitian dan pengalaman dalam konteks sosial budayanya, pengerian, tujuan, fungsi, dan
proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling. Van Hosse (1969) mengemukakan:

a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan bahawa dalam diri tiap anak terkandung
kebaikan – kebaikan.
b. Bimbingan didasarkan pada ide bahawa setiap anak adalah unik, seorang anak berbeda
dengan anak lainnya.
c. Bimbingan merupakan bantuan kepada anak – anak dan pemuda dalam pertumbuhan
dan perkembangan mereka menjadi pribadi yang sehat.
d. Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang memerlukannya untuk
mencapai apa yang menjadi idaman masyarakat dan kehidupan.
e. Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli dengan latihan
– latihan khusus, dan untuk meleksanakan pelayanan bimbingan diperlukan minat
pribadi khusus pula.

B. PRINSIP UMUM DAN KHUSUS BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Prinsip Bimbingan dan Konseling Secara Umum


a. Bimbingan berhubugan dengan sikap dan tingkah laku individu yang terbentuk
dari kepribadian yang berbagai macam.
b. Pemberian bimbingan yang tepat dan sesuai pada individu yang bersangkutan.
c. Berpusat pada individu yang dibimbing.
d. Masalah yang tidak dapat diselesaikan disekolah, diserahkan kepada yang
berwenang.
e. Identitas kebutuhan.
f. Fleksibel.
g. Bimbingan dipimpin oleh ahli dalam bimbingan dan kerjasama dengan
pembantunya serta menggunakan narasumber.
h. Evaluasi rutin terhadap program bimbingan.

2. Prinsip Bimbingan dan Konseling Secara Khusus


a. Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan; (1) non diskriminasi, (2)
individu dinamis dan unik, (3) tahap dan aspek perkembangan individu, (4)
perbedaan individual.
b. Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu; (1) kondisi mental individu
terhadap sosialnya, (2) kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.
c. Prinsip berkenaan dengan program layanan; (1) bagian integral pendidikan, (2)
fleksibel dan adaptif, (3) berkelanjutan, (4) penilaian teratur dan terarah.
d. Prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (1)
pengembangan individu agar mandiri, (2) keputusan sukarela, (3) ditangani
oleh profesional dan kompeten, (4) kerjasama antar pihak terkait, (5)
pemanfaatan maksimal dari hasil penilaian/pengukuran.
C. PEMBAGIAN PRINSIP-PRINSIP BIMBINGAN DAN KONSELING

1. Prinsip-prinsip berkenaan dengan klien (Peserta didik)

Sasaran pemberian bimbingan dan konseling adalah individu, baik sendiri maupun
kelompok. Individu adalah mahluk yang unik, setiap individu berbeda dengan individu
lainnya. Karena itu prinsip-prinsipnya dirumuskan sebagai berikut:

a. Bimbingan dan konseling melayani semua individu tanpa memandang umur, jenis
kelamin, suku agama dan status social ekonomi.
b. Bimbingan dan konseling berurusan denga pribadi dan tingkah laku individu yang
unik dan dinamis.
c. Bimbingan dan konseling memperhatikan sepenuhnya tahap dan berbagai aspek
perkembangan individu. Bimbingan dan konseling memberikan perhatian utama
kepada perbedaan individual yang menjadi orientasi pokok pelayanan.
d. Individu yang satu dengan lainnya adalah serupa dalam berbagai hal, tetapi perbedaan
individu harus diperhatikan dalam pemberian bantuan atau bimbingan kepada
individu.

2. Prinsip-prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan

Secara khusus bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat
mencapai tugas-tugas perkembangannya yang meliputi aspek pribadi-sosial, belajar
(akademik), dan karir.

a. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek pribadi-sosial konseli
adalah:
 Memiliki komitmen yang kuat dalam mengamalkan nilai-nilai keimanan dan
ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, baik dalam kehidupan pribadi,
keluarga, pergaulan dengan teman sebaya, Sekolah/Madrasah, tempat kerja,
maupun masyarakat pada umumnya.
 Memiliki sikap toleransi terhadap umat beragama lain, dengan saling
menghormati dan memelihara hak dan kewajibannya masing-masing.
 Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yang bersifat fluktuatif antara
yang menyenangkan (anugrah) dan yang tidak menyenangkan (musibah),
serta dan mampu meresponnya secara positif sesuai dengan ajaran agama
yang dianut.
 Memiliki kemampuan berinteraksi sosial (human relationship), yang
diwujudkan dalam bentuk hubungan persahabatan, persaudaraan, atau
silaturahim dengan sesama manusia.
 Memiliki kemampuan dalam menyelesaikan konflik (masalah) baik bersifat
internal (dalam diri sendiri) maupun dengan orang lain.
 Memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan secara efektif.

b. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek akademik (belajar)
adalah :
 Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam proses belajar yang
dialaminya.
 Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan
membaca buku, disiplin dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua
pelajaran, dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
 Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.

c. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karir adalah:
 Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
 Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi karir.
 Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi
dirinya, dan sesuai dengan norma agama.
 Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang
menjadi cita-cita karirnya masa depan.
 Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara
mengenali ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut,
lingkungan sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
 Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang
kehidupan secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan
minat, kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.

3. Prinsip-prinsip berkenaan dengan permasalahan

Dalam keseharian tidak semua pengaruh kehidupan bersifat positif. Factor yang
bersifat negative akan menghambat perkembangan dan akan menimbulkan permasalahan
kepada individu. Bimbingan dan konseling berfungsi membantu individu untuk keluar dari
permasalahannya, namun bimbingan dan konseling memiliki keterbatasan dalam:

a. Bimbingan dan konseling berurusan dengan hal yang menyangkut pengaruh


kondisi mental/fisik individu terhadap penyesuaian dirinya di rumah, di
sekolah, serta dalam kaitannya dengan kontrak sosial, pekerjaan dan
sebaliknya pengaruh lingkungan tehadap kondisi mental dan fisik individu.
b. Kesenjangan sosial, ekonomi dan kebudayaan merupakan factor timbulnya
masalah pada individu yang kesemuanya menjadi perhatian utama pelayanan
bimbingan dan konseling.

4. Prinsip-prinsip berkenaan dengan pengorganisasian

Dalam organisasi bimbingan dan konseling di sekolah perli diperhatikan beberapa


prinsip organisasi untuk menjamin kelancaran pelaksanaan program layanan bimbingan dan
konseling di sekolah. Prinsip-prinsip yang dimaksud diantaranya mencakup sebagai berikut:
a. Program layanan bimbingan dan konseling di sekolah hendaknya dirumuskan
dengan jelas, sehingga tujuan yang hendak dicapai jelas diketahui oleh pihak-pihak
yang bersangkutan terutama untuk memudahkan melaksanakan pembagian tugas,
tanggung jawab, dan wewenang, serta mengadakan penilaian (evaluasi) terhadap
program pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling itu sendiri.
b. Program layanan bimbingan dan konseling harus disusun sesuai kebutuhan sekolah
masing-masing. Sebab setiap sekolah memiliki kebutuhan, fasilitas, dan tenaga
personil ynag berbeda-beda antara satu sekolah dengan sekolah lainnya.
c. Penempatan petugas-petugas bimbingan dan konseling harus disesuaikan dengan
kompetensi, kualifikasi pendidikan, kemampuan, potensi-potensi, dan keahlian
masing-masing.
d. Program bimbingan dan konseling hemdaknya diorganisasikan secara sederhana.
Dalam arti lain program bimbingan dan konseling yang diorganisasikan secara
sederhana itu harus mudah untuk dipelajari, dilaksanakan, dikontrol, atau diawasi
pelaksanaannya, dan memiliki fleksibelitas yang tinggi, serta memiliki garis
tanggung jawab yang jelas.

