Anda di halaman 1dari 10

Vol.

3 No 2, Agustus 2019
ISSN: 2613-9553

PENGARUH IMPLEMENTASI GERAKAN LITERASI SEKOLAH


TERHADAP MINAT BACA DAN KEMAMPUAN MEMBACA
PEMAHAMAN SISWA KELAS V SD
GUGUS II KUTA UTARA

S. Anjani1, N. Dantes2, G. Artawan3

Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana


Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail:{sri.anjani,nyoman.dantes,gde.artawan}@pasca.undiksha.ac.id.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Implementasi Gerakan Literasi
Sekolah Terhadap Minat Baca dan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa SD
Kelas V Gugus II Kuta Utara. Penelitian ini menggunakan rancangan Single Factor
Independent Groups Designs. Sampel penelitian ini berjumlah 62 orang siswa terdiri
dari dua kelas yaitu kelas V SD No. 3 Canggu dan Kelas V SD No. 3 Tibubeneng.
Data diambil dengan menggunakan kuesioner dan tes objektif pilihan ganda biasa.
Data selanjutnya dianalisis dengan menggunakan Manova. Hasil analisis
menunjukkan bahwa:(1) terdapat pengaruh implementasi gerakan literasi sekolah
terhadap minat baca siswa kelas V SD Gugus II Kuta Utara;(2) terdapat pengaruh
implementasi gerakan literasi sekolah terhadap kemampuan membaca pemahaman
siswa kelas SD Gugus II Kuta Utara;(3) terdapat pengaruh secara simultan
implementasi gerakan literasi sekolah terhadap minat baca dan kemampuan
membaca pemahaman siswa kelas V SD Gugus II Kuta Utara.

Kata kunci: GLS,Minat Baca, Membaca Pemahaman

Abstract
This study aims to determine the Effect of Implementation of the School Literacy
Movement on Reading Interest and Reading Comprehension Ability of Class V
Elementary School Class II Kuta Utara. This study uses the design of Single Factor
Independent Groups Designs. The sample of this study amounted to 62 students
consisting of two classes namely class V SD No. 3 Canggu and Class V SD No. 3
Tibubeneng. Data was taken using a questionnaire and ordinary multiple choice
objective tests. The data is then analyzed using Manova. The results of the analysis
show that: (1) there is an influence of implementation of the School Literacy
Movement on reading interest in fifth grade students of SD Gugus II Kuta Utara; (2)
there is an influence of Implementation of the School Literacy Movement on reading
comprehension ability of elementary school students in Class II of Kuta Utara; (3)
there is a simultaneous influence of implementation of the School Literacy Movement
on reading interest and reading comprehension ability of fifth grade students of SD
Gugus II Kuta Utara.

Keywords : GLS, Reading Interest, Reading Comprehension

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 74


Vol.3 No 2, Agustus 2019
ISSN: 2613-9553

PENDAHULUAN terus menerus kepada siswa. Faktor yang


Memasuki abad ke-21 diharapkan mempengaruhi minat baca dari luar terdiri
siswa memiliki kemampuan dalam dari peranan guru, lingkungan, keluarga
memahami informasi dan menerapkan dan fasilitas. Seorang guru hendaknya
berbagai teknik berpikir yang kritis, serta menggunakan teori atau komponen
kreatif pada saat membaca, menulis, dan strategi pembelajaran sebagai prinsip
memecahkan masalah. Pengetahuan pembelajaran sehingga dalam proses
dapat diperoleh melalui berbagai kegiatan, pembelajaran dapat diterima oleh
salah satunya dengan membaca. Oleh siswanya dengan baik dan lebih mudah.
karena itu keterampilan membaca perlu Adanya keberadaan perpustakaan di
dikembangkan pada siswa. Keterampilan sekolah sebagai sumber belajar yang
membaca memiliki berbagai peran dalam diharapkan dapat menumbuhkan minat
kehidupan, sehingga penting untuk baca siswa, maka dari itu perpustakaan
dikuasai siswa dengan baik guna harus dikelola dengan baik, misalnya
terciptanya pembiasaan membaca. sistem komputerisasi yang dapat
Adapun tujuan akhir dari membaca adalah memudahkan siswa dalam mencari judul
siswa mampu mengambil intisari dari buku yang diinginkan.
bacaan yang dibacanya.Agar terjadinya Seorang siswa yang memiliki minat
pembiasaan membaca diperlukannya baca tinggi membutuhkan beberapa hal
minat siswa untuk melakukannya. diantaranya: lingkungan yang mendukung,
Minat atau interest merupakan bahan bacaan yang menarik dan
gambaran sikap seseorang ketika bimbingan terhadap bacaan yang sesuai
menginginkan sesuatu. Minat erat dengan tingkatan umur siswa. Penguatan
kaitannya dengan perasaan, oleh sebab minat membaca sangat menguntungkan
itu melaksanakan sesuatu dengan siswa dalam proses pembelajaran yang
keterpaksaan dapat menghilangkan minat akan di laluinya. Sebaliknya siswa yang
dalam diri seorang siswatermasuk dalam memiliki minat baca rendah akan
kegiatan membaca. Minat dapat mempengaruhi kemampuan menulisnya.
menumbuhkan rasa senang ketika Adapun untuk mengukur minat
dilakukan, begitu pula sebaliknya jika tidak baca dirumuskan dimensi sebagai berikut
dapat dilakukan maka terdapat rasa yaitu perasaan senang membaca,
kecewa dalam hati. kebutuhan terhadap membaca buku,
Minat baca adalah kecenderungan ketertarikan terhadap bacaan, keinginan
jiwa seseorang yang mendalam dengan membaca buku, dan keinginan mencari
perasaan senang berkeinginan kuat untuk bahan bacaan. Indikatornya terdiri dari
membaca tanpa adanya paksaan. Minat siswa memiliki semangat dalam
membaca selalu disertai keinginan dan membaca,siswa memiliki kesadaran akan
usaha-usaha untuk membaca. Minat baca pentingnya membaca, siswa memiliki daya
membutuhkan perhatian yang menyeluruh tarik untuk membaca,siswa dapat
disertai perasaan senang terhadap memanfaatkan waktu luang untuk
kegiatan membaca. Minat baca yang membaca,dan siswa memiliki keinginan
dibangkitkan pada usia dini dapat sendiri untuk mencari bahan baacan.
dijadikan landasan bagi berkembangnya Membaca bukan hanya melihat
budaya baca di masa depan.Untuk dan mengucapkan kalimat tetapi tujuan
meningkatkan minat baca siswa yang dikejar adalah mendapatkan
dibutuhkan peranan guru dalam pemahaman. Adapun tujuan membaca
memotivasi siswa untuk mencintai buku adalah untuk menemukan informasi yang
sejak dini. Menurut Triatma (2016:173), mencakup isi dan memahami makna pada
minat baca dipengaruhi oleh faktor dalam sebuah teks bacaan. Secara singkat
diri siswa dan faktor luar diri siswa. Faktor tujuan membaca adalah membaca untuk
dari dalam diri siswa meliputi tujuan studi (telaah ilmiah), membaca
perasaan,motivasi dan perhatian. Langkah untuk tujuan menangkap garis besar
yang dilakukan adalah dengan cara bacaan, membaca untuk menikmati karya
memberi motivasi, dan perhatian secara satra, membaca untuk mengisi waktu

