DISUSUN OLEH :
DOSEN PENGAMPU
Dr. Nurhastuti, S.Pd., M.Pd
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kita berbicara mengenai pengertian, manfaat Perencanaan dan
Penyusunan Program Pengajaran Pengembangan Gerak dalam rangka
mempermudah dalam menjalankan atau mengemban tugas guru. Hal ini
berguna yakni agar tidak terjadi kekacauan dalam masalah menjalankan
tugasnya sebagai guru. Rencana atau perencanaan adalah suatu pedoman
untuk dilaksanakan dimasa yang akan datang agar tercipta sesuatu yang
optimal atau sesuai dengan apa yang diinginkan tentunya hal ini tidak lepas
dari penyusunan program pengajaran Pengembangan gerak yang baik dan
tentunya tidak lepas dari kompetensi atau kemampuan dari seorang guru.
Kemampuan atau kompetensi guru harus memperlihatkan prilaku yang
memungkinkan mereka yang menjalankan tugas profesional dengan cara
yang paling diingini, tidak sekedar menjalankan kegiatan pendidikan bersifat
rutinitas.
Guru melaksanakan tugas tidak untuk kepentingan diri sendiri, tetapi
untuk kepentingan Negara yaitu mendidik anak bangsa. Guru melaksanakan
tugas mendidik dan mengajar, tidak karena takut kepada pimpinan atau
atasannya secara birokratis, tetapi karena kesadaran mengemban jabatan
profesional guru atas dasar kemampuan atau kompetensi yang dimilikinya.
Oleh karena itu, guna mendapatkan pemahaman yang benar tentang masalah
ini sehingga kami ingin membahasnya secara mendalam melalui makalah
yang sederhana ini. Dengan judul Program Pengejaran Pengembangan Gerak.
Dengan makalah yang sederhana ini mudah-mudahan bermanfaat untuk kita
semua dalam rangka untuk pehaman yang benar mengenai hal ini.. Guna
untuk menyempurnakan makalah yang sederhana ini diperlukan saran, kritik,
pendapat untuk menyempurnakannya.
1
B. Rumusan masalah
1. Program Pengajaran Pengembangan Gerak
2. Penyusunan Program Pengajaran
3. Pelaksanaan Program Pengajaran
C. Tujuan
1. Memahami Pengertian
2. Memahami Penyusunan Program Pengajaran
3. Memahami Pelaksanaan Program
4.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
untuk mengembangkan prosedur dan alat penilaian, tujuan khusus harus
dijadikan acuan.
5
1) Melakukan assesmen gerak dengan pedoman assesmen
2) Melihat materi dalam GBPP
3) Menyesuaikan antara kemampuan awal dengan materi yang akan
diberikan
4) Menentukan strategi/metode penyampaian
5) Menggunakan alat bantu
b. Pelaksanaan
- Latihan penguatan otot-otot tangan dan kaki dengan menggerakkan
semua sendisendi dengan posisi tidur telentang, miring, tengkurep, dan
ngangkat kaki di tempat, melangkah satu persatu, kruk dulu baru kaki
bergantian sesuai dengan pola berjalan normal.
c. Metode/Strategi
Cara penyampaian materi tersebut adalah dengan praktek melakukan
latihan penguatan otot-otot, latihan pindah diri, dan latihan menggunakan
kruk. Agar 26 anak tidak bosan, latihan ini diselingi dengan permainan,
misalnya: menendang bola, mel empar dan menangkap bola, naik turun
tangga, balapan mengambil sesuatu dengan pindah diri.
d. Alat bantu
yang digunakan Matras, parallel bars, kruk, bola, dan tangga
e. Penilaian
Prosedur Penilaian dilakukan selama proses latihan berlangsung dan
pada akhir pembelajaran
6
Jenis Penilaian Berupa tes perbuatan melangkah dan berjalan.
Kemajuan A dinilai melalui kemampuan yang ditunjukkannya ketika
melangkah dan berjalan dengan kruk.
Alat penilaian Dengan menggunakan lembar observasi tentang
kemampuan berjalannya. Dinyatakan berhasil apabila ada peningkatan
pada: kekuatan otot-ototnya, kemampuan melangkah dengan serasi, dan
mandiri berjalan menggunakan kruk
3. Pelaksanaan Program
Pelaksanaan program bina gerak dapat dilakukan oleh guru yang telah
ditatar. Pada intinya, semua gerak sendi dan urutan gerak dalam melakukan
kegiatan hidup sehari- hari harus diajarkan dengan benar dan dilakukan dengan
serasi sesuai dengan gerakan yang normal.
Beberapa prinsip dalam latihan gerakan melakukan aktivitas hidup sehari-
hari yaitu:
a. Mulailah dengan apa saja yang dapat dilakukan sendiri oleh anak dengan
cara yang biasa dilakukannya atau dengan sedikit penyesuaian.
b. Rencanakanlah kegiatan setiap hari atau setiap minggu.
c. bagaimana kegiatan anak untuk setiap aktivitas juga berapa lama anak dapat
melanjutkan kegiatannya.
d. Untuk perpanjangan waktu cukup menambah ± 5 menit
e. Untuk menambah aktivitas lainnya harus ada kepastian bahwa anak telah
lebih kuat keadaan fisiknya.
