Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Bahasa dan Sastra

Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043

MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP MATA


PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X
DI SMA NEGERI 1 BALAESANG
NOFIYANA
Anafita04@gmail.com
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FKIP Universitas Tadulako
Jalan Soekarno-Hatta Km 9, Kampus Bumi Tadulako Tondo Palu, Sulawesi Tengah

ABSTRAK - Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Balaesang Jln, KH. Mahmud Desa
Tambu No 7B Kecamatan Balaesang Kabupaten Donggala. Masalah dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui minat belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia
kelas X di SMA Negeri 1 Balaesang. Tujuan penelitian adalah untuk mendeskripsikan
minat belajar siswa terhadap mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X di SMA Negeri 1
Balaesang. Jenis penelitian ini adalah kualitatif melalui metode deskriptif. Populasi dalam
penelitian ini adalah siswa kelas X yang berjumlah 166 orang terdiri dari 5 kelas dengan
jumlah sampel 41 siswa. Teknik pengumpulan data terdiri dari observasi, wawancara,
angket. Analisis data terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan. Berdasarkan analisis data bahwa minat siswa kelas X di SMA
Negeri 1 Balaesang pada pembelajaran bahasa Indonesia masih kurang berminat hal
tersebut dapat diketahui dari hasil angket yang dibagikan, pada angket tersebut
memiliki 20 pertanyaan yang menyangkut minat siswa terhadap mata pelajaran bahasa
Indonesia, dari jawaban tersebut dapat diketahui persentase minat siswa terhadap
pembelajaran bahasa Indonesia masih kurang. Hal ini disebabkan kurangnya perhatian
siswa ter hadap materi pembelajaran, kemudian motivasi dari guru untuk memanfaatkan
sumber belajar yang ada seperti keterampilan guru dalam mengelola kelas harus lebih
ditingkatkan, dan keterbatasan sarana dan prasarana yang dapat menunjang proses
pembelajaran.

Kata Kunci : Minat, Pelajaran Bahasa Indonesia

PENDAHULUAN atau kemampuan yang ada pada setiap


individu. Minat akan berkembang apabila
Belajar merupakan proses manusia ada motivasi. Dengan demikian minat
untuk mencapai berbagai macam pada siswa akan berkembang bila selalu
kompetensi, keterampilan, dan sikap. mendapat motivasi atau dorongan dari
Belajar dimulai dari sejak manusia lahir setiap pendidik. Oleh karena itu,
sampai akhir hayat. Kemampuan keaktifan siswa sebagai subjek belajar
manusia untuk belajar merupakan sangat menentukan berhasilnya proses
karakteristik penting yang membedakan belajar mengajar di dalam kelas.
manusia dengan makhluk hidup lainnya. Fungsi dan peranan guru sangat
Belajar mempunyi keuntungan, baik bagi dominan, terkadang guru hanya
individu maupun bagi masyarakat. menyimak dan menyegarkan informasi
Para ahli pendidikan memandang atau pengetahuan yang disajikan. Kondisi
bahwa belajar adalah proses perubahan seperti ini menjadi sangat profesional
manusia ke arah tujuan yang lebih baik karena hanya para guru yang aktif,
dan bermanfaat bagi dirinya maupun sebaliknya siswa menjadi pasif dan tidak
orang lain. Dengan demikian, belajar kreatif sehingga mereka tidak dapat
dapat mengubah hidup sesorang menjadi mengembangkan minat dan potensi yang
lebih baik dari sebelumnya jika ada ada pada diri mereka. Menurut Raka Jon
kemauan, kerja keras dan minat untuk dalam I Gede Wijda (1989:1) bahwa ciri-
belajar. Khususnya minat belajar siswa ciri guru profesional “Memiliki
dalam proses pembelajaran. Dalam hal keterampilan tentang bagaimana
ini, Minat merupakan suatu keinginan mengemukakan sesuatu, dia juga

100
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
memiliki wawasan tentang mengapa ia sesuatu yang berhubungan antara diri
mengajarkan tugas secara demikian.” sendiri dengan sesuatu di luar diri,
Dengan demikian keterampilan guru semakin kuat atau semakin dekat
dalam menyampaikan materi pelajaran hubungannya semakin besar minatnya.
sangat menentukan keberhasilan siswa. (Hamid dalam kamus pintar Bahasa
Selain itu minat dan perhatian siswa Indonesia, 2010:296). Minat juga
untuk mengikuti suatu pelajaran sangat merupakan ketergantungan terhadap
mendukung untuk membangkitkan minat berbagai faktor internal lainnya, seperti
siswa pada suatu pelajaran khususnya pemusatan perhatian, keingintahuan,
pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam motivasi dan kebutuhan, menurut Reber
pembelajaran guru harus menggunakan (dalam Baharuddin dan Wahyuni, 2009:
metode yang tepat dalam menyajikan 24).
materi pelajaran, agar tidak Dengan demikian minat sangat
menimbulkan kesan yang buruk dari besar pengaruhnya terhadap aktifitas
siswa bahwa pelajaran Bahasa Indonesia belajar, siswa yang berminat terhadap
sangat membosankan dan menjenuhkan. suatu pelajaran akan mempelajarinya
Berdasarkan hasil observasi awal di dengan sungguh-sungguh. Karena itu
SMA Negeri 1 Balaesang diketahui bahwa merupakan daya tarik baginnya sehingga
kegiatan siswa dalam mengikuti proses siswa akan mudah mempelajari pelajaran
pembelajaran Bahasa Indonesia masih yang menarik minatnya. Minat
kurang optimal. Pada saat proses belajar mengandung unsur-unsur sebagai berikut
mengajar berlangsung, banyak diantara :
siswa yang kurang antusias bahkan tidak a) Minat adalah suatu gejala
memperhatikan guru pada saat proses psikologis
pembelajaran. Bila dilihat dari kondisi b) Adanya pemusatan perhatian,
yang ada, kurang antusiasnya siswa perasaan, dan pikiran dari subjek
mengikuti pembelajaran dikarenakan karena tertarik
minimnya media pembelajaran yang ada. c) Adannya perasaan senang
Sementara untuk mencapai pembelajaran terhadap objek yang menjadi
yang optimal dibutuhkan media, sarana sasaran
serta prasarana yang mendukung proses d) Adannya kemauan dan
pembelajaran tersebut. Hal ini diperkuat kecenderungan pada diri subjek
oleh pendapat guru mata pelajaran untuk melakukan kegiatan guna
bahwa media, sarana dan prasarana di mencapai suatu tujuan.
SMA Negeri 1 Balaesang belum memadai Minat juga sangat berpengaruh
seperti laboratorium bahasa dan ruang terhadap aktivitas belajar seseorang,
kesenian, disini guru juga sangat semakin berminat seseorang terhadap
berperan penting untuk berusaha terus suatu mata pelajaran maka tentunya
menerus berinovasi di bidang strategi semakin aktif ia belajar. Sebaliknya bila
serta metode dalam mengajar siswa, minat tidak ada pada diri seseorang
sehingga siswa dapat memahami apa untuk mempelajari mata pelajaran
yang ia peroleh dalam penyajian materi. tertentu maka ia tidak akan sungguh-
Melihat kondisi tersebut, maka sungguh untuk mempelajarinnya.
peneliti tertarik melakukan penelitian Minat muncul karena adannya
dengan judul “Minat Belajar Siswa dorongan, motivasi,dan bimbingan.
Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Dengan adannya motivasi dari guru dan
Indonesia kelas X Di SMA Negeri 1 orang tua itu akan mempengaruhi
Balaesang” prestasi belajar siswa. Di sini guru selaku
pendidik harus selalu menggerakan minat
KAJIAN PUSTAKA siswa dengan memberikan dorongan,
motivasi dan bimbingan yang baik
2.2.1 Minat kepada seorang siswa agar siswa dapat
Minat merupakan suatu rasa belajar dengan baik.
kesukaan, kesenangan, keinginan dan Kondisi belajar yang aktif
kehendak pada suatu hal atau aktivitas ditentukan oleh adanya minat dan
tanpa ada yang menyuruh. Minat pada perhatian siswa. Minat merupakan sifat
dasarnya adalah penerimaan akan yang relatif pada diri seseorang, karena