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 75


Vol.3 No 2, Agustus 2019
ISSN: 2613-9553

luang, dan membaca untuk mencari anak dalam masyarakat dan hal tersebut
keterangan suatu istilah. Oleh karena itu, dapat membantu dan dapat menghalangi
pada dasarnya membaca mempunyai anak belajar membaca. Kedua, faktor
tujuan keterampilan membaca untuk intelektual yaitu mencakup metode
mendapatkan informasi dan kepuasaan pengajar guru dan prosedur kemampuan
batin. Dan untuk mencapai tujuan guru. Intelektual atau inteligensi
membaca tidak hanya diperlukan merupakan suatu kegiatan berpikir yang
keterampilan memahami yang tersurat terdiri dari pemahaman yang esensial
saja, tetapi juga pemahaman yang tersirat tentang situasi yang diberikan dan
dalam bacaan. meresponnya secara tepat. Faktor
Selain itu, beberapa hal penting intelektual berperan penting dalam
yang harus diperhatikan berkaitan dengan memengaruhi kemampuan membaca
aktivitas membaca salah satunya adalah siswa.
materi bacaan yang dipilih. Dalam materi Ketiga, faktor psikologis yaitu
bacaan, berbagai informasi yang ingin mencakup motivasi, minat, kematangan
dicari melalui bacaan menentukan wacana, sosial, emosi, dan penyesuaian diri.
apakah berkaitan dengan wacana ilmiah, Motivasi merupakan faktor kunci dalam
fiksi atau berisikan informasi khusus belajar membaca. Kuncinya adalah guru
maupun informasi umum. Perbedaan harus mendemonstrasikan kepada siswa
wacana ini akan mempengaruhi cara praktik pengajaran yang relevan dengan
membaca, bagaimana membaca setiap minat dan pengalaman anak sehingga
wacana tersebut juga mengacu pada anak memahami belajar itu sebagai
tujuan serta informasi apa yang ingin digali. kebutuhan. Siswa yang mempunyai
Adapun wacana bacaan yang dianggap motivasi tinggi terhadap membaca, akan
baik untuk materi pengajaran membaca mempunyai minat yang tinggi pula
adalah yang sesuai dengan tingkat terhadap kegiatan membaca. Dan
perkembangan jiwa, minat, kebutuhan keempat, Faktor fisiologis yaitu mencakup
atau teks bacaan biasanya dikaitkan kesehatan fisik dan pertimbangan
dengan tujuan kemampuan yang ingin neurologis. Gangguan pada alat bicara,
dicapai. alat pendengaran, dan alat penglihatan
Pembelajaran membaca sangat bisa memperlambat kemajuan belajar
penting bagi siswa, karena kemampuan membaca. Analisis bunyi misalnya,
membaca berkaitan dengan proses mungkin sukar bagi anak yang
memahami dan memberi makna, mempunyai masalah pada alat bicara dan
memanfaatkan dengan tepat bahan alat pendengaran. Kelelahan juga
bacaan yang dibaca untuk meningkatkan merupakan kondisi yang tidak
pengetahuan dan wawasan sehingga menguntungkan bagi anak untuk belajar,
memiliki kemampuan lebih dari orang lain. khususnya belajar membaca. Kemampuan
Kemampuan membaca pemahaman membaca pemahaman dapat diukur
adalah kemampuan dalam memahami dengan memperhatikan Taksonomi Barret.
bacaan dengan baik dan mendapatkan Dalam artikel Supriyono (2008:1-5)
informasi dari bacaan dalam melibatkan mengemukakan, taksonomi ini memiliki 5
pengetahuan dan pengalaman. Adapun kategori yang terdiri dari pemahaman
faktor – faktor yang mempengaruhi literal, reorganisasi, pemahaman
kemampuan membaca pemahaman yaitu inferensial, evaluasi, dan apresiasi. Kelima
pertama, faktor lingkungan yaitu kategori ini dapat membantu siswa untuk
mencakup latar belakang dan pengalaman memahami, berpikir, dan berinteraksi
siswa serta sosial ekonomi, latar belakang dengan wacana atau bacaan mulai dari
dan pengalaman siswa saling berkaitan makna tersurat sampai kepada interpretasi
dalam kemajuan membaca siswa. dan reaksi terhadap pesan informasi
Lingkungan siswa dapat membentuk dalam wacana/bacaan tersebut (1)
pribadi, sikap, nilai, dan kemampuan Pemahaman Literal, pada tahap ini
bahasa anak. Kondisi di rumah berfokus dalam membantu siswa terampil
memengaruhi pribadi dan penyesuain diri memahami ide atau informasi yang