7
c. Guling yang besar atau tong, alat untuk latihan bergerak maju mundur
dalam posisi merangkak.
d. Crowler, ialah alat untuk latihan gerakan merangkak.
e. Wallbars, adalah alat untuk latihan berdiri berpegangan, latihan gerakan
jongkok berdiri, dan gerakan memanjat
f. Parallel Bars, ialah alat untuk latihan berdiri, gerakan melangkah dan
berjalan sambil berpegangan
g. Walker, ialah alat untuk latihan gerakan berjalan
h. Crutch dan atau tongkat, ialah alat untul latihan berjalan
i. Straight, ialah alat untuk gerakan menaiki dan menuruni tanggan
j. Papan titian, ialah alat untuk latihan keseimbangan dalam berjalan
k. Dynamic Body excercise, ialah alat untuk latihan gerakan meloncat-loncat
di tempat
l. Foot placement leader, ialah alat untuk latihan melangkah dan menempatkan
kaki agar tidak menumpu
m. Treadmill, ialah alat untuk latihan berlari di tempat.
a. Brace ialah sepatu besi untuk menopang atau mengoreksi kaki agar anak
dapat berjalan dengan serasi.
b. Splint atau spalk, ialah alat untuk mengoreksi atau meluruskan kaki atau
tangan yang bengkok agar anak dapat berjalan dan menggerakkan
tangannya dengan benar.
c. Prothese tangan atau kaki ialah alat palsu untuk membantu gerakan tangan
atau kaki yang telah hilang.
Disamping alat-alat tersebut juga ada alat-alat yang dimodivikasi,
seperti:
a. Alat-alat tulis modifikasi, terdiri dari pulpen atau pensil yang gagangnya
diperbesar dan alas untuk menulis yang menggunakan penjepit kertas.
b. Alat-alat makan modifikasi, terdiri dari sendok garpu yang gagangnya
diperbesar, dan piring yang pinggirnya diberi pembatas untuk menahan
nasi agar tidak berceceran, serta cangkir yang pegangannya diperpanjang.
c. Head pointer, ialah alat tulis yang dipasang di kepala untuk anak yang
tidak punya tangan atau tidak dapat menggerakkan tangannya.
8
d. Meja dan kursi belajar yang dimodifikasi, yaitu meja belajar dengan
pinggirannya diberi pembatas agar buku tidak merosot dan kursi belajar
yang dapat di stel-stel sesuai dengan kebutuhan serta menggunakan sabuk
pengaman dan sandaran yang tegak lurus.
e. Papan tulis yang dimodifikasi, terdiri dari white board yang dapat dirubah-
rubah posisinya sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan anak dalam
menulis apakah posisinya duduk, berdiri, atau berbaring.
Agar tujuan dapat tercapai perlu dilakukan penilaian secara periodik
sebagai umpan balik mengenai:
a. Ketepatan pokok bahasan dengan kemampuan anak
b. Ketepatan dalam melaksanakan latihan atau pengajaran.
c. Ketepatan dalam memilih strategi pendekatan
d. Ketepatan dalam menggunakan sarana dan alat bantu latihan dan
e. Daya serap siswa atau kemampuan yang diharapkanyang akan dicapai.
Berikut ini diberikan salah satu contoh analisa tugas yang diajarkan untuk
memudahkan anak dalam memakai baju.
Analisa Tugas Memakai Baju
Urutannya:
1. Ambil baju (kemeja) dari gantungan baju
2. Buka satu persatu kancing baju
3. Tangan yang satu memegang ujung baju dan tangan yang lain dimasukkan ke
lubang lengan baju
4. Tarik baju sampai ke dekat tangan yang Belum dimasukkan
5. Tangan yang telah dimasukkan ke lengan baju memegang ujung baju dan
tangan - yang lain dimasukkan ke dalam lubang baju.
6. Pasang kembali kancing baju satu persatu
7. Rapihkan posisi baju dengan kedua tangan
9
Agar tujuan dapat tercapai perlu dilakukan penilaian secara periodik sebagai
umpan balik mengenai:
1). Ketepatan pokok bahasan dengan kemampuan anak
2). Ketepatan dalam melaksanakan latihan atau pengajaran.
3). Ketepatan dalam memilih strategi pendekatan.
4). Ketepatan dalam menggunakan sarana dan alat bantu latihan.
5). Daya serap siswa atau kemampuan yang diharapkan/yang akan dicapai.
Penilaian pelajaran bina gerak bagi siswa yang mengalami gangguan
motorik baik secara individual maupun klasikal. Sebelum membuat rancangannya
perlu mengadakan assesmen gerak untuk mengetahui tingkat kemampuan awal
dan kesulitan gerakannya. Hasil assesmen ini digunakan sebagai dasar pembuatan
program.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. SARAN
Penulisan makalah yang berjudul “Program pengajaran
Pengembangan gerak” ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh
karena itu, besar harapan penulis kepada pembaca untuk mengkritisi makalah
ini, baik dari segi isi maupun dari segi penulisan makalah.Selanjutnya,
mudah-mudahan makalah ini dapat dimanfaatkan oleh semua pembaca. Atas
kritik dan saran dari pembaca, penulis ucapkan terimakasih.
11
DAFTAR PUSTAKA
Allen, K Eileen. (2010). Profil Perkembangan Anak Pra Kelahiran Hingga
Usia
12 Tahun. Jakarta: PT Indeks.
Effendi, Mohammad. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak
Berkelainan.
Jakarta: Bumi Akasara.
Haryanto. (2011). Pengantar Asesmen Anak Berkebutuhan Khusus.
Jogjakarta:
UNY.
Karsono, dkk. (2014). Pedoman Pengembangan Diri dan Gerak bagi
Anak
Tunadaksa. Jakarta:Kemendikbud
12