101
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
itu besar pengaruhnya terhadap proses a. Perubahan terjadi secara sadar
pembelajaran. Berminat pada suatu Seseorang yang sedang dalam
pelajaran berarti siswa tersebut akan proses belajar akan menyadari terjadinya
berusaha mengetahui lebih banyak perubahan atau sekurang-kurangnya ia
tentang pelajaran tersebut. Oleh karena merasakan telah terjadi adanya suatu
itu, peran guru dalam proses perubahan dalam dirinya.
pembelajaran sangat penting untuk a) Perubahan dalam belajar yang
meningkatkan prestasi belajar siswa. bersifat continue dan fungsional
Menurut Slamet (Evalina 2008 :8) Sebagai hasil belajar,
menyatakan : perubahan yang terjadi dalam diri
“Minat adalah suatu rasa lebih suka pada seseorang berlangsung secara
sesuatu hal atau aktifitas tanpa ada yang berkesinambungan tidak statis. Satu
menyuruh. Minat pada dasarnya adalah perubahan yang terjadi akan
penerimaan akan sesuatu, hubungan menyebabkan perubahan berikutnya dan
antara diri semakin kuat atau dekat akan berguna bagi kehidupan ataupun
hubungan itu semakin besar minat”. proses belajar berikutnya.
Dapat disimpulkan bahwa minat b) Perubahan dalam belajar bersifat
merupakan keadaan yang ada pada diri positif dan aktif
seseorang yang menunjukan rasa senang Dalam perubahan belajar,
terhadap sesuatu objek yang ada diluar perubahan-perubahan ini senantiasa
dirinya tanpa ada paksaan dari orang bertambah dan tertuju untuk
lain. Dan tumbuhnya minat pada diri memperoleh sesuatu yang lebih baik dari
siswa dikarenakan adanya motivasi dan sebelumnya. Dengan banyaknya usaha
kreatifitas siswa dalam mengikuti mata belajar itu dilakukan, makin banyak dan
pelajaran dan adanya dorongan minat makin baik perubahan yang diperoleh.
yang besar pada dirinya. Perbuatan yang bersifat aktif artinya
bahwa perubahan itu tidak terjadi dengan
2.2.2 Hakikat Belajar sendirinya melainkan karena usaha orang
Belajar merupakan suatu proses yang bersangkutan.
usaha yang dilakukan seseorang untuk b. Perubahan dalam belajar bukan
memperoleh suatu perubahan tingkah bersifat sementara
laku yang baru secara keseluruhan, Perubahan yang bersifat
sebagai hasil pengalamannya sendiri sementara atau temporer terjadi hanya
dalam interaksi dengan lingkungannya. untuk beberapa saat saja, seperti
Morgan dan kawan-kawan berkeringat, keluar air mata, bersin,
(Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2009 menangis, dan sebagainya. Perubahan
:14), Menyatakan bahwa belajar adalah tersebut tidak bisa digolongkan dalam
perubahan tingkah laku yang relatif tetap arti belajar.
dan terjadi sebagai hasil latihan atau c. Perubahan dalam belajar bertujuan
pengalaman. Pernyataan morgan dan dan terarah
kawan-kawan ini senada dengan apa Perubahan tingkah laku terjadi
yang dikemukakan oleh para ahli yang karena ada tujuan yang akan dicapai.
menyatakan bahwa belajar merupakan Perubahan belajar terarah kepada
proses yang dapat merupakan perubahan perubahan tingkah laku yang benar-
terhadap tingkah laku disebabkan adanya benar disadari.
reaksi terhadap suatuu situasi tertentu d. Perubahan mencakup seluruh aspek
atau adannya proses internal yang terjadi tingkah laku
di dalam diri seseorang. Perubahan yang diperoleh
Dari beberapa pendapat di atas seseorang setelah melalui suatu proses
dapat disimpulkan bahwa belajar adalah belajar meliputi perubahan seluruhan
usaha yang dilakukan suatu individu dan tingkah laku.
menyebabkan adanya perubahan tingkah
laku sebagai responden terhadap 2.2.3 Ciri-ciri Belajar
lingkungan, baik langsung ataupun tidak Adapun beberapa ciri-ciri belajar
langsung. antara lain :
Ada beberapa perubahan yang a. Belajar ditandai adanya perubahan
terjadi pada diri seseorang antara lain: tingkah laku