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 76


Vol.3 No 2, Agustus 2019
ISSN: 2613-9553

dengan jelas tersurat di dalam berada pada urutan ke 64 dari 72 negara.


bacaan/wacana. Kita dapat Dan data terbaru dari Most Littered Nation
mengembangkan keterampilan In The World yang dilakukan oleh Central
pemahaman pada tingkat ini dari tugas- Connecticut State University pada
tugas atau pertanyaan - pertanyaan yang maret2016, menunjukkan bahwa
mudah sampai yang kompleks. Tugas- Indonesia berada pada urutan ke 60 dari
tugas atau pertanyaan – pertanyaan yang 61 negara anggota riset.
mudah dapat berupa tugas atau Data statistik UNESCO 2012
pertanyaan untuk mengenal dan menunjukkan indeks minat baca di
mengingat fakta atau kejadian tunggal.(2) Indonesia baru 0,001. Artinya tiap 1.000
Reorganization, pada tahap ini berfokus penduduk hanya satu orang saja yang
dalam membantu siswa untuk mampu mempunyai minat baca. Menurut indeks
melakukan analisis, sintesis, dan/atau pembangunan pendidikan UNESCO ini,
menyusun ide atau informasi yang secara Indonesia berada di nomor 69 dari 127
tersurat dinyatakan di dalam negara.
bacaan/wacana. Untuk menyampaikan Masalah mendasar rendahnya
pemahaman mengenai makna minat dan kemampuan membaca
bacaan/wacana, siswa dapat kita arahkan pemahaman siswa berhubungan dengan
untuk melakukan parafrase ulang atau ketersediaan buku, faktor situasional dan
menterjemahkan pernyataan penga- pola asuh orang tua. Tidak semua siswa
rang.(3) Pemahaman Inferensial, pada mendapatkan buku yang berkualitas dan
tahap ini berfokus pada siswa untuk sesuai dengan usia.Selain itu, faktor
mampu membuat kesimpulan lebih dari ekonomi dan rendahnya kesadaran orang
pada pemahaman makna tersurat dengan tua untuk menyediakan buku dirumah,
proses berpikir menggunkan intuisi dan menyebabkan siswa tidak mendapatkan
imaginasi anak. (4) Evaluasi, pada tahap buku yang dibutuhkan. Selain itu, ada
ini berfokus dalam membantu siswa untuk beberapa hal yang menjadi penyebab
mampu membuat penilaian dan pendapat rendahnya minat siswa untuk membaca
tentang isi bacaan/wacana dengan buku diantaranya seperti sistem
melakukan perbandingan ide – ide dan pembelajaran yang berjalan selama ini
informasi di dalam bacaan/wacana dan belum mampu memicu siswa agar
dengan menggunakan pengalaman, memiliki minat baca dikarenakan
pengetahuan, kriteria, dan nilai-nilai yang pembelajaran yang monoton dan berpusat
dimiliki siswa sendiri atau dengan kepada guru.
menggunakan sumber-sumber lain.(5) Sayangnya di Indonesia buku-buku
Apresiasi, pada tahap ini berfokus dalam yang cocok untuk usia siswa SD masih
membantu siswa untuk mampu melakukan minim. Selain itu, rendahnya minat baca
apresiasi terhadap maksud penulis dalam disebabkan oleh beberapa hal diantaranya
bacaan/wacana dengan apresiasi secara mahalnya harga buku dan terbatasnya
emosi, sensitif terhadap estetika dan fasilitas perpustakaan yang menyebabkan
memberikan reaksi terhadap nilai-nilai membaca tidak lagi sebagai sarana
bacaan/wacana dalam elemen psikologis pembelajaran dan hiburan bagi siswa
dan artistik. (Triatma,2016:167).
Pada kenyataannya, beberapa Untuk mengatasi permasalahan
cara yang dilakukan untuk meningkatkan tersebut pemerintah mencentuskan suatu
minat baca dan kemampuan membaca terobosan yaitu menggalakaan proram
pemahaman siswa belum memperoleh Gerakan Literasi Sekolah (GLS).Program
hasil maksimal. Kualitas membaca di GLS ini sudah diterapkan diberbagai
Indonesia masih jauh di bawah negara- daerah Indonesia. Namun, kualitas
negara lain. Itu terbukti dalam pelaksanaan GLS setiap daerah berbeda,
Mahaarani,dkk (2017:321) bahwa tergantung pada ketersediaan sarana dan
Program for International Student kesiapan warga sekolah tersebut. GLS
Assesment (PISA) menyebutkan tingkat merupakan suatu usaha atau kegiatan
literasi Indonesia pada tahun 2015 masih yang bersifat partisipatif dengan

