Anda di halaman 1dari 35

PENGARUH MINAT MEMBACA TERHADAP HASIL BELAJAR

BAHASA INDONESIA SISWA KELAS IV SDN 101771


TEMBUNG PASAR 3

Proposal Penelitian
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Pendidikan sebagai
Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan (S.Pd)

Oleh
Zalma Putri Yani
1201111061

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2023
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah aspek yang sangat penting dalam menunjang kemajuan

masa depan bangsa. Manusia sebagai subjek pembangunan perlu dididik, dibina,

serta dikembangkan potensinya dengan tujuan terciptanya subjek pembangunan

yang berkualitas.

Minat membaca adalah kemauan dan keinginan seseorang untuk mengenali

huruf dan dapat menangkap makna dan tulisan tersebut. Mengartikan minat

membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan

senang terhadap kegiatan membaca sehingga dapat mengarahkan seseorang untuk

membaca dengan kemauannya sendiri.

Minat membaca juga diartikan sebagai sikap positif dan adanya rasa

keterikatan dalam diri terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku

bacaan. Tidak diragukan lagi, bahwa membaca merupakan sarana penting bagi

setiap orang yang ingin maju. Begitu pula dengan para pelajar, membaca

merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan tidak hanya pengetahuan tetapi

juga hasil belajar. Membaca membuat mereka menjadi cerdas, kritis dan

mempunyai daya analisa yang tinggi.

Siswa tidak akan tertarik untuk membaca. Minat merupakan faktor yang

sangat penting yang ada dalam diri setiap manusia, faktor yang mempengaruhinya

terdapat dari faktor eksternal dan internal. Meskipun motivasinya sangat kuat,

1
2

tetapi jika minat tidak ada tentu kita tidak akan melakukan sesuatu yang

dimotivasikan pada kita. Begitu pula halnya kedudukan minat dalam membaca

menduduki tingkat teratas, karena tanpa minat seseorang sukar akan melakukan

kegiatan membaca.

Membaca melibatkan pemahaman memahami apa yang dibacanya, apa

maksudnya. Ketika siswa mengalami kesukaran memahami suatu teks bacaan,

tugas pengajaran membaca semakin kompleks. Bagaimana siswa bisa belajar dari

suatu teks jika mereka tidak bisa memahami tugas membaca yang diberikankepada

mereka.

Hasil belajar merupakan suatu kemampuan yang diperoleh individu setelah

proses belajar berlangsung, yang dapat memberikan perubahan tingkah laku baik

pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan siswa sehingga lebih baik

daripada sebelumnya. Rendahnya hasil belajar siswa disebabkan pula oleh

rendahnya minat membaca dan rendahnya kemampuan guru dalam memotivasi

siswa untuk membuat kegiatan membaca merupakan hal yang menyenangkan.

Setiap proses belajar mengajar (PBM) mempunyai tujuan untuk

meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran. Dalam proses tersebut, terdapat

indikasi yang menunjukkan berhasil atau tidaknya sebuah penyelenggaraan dalam

kegiatan belajar mengajar. Oleh sebab itu, seorang guru bertugas sebagai mediator

yang berwenang merancang bagaimana agar tercipta sebuah proses pembelajaran

sehingga tercapai sebuah tujuan yang diinginkan.


3

Interaksi antara guru dengan peserta didik merupakan hal terpenting dalam

proses pembelajaran. Selain menerima materi pelajaran dari guru, siswa diharapkan

dapat berpartisipasi aktif untuk mendukung terciptanya komunikasi pembelajaran

yang interaktif karena salah satu penentu dalam keberhasilan belajar adalah adanya

partisipasi aktif dari siswa. Semakin tinggi tingkat partisipasi siswa dalam proses

pembelajaran, maka pencapaian keberhasilan belajar akan dicapai dengan mudah

pula. Dengan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka penulis

mengajukan judul penelitian yaitu: “Pengaruh Minat Membaca Terhadap Hasil

Belajar Bahasa Indonesia pada Siswa kelas IV SDN Tembung Pasar 3”. Melalui

penelitian ini, diharapkan dapat memacu motivasi siswa untuk meningkatkan minat

membaca, khususnya dalam hasil belajar bahasa Indonesia.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, identifikasi masalah dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

1. Kurangnya minat siswa dalam membaca buku pelajaran bahasa

Indonesia Di SDN Tembung Pasar 3.

2. Peran guru untuk meningkatkan minat siswa dalam membaca buku

pelajaran bahasa Indonesia

3. Kurangnya minat siswa yang dipengaruhi oleh faktor eksternal dan

internal diri siswa.


4

C. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah merupakan masalah yang sangat penting agar

permasalahan yang diteliti menjadi terarah. Berdasarkan identifikasi masalah di atas

maka penelitian ini dibatasi pada “Pengaruh Minat Membaca terhadap Hasil Belajar

Bahasa Indonesia Siswa Kelas IV SDN Tembung Pasar 3” Tahun Pelajaran

2023/2024”.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalahnya sebagai berikut: “Bagaimanakah pengaruh minat membaca terhadap

hasil belajar bahasa Indonesia siswa kelas IV Di SDN Tembung Pasar 3 ?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian dan tujuan penelitian yang dikemukakan

sebelumnya, hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai

berikut :

1. Bagi siswa, hasil penelitian ini diharapkan bisa membantu siswa mengatasi

masalah minat baca dan mengetahui hasil belajar memahami bacaan yang

masih rendah.

2. Bagi guru, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan baru

yang bisa dimanfaatkan oleh guru mata pelajaran bahasa Indonesia untuk

meningkatkan minat baca dan hasil kemampuan memahami bacaan dengan

menerapkan program minat membaca


5

3. Bagi Sekolah, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai acuan untuk

menerapkan program minat membaca di sekolah dan memaksimalkan fungsi

perpustakaan sekolah.