102
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
b. Perubahan perilaku 2009 :26), Adapun faktor-faktor yang
c. Perubahan tingkah laku tidak harus mempengaruhi proses belajar antara lain
segera diamati pada saat proses :
belajr sedang berlangsung, a. Faktor internal
perubahan perilaku tersebut bersifat Faktor internal merupakan faktor-
potensial faktor yang berasal dari dalam diri
d. Perubahan tingkah laku merupakan individu dan dapat mempengaruhi hasil
hasil latihan atau pengalaman belajar individu. Faktor internal meliputi
e. Pengalaman atau latihan itu dapat faktor fisiologis dan psikologis.
memberi penguatan. 1. Faktor fisiologis
Faktor fisiologis merupakan faktor
2.2.4 Prinsip-prinsip Belajar yang berhubungan dengan kondisi fisik
Didalam tugas melaksanakan individu, baik yang berupa bawaan
proses belajar mengajar, seseorang guru maupun yang diperoleh.
harus meperhatikan prinsip belajar 2. Faktor psikologis
berikut Menurut Soekamto dan Faktor psikologis merupakan
Winataputra (Baharuddin dan Esa Nur faktor psikologis seseorang yang dapat
Wahyuni, 2009 :16). mempengaruhi proses belajar,
a. Apapun yang dipelajari siswa dialah kecerdasan, motivasi, minat, sikap, dan
yang harus belajar, bukan orang lain. bakat.
Untuk itu siswa harus bertindak aktif 3. Faktor Eksternal
b. Setiap siswa belajar sesuai tingkat Faktor eksternal yaitu faktor yang
kemampuannya berasal dari luar diri, adapun faktor
c. Siswa akan dapat belajar lebih baik eksternal yaitu :
jika dapat penguatan langsung pada 1. Lingkungan sosial
setiap langkah yang dilakukan selama Adapun faktor lingkungan sosial
proses belajar yang terdiri dari lingkungan keluarga,
d. Penguasaan yang sempurna dari sekolah, dan lingkungan masyarakat.
setiap langkah yang dilakukan siswa 2. Lingkungan budaya
akan membuat proses belajar lebih Adapun faktor yang termasuk
berarti lingkungan budaya seperti adat istiadat,
e. Motivasi belajar siswa akan lebih ilmu pengetahuan, teknologi dan
meningkat apabila ia diberi tanggung kesenian.
jawab dan kepercayaan yang penuh 3. Faktor lingkungan fisik, seperti
atas belajarnya. rumah dan fasilitas belajar
Proses belajar adalah serangkaian 4. Faktor lingkungan spritual atau
aktivitas yang terjadi pada pusat saraf keagamaan.
individu yang belajar. Menurut Gagne dan Berdasarkan beberapa faktor-
Winkel (Baharuddin dan Esa Nur faktor yang mempengaruhi minat belajar
Wahyuni, 2009 :17), proses belajar, siswa dapat disimpulkan bahwa faktor-
terutama belajar yang terjadi di sekolah faktor yang mempengaruhi minat belajar
itu melalui tahap-tahap atau fase-fase, di siswa tidak lepas dari faktor eksternal
antarannya sebagai berikut : dan internal.
a. Motivasi
b. Tahap Konsentrasi 2.3Kerangka Pemikiran
c. Tahap Mengelolah Penelitian ini dimaksudkan untuk
d. Tahap Menyimpan mengetahui minat belajar siswa pada
e. Tahap Prestasi mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas X
f. Tahap Umpan Balik SMA Negeri 1 Balaesang. Minat siswa
kelas X SMA Negeri 1 Balaesang dapat
2.2.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi dilihat dalam proses pembelajaran yang
Proses Belajar berlangsung. Adapun alat yang
Secara umum faktor-faktor yang digunakan untuk mengetahui minat yang
mempengaruhi proses belajar dapat dimiliki siswa antara lain, angket. Data
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor yang dihasilkan dari angket kemudian
internal dan faktor eksternal. Menurut diolah untuk mengetahui minat belajar
Syah (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, yang dimiliki siswa sebagai berikut.

103
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
4 Xd 34 9
METODE PENELITIAN
5 Xe 33 8
3.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian yang digunakan Jumlah 166 41
dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif dengan menggunakan 3.3.2 Sampel
pendekatan deskriptif. Menurut Moleong Menurut Suharsimi Arikunto (2000
(2010: 6) penelitian kualitatif adalah :117) Adalah sebagian hasil atau populasi
penelitian yang bermaksud untuk yang diteliti. Ia memberikan penjelasan
memahami fenomena tentang apa yang bahwa apabila subjeknya kurang dari 100
dialami oleh subjek penelitian misalnya orang, maka dapat diambil semua
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan sehingga peneliti disebut sampel
lain-lain. populasi. Selanjutnya apabila subjek
lebih dari 100 orang maka sampel
3.2 Lokasi Penelitian diambil 10%-15% atau 20%-25% atau
Penelitian ini dilaksanakan di SMA lebih tergantung dari waktu, tenaga, dan
Negeri 1 Balaesang, Jln KH. Mahmud kemampuan peneliti. Berdasarkan
Desa Tambu No 7B Kecamatan Balaesang pendapat tersebut maka jumlah sampel
Kabupaten Donggala. Penulis mengambil yang ditetapkan sebanyak 25% yaitu 41
sekolah ini sebagai tempat melakukan siswa jadi jumlah populasi yang terbesar
penelitian pada bulan November sampai pada lima kelas. Sehingga teknik
Desember 2017. Subjek penelitian ini pengambilan sampel dilakukan secara
adalah siswa kelas X SMA Negeri 1 Random Sampling. Adapun jumlah
Balaesang tahun pelajaran 20017/2018 sampel dapat dilihat pada tabel 2.
dengan jumlah sampel 41 siswa. Tabel 2. Jumlah populasi dan sampel
kelas X di SMA Negeri 1 Balaesang
3.3Populasi dan Sampel tahun ajaran 2017-2018 :
3.3.1 Populasi
Menurut Dr.Ulber Silalahi, MA NO KELAS POPULASI SAMPEL
(2009 :253) Populasi merupakan
1 Xa 33 8
keseluruhan objek yang menjadi sasaran
penelitian. Populasi adalah seluruh unit- 2 Xb 33 8
unit atau wilayah generalisasi yang terdiri 3 Xc 33 8
atas organisme, orang atau sekelompok 4 Xd 34 9
orang, masyarakat, organisasi, benda,
objek, peristiwa, atau laporan yang 5 Xe 33 8
semuannya memiliki ciri dan harus Jumlah 166 41
didefinisikan secara spesifik dan tidak
secara mendua, sehingga mempunyai
kuantitas atau karakteristik tertentu yang 3.4 Teknik Pengumpulan Data
diterpkan oleh peneliti untuk dipelajari Pengumpulan data merupakan
kemudian menarik kesimpulannya. Oleh usaha yang di lakukan peneliti dalam
karena itu, yang menjadi populasi dalam menemukan dan mencari data yang di
penelitian ini adalah siswa kelas X yang butuhkan dalam penelitian ini. Adapun
berjumlah 166 orang terdiri dari 5 kelas. teknik pengumpulan data dilakukan
Populasi tersebut dapat dilihat pada tabel dengan beberapa cara sebagai berikut :
sebagai berikut.
Tabel 2. Jumlah populasi dan sampel 3.4.1 Observasi
kelas X di SMA Negeri 1 Balaesang Observasi adalah suatu teknik
tahun ajaran 2017-2018 : pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara mengamati secara langsung
NO KELAS POPULASI SAMPEL minat belajar siswa pada saat mengikuti
proses pembelajaran yang sedang
1 Xa 33 8
berlangsung. Teknik observasi ini
2 Xb 33 8 bertujuan untuk mengetahui secara
3 Xc 33 8 umum kegiatan siswa pada saat proses