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 77


Vol.3 No 2, Agustus 2019
ISSN: 2613-9553

mendorong seluruh siswa Indonesia agar membaca rutin harapannya akan tumbuh
memiliki minat membaca buku dan kebiasaan membaca, dari kebiasaan
membangun eksosistem literasi sehingga membaca tersebut akan terbentuk
menjadi pembelajar. Sasaran utama kemampuan membaca pemahaman pada
gerakan literasi sekolah yaitu pada jenjang siswa.
SD, karena siswa di SD masih mudah Berdasarkan observasi di seluruh
untuk dikembangkan dalam usia 6-12 SD Gugus II Kuta Utara pada tanggal 14
tahun (Faradina,2017:61). Program ini November 2018, seluruh SD yang berada
dilaksanakan untuk tujuan menumbuhkan di Gugus II Kuta Utara sudah
minat baca siswa, meningkatkan melaksanakan program GLS dan hasil
kemampuan membaca pemahaman siswa wawancara dengan beberapa siswa
serta mendukung pelaksanaan proses diketahui bahwa pada saat waktu istirahat
pembelajaran kurikulum 2013 dengan siswa lebih senang bermain daripada
harapan pengetahuan dapat dikuasai membaca. Buku yang dibaca setiap
secara lebih baik. Kategori bahan bacaan harinya pun tidak terlepas dari buku
dalam GLS ini berisi tentang nilai-nilai budi pelajaran. Dengan demikian, dapat
pekerti, berupa kearifan lokal, nasional, diajukan penelitian yang berjudul
dan global yang sesuai dengan jenjang “Pengaruh Implementasi Gerakan Literasi
pendidikan siswa di SD. Sekolah Terhadap Minat Baca dan
Program GLS dilaksanakan secara Kemampuan Membaca Pemahaman
bertahap dengan mempertimbangkan Siswa Kelas V SD Gugus II Kuta Utara”.
kesiapan sekolah di seluruh Indonesia. Tujuan penelitian ini yaitu untuk
Kesiapan ini mencakup kesiapan Mengetahui untuk Mengetahui Pengaruh
kapasitas sekolah (ketersediaan fasilitas, Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
bahan bacaan, sarana, prasarana literasi), Terhadap Minat Baca Siswa Kelas V SD
kesiapan warga sekolah, dan kesiapan Gugus II Kuta Utara, untuk mengetahui
sistem pendukung lainnya (partisipasi Pengaruh Implementasi Gerakan Literasi
publik, dukungan kelembagaan, dan Sekolah Terhadap Kemampuan Membaca
perangkat kebijakan yang relevan). Pemahaman Siswa Kelas V SD Gugus II
Rentang waktu pelaksanaan ketiga tahap Kuta Utara dan mengetahui Pengaruh
ini bergantung pada kondisi sekolah Implementasi Gerakan Literasi Sekolah
masing-masing. GLS di sekolah dasar (SD) Terhadap Minat Baca dan Kemampuan
dilaksanakan secara bertahap dengan Membaca Pemahaman Siswa Kelas V SD
mempertimbangkan kesiapan masing- Gugus II Kuta Utara.
masing sekolah (Hidayah,2017:50).
Berikut ini tahapan GLS: tahap ke- METODE
1: Pembiasaan kegiatan membaca yang “Populasi adalah wilayah generalisasi
menyenangkan di ekosistem sekolah. yang terdiri atas obyek/subyek yang
Tahap ke-2: Pengembangan minat baca mempunyai kuantitas dan karakteristik
untuk meningkatkan kemampuan literasi. tertentu yang ditetapakan oleh peneliti
Tahap ke-3: Pelaksanaan pembelajaran untuk dipelajari dan kemudian ditarik
berbasis literasi. Kegiatan membaca pada kesimpulannya”(Sugiyono,2018:130).
tahap ini mendukung pelaksanaan Sependapat dengan itu, Sujarweni
Kurikulum 2013 yang mensyaratkan siswa (2018:105) menyatakan, “Populasi adalah
membaca buku nonteks pelajaran yang keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek
dapat berupa buku tentang pengetahuan atau subjek yang mempunyai karakteristik
umum, kegemaran, minat khusus, atau dan kualitas tertentu yang ditetapkan oleh
teks multi modal, dan juga dapat dikaitkan peneliti untuk diteliti kemudian ditarik
dengan mata pelajaran tertentu. Alur kesimpulannya”.
kebudayaan berawal dari sesuatu yang Berdasarkan kajian teori tersebut
diajarkan. Kemudian, kegiatan yang bahwa populasi adalah keseluruhan dari
diajarkan itu dibiasakan. Pembiasaan orang yang memiliki karakteristik tertentu
membaca bila dilakukan terus menerus yang ingin diteliti oleh peneliti lalu
akan menjadi karakter minat baca. Melalui dipelajari dan ditarik kesimpulan. Populasi