4. Bagi peneliti, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai rujukan dalam

melakukan penelitian yang sejenis.

5. Bagi pengembangan teori, hasil penelitian ini bermanfaat dalam

pengembangan ilmu tentang metode peningkatan minat baca dan hasil

belajar bahasa Indonesia

6. Bagi orang tua peserta didik mereka diharapkan memiliki perpustakaan kecil

di rumah sebagai bahan bacaan siswa yang ditujukan untuk menambah

wawasan serta minat baca siswa di rumah

F. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini terbagi menjadi dua, yaitu:

Manfaat penelitian yang penulis lakukan ini adalah menjadi pengalaman, dan

hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat baik secara teoritis maupun

praktis. Oleh karena itu, untuk lebih jelas kedua manfaat tersebut dapat diuraikan

sebagai berikut :

Manfaat teoritis

1. Sebagai bahan pembelajaran bagi guru dalam mengetahui minat membaca

siswa.

2. Sebagai panduan para guru dan pengajar bahasa Indonesia untuk lebih
6

mengetahui tingkat pemahaman membaca siswa dalam membaca buku

bahasa Indonesia

Manfaat Praktis

1. Bagi siswa yang mempelajari pelajaran bahasa Indonesia agar lebih

mengetahui kekurangan serta kelemahan yang ada pada dirinya, sehingga

siswa mengetahui manfaat membaca.

2. Bagi guru untuk lebih memotivasi siswa dalam belajar bahasa Indonesia

melalui kegiatan gemar membaca baik buku pelajaran sekolah maupun

buku buku secara umum untuk meningkatkan kemampuan berpikir,

menambah ketertarikan atau minat membaca siswa baik di rumah maupun

di sekolah dan sebagai petunjuk untuk pengajaran dan pengelolapendidikan

khususnya bahasa Indonesia

3. Peneliti

Untuk peneliti sendiri, penelitian ini sangat bermanfaat sebagai ilmu

pengetahuan dalam mengetahui pengaruh minat membaca siswa terhadap

hasil belajar belajar bahasa Indonesia

4. Peneliti Lain

Peneliti berharap hasil penelitian ini dapat membantu para peneliti yang

lain sebagai bahan rujukan ataupun untuk data relevan.

5. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengetahui kemampuan

membaca siswa.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Hakikat Minat

1. Pengertian Minat

Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik dan

mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat

terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang

kurang berminat terhadap kegiatan belajar.

Minat atau interest sering disebut juga dengan rasa ketertarikan seseorang

terhadap sesuatu. Slameto mengatakan bahwa “minat adalah kecenderungan yang

tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan”.1 Kegiatan yang

diminati sesorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang.

Minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang

dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya. Kesimpulannya bahwa minat merupakan suatu sikap batin dari dalam diri

seseorang terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan perasaan

senang yang timbul dari dorongan batin seseorang. Minat dapat dikatakan sebagai

dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan

pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

1
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: RinekaCipta,
1987), h. 57

7
8

Selain itu minat sangat erat kaitannya dengan kehidupan diri pribadi manusia,

kaitan ini adalah bahwa seorang memiliki atau tidak memiliki minat terhadap

sesuatu yang dapat ditentukan oleh keadaan dirinya. Penentuan itu biasanya terjadi

karena pengaruh dari berbagai faktor, baik yang langsung yaitu ada dalam diri

pribadi seorang maupun faktor dari luar.

Keberadaan minat dalam diri seseorang biasanya dimanfaatkan sebagai upaya

untuk pengembangan pengetahuannya. Minat juga dipandang sebagai sesuatu

landasan paling meyakinkan demi keberhasilan seseorang melakukan sesuatu. Di

sisi lain minat juga merupakan salah satu aspek fisik yang mendorong manusia

untuk mencapai tujuan karena menunjukkan pada kecenderungan perhatian pada

suatu objek, apakah objek tersebut memberikan kesenangan kepada dirinya.

Hal ini dapat dilihat dari definisi yang dikemukakan oleh Bimo Walgito

dalam psikologi umum mengatakan minat adalah:”suatu keadaan di mana seorang

mempunyai perhatian terhadap objek disertai dengan keinginan untuk mengetahui

dan mempelajarinya maupun membuktikannya lebih lanjut, kecenderungan lebih

aktif terhadap objek tersebut”.2 Minat yang dimiliki seseorang bukanlah bawaan

sejak lahir, melainkan diperoleh kemudian melalui pengalaman dan belajar,

sedangkan Witherringthon mengartikan minat adalah: “Kesadaran seseorang bahwa

sesuatu objek atau suatu situasi yang mengandung sangkut paut dengan dirinya”3

2
Bimo Walgito, Psikologi Umum, (Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM, 1977) , h. 38
3
M.C. Witherington, Psycology Pendidikan, ( Jakarta: Aksara Baru, 1967), h. 124
9

Minat dapat dipandang sebagai suatu landasan yang paling meyakinkan demi

keberhasilan seseorang dalam melakukan sesuatu, karena minat datangnnya dari

individu untuk berinteraksi dalam melakukan sesuatu menjadi tujuaannya, hal ini

sesuai dengan definisi minat menurut Doy Les Foyer “Gejala psikis yang berkaitan

dengan obyek atau akitivitas perasaan yang menstimulir perasaan senang pada

individu”.4

Jadi yang dimaksud dengan minat adalah dorongan kuat bagi seseorang
untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita
yang menjadi keinginannya. Minat merupakan salah satu faktor psikis yang
membantu dan mendorong individu dalam memberi stimulus suatu kegiatan
yang dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan yang hendak dicapai. Minat
timbul apabila individu tertarik kepada sesuatu yang mereka anggap penting bagi
dirinya dan dapat memenuhi kebutuhan yang mereka inginkan.