104
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
pembelajaran Bahasa Indonesia Pada tahap pengumpulan data,
berlangsung dan tanggapan siswa seluruh data yang sudah diperoleh
terhadap pembelajaran yang disampaikan selama observasi, angket, wawancara,
oleh guru. dan dokumentasi dikumpulkan menurut
klasifikasinnya masing-masing. Penulis
3.4.2 Wawancara mengelompokan seluruh data yang
Teknik wawancara atau interview diperoleh selama proses pengumpulan
ini, dengan cara mengumpulkan data data baik berupa arsip-arsip, catatan
dengan melakukan tanya jawab langsung lapangan, gambar atau foto, beserta
dengan guru mata pelajaran Bahasa dokumen lainnya.
Indonesia yang berjumlah 1 orang dan
siswa kelas X berjumlah 3 orang yang 3.5.2 Reduksi Data
mana wawancara ini dilakukan dengan Data yang diperoleh dari lapangan
proses tanya jawab yang berkaitan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu
dengan minat belajar siswa terhadap dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi
mata pelajaran bahasa Indonesia kelas X data berarti merangkum memilih hal-hal
di SMA Negeri 1 Balaesang. yang penting. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberikan
3.4.3 Angket gambaran yang jelas, dan mempermudah
Cara yang digunakan penulis peneliti untuk mengumpulkan data
untuk mengumpulkan sejumlah data selanjutnya, dan mencari bila diperlukan.
siswa mengenai minat belajar siswa
terhadap mata pelajaran bahasa 3.5.3 Penyajian Data
indonesia adalah menggunakan Setelah data di reduksi, maka
quisioner (angket) yang dibatasi dengan langkah selanjutnya adalah menyajikan
4 jawaban. Siswa hanya bisa memilih data. Bahwa yang paling sering
jawaban yang telah disediakan didalam digunakan dalam menyajikan data pada
quisioner, siswa tidak dapat memberikan penelitian kualitatif adalah teks yang
jawaban secara bebas. Tipe pertanyaan bersifat naratif.
adalah pilihan ganda dimana siswa dapat
memilih satu jawaban yang dianggap 3.5.4 Penarikan Kesimpulan/Verifikasi
benar sesuai dengan pilihannya. Penarikan kesimpulan/verivikasi
awal yang dikemukakan masih bersifat
3.5 Analisis Data sementara, dan akan berubah bila tidak
Analisis data dari hasil penelitian ditemukan bukti-bukti yang kuat dan
menggunakan rumus yang digunakan mendukung pada tahap pengumpulan
untuk mengetahui tingkat persentase data berikutnya.
jawaban siswa seperti yang dikemukakan
oleh Saefuddin Anwar (2001) dengan PEMBAHASAN
rumus :
4.1 Hasil Analisis Minat Belajar Siswa
Kriteria yang akan digunakan
sebagai tolak ukur untuk mengetahui
Keterangan:
minat belajar siswa terhadap mata
P = Persentase yang
dicapai pelajaran Bahasa Indonesia yang
berkaitan dengan keaktifan siswa yang
F = Frekuensi (Jumlah
melibatkan siswa dalam proses
jawaban dari setiap alternatif yang
pembelajaran untuk data penunjang atau
dipilih)
pelengkap pembahasan penelitian ini.
n = Jumlah sampel
100% = Bilangan tetap Selanjutnya untuk mengetahui minat
belajar siswa terhadap mata pelajaran
Selanjutnya Menurut Miles
Bahasa Indonesia dapat dilihat pada tabel
dan Huberman (dalam Sugiono, 2009:91)
berikut ini :
analisis data kualitatif terdiri dari empat
alur.
Tabel 4.2.1 Pernyataan siswa tentang
kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia.
3.5.1 Pengumpulan Data

