Dosen Pengampu :
Marja, M.Pd
Kelompok 6 :
Halimah Putri 21003106
Heru Wiyono 21003204
Melysa Putri 21003122
Nurhafizah Ain 21003135
Putrie aura hermawan 21003249
Sri mulia wahyu 21003162
2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT. Karena
dengan rahmat karunia serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah
Pembelajaran IPS bagi ABK. Ada pun judul dari makalah ini adalah “Strategi dan Model
Pembelajaran”. Ini semua hanya sebatas pengetauan dan kemampuan yang penulis miliki dan
penulis juga berterima kasih kepada dosen pembimbing dan rekan-rekan yang telah membantu
penulis baik secara moril maupun materil.
Penulis sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan bagi pembaca. Penulis juga menyadari bahwa dalam makalah ini banyak
kekurangan dan jauh dari yang diharapkan.Untuk itu, penulis berharap adanya kritik dan saran
yang mendukung untuk memperbaiki makalah ini di masa yang akan datang.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEBAHASAN
A. Kesimpulan ........................................................................................................................13
B. Saran ..................................................................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai
carapenggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan peperangan.Dalam
duniapendidikan, strategi diartikan sebagaia plan, method, or series of activities designed
toachieves a particular education goal. Jadi strategi pembelajaran sebagai
sebuahperencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk
mencapaitujuan pendidikan tertentu.Sanjaya, Wina (2007) pola umum perbuatan guru-
peserta didik di dalam perwujudan kegiatan belajar-mengajar. Sifat pola umum
maksudnya macam dan urutan perbuatan yang dimaksud nampak dipergunakan atau
dipercayakan guru-peserta didik di dalam bermacam-macam peristiwa belajar. Sehingga
strategi menunjuk kepada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik
didalam peristiwa belajar-mengajar.
Secara khusus, model diartikan sebagai karangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Setiap model pembelajaran
mempunyai keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan yang lain. Tidak ada model
pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua
materi. Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi
peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran yang diterapkan di kelas
harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: tujuan pembelajaran, sifat materi
pembelajaran yang akan diajarkan, ketersediaan fasilitas dan media, sumber-sumber
belajar, kondisi peserta didik atau tingkat kemampuan peserta didik, dan alokasi waktu
yang tersedia agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan
menunjang keberhasilan peserta didik dapat juga diartikan suatu pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan lebih
menarik dan siswa belajar akan lebih antusias dan mampu mengubah persepsi siswa
terhadap mata pelajaran IPS akan lebih positif dan akan lebih menyenangkan.
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui strategi pembelajaran IPS bagi ABK
2. Untuk mengetahui model pembelajaran IPS bagi ABK
BAB II
PEMBAHASAN
A. Strategi Pembelajaran
1. Pengertian strategi pembelajaran
3
4
Dick dan Carey (1990 dalam Sanjaya, 2007): Strategi Pembelajaran terdiri
atasseluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan
belajar yang digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Strategi pembelajaran bukan hanya sebatas pada
prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan termasuk juga pengaturan
materi atau paketprogram pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta
didik.
Raka Joni (1980): Pola umum perbuatan guru siswa didalam perwujudan
kegiatan belajar-mengajar yang menunjuk kepada karakteristik abstrak dari pada
rentetan perbuatan guru-siswa tersebut J.R David (Wina Senjaya, 2008): Dalam
strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan. Strategi pembelajaran
dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang
didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Miarso (2004) dalam
Bukunya Warsita (2008: 266): Strategi pembelajaran adalah suatu kondisi yang
diciptakan oleh guru dengan sengaja agar peserta difasilitasi dalam mencapai
tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Dalam strategi ini, guru menyajikan materi dalam bentuk yang telah
dipersiapkansecara rapi, sistematis, dan lengkap sehingga peserta didik
tinggal menyimak dan mencernanya saja secara tertib dan teratur. Secara
garis besar prosedurnya adalah:
8
Dalam sistem belajar mengajar ini, guru menyajikan bahan pelajaran tidak
dalambentuk yang final, tetapi anak didik diberi peluang untuk mencari dan
menemukannyasendiri dengan mempergunakan teknik pendekatan
pemecahan masalah Secara garis besar prosedurnya adalah sebagai berikut:
bahkan bila perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada
tingkat kepercayaan tertentu.
v. verification atau pembuktian. Berdasarkan hasil pengolahan dan
tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang telah
dirumuskan sebelumnya itu kemudian dicek, apakah terjawab atau
tidak, apakah terbukti atau tidak.