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 78


Vol.3 No 2, Agustus 2019
ISSN: 2613-9553

dari penelitian ini adalah seluruh siswa Penelitian ini menggunakan


kelas V SD Gugus II Kuta Utara Tahun rancangan penelitian eksperimen desain
Ajaran 2017/2018, yang terdiri dari 11 faktorial dalam bentuk Single Factor
kelas dalam 7 SD. Jumlah populasi dari Independent Groups Designs. Penelitian
penelitian ini adalah 275 orang ini melibatkan dua variabel yang terdiri
Setelah mengetahui populasi dari variabel bebas dan variabel terikat.
langkah selanjutnya adalah menentukan Variabel bebas adalah gerakan literasi
sampel penelitian. “Sampel adalah bagian sekolah dan variabel terikat adalah minat
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki baca dan kemampuan membaca
oleh populasi tersebut” Sugiyono (2018: pmahaman siswa.
131).“Sampel merupakan bagian dari Pada penelitian ini untuk penilaian
populasi yang secara langsung dikenai minat baca dan kemampuan membaca
penelitian” (Agung, 2016: 8). Berdasarkan pemahaman siswa menggunakan
kajian teori tersebut dapat disintesakan instrumen kuesioner dan tes objektif
bahwa sampel adalah bagian dari jumlah dalam bentuk pilihan ganda biasa.
dan karakteristik yang dimiliki oleh Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari tiga
populasi yang mewakili anggota populasi. tahapan yaitu, tahap persiapan, tahap
Pengertian tersebut memberi gambaran pelaksanaan, dan tahap akhir. Metode
bahwa sampel mewakili populasi untuk pengumpulan data adalah cara-cara yang
dijadikan sebagai sumber data penelitian. digunakan peneliti dalam mengumpulkan
Penggunaan sampel bertujuan untuk data penelitian. Adapun metode
menghemat waktu, tenaga, dan biaya pengumpulan data yang digunakan dalam
dalam melakukan penelitian. penelitian ini adalah menggunakan
Teknik pengambilan sampel pada instrumen kuesioner untuk mengukur
penelitian ini adalah Random Sampling minat baca, tes pilihan ganda biasa untuk
yang dirandom kelasnya, sehingga setiap mengukur kemampuan membaca
kelas mendapatkan peluang yang sama pemahaman.
untuk menjadi sampel penelitian. Sebelum instrumen tersebut
Pemilihan sampel penelitian ini tidak diberikan pada kelas kontrol dan
dilakukannya pengacakan individu eksperimen terlebih dahulu dilakukan uji
melainkan hanya pengacakan kelas, coba instrumen yaitu validitas dan
karena tidak bisa mengubah kelas yang reliabilitas. Instrumen kuesioner minat
telah terbentuk sebelumnya. Kelas dipilih baca valid sebanyak 20 soal dengan
sebagaimana telah terbentuk tanpa reliabel berkategori sangat tinggi dengan
campur tangan peneliti. demikian soal akhir untuk mengukur minat
Sebelum dilakukan random, baca siswa kelas eksperimen dan kontrol
terlebih dahulu dilakukan uji penyetaraan berjumlah 20 soal. Sedangkan instrumen
kelas dan yang diuji kesetaraan adalah tes objektif pilihan ganda biasa
hasil Ulangan Umum Bahasa Indonesia kemampuan membaca pemahaman valid
siswa kelas V semester sebelumnya. sebanyak 12 soal dengan reliabel sangat
Berdasarkan uji kesetaraan dilihat tinggi dan soal yang digunakan hanya 10
dari thitung < ttabel, sehingga diperoleh soal saja. Penelitian ini bertujuan untuk
kelompok setara dan kelompok tidak mengetahui pengaruh secara simultan
setara. Untuk mendapatkan kelas kualitas GLS terhadap minat baca dan
eksperimen dan kontrol dilakukan dengan kemampuan membaca pemahaman
undian. Berdasarkan undian yang siswa kelas V SD Gugus II Kuta Utara.
dilakukan didapat SD ke-3 dan SD ke-11 Adapun tahapan dalam
yaitu kelas yang menjadi sampel menganalisis data dalam penelitian ini
eksperimen adalah kelas V SD No. 3 adalah deskripsi data, deskripsi data hasil
Canggu dengan jumlah siswa 32 orang. penelitian ini adalah untuk memberikan
Dan untuk sampel kelas kontrol yaitu kelas gambaran umum mengenai penyebaran
V SD No. 3 Tibubeneng dengan jumlah data yang diperoleh. Data yang disajikan
siswa 30 orang. adalah data mentah dan diolah
menggunakan teknik statistik deskriptif.