105
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
No Pernyataan Frekuen Perse Tabel 4.2.3 Pernyataan siswa tentang
. si ntase motivasinya dalam pembelajaran bahasa
1 Menyenangk 9 21,9 Indonesia.
an % No Pernyataa Frekuens Persen
2 Cukup 21 51,1 n i tase
Menyenangk % 1 Sangat 11 27%
an Termotiva
3 Kurang 11 27% si
Menyenangk 2 Termotiva 8 19,5%
an si
4 Tidak - - 3 Kurang 22 53,5%
Menyenangk Termotiva
an si
4 Tidak - -
Jumlah 41 100% Termotiva
Sumber : Angket yang dibagikan pada si
siswa Jumlah 41 100%
Berdasarkan tabel di atas Sumber : Angket yang dibagikan pada
menunjukan dari 41 siswa 9 orang siswa
dengan persentase (21,9%) menyatakan Berdasarkan tabel di atas dari
kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia 41 siswa 11 orang dengan persentase
menyenangkan, 21 orang dengan (27%) menyatakan dalam mempelajari
persentase (51,1%) menyatakan materi bahasa Indonesia sangat
pembelajaran cukup menyenangkan dan termotivasi, 8 orang dengan persentase
11 orang dengan persentase (27%) (19,5%) termotivasi dalam mempelajari
menyatakan kurang menyenangkan. materi tersebut, 22 orang dengan
Tabel 4.2.2 Pernyataan siswa tentang persentase (53,5%) menyatakan kurang
materi pembelajaran bahasa Indonesia termotivasi.
No Pernyataan Frekuen Perse
si ntase Tabel 4.2.4 Pernyataan siswa mengenai
1 Menyenang 10 24,4 pemahaman dalam mengikuti kegiatan
kan % pembelajaran bahasa Indonesia
2 Cukup 19 46,3 No Pernyataa Frekuens Persent
Menyenang % n i ase
kan 1 Paham 15 36,6%
3 Kurang 12 29,3 2 Cukup 5 12,2%
Menyenang % Paham
kan 3 Kurang 21 51,2%
4 Tidak - - Paham
Menyenang 4 Tidak - -
kan Paham
Jumlah 41 100% Jumlah 41 100%
Sumber : Angket yang dibagikan pada Sumber : Angket yang dibagikan pada
siswa siswa
Berdasarkan tabel di atas Berdasarkan tabel di atas dari 41
menunjukan dari 41 siswa 10 orang siswa 15 orang dengan persentase (
dengan persentase (24,4%) menyatakan 36,6%) menyatakan paham tentang
materi bahasa Indonesia menyenangkan, materi pembelajaran bahasa Indonesia, 5
19 orang dengan persentase (46,3%) orang dengan persentase (12,2%)
menyatakan materi tersebut cukup menyatakan cukup paham dalam
menyenangkan, 12 orang dengan mempelajari materi tersebut dan 21
persentase (29,3%) menyatakan kurang orang dengan persentase (51,2%)
menyenangkan. menyatakan kurang paham.

Tabel 4.2.5 Pernyataan siswa mengenai


usaha yang dilakukan siswa agar bisa

106
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
menjadi lebih baik dan berusaha untuk Tabel 4.2.7 Pernyataan siswa mengenai
tidak ketinggalan dalam mengikuti keaktifan untuk bertanya pada saat guru
kegiatan pembelajaran bahasa Indonesia memberikan kesempatan bertanya
No Pernyataa Frekuens Persent No Pernyataa Frekuens Persent
n i ase n i ase
1 Selalu 15 36,6% 1 Selalu - -
2 Sering 18 43,9 2 Sering 8 19,5%
3 Kadang- 5 3 Kadang- 29 70,7%
kadang 12,2% Kadang
4 Tidak Ada 3 7,3% 4 Tidak 4 9,8%
Jumlah 41 100% Pernah
Sumber : Angket yang dibagikan pada Jumlah 41 100%
siswa Sumber : Angket yang dibagikan pada
Berdasarkan tabel di atas dari siswa
41 siswa 15 orang dengan persentase Berdasarkan tabel di atas dari
(36,6%) menyatakan selalu berusaha 41 siswa 8 orang dengan persentase
menjadi lebih baik dan tidak ketinggalan (19,5%) menyatakan sering bertanya
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran pada saat guru memberikan kesempatan
bahasa Indonesia, 18 orang dengan untuk bertanya, 29 orang dengan
persentase (43,9%) menyatakan sering, persentase (70.7%) menyatakan kadang-
5 orang dengan persentase (12,2%) kadang dan 4 orang dengan persentase
menyatakan kadang-kadang dan 3 orang (9,8%) dan 4 orang dengan persentase
dengan persentase (7,3%) menyatakan (9,8%) menyatakan tidak pernah
tidak ada. bertanya pada saat guru memberikan
kesempatan.
Tabel 4.2.6 Pernyataan siswa
memperhatikan guru pada saat Tabel 4.2.8 Pernyataan siswa mengenai
memberikan intonasi (suara) guru dalam memberikan
materi pembelajaran bahasa Indonesia materi di kelas.
No Pernyataan Frekuen Perse N Pernyataan Frekuen Perse
si ntase o si ntase
1 Memperhati 17 41,5 1 Sangat 7 17,1%
kan % Mempengaru
2 Kadang- 21 51,2 hi
kadang % 2 Mempengaru 22 53,6%
3 Kurang 3 7,3% hi
Memperhati 3 Kurang 4 9,8%
kan Mempengaru
4 Tidak - - hi
Memperhati 4 Tidak 8 19,5%
kan Mempengaru
Jumlah 41 100% hi
Sumber: Angket yang dibagikan pada Jumlah 41 100%
siswa Sumber : Angket yang dibagikan pada
Berdasarkan tabel di atas dari 41 siswa
siswa 17 orang dengan persentase Berdasarkan tabel diatas dari
(41,5%) menyatakan selalu 41 siswa 7 orang dengan persentase
memperhatikan guru pada saat (17,1%) menyatakan bahwa intonasi
memberikan materi bahasa Indonesia suara guru sangat mempengaruhi dalam
dalam proses pembelajaran, 21 orang proses pembelajaran, 22 orang dengan
dengan persentase (51,2%) menyatakan persentase (53,6%) mempengaruhi, 4
kadang-kadang memperhatikan, 3 orang orang dengan persentase (9,8%) kurang
dengan persentase (7,3%) menyatakan mempengaruhi dan 8 orang dengan
kurang memperhatikan guru pada saat persentase (19,5%) menyatakan bahwa
memberikan materi pembelajaran. intonasi suara guru tidak mempengaruhi
dalam memberikan materi pembelajaran.