vi. generalization. Tahap selanjutnya berdasarkan hasil verifikasi tadi, anak
didik belajar menarik kesimpulan atau generalisasi tertentu
B. Model Pembelajaran
Secara khusus, model diartikan sebagai karangka konseptual yang digunakan
sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Setiap model pembelajaran
mempunyai keunggulan dan kelemahan dibandingkan dengan yang lain. Tidak ada model
pembelajaran yang paling efektif untuk semua mata pelajaran atau untuk semua
materi. Sebagai seorang guru harus mampu memilih model pembelajaran yang tepat bagi
peserta didik. Karena itu dalam memilih model pembelajaran yang diterapkan di kelas
harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu: tujuan pembelajaran, sifat materi
pembelajaran yang akan diajarkan, ketersediaan fasilitas dan media, sumber-sumber
belajar, kondisi peserta didik atau tingkat kemampuan peserta didik, dan alokasi waktu
yang tersedia agar penggunaan model pembelajaran dapat diterapkan secara efektif dan
menunjang keberhasilan peserta didik dapat juga diartikan suatu pendekatan yang
digunakan dalam kegiatan pembelajaran sehingga proses belajar mengajar akan lebih
menarik dan siswa belajar akan lebih antusias dan mampu mengubah persepsi siswa
terhadap mata pelajaran IPS akan lebih positif dan akan lebih menyenangkan.
satu, dua atau tiga pertemuan, bisa berawal dari seleksi guru atau eksplorasi
peserta didik.Guru membantu peserta didik mengklarifikasi masalah dan
menentukan bagaimana masalah itu diinvestigasi (investigasi melibatkan sumber-
sumber belajar, informasi, dan data yang variatif, melakukan survei dan
pengukuran).Guru membantu peserta didik menciptakan makna terkait dengan
hasil pemecahan masalah yang akan dilaporkan (bagaimana mereka memecahkan
masalah dan apa rasionalnya).Pengorganisasian laporan (makalah,laporan lisan,
model, program, computer, dll.).Presentasi (dalam kelas melibatkan semua
peserta didik, guru, bila perlu melibatkan administrator dan anggota masyarakat.
4. Model Integrasi Berdasarkan Topik
Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) keterpaduan dapat
dilakukan berdasarkan topik yang terkait, misalnya “kegiatan ekonomi
penduduk”. Kegiatan ekonomi penduduk dalam contoh yang dikembangkan
ditinjau dari berbagai disiplin ilmu yang tercakup dalam IPS. Kegiatan ekonomi
dalam hal ini ditinjau dari persebaran dan kondisi fisis-geografis yang tercakup
dalam disiplin geografi.
Secara psikologis, kegiatan ekonomi penduduk dapat mempengaruhi
interaksi sosial di masyarakat atau sebaliknya. Secara historis dari waktu ke waktu
kegiatan ekonomi penduduk selalu mengalami perubahan. Selanjutnya
penguasaan konsep tentang jenis-jenis kegiatan ekonomi sampai pada taraf
mampu menumbuhkan kreativitas dan kemandirian dalam melakukan tindakan
ekonomi dapat dikembangkan melalui kompetensi yang berkaitan dengan
ekonomi.
5. Model Integrasi Berdasarkan Potensi Utama
Keterpaduan IPS dapat dikembangkan melalui topik yang didasarkan pada
potensi utama yang ada di wilayah setempat, sebagai contoh, “potensi Bali”
Sebagai Daerah Tujuan Wisata”. Dalam pembelajaran yang dikembangkan,
kebudayaan Bali dikaji dan ditinjau dari faktor alam, historis kronologis dan
kausalitas, serta prilaku masyarakat terhadap aturan. Melalui kajian potensi utama
yang terdapat di daerahnya, maka peserta didik selain dapat memahami kondisi
16
Model Pembelajaran Menurut Joyce dan Weil (2000:13) mengemukakan maksud dari
model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman
dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial dan untuk
mengarahkan kita ke dalam perancangan pembelajaran untuk membantu peserta didik sedemikian
rupa sehingga tujuan pembelajaran itu tercapai (Hernani, dkk:5). T. Raka Joni (1980) membahas
Dipihak lain Wina Sanjaya (2005) berpendapat bahwa model pembelajaran berkedudukan
lebih tinggi (lebih umum) dari pada strategi pembelajaran.. (Toto Ruhimat, dkk, 2011:198-199)
Model pembelajaran mempunyai empat ciri khusus yang tidak dimiliki oleh strategi, metode, atau
prosedur.
Ciri-ciriersebutialah:
(1) rasional teoritis logis yang disusun oleh para pencipta atau pengembangnya;
(2) landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar (tujuan pembelajaran yang akand
icapai);
17
(3) tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan dengan
berhasil;
(4) lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat tercapai (Kardi dan Nur,
2009).