2. Macam-Macam Minat

Minat dapat digolongkan menjadi beberapa macam, ini tergantung pada

sudut pandang dan cara penggolongan misalnya berdasarkan timbulnya minat,

berdasarkan arahnya minat, dan berdasarkan cara mendapatkan atau

mengungkapkan minat itu sendiri.

Minat kultural atau minat sosial, adalah minat yang timbulnya karena proses

belajar, minat ini tidak secara langsung berhubungan dengan diri kita. Sebagai

contoh: minat membaca, individu punya pengalaman bahwa masyarakat atau

lingkungan akan lebih menghargai orang-orang terpelajar dan pendidikan tinggi,

sehingga hal ini akan menimbulkan minat individu untuk belajar dan

4
Wayan Nurkencana dan P.P.N. Sumarlan, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Aksara Baru,
1967), h. 124
10

berprestasi agar mendapat penghargaan dari lingkungan, hal ini mempunyai arti

yang sangat penting bagi harga dirinya.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Membaca

a. Beberapa prinsip-prinsip yang mempengaruhi minat membaca sebagai

berikut. Seseorang atau siswa dapat menemukan kebutuhan dasarnya lewat

bahan-bahan bacaan jika topik, isi, pokok persoalan, tingkat kesulitan, dan

cara penyajiannya sesuai dengan kenyataan individunya. Isi dari bahan

bacaan yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan individu, merupakan salah

satu faktor yang berpengaruh terhadap minat membacanya.

b. Kegiatan dan kebiasaan membaca dianggap berhasil atau bermanfaat jika

siswa memperoleh kepuasan dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan

dasarnya, yaitu rasa aman, status, kedudukan tertentu, kepuasan efektif dan

kebebasan yang sesuai dengan kenyataan serta tingkat perkembangannya.

Jika kegiatan membaca dianggap menguntungkan seseorang, maka membaca

merupakan suatu kegiatan yang dianggap sebagai salah satu kebutuhan

hidupnya.

c. Tersedianya sarana buku bacaan dalam keluarga merupakan salah satu faktor

pendorong terhadap pilihan bahan bacaan dan minat membaca. Ragam

bacaan yang memadai dan beranekaragam dalam keluarga akan sangat

membantu anak dalam meningkatkan minat membaca.

d. Tersedianya sarana perpustakaan sekolah yang relatif lengkap dan sempurna

serta kemudahan proses peminjamannya merupakan faktor besar yang

mendorong minat membaca siswa.


11

4. Cara Menumbuhkan Minat Membaca

Pengajaran membaca tidak saja diharapkan untuk meningkatkan

keterampilan membaca agar membaca menjadi pekerjaan yang menyenangkan bagi

para siswa, maka diperlukan kerjasama yang erat antara orang tua dan guru, yaitu

memberikan motivasi dan mengusahakan buku-buku bacaan.

Selain itu, anak juga perlu dibawa ke perpustakaan dan ditunjukkan

bagaimana cara membaca di ruangan membaca di perpustakaan. Membaca bahan

bacaan, baik itu surat kabar, buku-buku pelajaran, atau buku-buku bacaan

merupakan hal penting untuk mendisiplinkan diri agar rajin membaca. Jika disiplin

ini telah berjalan, maka minat membaca akan terbentuk dan akhirnya kebiasaan

membaca akan tercapai.

B. Hakikat Membaca

1. Pengertian Membaca

Membaca adalah salah satu cara terbaik untuk mengisi otak dan jiwa.

Seseorang yang banyak membaca akan lebih luas pengetahuannya dari pada orang

yang lebih sedikit membaca. Intelektual seseorang yang akan tumbuh sempurna

tanpa membaca bahan bacaan yang cukup. Membaca adalah “melihat serta

memahami isi dari apa yang tertulis. Membaca merupakan suatu proses yang

dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.”5 Dengan kata lain,

membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung

didalam bahan tulis. “Membaca berasal dari kata “baca” yang berarti

5
Tim Penyusun, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi ke III, (Jakarta: Balai Pustaka,
2005), h. 83
12

melihat serta memahami isi dari apa yang tertulis dengan melisankan atau hanya

dilihat.”6

Anderson (Tarigan) mengemukakan bahwa “membaca adalah proses

dekoding (decoding). Artinya, suatu kegiatan untuk memecahkan lambang-

lambang verbal. Proses dekoding atau pembacaan sandi dapat diartikan pula

sebagai proses menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan bahasa lisan

(oral language meaning) yang mencakup pengubahan tulisan/cetakan menjadi

bunyi yang bermakna.”7

Menurut Farida Rahim mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup:

a. Membaca merupakan suatu proses

Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan

pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama

dalam membentuk makna.

b. Membaca adalah strategis

Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai

dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika

membaca.

c. Membaca merupakan interaktif

Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan menemui

beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus

6
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. 1, h. 62.
7
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung :
Angkasa, 2008), h.7
13

mudah dipahami sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks.8

Jadi, Membaca adalah aktivitas berpikir untuk memahami tulisan demi


tulisan.
Membaca pada hakikatnya adalah suatu yang rumit yang melibatkan banyak

hal, tidak hanya sekedar melafalkan tulisan, tetapi juga melibatkan aktivitas visual,

berpikir, psikolinguistik, dan metakognitif. Menurut pandangan tersebut, membaca

sebagai proses visual merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam

bunyi. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup pengenalan kata,

pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis (critical reading), dan membaca

kreatif (creative reading).

