Anda di halaman 1dari 4

RESUME 6

PENGEMBANGAN BAKAT DAN KREATIVITAS

Dosen Pengampu :

Dr. Nurhastuti, S.Pd.,M.Pd.

Disusun
O
L
E
H

Annisa
20003048

DEPARTEMEN PENDIDIKAN LUAR BIASA

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG


2023
Teori-Teori Kreativitas
A. Teori D’Bono
De Bono dalam Barak & Doppelt (2000) mendefinisikan 4 tingkat pencapaian dari
perkembangan ketrampilan berpikir kreatif, yaitu kesadaran berpikir, observasi berpikir,
strategi berpikir dan refleksi berpikir. De Bono (1992:33) mengatakan bahwa berpikir adalah
sejenis permainan yang terpampang pada layar pikiran dari pengalaman masa lalu atau yang
akan datang. Lebih lanjut De Bono mengatakan berpikir tidak lain adalah peristiwa nonmateri
dalam pikiran. Pandangan De Bono tersebut berpikir merupakan proses mental dan pengolahan
data oleh diri sendiri berlangsung tanpa memandang ada hasil atau tidak, berlangsung ketika
menghadapi suatu situasi.
B. Teori Belahan Otak
Perkembangan kreativitas sangat erat kaitannya dengan perkembangan kognitif
individu karena kreativitas sesungguhnya merupakan perwujudan dari pekerjaan otak. Para
pakar kreativitas, misalnya Clark (1988) dan Gowan (1989) melalui Teori Belahan Otak
(Hemisphere Theory) mengatakan bahwa sesungguhnya otak manusia itu menurut fungsinya
terbagi menjadi dua belahan, yaitu belahan otak kiri (left hemisphere) dan belahan otak kanan
(right hemisphere). Otak belahan kiri mengarah kepada cara berfikir konvergen (convergen
thinking), sedangkan otak belahan kanan mengarah kepada cara berfikir menyebar (difergent
thinking).17 Jadi kreativitas berhubungan dengan kecerdasan kognitif seseorang didalam
berpikir untuk menemukan ide-ide kreatif.
C. Teori psikodinamik
Teori psikodinamik menyatakan bahwa kreativitas berasal dari alam bawah sadar dan
dapat diungkapkan melalui manifestasi yang disebut simbolisasi. Menurut teori ini, kreativitas
dipengaruhi oleh konflik dan ketegangan dalam diri seseorang, yang muncul dari konflik antara
dorongan-dorongan tak sadar dengan kebutuhan-kebutuhan dan nilai-nilai sosial yang
diinternalisasi.
Salah satu konsep penting dalam teori psikodinamik yang berkaitan dengan kreativitas
adalah sublimasi. Sublimasi adalah proses di mana energi yang dihasilkan oleh dorongan-
dorongan tak sadar dialihkan ke dalam aktivitas kreatif yang lebih sosial dan diakui secara
sosial. Menurut teori ini, kreativitas dapat menjadi cara untuk mengatasi ketegangan dan
kecemasan yang muncul dari konflik antara dorongan-dorongan tak sadar dan kebutuhan-
kebutuhan sosial.
Teori psikodinamik juga mengemukakan bahwa kreativitas dapat dianggap sebagai
bentuk self-ekspresi dan pemahaman diri. Dalam konteks ini, kreativitas dapat membantu
seseorang untuk mengungkapkan pengalaman tak sadar mereka melalui simbolisasi, yang pada
gilirannya dapat membantu mereka memahami dan memproses pengalaman mereka dengan
lebih baik.
Namun, teori psikodinamik juga dihadapkan pada beberapa kritik terkait generalisasi
dan validitas dari teori ini dalam menjelaskan kreativitas. Beberapa kritikus mengatakan bahwa
teori ini tidak cukup mempertimbangkan faktor-faktor eksternal seperti lingkungan dan
pengalaman yang dapat mempengaruhi kreativitas, serta terlalu fokus pada pengaruh
dorongan-dorongan tak sadar dalam menciptakan kreativitas.
D. Teori Psikoanalitik
Berikut tokohtokohnya:
1. Sigmund Freud
Freud percaya bahwa meskipun kebanyakan mekanisme pertahanan (defence
mechanism) menghambat tindakan kreatif, mekanisme sublimasi justru merupakan
penyebab utama kreativitas karena kebutuhan seksual tidak dapat dipenuhi, maka terjadi
sublimasi dan merupakan awal imajinasi.
2. Ernest Kris
Ernest kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi juga sering muncul
dalam tindakan kreatif.
3. Carl Jung
Carl Jung juga percaya bahwa ketidaksadaran memainkan peranan yang amat
penting dalam kreativitas tingkat tinggi. Alam pikiran yang tidak disadari dibentuk oleh
masa lalu pribadi. Dengan adanya ketidaksadaran kolektif, maka akan timbul penemuan
teori, seni, dan karya-karya baru lainnya. Proses inilah yang menyebabkan kelanjutan dari
eksistensi manusia.
E. Teori berfikir bisosiatif
Teori berfikir bisosiatif atau associative thinking theory adalah teori psikologi yang
menyatakan bahwa pikiran manusia bekerja dengan cara mengaitkan atau mengasosiasikan
informasi yang diterima dari lingkungan. Teori ini berpendapat bahwa pikiran manusia secara
alami cenderung untuk membuat hubungan atau asosiasi antara informasi yang diterima,
sehingga memudahkan seseorang dalam mengingat informasi tersebut.
DAFTAR REFERENSI:
Heldanita, H. (2018). Pengembangan Kreativitas Melalui Eksplorasi. Golden Age: Jurnal
Ilmiah Tumbuh Kembang Anak Usia Dini, 3(1), 53-64.
Maulana, I., & Mayar, F. (2019). Pengembangkan Kreativitas Anak Usia Dini Di Era Revolusi
4.0. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(3), 1141-1149.
Mayar, F., Roza, D., & Delfia, E. (2019). Urgensi Profesionalisme Guru PAUD dalam
Mengembangan Kreativitas Anak Usia Dini. Jurnal Pendidikan Tambusai, 3(3), 1112-
1119.
Sabri, I., & Yanuartuti, S. (2023). TEORI KREATIVITAS DAN PENDIDIKAN KREATIVITAS.
Penerbit Lakeisha.
Setiawan, D., Hardiyani, I. K., Aulia, A., & Hidayat, A. (2022). Memaknai kecerdasan melalui
aktivitas seni: analisis kualitatif pengembangan kreativitas pada anak usia dini. Jurnal
Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 6(5), 4507-4518.

Anda mungkin juga menyukai