Menurut Johnson (dalam Samani, 2000), untuk mengetahui kualitas model pembelajaran
harus dilihat dari dua aspek, yaitu proses dan produk. Aspek Proses mengacu apakah pembelajaran
mampu menciptakan situasi belajar yang menyenangkan (joyful learning) serta mendorong siswa
perlengkapan dan prosedur yangsaling mempegaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran (Dr.
OemarHamalik, 2005: 57). Dalam sistem pembelajaran terdapat tiga ciri khasyang terkandung di
dalamnya, yaitu, rencana, saling ketergantungan, dan tujuan. Proses pembelajaran, pada
hakekatnya, adalah untuk mendewasakan siswa melalui upaya untuk membekali siswa dengan
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat menjadi bekal bagi kehidupannya.
Bekal yang dimiliki siswa itu sangat penting sebagai sumber daya manusia yang dibutuhkan
pembelajaran dalam suatu kelas. Peneliti melakukan analisis pada proses pembelajaran yang
meliputi aspek kegiatan awal pembelajaran, kegiatan inti pembelajaran, dan kegiatan akhir
fisik maupun psikis ke dalam tiga ranah. Sehingga pembelajaran yang berlangsung akan lebih
bermakna. Tidak hanya sebatas pengetahuan saja, namun lebih pada pengalaman ilmu dan
ketrampilan menciptakan sesuatu sebagai hasil pemahaman ilmu tertentu. Proses pembelajaran
dikatakan berhasil secara optimal jika sebagian besar (84% s.d. 94%) bahan pengajaran yang
diajarkan dapat dikuasai siswa. Secara tidak langsung proses pembelajaran dipengaruhi oleh
18
perencanaan yang baik yang dapat kita lihat dari rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pendidikan inklusi adalah sebuah sistem pendidikan yang memungkinkan setiap anak
penuh berpartisipasi dalam kegiatan kelas reguler tanpa mempertimbangkan kecacatan atau
karakteristik lainnya. Disamping itu pendidikan inklusi juga melibatkan orangtua dalam cara yang
berarti dalam berbagai kegiatan pendidikan, terutama dalam proses perencanaan, sedang dalam
belajar- mengajar, pendekatan guru berpusat pada anak (Meita Shanty,2012:64-65). Pendidikan
inklusi oleh Sapon-Sevin (O’Neil, 1994/1995) didefinisikan sebagai system layanan PLB yang
mempersyaratkan agar semua anak luar biasa dilayani di sekolahsekolah terdekat di kelas biasa
bersama teman-teman seusianya. Oleh karena itu, beliau menekankan adanya restrukturisasi di
sekolah sehingga menjadi komunitas yang mendukung pemenuhan kebutuhan khusus setiap anak,
artinya kaya dalam sumber dan dukungan dari semua guru dan siswa. Ahli yang lain, Stainback dan
Stainback (1990) dalam Sunardi (2009) mengatakan bahwa sekolah yang inklusi adalah sekolah
Sekolah ini menyediakan program pendidikan yang layak, menantang, tetapi sesuai dengan
kemampuan dan kebutuhan setiap murid maupun bantuan dan dukungan yang dapat diberikan oleh
para guru agar anak-anak berhasil. Lebih dari itu, sekolah inklusi juga merupakan tempat bagi
setiap anak dapat diterima, menjadi bagian dari kelas tersebut, dan saling membantu, baik dengan
guru dan teman sebayanya maupun anggota masyarakat lain agar kebutuhan individunya terpenuhi.
sistem layanan pendidikan yang mengikut sertakan anak berkebutuhan khusus belajar bersama
dengan anak sebayanya di sekolah reguler yang terdekat dengan tempat tinggalnya.
Penyelenggaraan pendidikan inklusi menuntut pihak sekolah melakukan penyesuaian baik dari segi
kurikulum, sarana dan prasarana pendidikan, maupun system pembelajaran yang disesuaikan
dengan kebutuhan individu peserta didik. (Roza Susanti,2012: 94) Perkembangan pendidikan
19
inklusi tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatanpendekatan (Depdiknas (2007, 5),
sebagai berikut:
anak kebutuhan khusus dari sistem persekolahan reguler.Di Indonesia bentuk sekolah
segregasi ini berupa satuan pendidikan khusus atau Sekolah luar biasa sesuai dengan jenis
kelainan peserta didik. Sebagai satuan pendidikan khusus, makasistem pendidikan yang
digunakan terpisah sama sekali dari sistempendidikan di sekolah reguler, baik kurikulum,
tenaga pendidik, dan kependidikan, sarana prasarana, sampai pada sistem pembelajaran dan
evaluasinya. Kelemahan dari sekolah segregasi ini antara lain aspek perkembangan emosi
dan sosial anak kurang luas karena lingkungan pergaulan yang terbatas.