Henry Guntur Tarigan berpendapat, “Membaca adalah suatu proses yang

dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis”.9 Suatu proses

yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat

dalam pandangan sekilas, dan agar makna kata secara individualakan dapat

diketahui. Kalau hal ini tidak terpenuhi, maka pesan yang tersurat dan yang tersirat

tidak akan tertangkap atau dipahami, dan proses membaca itu tidak terlaksana

dengan baik.

Membaca sebagai proses linguistik, schemata pembaca membantunya

membangun makna, sedangkan fonologis, semantik, dan fitur sintaksis

membantunya mengkomunikasikan dan menginterpretasikan pesan-pesan. Proses

metakognitif melibatkan perencanaan, pembetulan suatu strategi, pemonitoran,

8
Farida Rahim, Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2005), h.
3
9
Henry Guntur Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung:
Angkasa 1979), h. 7
14

dan pengevaluasian. Pembaca pada tahap ini mengidentifikasi tugas membaca

untuk membentuk strategi membaca yang sesuai, memonitor pemahamannya, dan

menilai hasilnya.

Pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai

dengan teks dan konteks dalam rangka mengkonstruk makna ketika membaca.

Strategi ini bervariasi sesuai dengan jenis teks dan tujuan membaca.

Membaca adalah interaktif. Keterlibatan pembaca dengan teks tergantung

pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat, akan

menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dimembaca seseorang

harus mudah dipahami (readable) sehingga terjadi interaksi antar pembaca dan

teks. Dengan demikian, membaca merupakan penangkapan dan pemahaman ide,

aktivitas pembaca yang diiringi curahan jiwa dalam menghayati bacaan.

2. Tujuan Membaca

Membaca hendaknya mempunyai tujuan, karena seseorang yang membaca

dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orangyang

tidak mempunyai tujuan. Dalam kegiatan membaca di kelas, setiap guru seharusnya

menyusun tujuan membaca dengan menyediakan tujuan khusus yang sesuai atau

dengan membantu mereka menyusun tujuan membaca siswa itu sendiri. Tujuan

utama kegiatan membaca adalah menikmati pembacaan itu dan menjadikan

kegiatan membaca sebagai kebiasaan yang menyenangkan. Selayaknya, membaca

tidak mengandung pengertian tugas atau kewajiban.


15

3. Komponen Kegiatan Membaca

Pada dasarnya kegiatan membaca terdiri atas dua bagian, yaitu proses dan

produk. Proses membaca mencakup sembilan aspek untuk menghasilkan

produk.

4. Proses Membaca

Membaca merupakan proses yang kompleks. Proses ini melibatkan sejumlah

kegiatan fisik dan mental.

Proses membaca dimulai dengan sensori visual yang diperoleh melalui

pengungkapan simbol-simbol grafis melalui indra penglihatan. Anak-anak belajar

membedakan secara visual di antara simbol-simbol grafis (huruf atau kata) yang

digunakan untuk merepresentasikan bahasa lisan.

Kegiatan berikutnya adalah tindakan perseptual, yaitu aktivitas mengenal

suatu kata sampai pada suatu makna berdasarkan pengalaman yang lalu. Kegiatan

persepsi melibatkan kesan sensori yang masuk ke otak. Ketika seseorang membaca,

otak menerima gambaran kata-kata, kemudian mengungkapkannya dari halaman

cetak berdasarkan pengalaman pembaca sebelumnya dengan objek, gagasan, atau

emosi yang dipresentasikan oleh suatu kelas.

Pembaca mengenali rangkaian simbol-simbol tertulis, baik yang berupa fakta,

frasa maupun kalimat. Kemudian pembaca memberikan makna dengan

menginterpretasikan teks yang dibacanya. Pembaca satu dengan yang lainnya

dalam mempersepsi suatu teks mungkin saja tidak sama. Walaupun membaca teks

yang sama, mungkin mereka memberikan makna yang berbeda.


16

Pengalaman merupakan aspek penting dalam proses membaca. Anak-anak

yang memiliki pengalaman yang banyak akan mempunyai kesempatan yang lebih

luas dalam mengembangkan pemahaman kosakata dan konsep yang mereka hadapi

dalam membaca dibandingkan dengan anak-anak yang mempunyai pengalaman

terbatas.

Oleh sebab itu, guru atau orang tua sebaiknya memberikan pengalaman

langsung atau tidak langsung kepada anak-anaknya, misalnya pengalaman tempat,

benda, dan proses yang dideskripsikan dalam materi bacaan sehingga materi bacaan

akan lebih mudah mereka serap. Pengalaman konkret (pengalaman langsung) dan

pengalaman tidak langsung akan meningkatkan perkembangan konseptual anak,

namun pengalaman langsung lebih efektif daripada pengalaman tidak langsung.

Guru dan orang tua bisa membantu anak belajar bahasa baku yang umumnya

ditemukan pada buku-buku dengan menceritakan dan membacakan cerita,

mendorong kegiatan show and tell, dan mendorong permainan drama.

Membaca merupakan proses berpikir, untuk dapat memahami bacaan,

pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya

melalui proses asosiasi dan eksperimental sebagaimana dijelaskan sebelumnya.

Kemudian ia membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang

terdapat dalam materi bacaan. Untuk itu, dia harus mampu berpikir secara

sistematis, logis, dan kreatif.


17

Bertitik tolak dari kesimpulan itu, pembaca dapat menilai bacaan. Kegiatan

menilai menuntut kemampuan berpikir kritis. Peningkatan kemampuan berpikir

melalui membaca seharusnya dimulai sejak dini.

Mengenal hubungan antara simbol dengan bunyi bahasa dan makna

merupakan aspek asosiasi dalam membaca. Anak-anak belajar menghubungkan

simbol-simbol grafis dengan bunyi bahasa dan makna. Tanpa kedua kemampuan

asosiasi tersebut siswa tidak mungkin dapat memahami teks.