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 79


Vol.3 No 2, Agustus 2019
ISSN: 2613-9553

Deskripsi tersebut berguna untuk pengolahan dengan program SPSS 16.0


menjelaskan data menurut frekuensinya, for Windows adalah p>0,05. Minat baca
menjelaskan kecenderungan tertinggi, GLS untuk kelas eksperimen adalah
kecenderungan menengah, dan 0,138>0,05 dan minat baca GLS untuk
kecerendungan rendah,serta untuk kelas kontrol adalah 0,128>0,05. sehingga
menjelaskan pola penyebaran data dapat dinyatakan bahwa data hasil minat
penelitian. baca implementasi GLS kelas eksperimen
Data yang diperoleh dari penelitian dan data minat baca implementasi GLS
dideskripsikan menurut masing-masing kelas kontrol adalah berdistribusi normal.
variabel, karena tujuannya demikian, Dan Kemampuan membca pemahaman
maka dicari harga Mean (M), Median (Me), kualitas GLS untuk kelas eksperimen
Standar Deviasi (SD), Varians, skor adalah 0,051>0,05 dan kemampuan
minimal, skor maksimal dan rentangan membaca pemahaman kualitas GLS
atau jangkauan data setiap variabel yang untuk kelas kontrol adalah 0,088>0,05.
diteliti. Uji prasyarat analisis (uji prasayarat Sehingga dapat dinyatakan bahwa data
yang dilakukan adalah uji normalitas hasil kemampuan membaca pemahaman
sebaran data, uji homogenitas varians,uji kualitas GLS kelas eksperimen dan data
homogenitas matriks varians/kovarians kemampuan membaca pemahaman
dan uji korelasi antar variabel terikat). Lalu kualitas GLS kelas kontrol adalah
dilanjutkan dengan Uji hipotesis. berdistribusi normal.
Untuk mendeskripsikan data Untuk uji homogenitas
digunakan statistik deskriptif dan untuk varians/kovarians perhitungan uji
menguji hipotesis sesuai yang diajukan Levene’s For Equality Of Variance
digunakan teknik analisis multivariat menunjukkan hasil sig. untuk minat baca
(MANOVA). Adapun hipotesis yang kelas eksperimen dan kelas kontrol
diajukan dalam penelitian ini yaitu adalah 0,337>0,05. Hal ini berarti bahwa
Hipotesis alternatif yang pertama berbunyi data hasil minat baca kelas eksperimen
“Terdapat pengaruh implementasi gerakan dan kelas kontrol adalah homogen. Dan
literasi sekolah terhadap minat baca uji korelasi antar variabel terikat
siswa kelas V SD Gugus II Kuta Utara”. menunjukkan bahwa nilai Pearson
Data dianalisis dengan menggunakan Correlation (rhitung) adalah -0,020 dengan
Anava-A dengan bantuan aplikasi SPSS nilai signifikansi sebesar 0,879 atau lebih
16.0 for Windows. Dan hipotesis yang besar dari 0,05 (0,879>0,05). Ini
kedua berbunyi “Terdapat pengaruh menunjukkan hubungan atau korelasi
implementasi gerakan literasi sekolah antar variabel terikat tidak signifikan atau
terhadap kemampuan membaca tidak ada korelasi antar variabel terikat.
pemahaman siswa kelas V SD Gugus II Maka dari itu, uji MANOVA dapat
Kuta Utara”. Data dianalisis dengan dilakukan.
menggunakan Anava-A dengan bantuan
aplikasi SPSS 16.0 for Windows. Serta HASIL DAN PEMBAHASAN
hipotesis yang ketiga berbunyi “ Terdapat Hasil Uji Hipotesis pertama
pengaruh secara simultan implementasi menunjukkan terdapat pengaruh
terhadap minat baca dan kemampuan implementasi gerakan literasi sekolah
membaca pemahaman siswa kelas V SD terhadap minat baca siswa kelas V SD
Gugus II Kuta Utara”. Untuk menjawab Gugus II Kuta Utara dengan memiliki nilai
hipotesis ketiga maka dianalisis dengan uji F sebesar 4,824 dengan nilai signifikansi
MANOVA. Keputusan diambil dengan 0,032 atau lebih kecil dari 0,05. Ini
analisis Pillai’s Trace, Wilks’Lamda, menunjukkan bahwa nilai F pada variabel
Hotelling’s Trace dan Roy’s Largest Root terikat minat baca signifikan. Maka dari itu
yang analisisnya dilakukan dengan Ho ditolak dan H1 diterima.
bantuan SPSS 16.0 for Windows. Analisis Dan hasil uji hipotesis yang kedua
hipotesis diatas didahului dengan uji menunjukkan terdapat pengaruh
normalitas sebaran dengan uji Kolmogrov- implementasi gerakan literasi sekolah
Smirnov (K-S) yang diperoleh dari hasil terhadap kemampuan membaca