sekolah reguler tanpa adanya perlakuan khusus yang disesuaikan dengan kebutuhan
individu anak. Sekolah tetap menggunakan kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik
dan kependidikan, serta sistem pembelajaran reguler untuk semua peserta didik. Jika ada
konsekuensinya peserta didik itu sendiri yang harus menyesuaikan dengan sistem yang
dituntut di sekolah reguler. Dengan kata lain pendidikan terpadu menuntut anak yang harus
3. Sekolah inklusi Pendekatan inklusi merupakan perkembangan baru dari pendidikan terpadu.
Pada sekolah inklusi setiap anak sesuai dengan kebutuhan khususnya, semua diusahakan
dapat dilayani secara optimal dengan melakukan berbagai modifikasi dan/atau penyesuaian,
mulai dari kurikulum, sarana prasarana, tenaga pendidik dan kependidikan, sistem
pembelajaran sampai pada sistem penilaiannya. Dengan kata lain pendidikan inklusi
mensyaratkan pihak sekolah yang harus menyesuaikan dengan tuntutan kebutuhan individu
peserta didik, bukan peserta didik yang menyesuaikan dengan sistem persekolahan.
20
Keuntungan dari pendidikan inklusi anak berkebutuhan khusus maupun anak biasa dapat
berinteraksi secara wajar sesuai dengan tuntutan kehidupan sehari-hari di masyarakat, dan
perubahan, mulai cara pandang, sikap, sampai pada proses pendidikan yang berorientasi
berkebutuhan khusus di sekolah inklusi dapat dilakukan dengan berbagai model sebagai berikut
1. Kelas Reguler (Inklusi Penuh) Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak non
berkebutuhan khusus sepanjang hari di kelas reguler dengan menggunakan kurikulum yang
sama.
2. Kelas Reguler dengan Cluster Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak non
berkebutuhan khusus di kelas reguler dalam kelompok khusus. 3. Kelas Reguler dengan
Pull Out Anak berkebutuhan khusus belajar bersama anak non berkebutuhan khusus di
kelas reguler namun dalam waktuwaktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang lain
3. Kelas Reguler dengan Cluster dan Pull Out Anak berkebutuhan khusus belajar bersama
anak non berkebutuhan khusus di kelas reguler dalam kelompok khusus, dan dalam waktu-
waktu tertentu ditarik dari kelas reguler ke ruang lain untuk belajar dengan guru
pembimbing khusus.
dalam kelas khusus pada sekolah reguler, namun dalam bidangbidang tertentu dapat belajar
5. Kelas Khusus Penuh Anak berkebutuhan khusus belajar di dalam kelas khusus pada sekolah
PENUTUP
A. Kesimpulan
Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang
rangkaian kegiatan yang didisain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi
dalam konteks pembelajaran, berarti pola umum perbuatan guru-peserta didik di dalam
perwujudan kegiatan pembelajaran. Maka dari itu, konsep strategi dalam hal ini
menunjuk pada karakteristik abstrak rentetan perbuatan guru-peserta didik di dalam
kegiatan pembelajaran. Strategi pembelajaran merupakan pemilihan atas berbagai jenis
latihan tertentu yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
Menurut Joyce & weil model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur pembelajaran yang sistematis dalam pengorganisasian pengalaman
belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman bagi
perangcang pembelajaran dan para guru dalam merancang dan melaksanakan proses
belajar mengajar.1 Karena dalam model pembelajaran menggambarkan proses belajar
mengajar, tentu di dalam setiap model pembelajaran mempunyai langkah/sintaks tertentu
yang perlu diperhatikan dalam mengaplikasikan suatu model pembelajaran.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kesalahan dan kekurangan pada
makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk perbaikan makalah ini kedepannya, agar penulis dapat membuat makalah yang
lebih baik lagi di kemudian hari dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis
dan pembaca.
1
Darmadi, Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa,(Yogyakarta:
Deepublish, 2017) hlm. 42
13
DAFTAR PUSTAKA
tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
Jakarta, Depdiknas.
Indrawati, Model Pembelajaran Terpadu pada Sekolah Dasar, Jakarta: PPPPTK IPA, 2009
Jhonson, Mauritz, Intentionality in Education, New York: Center for Curriculum Research and
Services, t.th
Nurdin, Syafrudin dan Usman, Basyirudin, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum,
Anggraeni, Novita Eka. "Strategi Pembelajaran Dengan Model Pendekatan Pada Peserta Didik
Agar Tercapainya Tujuan Pendidikan Di Era Globalisasi." ScienceEdu: Jurnal Pendidikan
Ipa 2.1 (2019): 72-79.
Dermawan, Oki. "Strategi pembelajaran bagi anak berkebutuhan khusus di slb." Psympathic: Jurnal
Ilmiah Psikologi 6.2 (2013): 886-897.
14