Aspek afektif merupakan proses membaca yang berkenaan dengan kegiatan

memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaran membaca (sesuai dengan

minatnya), dan menumbuhkan motivasi membaca ketika sedang membaca tanpa

perhatian yang penuh ketika membaca, siswa sulit mendapatkan sesuatu dari

membaca. Motivasi dan kesenangan membaca sangat membantu siswa untuk

memusatkan perhatian pada membaca

Aspek kesembilan adalah aspek pemberian gagasan. Aspek gagasan dimulai

dengan penggunaan sensori dan perseptual dengan latar belakang pengalaman dan

tanggapan afektif serta membangun makna teks yang dibacanya secara pribadi.

Makna dibangun berdasarkan pada teks yang dimembacanya, tetapi tidak

seluruhnya. Teks ditemui dalam tersebut ditransformasikan oleh pembaca dari

informasi yang diambil dari teks. Pembaca dengan latar belakang pengalaman yang

berbeda dan reaksi efektif yang berbeda akan menghasilkan makna yang berbeda

dari teks yang sama.


18

C. Hasil Belajar Bahasa Indonesia

1. Pengertian Hasil Belajar

Setelah siswa melaksanakan kegiatan atau proses belajar, maka

dilaksanakanlah suatu evaluasi hasil belajar. Evaluasi hasil belajar ini

dilaksanakan untuk melihat apakah terdapat perubahan atau tidak pada diri siswa,

atau pembelajaran yang dilaksanakan berhasil atau tidak.

Menurut Dimyati dan Mudjiono Hasil belajar adalah : “ hasil yang dicapai

dalam bentuk angka-angka atau skor setelah diberi tes hasil belajar pada setiap akhir

pelajaran.”10 sehingga mereka menyimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu

bentu penilaian yang berbentuk angka angka sebagai alat ukur untuk mengetahui

hasil akhir perkembangan dan kemajuan setiap siswa.

Di samping itu hal ini seperti yang telah diungkapkan juga oleh Bloom yang

dikutip oleh Daryanto, evaluasi adalah “pengumpulan kenyataan secara sistematis

untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa

dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam diri siswa”.11 Sedangkan

menurut Muhibin Syah evaluasi adalah “ penilaian terhadaptingkat keberhasilan

siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan dalam sebuah program”.12

10
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 3.
11
H. Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001), h.1.
12
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru (Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2001), h. 175
19

Adapun tujuan diadakannya evaluasi hasil belajar yaitu:

a. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam

kurun waktu proses belajar tertentu

b. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok

siswa

c. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar

d. Untuk mengetahui hingga sejauh mana siswa telah mendayagunakan

kapasitas kognitifnya untuk keperluan belajar

e. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar yang

telah digunakan guru dalam proses belajar-mengajar.13

Di samping itu Muhibbin menambahkan, hasil belajar pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku mencakup bidang kognitif, afektif, psikomotorik.14 Hasil

belajar adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang

dicapai seseorang setelah melakukan usaha. Bila dikaitkan dengan belajar berarti

hasil menunjukkan sesuatu yang dicapai oleh seseorang yang belajar selang waktu

tertentu. Hasil belajar termasuk dalam kelompok atau atribut kognitif yang respon

hasil pengukurannya tergolong pendapat, yaitu respon yang dapat dinyatakan benar

atau salah.

Hasil belajar atau achievement merupakan realisasi dari kecakapan-

kecakapan potensi atau kepastian yang dimiliki oleh seseorang dapat dilihat dari

perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan

berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian besar dari kegiatan atau
13
Muhibin Syah, Op.Cit., h.176-177
14
Nana Sujana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja Rosda
Karya, 2001), h. 3
20

perilaku yang diperlihatkan oleh seseorang merupakan hasil belajar. Di sekolah

hasil belajar dapat dilihat dari penguasaan siswa akan mata pelajaran yang

ditempuhnya.15 Hasil belajar tampak sebagai terjadinya perubahan tingkah laku

pada diri siswa, yang dapat diamati dan dapat diukur dalam bentuk perubahan

pengetahuan sikap dan keterampilan.

Perubahan tersebut dapat diartikan terjadinya peningkatan dan

pengembangan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya, misalnya dari

tidak tahu menjadi tahu, sikap kurang sopan menjadi sopan dan sebagainya.16 Hasil

belajar memerlukan metode-metode untuk memperoleh data, biasanya berupa

ulangan tertulis, ulangan lisan, ujian, observasi, dan tes. Sebenarnya penggunaan

kata metode untuk ulangan lisan, ulangan tertulis, dan sebagainyatadi tidak tepat,

oleh sebab itu kata tadi ditaruh di antara dua tanda kutip.

Dilihat dari sudut metodologi semua cara yang disebutkan di atas, kecuali

observasi, dapat disebutkan tes. Jadi baik ulangan tertulis, ulangan lisan dapat

disebutkan metode tes. Bahkan penilaian terhadap hasil-hasil pelajaran yang

dilakukan dengan memeriksa cara seorang murid melaksanakan suatu tindakan

yang demikian juga mempergunakan suatu keterampilan yang mempergunakan

metode tes.17 Hasil belajar merupakan hasil dari suatu tindakan mengajar. Dari segi

guru, tindak mengajar diakhiri dengan evaluasi belajar baik dengan ulangan

15
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2004), h. 102-103
16
Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:
PT Bumi Aksara, 2005), h. 155
17
M. Buchori, Teknik-teknik Evaluasi dalam Pendidikan, (Bandung: Jemmars, 2000),
h.117.
21

maupun tes. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pembelajaran

dalam periode tertentu dan merupakan puncak dari proses belajar.18

Maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah hasil dari penguasaan

siswa terhadap sasaran belajar pada topik bahasan yang telah dicapai setelah siswa

mengalami proses belajar.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Menurut Purwanto, hasil belajar siswa dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor

dari dalam dan faktor dari luar.19

a. Faktor dari dalam terdiri dari:

1. Faktor Biologis (Jasmaniah)

Faktor biologis meliputi segala hal yang berhubungan dengan keadaan

fisik atas jasmani individu yang bersangkutan. Keadaan jasmani yang perlu

diperhatikan sehubungan dengan faktor biologis di antaranya adalah kondisi

fisik yang normal dan kondisi kesehatan fisik. Kedua kondisi tersebut sangat

mempengaruhi keberhasilan belajar seseorang.