107
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
Tabel 4.2.11 Pernyataan siswa mengenai
Tabel 4.2.9 Pernyataan siswa tentang pembelajaran kembali materi bahasa
penggunaan buku paket bahasa Indonesia diluar sekolah.
Indonesia No Pernyataa Frekuen Persen
No Pernyataa Frekuens Persent n si tase
n i ase 1 Selalu 4 9,8%
1 Selalu 3 7,3% 2 Sering 5 12,1%
2 Sering 6 14,6% 3 Kadang- 27 66%
3 Kadang- 23 56,2% kadang
kadang 4 Tidak Ada 5 12,1%
4 Tidak 9 21,9%
Jumlah 41 100%
Jumlah 41 100%
Sumber : Angket yang dibagikan pada
Sumber : Angket yang dibagikan pada siswa
siswa
Berdasarkan tabel diatas dari
Berdasarkan tabel diatas dari
41 siswa 4 orang dengan persentase
41 siswa 3 orang dengan persentase
(9,8%) mempelajaris kembali dirumah
(7,3%) menyatakan selalu menggunakan
materi Bahasa Indonesia, 5 orang dengan
buku paket dalam mempelajari materi persentase (12,1%) menyatakan sering,
Bahasa Indonesia, 6 orang dengan
27 orang dengan persentasse (66%)
persentase (14,6%) menyatakan sering,
menyatakan kadang-kadang dan 5 orang
23 orang dngan persentase (56,2%)
dengan persentase (12,1%) menyatakan
menyatkan kadang-kadang dan 9 orang tidak ada mempelajari kembali dirumah
dengan persentase (21,9%) menyatakan
materi bahasa Indonesia.
tidak menggunakan buku paket dalam
mempelajari Bahasa Indonesia.
Tabel 4.2.12 Pernyataan siswa tentang
kelengkapan catatan setiap materi
Tabel 4.2.10 Pernyataan siswa tentang
yang diberikan oleh guru.
penggunaan lebih dari satu buku paket.
No Pernyataa Frekuens Persent
No Pernyataa Frekuen Persen
n i ase
n si tase
1 Selalu 19 46%
1 Sangat 12 29,2%
2 Sering 3 7,3%
Menunjan
3 Kadang- 17 41,4%
g
kadang
2 Menunjan 23 56,2%
4 Tidak Ada 2 4,8%
g
Jumlah 41 100%
3 Kurang 3 7,3%
Sumber : Angket yang dibagikan pada
Menunjan
siswa
g
Berdasarkan tabel diatas dari
4 Tidak 3 7,3%
41 siswa 19 orang dengan persentase
Menunjan
(46%) menyatakan bahwa siswa selalu
g
mencatat penjelasan yang diberikan oleh
Jumlah 41 100%
guru, 3 orang dengan persentase (7,3%)
Sumber : Angket yang dibagikan pada
menyatakan sering, 17 orang dengan
siswa
persentase (41,4%) menyatakan kadang-
Berdasarkan tabel diatas dari kadang dan 2 orang dengan persentase
41 siswa 12 orang dengan persentase
(4,8%) menyatakan tidak ada.
(29,2%) menyatakan bahwa penggunaan
buku paket sangat menunjang, 23 orang
Tabel 4.2.13 Pernyataan siswa tentang
dengan persentase (56,2%) menyatakan
tersediannya sarana dan prasarana yang
menunjang, 3 orang dengan persentase dapat menunjang kegiatan pembelajaran.
(7,3%) menyatakan kurang menunjang
No Pernyataa Frekuens Persent
dan 3 orang dengan persentase (7,3%)
n i ase
menyatakan bahwa penggunaan lebih
1 Tersedia 3 7,3%
dari satu buku paket tidak menunjang.
2 Cukup 13 31,7%
Tersedia
3 Kurang 25 61%

108
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
Tersedia 4 Tidak Ada 3 7,3%
4 Tidak - - Jumlah 41 100%
Tersedia Sumber: Angket yang dibagikan pada
Jumlah 41 100% siswa kelas
Sumber : Angket yang dibagikan pada Berdasarkan tabel diatas dari
siswa 41 siswa 4 orang dengan persentase
Berdasarkan tabel di atas dari (9,8%) menyatakan selalu menjawab
41 siswa 3 orang dengan persentase pertanyaan dari guru, 8 orang dari
(7,3%) menyatakan guru terampil dalam (19,5%) sering, 26 orang dengan
mengelolah kelas dalam proses persentase (63,4%) menyatakan kadang-
pembelajaran, 13 orang dengan kadang menjawab pertanyaan dari guru
persentase (31,7%) menyatakan cukup dan 3 orang dari (7,3%) menyatakan
terampil, 25 orang dengan persentase tidak ada atau tidak sama sekali
(61%) menyatakan guru tidak terampil menjawab pertanyaan dari guru.
dalam mengelolah kelas pada saat proses
pembelajaran. Tabel 4.2.16 Pernyataan siswa mengenai
senang bila diberikan tugas oleh guru
Tabel 4.2.14 Pernyatan siswa tentang bahasa Indonesia.
sarana dan prasarana yang dapat No Pernyataa Frekuen Persen
mempengaruhi terhadap motivasi siswa n si tase
untuk belajar. 1 Sangat 7 17,1%
N Pernyataan Frekuen Perse Senang
o si ntase 2 Senang 2 4,8%
1 Sangat - - 3 Cukup 18 43,9%
Mempengaru Senang
hi 4 Tidak 14 34,2%
2 Mempengaru 28 68,4% Senang
hi Jumlah 41 100%
3 Kurang 8 19,5% Sumber: Angket yang dibagikan pada
Mempengaru siswa
hi Berdasarkan tabel diatas
4 Tidak 5 12,1% dari 41 siswa 7 orang dengan persentase
mempengar (17,1%) menyatakan sangat senang bila
uhi diberikan tugas oleh guru Bahasa
Jumlah 41 100% Indonesia, 2 orang dengan persentase
Sumber : Angket yang dibagikan pada (4,8%) menyatakan senang, 18 orang
siswa dengan persentase (43,9%) menyatakan
Berdasarkan tabel di atas dari cukup senang dan 14 orang dengan
41 siswa 28 orang dengan persentase persentase (34,2%) menyatakan tidak
(68,4%) menyatakan sarana dan senang.
prasarana dapat mempengaruhi motivasi Tabel 4.2.17 Pernyataan siswa yang
siswa untuk belajar, 8 orang dengan menampilkan usaha kekreatifan dalam
persentasi (19,5%) kurang mengikuti proses pembelajaran bahasa
mempengaruhi dan 5 orang dengan Indonesia.
persentase (12,1%) menyatakan tidak No Pernyataa Frekuen Persenta
mempengaruhi. n si se
1 Selalu 8 19,5%
Tabel 4.2.15 Pernyataan siswa yang 2 Senang 7 17,1%
sering menjawab pertanyaan yang 3 Kadang- 24 58,6%
diberikan oleh guru. kadang
No Pernyataa Frekuen Persen 4 Tidak Ada 2 4,8%
n si tase Jumlah 41 100%
1 Selalu 4 9,8% Sumber: Angket yang dibagikan pada
2 Sering 8 19,5% siswa
3 Kadang- 26 63,4% Berdasarkan tabel diatas dari
Kadang 41 siswa 8 orang dengan persentase