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 80


Vol.3 No 2, Agustus 2019
ISSN: 2613-9553

pemahaman siswa kelas V SD Gugus II Pada pelaksanaan GLS pada


Kuta Utara dengan memiliki nilai F kelompok kontrol sebenarnya hampir
sebesar 4,459 dengan nilai signifikansi sama dengan kelompok eksperimen
0,039 atau lebih kecil dari 0,05. Ini hanya perbedannya pada saat
menunjukkan bahwa nilai F pada variabel pembelajaran di kelas kelompok kontrol
terikat kemampuan membaca untuk kegiatan 15 menit membaca
pemahaman signifikan. Maka dari itu Ho menggunakan buku pelajaran yang
ditolak dan H1 diterima. diterimanya. Hal yang demikian
Hasil analisis hipotesis ketiga menyebabkan siswa tidak memiliki
untuk penelitian ini yaitu menunjukkan ketertarikan untuk membaca, sehingga
bahwa terdapat pengaruh secara simultan berdampak pada hasil minat baca siswa.
implementasi gerakan literasi sekolah Dalam pelaksanaan GLS pada
terhadap minat baca dan kemampuan kelompok eksperimen dapat
membaca pemahaman siswa kelas V SD memperdalam kemampuan membaca
Gugus II Kuta Utara dengan harga F untuk pemahaman para siswa dalam untuk
Pillai’s Trace, Wilks’Lamda, Hotelling’s mendapatkan informasi atau pengetahuan.
Trace dan Roy’s Largest Root memiliki Program GLS memiliki 3 Tahapan yaitu
nilai signifikansi lebih kecil daripada 0,05 tahap pembiasaan, pengembangan dan
yaitu 0,046<0,05. Maka dari itu, harga F pembelajaran berbasis literasi. Pada
untuk Pillai’s Trace, Wilks’Lamda, kelompok eksperimen untuk kegiatan
Hotelling’s Trace dan Roy’s Largest Root membaca 15 menit sebelum pembelajaran
adalah signifikan. Jadi Ho ditolak dan H1 dimulai pada pertemuan di kelas, siswa
diterima. diberikan teks berupaa bacaan – bacaan
Dalam pelaksanaan GLS pada yang terkait dengan materi untuk
kelompok eksperimen yang efektif dapat mengawali pembelajaran. Sebelum siswa
menanamkan minat para siswa untuk diajak untuk membaca, siswa diajak tanya
membaca apa yang ditemukan jawab mengenai judul cerita, gambar dan
(lingkungan kaya literasi) berupa bacaan, lain – lain dan setelah membaca siswa
bukan hanya sekedar buku tetapi berupa diajak untuk berdiskusi mengenai bacaan.
kata – kata mutiara, poster, dan karya – Selain itu dalam kelompok ekpsrimen
karya siswa yang ditempel pada mading di strategi membaca diatur agar tidak
lingkungan sekolah membuat membaca membosankan, terkadang membaca
memberikan suatu makna atau menjadi mandiri, membaca berkelompok,
tahu tentang suatu informasi. Selain itu, membaca bersama dan dibacakan oleh
pada kelompok eksperimen di ruangan guru (mendongeng) dan untuk
kelas disediakan pojok baca, guru dalam meningkatkan kemampuan literasi di
seminggu 2 kali sering mengajak siswa sekolah menyediakan “Jurnal Membaca”
untuk membaca di perpustakaan serta di bagi siswa untuk mencatat bacaan –
lingkungan sekloah dan selain itu dalam bacaan yang pernah dibaca siswa,
kegiatan membaca 15 menit sebelum sehingga hal tersebut dapat meningkatkan
pembelajaran dimulai pada pertemuan di kemampuan literasi siswa.
kelas, siswa diberikan teks berupaa Dan pada pelaksanaan GLS pada
bacaan – bacaan yang terkait dengan kelompok kontrol juga terdiri dari 3
materi untuk mengawali pembelajaran, tahapan yaitu tahap pembiasaan,
serta sekolah menyediakan “Jurnal pengembangan dan pembelajaran
Membaca” bagi siswa untuk mencatat berbasis literasi. Sama halnya dengan
bacaan – bacaan yang pernah dibaca kelompok eksperimen untuk meningkatkan
siswa dengan tujuan melatih siswa kemampuan membaca pemahaman
menulis. Dengan demikian karena terbiasa dalam kegiatan membaca 15 menit siswa
diajak untuk membaca memberikan diajak membaca buku, tetapi sayangnya
dampak positif kepada siswa, sehingga yang dipakai adalah buku pelajaran,
membuat siswa menjadi terbiasa strategi membaca yang digunakan pun
membaca dan memiliki keinginan sendiri hanya membaca mandiri saja dan
untuk membaca suatu bacaan. diadakan diskusi tetapi hanya