2. Faktor Psikologis (Rohaniah)

Faktor psikologis yang mempengaruhi keberhasilan belajar ini meliputi

segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental seseorang. Sikap mental

yang positif dalam proses belajar di antaranya meliputi, tidak mudah putus

asa atau frustasi dalam menghadapi kesulitan dan kegagalan, tidak

terpengaruh untuk lebih mementingkan kesenangan daripada belajar,

18
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Asdi Mahasatya, 2006), h.
3-4
19
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1991), h. 107
22

mempunyai inisiatif sendiri dalam belajar, berani bertanya, dan selalu

percaya diri sendiri.

Faktor psikologis lain, selain sikap mental yang positif adalah faktor sebagai

berikut:20

a. Intelegensi.

Intelegensi atau tingkat kecerdasan seseorang memang berpengaruh besar

terhadap keberhasilan belajar seseorang. Seseorang yang menpunyai tingkat

intelejensi jauh di bawah normal akan sulit diharapkan mencapai prestasi tinggi

dalam proses belajar. Tetapi perlu diingat bahwa intelegensi bukan hanya satu-

satunya faktor penentu keberhasilan belajar, melainkan hanya salah satu faktor

dari sekian banyak faktor.

b. Minat (kemauan).

Minat dapat dikatakan sebagai faktor utama penentu keberhasilan belajar

seseorang. Lebih dari itu, dapat dikatakan minat merupakan motor penggerak

utama yang menentukan keberhasilan seseorang dalam setiap segi kehidupan

serta suatu bentuk keinginan maupun hasrat terhadapat sesuatu hal baik yang ia

sukai maupun tidak sukai

c. Bakat.

Bakat memang merupakan salah satu faktor yang dapat menunjang

keberhasilan belajar seseorang dalam suatu bidang tertentu. Perlu diketahui

bahwa bakat itu bukan menentukan mampu atau tidaknya seseorang dalam

20
Ibid, hlm. 107
23

suatu bidang, melainkan lebih banyak menentukan tinggi rendahnya

kemampuan seseorang terhadap suatu bidang tertentu.

d. Daya ingat.

Bagaimana daya ingat sangat mempengaruhi hasil belajar seseorang. Dalam

proses mengingat mempunyai tahapan-tahapan yaitu: pertama, memasukkan

kesan, kedua menyimpan kesan, ketiga, memproduksi kesan atau mengeluarkan

kembali kesan. Karena daya ingat dapat diartikan sebagai daya jiwa untuk

memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkan kembali suatu kesan, dan kesan

itu sendiri adalah gambaran yang tertinggal di dalam jiwa atau pikiran setelah

melakukan pengamatan.

e. Daya konsentrasi.

Daya konsentrasi merupakan suatu kemampuan untu memfokuskan pikiran,

perasaan, kemampuan, dan segenap panca indera ke satu objek di dalam aktivitas

tertentu, dengan disertai usaha untuk tidak mempeduliakn objek-objeklain yang

tidak ada hubungannya dengan aktivitas itu. Sangat perlu diketahui bahwa

kemampuan untuk melakukan konsentrasi itu memerlukan kemampuan dalam

menguasai diri di sinilah sesorang dapat menguasai pikiran, perasaan, kemauan,

dan segenap panca inderanya untuk dikonsentrasikan serta memahami sesuatu

dalam suatu bentuk pemahaman.

3). Faktor dari luar terdiri dari:

Faktor eksternal bersumber dari luar individu itu sendiri. Faktor eksternal

meliputi faktor lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, dan waktu.21

21
Ibid, hlm. 112
24

a. Faktor lingkungan keluarga

Faktor lingkungan rumah atau keluarga ini merupakan lingkungan pertama

dan utama dalam menentukan perkembangan pendidikan seseorang, dan tentu

saja faktor pertama dan utama dalam mencapai keberhasilan belajar seseorang

di antaranya adalah hubungan harmonis di antara sesama anggota keluarga,

tersedianya tempat dan peralatan belajar yang cukup memadai, keadaan ekonomi

keluarga yang cukup, suasana lingkungan rumah yang cukup tenang, adanya

perhatian yang besar dari orang tua terhadap proses belajar dan pendidikan anak-

anaknya.

b. Faktor lingkungan sekolah

Suatu hal yang mutlak harus ada di sekolah untuk menunjang keberhasilan

belajar adalah dengan adanya tata tertib dan disiplin yang ditegakkan secara

konsekuen dan konsisten serta menyeluruh, dari pimpinan sekolah, para guru,

para siswa, sampai karyawan sekolah lainnya. Dengancara inilah proses

pembelajaran akan berjalan dengan baik.

Kondisi lingkungan sekolah yang juga dapat mempengaruhi kondisi

belajarantara lain adalah adanya guru yang professional dalam jumlah yang

cukup memadai, peralatan belajar yang cukup lengkap, gedung sekolah yang

memenuhi persyaratan untuk berlangsungnya proses pembelajaran, adanya

teman baik, adanya keharmonisan hubungan di antara personil-personil

sekolah.
25

a). Faktor lingkungan masyarakat

Faktor lingkungan masyarakat yang dapat menunjang keberhasilan

belajar di antaranya adalah adanya lembaga-lembaga non-formal yang

menyediakan kursus-kursus tambahan, sanggar majlis ta’lim, organisasi

kemasyarakatan yang positif.

b). Faktor waktu

Waktu memang berpengaruh terhadap keberhasilan belajar seseorang,

tergantung bagaimana seseorang dapat mengatur waktu sebaik mungkin.