PERTANYAAN

OBJEKTIF
1. Prinsip merupakan cara bimbingna konseling bekerja, menerapkan bentuk kegiatannya
yang utama dan menjelaskan tentang andaian falsafahnya. Pernyataan tersebut
dikemukakan oleh:
a. Van Hosse
b. Shertzer dan Stone
c. Allport
d. Thorndike
e. Prayitno
2. Dalam pelayanan bimbingan dan konseling prinsip – prinsip yang digunakannya
bersumber dari kajian.
a. Filosofis
b. Psikologis
c. Sosial
d. Yuridis
e. Religius
3. Yang termasuk prinsip – prinsip bimbingan dan konseling, kecuali...
a. Berkaitan dengan klien
b. Tujuan pendidikan
c. Permasalahan
d. Pelayanan
e. Pengorganisasian

4. Perhatikan poin-poin berikut ini!


a) Bimbingan dan konseling harus diarahkan untuk pengembangan individu yang
akhirnya mampu membimbing diri sendiri dalam menghadapi permasalahan.
b) Dalam proses bimbingan dan konseling keputusan yang diambil dan hendak
dilakukan oleh individu hendaknya atas kemauaan individu itu sendiri, bukan
karena desakan dari pembimbing atau pihak lain.
c) Permasalahn individu harus ditangani oleh tenaga ahli dalam bidang yang relevan
dengan permasalahan yang dihadapi.
d) Kerjasama antara pembimbing, guru, dan orang tua amat menentukan hasil layanan
bimbingan.
e) Pengembangan program pelayanan bimbingan dan konseling ditempuh melalui
pemanfaatan yang maksiamal dari hasil pengukuran dan penilaian terhadap
individu yang terlihat dalam proses pelayanan dan program bimbingan dan
konseling itu sendiri.
Poin-poin diatas merupakan poin-poin dari:
a. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Sasaran Pelayanan
b. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Masalah Individu
c. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Program Pelayanan
d. Prinsip-Prinsip Berkenaan dengan Pelaksanaan Layanan
e. Prinsip-Prinsip Bimbingan dan Konseling di Sekolah
5. Menurut Shertzer dan Stone prinsip-prinsip bimbingan dan konseling terbagi atas.
a. 2
b. 3
c. 4
d. 5
e. 6

ESAI
1. Apa yang dimaksud dengan prinsip bimbingan dan konseling?
Jawaban:
Prinsip merupakan paduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan yang
diguakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan. Dalam pelayanan
bimbingan dan konseling prinsip – prinsip yang digunakannya bersumber dari kajian
filosofis, hasil penelitian dan pengalaman dalam konteks sosial budayanya, pengerian,
tujuan, fungsi, dan proses penyelenggaraan bimbingan dan konseling.
2. Apa perbedaan prinsip umum dan khusus pada bimbingan dan konseling?
Jawaban:
1. Prinsip Bimbingan dan Konseling Secara Umum:
a. Bimbingan berhubugan dengan sikap dan tingkah laku individu yang
terbentuk dari kepribadian yang berbagai macam.
b. Pemberian bimbingan yang tepat dan sesuai pada individu yang
bersangkutan.
c. Berpusat pada individu yang dibimbing.
d. Masalah yang tidak dapat diselesaikan disekolah, diserahkan kepada yang
berwenang.
e. Identitas kebutuhan.
f. Fleksibel.
g. Bimbingan dipimpin oleh ahli dalam bimbingan dan kerjasama dengan
pembantunya serta menggunakan narasumber.
h. Evaluasi rutin terhadap program bimbingan.
2. Prinsip Bimbingan dan Konseling Secara Khusus:
a. Prinsip yang berkenaan dengan sasaran layanan; (1) non diskriminasi, (2)
individu dinamis dan unik, (3) tahap dan aspek perkembangan individu, (4)
perbedaan individual.
b. Prinsip berkenaan dengan permasalahan individu; (1) kondisi mental
individu terhadap sosialnya, (2) kesenjangan sosial, ekonomi, dan budaya.
c. Prinsip berkenaan dengan program layanan; (1) bagian integral pendidikan,
(2) fleksibel dan adaptif, (3) berkelanjutan, (4) penilaian teratur dan terarah.
d. Prinsip berkenaan dengan tujuan dan pelaksanaan pelayanan; (1)
pengembangan individu agar mandiri, (2) keputusan sukarela, (3) ditangani
oleh profesional dan kompeten, (4) kerjasama antar pihak terkait, (5)
pemanfaatan maksimal dari hasil penilaian/pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA

Abu Bakar dan Luddin. 2010. Dasar- Dasar Konseling : Tinjauan dan Praktek.
Bandung: Citra Pustaka Media Perintis.
Prayitno, dkk. 2008. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta.

Anda mungkin juga menyukai