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 81


Vol.3 No 2, Agustus 2019
ISSN: 2613-9553

menanyakan pendapat siswa terhadap Berdasarkan simpulan penelitian yang


baacaan yang dibaca setelah itu guru telah dipaparkan, maka dapat diajukan
mengambil alih untuk pembelajaran. Hal beberapa saran guna peningkatan
yang demikian menyebabkan siswa tidak program GLS sebagai berikut. (1) Siswa
memiliki kemampuan membaca diharapkan tetap dan bahkan lebih tertarik
pemahaman yang baik, sehingga lagi untuk membaca berbagai macam
berdampak pada data hasil kemampuan bacaan yang sesuai usianya. Dan terus
membaca pemahaman. berlatih untuk meningkatkan kemampuan
Gerakan Literasi Sekolah membaca pemahamannya agar kritis
merupakan gambaran suatu kondisi dalam menanggapi informasi yang didapat
pelaksanaan suatu program gerakan dari bacaan serta paham akan isis bacaan
literasi sekolah yang bersifat partisipatif mengenai kebenarannya; (2) Guru kelas di
dengan mendorong siswa agar memiliki SD, khususnya di SD Gugus II Kecamatan
minat membaca dan membangun Kuta Utara diharapkan menjadikan
eksosistem literasi sehingga menjadi penelitian ini sebagai hasil atau masukkan
pembelajar. GLS menekankan pada dan pertimbangan untuk melaksanakan
kegiatan literasi yang mencangkup program gerakan literasi sekolah ini agar
keterampilan berpikir menggunakan kualitasnya meningkat lagi menjadi sangat
sumber-sumber pengetahuan cetak, visual, baik dan; (3) Sekolah diharapakan lebih
digital dan auditori. Melalui adanya bisa mengelola keadaan lingkungan
program GLS ini dapat meningkatkan sekolahnya sacara fisik untuk
minat baca dan kemampun membaca mengembangkan minat baca siswa dan
pemahaman siswa. meningkatnya kemampuan membaca
Hal ini didukung oleh penelitian pemahaman siswa, dengan
sebelumnya yaitu penelitian yang memperhatikan area membaca,
dilakukan oleh Nindya Faradina(2017), ketersediaan sumber bacaan, agar anak –
mengemukakan terdapat pengaruh yang anak tertarik untuk membaca.
signifikan Program Gerakan Literasi
Sekolah terhadap Minat Baca Siswa di SD DAFTAR RUJUKAN
Islam Terpadu Muhammadiyah An-Najah Agung, A.A Gede. 2016. Statistika Dasar
Jatinom Klaten. Dan penelitian ini untuk Pendidikan. Yogyakarta:
dilakukan Erni Iwayantari (2018), Aditya Media Publishing
mengemukakan Gerakan Literasi Sekolah Erni,Iwayantari.2018.“Penerapan Gerakan
sangat berpengaruh terhadap Literasi Sekolah Dalam
pembelajaran membaca pemahaman Meningkatkan Kemampuan
karena dengan terbiasanya mebaca, cara Membaca Pemahaman Dan
memahami bacaan akan lebih cepat Dampaknya Terhadap Upaya
terserap. menumbuhkan Nilai - Nilai
Karakter Di Smpn 2 Bojongsoang
PENUTUP Kabupaten Bandung”. http://
Berdasarkan pemaparan yang repository.unpas.ac.id/37097/(Dia
telah dilakukan, dapat disimpulkan kses tanggal 1 juli 2019
sebagai berikut (1) terdapat pengaruh Faradina,Nindya.2017.“Pengaruh Program
implementasi gerakan literasi sekolah Gerakan Literasi Sekolah
terhadap minat baca siswa kelas V SD Terhadap Minat Baca Siswa Di
Gugus II Kuta Utara (2) terdapat pengaruh SD Islam Terpadu
implementasi gerakan literasi sekolah Muhammadiyah An-Najah
terhadap kemampuan membaca JatinomKlaten”.http://journal.stu
pemahaman siswa kelas V SD Gugus II dent.uny.ac.id/ojs/index .php/fip
Kuta Utara (3) terdapat pengaruh secara mp /article/view/9280 (Diakses
simultan implementasi gerakan literasi tanggal 10 Mei 2019)
sekolah terhadap minat baca dan Hidayah,Layli.2017. “Implementasi
kemampuan membaca pemahaman siswa Budaya Literasi Di Sekolah
kelas V SD Gugus II Kuta Utara. Dasar Melalui Optimalisasi

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 82


Vol.3 No 2, Agustus 2019
ISSN: 2613-9553

Perpustakaan: Studi Kasus Di


Sekolah Dasar Negeri Di
Surabaya”.JU-ke(Volume 1,
Nomer 2. https://www.neliti.
com/id/ publications/269663
/implementasi-budaya-literas i-
di-sekolah-dasar-melalui-
optimalisasi-perpustakaan
(Diakses tanggal 23 April 2019)
Maharani,dkk.2017.“Minat Baca Anak-
Anak Di Kampoeng Baca
Kabupaten Jember”. Jurnal
Kajian Pendidikan dan Hasil
Penelitian (Vol 3, No 1).
https://journal.unesa.ac.id/index.
php/PD/article/view/1646
(Diakses tanggal 23 April 2019)
Sugiyono.2018. Metode Penelitian
Kuantitatif. Bandung:Alfabeta
Supriyono. 2008. “Membimbing Siswa
Membaca Cerdas dengan
Taksonomi Barrett”. Papua :
Yayasan Pendidikan
Jayawijaya.https://docplayer.info
/29912316-Membimbing-siswa-
membaca-cerdas-dengan taks
onomi-barrett-drs-supriyono-am
d-med-ketua-yayasanpendidika
n-jayawijaya.html.(Diakses
tanggal 20 April 2019)

Triatma,Nur Ilham.2016. “Minat Baca


Pada Siswa Kelas Vi Sekolah
Dasar Negeri Delegan 2
Prambanan Sleman
Yogyakarta”.Jurnal Prodi
Teknologi Pendidikan (Vol. V
Nomor 6).http://journal.student.
uny.ac.id/ojs/index.php/fiptp/arti
cle/view/3098/2794.(Diakses
tanggal 20 April 2019)

PENDASI: Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia 83

Anda mungkin juga menyukai