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik dalam

belajar: faktor dari dalam diri dan faktor yang datang dari luar diri atau disebut juga

faktor endogen dan eksogen.22

Faktor endogen antara lain seperti minat belajar, kesehatan, perhatian,

ketenangan jiwa waktu belajar, motivasi, kegairahan diri, cita-cita, kebugaran

jasmani, kepekaan alat-alat indera dalam belajar. Dengan kata lain, alat-alat indera

berfungsi dengan baik atau sebaliknya seperti mata sakit, pendengaran terganggu,

dan lain-lain.

Faktor eksogen yang mempengaruhi keberhasilan peserta didik antara lain

seperti keadaan lingkungan belajar (suasana kelas), cuaca, letak sekolah (di tempat

ramai atau tidak), faktor interaksi sosial dengan teman sebangku, interaksi peserta

didik dengan pendidiknya. Faktor-faktor endogennya yang dapat disebutkan adalah

alat-alat belajar yang digunakan guru dalam proses belajar

22
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung : Pustaka Setia, 2009), hlm. 217
26

mengajar (seperti media pendidikan, metodologi mengajar yang digunakan, buku-

buku yang dipakai).

Di samping kedua faktor di atas, faktor lain yang tak kalah pentingnya erat

kaitannya dengan masalah belajar adalah sarapan pagi dan jajanan sekolah. Faktor

ini dapat dimasukkan ke dalam faktor endogen atau eksogen karena keduanya

berkaitan erat dengan lingkungan pendidikannya.23

D. Hasil Penelitian yang Relevan

Pada penelitian ini peneliti berasumsi tidak ada persamaan yang signifikan

terhadap penelitian-penelitian terdahulu. Skripsi pertama yang peneliti ambil untuk

dijadikan penelitian yang relevan adalah skripsi Fajriah jurusan Pendidikan Bahasa

dan Sastra Indonesia di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Adapun judul skripsi Fajriah yaitu “Minat Membaca Cerpen Siswa Kelas X SMK

Kartika X-2 Jakarta”..

Berdasarakan identifikasi dan tujuan masalah antara skripsi Fajriah dan

peneliti terdapat perbedaan. Dalam skripsi Fajriah meneliti minat membaca cerpen

sedangkan dalam skripsi peneliti yaitu meneliti hasil belajar bahasa Indonesia.

Sedangkan sisi kesamaan antara skripsi Fajriah dengan skripsi peneliti hanya

terletak pada minat membaca.

Skripsi selanjutnya yang peneliti ambil sebagai bahan penelitian yang relevan

adalah skripsi dari Yanti Fatimah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta jurusan Pendidikan Agama

Islam.

23
Aminuddin Rasyad, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Uhamka Press, 2003), h.
103-104.
27

Adapun judul skripsi Yanti Fatimah yaitu “Pengaruh Minat Membaca Buku

Sejarah Kebudayaan Islam dengan Prestasi Belajar Siswa”. Pada penelitian yang

Yanti Fatimah teliti adalah untuk mengetahui pengaruh minat membaca buku

Sejarah Kebudayaan Islam dengan prestasi belajar siswa. Penelitian tersebut

dilaksanakan di MTs Al-Islamiyah PUI Pancoran, Jakarta Selatan.

Persamaan penelitian yang peneliti laksanakan dengan skripsi Yanti Fatimah

terletak pada minat membaca sedangkan perbedaannya skripsi Yanti Fatimah

meneliti pengaruh minat membaca dengan prestasi belajar dan skripsi peneliti yaitu

meneliti pengaruh minat membaca terhadap hasil belajar bahasa Indonesia.

Skripsi ketiga yang peneliti ambil untuk dijadikan penelitian yang relevan

adalah skripsi Ari Fatmawati jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun judul skripsi Ari

Fatmawati, yaitu “Pengaruh Motivasi Belajar terhadap Hasil Belajar Bahasa

Indonesia Siswa Kelas XI MA Annida Al-Islamy Bekasi”.

Berdasarakan identifikasi dan tujuan masalah antara skripsi Ari Fatmawati

dan peneliti terdapat perbedaan yang signifikan. Dalam skripsi Ari Fatmawati

meneliti motivasi belajar siswa sedangkan dalam skripsi peneliti yaitu meneliti

minat membaca siswa. Sedangkan sisi kesamaan antara skripsi Ari Fatmawati

dengan skripsi peneliti hanya terletak pada hasil belajar bahasa Indonesia.
28

E. Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah suatu anggapan yang sengaja dibuat oleh penulis sebagai
jawaban sementara atas permasalahan yang muncul. Hipot ini masih perlu

pembuktian kebenarannya, karena kebenarannya masih bersifat sementara. Untuk

itu diperlukan pengkajian dan penelitan secara seksama.

Berdasarkan kerangka berpikir yang telah disebutkan, sekaligus untuk

memudahkan dalam penelitian permasalahannya, maka penulis kemukakan suatu

Hipotesis yaitu sebagai berikut: "Terdapat pengaruh minat membaca dan hasil

belajar bahasa Indonesia Siswa kelas IV Di SDN Tembung Pasar 3”


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mendapatkan data dan kesimpulan

tentang:

1. Data yang valid, benar dan dapat dipercaya untuk mengetahui sejauh mana

perbedaan antara minat membaca dan hasil belajar siswa

2. Sebagai bahan masukkan bagi sekolah dan khususnya para orang tua dalam

memilih sekolah

3. Sebagai sumbangsih pemikiran bagi sekolah, guru dan orangtua dalam

menambah wawasan dengan membaca.