109
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
(19,5%) menyatakan selalu menampilkan kepada guru mengenai soal ujian bahasa
kekreatifan dalam mengikuti proses indonesia yang tidak bisa di jawab, 16
pembelajaran Bahasa Indonesia, 7 orang orang dengan persentase (39%)
dengan persentase (17,1%) menyatakan menyatakan sering, 7 orang dengan
senang, 24 orang dengan persentase persentase (17,1%) menyatakan kadang-
(58,6%) menyatakan kadang-kadang dan kadang, dan 8 orang dengan persentase
2 orang dengan persentase (4,8%) (19,5%) menyatakan tidak ada.
menyatakan tidak ada.
Tabel 4.2.20 Pernyataan siswa mengenai
Tabel 4.2.18 Pernyataan siswa yang sikap guru dalam menyajikan materi
berusaha menguasai setiap soal ujian mempengaruhi minat dalam mengikuti
pembelajaran Bahasa Indonesia. pembelajaran.
No Pernyataa Persenta Frekuen N Pernyataan Frekuen Perse
n se si o si ntase
1 Sangat 4 9,8% 1 Sangat 3 7,3%
Menguasa mempengar
i uhi
2 Menguasa 16 39% 2 Mempengar 25 61%
i uhi
3 Kurang 19 46,4% 3 Kurang 10 24,4
Menguasa Mempengar %
i uhi
4 Tidak 2 4,8% 4 Tidak 3 7,3%
Menguasa Mempengar
i uhi
Jumlah 41 100% Jumlah 41 100%
Sumber: Angket yang dibagikan pada Sumber: Angket yang dibagikan pada
siswa siswa
Berdasarkan tabel diatas Berdasarkan data diatas dari 41
dari 41 siswa 4 orang dengan persentase siswa 3 orang dengan persentase (7,3%)
(9,8%) menyatakan sangat menguasai Menyatakan sikap guru dalam
setiap soal ujian Bahasa Indonesia, 16 menyajikan materi sangat mempengaruhi
orang dengan persentase (39%) minat siswa dalam mengikuti materi
menyatakan menguasai,19 orang dengan pembelajaran, 25 orang dengan
persentase (46,4%) menyatakan kurang persentase (61%) menyatakan
menguasai dan 2 orang dengan mempengaruhi, 10 orang dengan
persentase (4,8%) menyatakan tidak persentase (24,4%) menyatakan kurang
menguasai. mempengaruhi, 3 orang dengan
persentase (7,3%) menyatakan sikap
Tabel. 4.2.19 Pernyataan siswa mengenai guru dalam menyajikan materi tidak
sering bertanya kepada guru tentang soal mempengaruhi minat siswa dalam
ujian yang tidak bisa dijawab. mengikuti materi pembelajaran.
No Pernyata Frekuens Persent
n i ase 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
1 Selalu 10 24,4%
2 Sering 16 39% Minat merupakan salah satu
3 Kadang- 7 17,1% indikator yang sangat mempengaruhi
Kadang keberhasilan siswa terhadap mata
4 Tidak 8 19,5% pelajaran di sekolah termasuk pelajaran
Pernah bahasa Indonesia. Dengan adanya minat
Jumlah 41 100% yang dimiliki, menjadikan siswa akan
Sumber: Angket yang dibagikan pada lebih senang dan semangat dalam setiap
siswa menghadapi proses pembelajaran baik
Berdasarkan data di atas dari 41 dikelas maupun di luar kelas.
siswa 10 orang dengan persentase Berdasarkan hasil penelitian
(24,4%) menyatakan selalu bertanya yang diperoleh menunjukan bahwa
siswa kelas X di SMA Negeri 1 Balaesang

110
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
pada dasarnya masing-masing ada yang siswa yang kadang-kadang
memiliki minat belajar ada pula yang memperhatikan guru bahkan ada siswa
sedikit memiliki minat belajar. Terlihat yang cenderung bermain pada saat guru
pada tabel 4.2.1 dimana (51,1%) memberikan penjelasan, hal ini
sebagian siswa menyatakan proses mengambarkan bahwa banyak siswa
pembelajaran bahasa Indonesia cukup yang tidak serius dalam belajar
menyenangkan, hal ini berarti siswa sehingga suasana kelas tidak kondusif
memiliki minat dalam belajar sehingga dan siswa dapat membuat forum sendiri
dapat menerima materi dan mengikuti pada saat proses pembelajaran
aktivitas pada saat proses pembelajaran berlangsung. Keadaan seperti ini dapat
berlangsung. Pada tabel 4.2.5 (43,9%) membuat hasil belajar kurang maksimal
dimana sebagian siswa menyatakan dan tidak dapat mencapai tujuan
mereka sering berusaha menjdi lebih pembelajaran seperti pada tabel 4.2
baik agar tidak ketinggalan dalam (46,3%) dan tabel 4.3 (53,5%) dimana
mengikuti proses pembelajaran, hal ini sebagian besar siswa masih sulit dalam
mengambarkan bahwa sebenarnya memahami materi pembelajaran
siswa memiliki minat dalam belajar akan tersebut banyak siswa yang kurang
tetapi minat tersebut belum dapat termotivasi dalam belajar, hal semacam
tercermin secara optimal dimana siswa ini bisa jadi ungkapan kurang
masih takut untuk mengungkapkan menyenangkan karena siswa merasa
sesuatu yang mereka tahu misalnya materi tersebut membosankan maupun
suatu ide-ide atau gagasan pada saat kurang bersemangat dalam belajar.
diskusi atau tanya jawab. Seharusnya dalam mengikuti
Tidak aktif dalam kelas bukan proses pembelajaran siswa sebisa
berarti siswa tersebut tidak memiliki mungkin untuk berusaha dapat
minat belajar, ada siswa yang aktif menerima materi meskipun sedikit
dalam proses pembelajaran karena tertinggal seperti bertanya atau
mereka sudah percaya diri dan suka menjawab pertanyaan dari guru,
mencari sesuatu yang tidak mereka sehingga materi tersebut bisa dipahami
ketahui dan ada pula siswa yang ragu atau dimengerti agar tidak tertinggal
dalam memberikan pendapat meskipun dengan siswa lainya. Akan tetapi hal
mereka sudah tahu jawabannya. Dalam seperti itu kurang tercermin pada diri
hal ini kreatifitas siswa di SMA Negeri 1 siswa dimana mereka lebih banyak diam
Balaesang dikatakan masih kurang, dari pada aktif untuk menjawab
terlihat pada tabel 4.2.17 (58,6%) pertanyaan dan bertanya pada saat
bahwa sebagian besar siswa guru memberikan kesempatan terlihat
menyatakan kadang-kadang dalam pada tabel 4.2.7 (70,7%) dan tabel
menampilkan kreatifitasnya di dalam 4.2.15 (63,4%) dimana masih banyak
proses pembelajaran. siswa yang mengatakan kadang-kadang
Setiap siswa memiliki tingkat aktf dalam bertanya kepada guru
serap yang berbeda-beda sehingga ada ataupun menjawab pertanyaan dari
siswa yang dapat menerima materi guru. Selain suasana belajar dikelas dari
dengan cepat dan lambat, sehingga hasil penyebaran angket terlihat siswa
guru mesti berperan lebih agar semua sangat kurang mendiskusikan kembali
siswa dapat menyerap materi pelajaran materi pelajaran diluar kelas bersama
tersebut seperti memberi motivasi dan dengan teman sekolah terlihat pada
perhatian lebih kepada siswa yang tabel 4.2.11 (66%) dimana siswa
kurang bersemangat dalam belajar. menyatakan kadang-kadang berdiskusi
Memperhatikan siswa dan perhatian materi pembelajaran bahasa Indonesia
siswa dalam mengikuti proses diluar kelas. Hal ini mengambarkan
pembelajaran juga sangat penting bahwa sebagian besar siswa dengan
dalam proses pembelajaran dan siswa lainya atau antar kelompok
keadaan siswa di SMA Negeri 1 belajar masih banyak yang kurang
Balaesang dalam memperhatikan guru inisiatif untuk bertukar pengetahuan
pada saat memberikan penjelasan seharusnya ini tidak bisa dibiasakan
dikatakan masih sangat kurang, dimana karena dapat menurunkan keaktifan
pada tabel 4.2.6 (51,2%) masih banyak siswa dalam belajar.