4. Untuk mengetahui sejauh mana minat anak dalam membaca.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 101771 Tembung Pasar 3, dipilih

karena di samping dekat dengan lokasi tempat kediaman peneliti sehingga

menghemat biaya dan waktu.

C. Metode Penelitian

Berdasarkan variabel yang diteliti, masalah yang dirumuskan dan hipotesis

yang diajukan maka penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan

experiment methode.

29
30

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Sebagai populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V Di SDN

101771 Tembung Pasar 3 tahun pelajaran 2022/2023 sebanyak 350 orang

siswa

2. Sampel

Sampel penelitian ini ditentukan sebanyak 25 orang kelas V .

E. Teknik Pengambilan Sampel

Sedangkan teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah

random sampling (sampel acak) dengan cara memberikan undian pada

populasi berupa nomor 1 - 25. Sampel acak digunakan dengan pertimbangan

sifat populasi homogen atau sejenis dalam hal ini kemampuan, kelas dan

tingkat umur. Sampel uji coba instrumen diambil 10 siswa di luar sampel

penelitian.

F. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan dalam pengumpulan

data dengan menggunakan alat pengumpul data (instrumen penelitian). Dalam

penelitian ini dilaksanakan beberapa cara pengumpulan data dan penggunaan

instrumen yang tepat, yakni dengan menyebarkan angket yang digunakan

untuk memperoleh data yang berkaitan dengan pengaruh minat membaca dan

hasil belajar bahasa Indonesia siswa. Agar angket tersebut representatif

terhadap permasalahan yang diteliti maka angket tersebut didasarkan atas kisi-
31

kisi yang diambil dari batasan operasional pengaruh minat membaca dan hasil

belajar bahasa Indonesia siswa, Adapun format kisi-kisi tersebut dapat dilihat

pada lampiran II:

Adapun format atau bentuk angket berupa pemyataan berskala gradasi

yakni: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Kurang Setuju (KS), Tidak Setuju (TS),

Sangat Tidak Setuju (STS), dan berbentuk tertutup.1

Hal tersebut sesuai dengan pendapat Likert yang menyatakan :"Subjek dapat

memberikan respon/menunjukkan apakah ia sangat setuju, setuju, tidak

mempunyai pilihan, tidak setuju atau sangat tidak setuju terhadap setiap

pernyataan".

Angket yang penulis susun untuk gradasi yang ketiga diubah menjadi

kurang setuju, sebab tidak mempunyai pilihan kurang tepat digunakan salah

satu gradasi untuk skor yang bertingkat. Selain itu gradasi tidak mempunyai

pilihan pada skala Likert memperoleh skor 0 yang dalam peneiitian ini tidak

digunakan.

Dalam hal pemberian skor terhadap jawaban angket yang semuanya

pernyataan positif agar siswa mudah mengisinya, pernyataan SS diberi skor 5,

S diberi skor 4, KS diberi skor 3, TS diberi skor 2 dan STS diberi skor 1, hasil

angket ditabulasi dalam bentuk tabulasi data hasil angket.

Agar angket yang digunakan memenuhi persyaratan angket tersebut lebih

dulu diuji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas validitas instrumen baik minat

membaca siswa digunakan rumus korelasi Product Moment.2

1
Saifuddin Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm.
139
32

n XY  ( X )(Y )
rxy 
{(nX 2
 ( X )2}{nY 2
 ( Y ) 2 }

rxy = Angka indeks korelasi Product Moment

X = Jumlah skor X

Y = jumlah skor Y

XY = Jumlah skor perkalian X dengan Y

X2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

Y2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X

n = Banyaknya sampel

Guna memudahkan perhitungan validitas instrumen menggunakan rumus

product moment.Untuk menganalisa data hasil uji instrumen guna mengetahui

reliabilitasnya digunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:3

[k] [1   2b]
r11 
(k 1)  2t

Keterangan :

r11= Reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir soal atau pernyataan

t = Varians total

2
Tulus Winarsunu, Statistik dalam Penelitian Psikologi & Pendidikan, (Malang: UMM
Pers, 2010), cetakan kelima, hlm. 180.
3
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Alfabet, 2012), hlm. 117.
33

Untuk uji signifikansi dengan derajad kebebasan α = 0,05, apabila r hitung

lebih besar dari r tabel maka angket dinyatakan reliabel. Dan apabila r hitung

lebih kecil dari r tabel maka angket tidak riliabel atau ditolak. Untuk menghitung

reliabilitas instrumen digunakan alat bantu kkomputer menggunakan program

Exel.

G. Tehknik Analisa Data

Untuk anaslisis data digunakan uji “ ” t’ “ rata-rata dengan rumus sebagai

berikut:4

x1  x 2
t' 
s
2
1
 
/ n 1  s 22 / n 2 

Keterangan

t” = rata-rata yang dicari

x1 = rata-rata X1

x 2 = rata-rata X2

n1 = Jumlah sampel kelompok 1

n2 = Jumlah sampel kelompok 2

Setelah diketahui “ t’ “ maka memenuhi ketentuan t’ harus:

w1t1  w2 t2
t' 
w1  w2

4
Kadir, Statistika untuk Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta: Rosemata Sampurna, 2010),
hlm. 201.
34

Keterangan

t’ = hasil perhitungan dengan rumus t

w1 = varians kelompok 1 dibagi sampel kelompok satu (s2/n1)

w2 = varians kelompok 2 dibagi sampel kelompok dua (s2/n2)

t1 = tabel distribusi t (0,95), (n1-1)

t2 = tabel distribusi t (0,95), (n2-1)

Anda mungkin juga menyukai