111
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
Kemudian dilihat dari tabel bahwa minat belajar siswa terhadap mata
4.2.8 (53,6%) intonasi (suara) guru pelajaran bahasa Indonesia kelas X di
dalam memberikan materi SMA Negeri 1 Balaesang masih kurang,
mempengaruhi jalannya pembelajaran, hal ini disebabkan minimnya media
terkadang suara guru bermacam-macam pembelajaran yang ada, sementara untuk
ada yang besar ada pula yang kecil, mencapai pembelajaran yang optimal
tergantung dari karakteristik guru dibutuhkan media, sarana serta
tersebut. Pada tabel 4.2.16 (43,9%) prasarana yang dapat mendukung proses
siswa menjawab cukup senang bila pembelajaran tersebut. Kemudian
diberikan tugas bahasa Indonesia dan motivasi dan keterampilan dari guru juga
ada sebagian menjawab tidak senang bila sangat diperlukan untuk dapat
diberikan tugas. Rendahnya minat belajar menunjang proses pembelajaran.
siswa ini juga dipengaruhi oleh
kurangnya sarana dan prasarana yang 5.2 Saran
tersedia disekolah tersebut, materi Berdasarkan hasil penelitian ini,
pembelajaran dengan media dikemukakan beberapa saran sebagai
pembelajaran saling berkaitan dimana berikut:
media harus disesuaikan dengan materi 1. Bagi siswa, agar dapat lebih
yang akan disampaikan agar siswa dapat aktif dalam belajar sehingga
menerima materi dengan mudah. Hal ini minat belajar yang ada dalam
dapat dilihat pada tabel 4.4.13 (61%) diri setiap siswa tersebut bisa
dan 4.4.14 (68,4%) yang menunjukan tersalurkan secara optimal
bahwa sarana dan prasarana masih dan menjadi siswa yang
kurang tersedia dan itu sangat berprestasi khususnya mata
mempengaruhi terhadap minat siswa pelajaran bahasa indonesia.
dalam belajar. 2. Bagi guru, diharapkan dapat
Sarana dan prasarana yang meningkatkan
memadai akan menarik minat siswa kemampuannya dalam
untuk mengikuti proses pembelajaran. mengelola kelas dan lebih
Bila sarana dan prasarana yang memperhatikan kebutuhan
mendukung pembelajaran tersedia belajar siswa baik individu
dengan lengkap maka akan timbul minat maupun kelompok, guna
belajar siswa untuk menambah wawasan. mempermudah siswa dalam
Tetapi, bila sarana dan prasarana tidak belajar serta dapat mengatasi
memadai akan membuat minat siswa kendala-kendala yang
berkurang. Minat memiliki pengaruh yang diperkirakan berpotensi
cukup besar terhadap keberhasilan mempengaruhi pelaksanaan
proses pembelajaran. Oleh karena itu proses pembelajaran.
siswa diharapkan memiliki minat dan 3. Bagi sekolah, sebagai
dapat menumbuh kembangkan minat penopang proses kelancaran
belajarnya agar dapat memahami, pembelajaran dapat
mengerti dan menerima setiap materi mengalokasikan anggaran
pelajaran yang diberikan oleh guru. khususnya untuk pengadaan
Siswa yang memiliki minat cenderung sarana dan prasarana belajar
lebih berusaha mencari tahu sesuatu sesuai dengan kebutuhan
yang belum ia ketahui dan pahami, untuk menunjang kegiatan
begitupun sebaliknya. Selain itu motivasi pembelajaran bahasa
dalam pembelajaran harus ditingkatkan indonesia maupun mata
kepada siswa agar siswa aktif dalam pelajaran yang lainya.
proses belajar mengajar yang
berlangsung.

KESIMPULAN DAN SARAN DAFTAR RUJUKAN

5.1 Kesimpulan [1] Arikunto, Suharsimi. 2000. Prosedur


Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Berdasarkan hasil penelitian
Jakarta: Bina Angkasa
yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

112
Jurnal Bahasa dan Sastra
Volume 4 No 2 (2019)
ISSN 2302-2043
[2] Budiyarti, Yeti. 2011. Minat Belajar Siswa
Terhadap Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di
kelas XI SMA PGRI. Skripsi. UIN Syarif
Hidayatullah. (Online). Melalui
(http//repository. Uinjkt. Ac. Id) diakses 4
Mei 2017
[3] Daryanto. 2009. Panduan Proses
Pembelajaran. Jakarta: AV Publises
[4] Evalina. 2008 . Minat Belajar Siswa kelas VIII
dalam Mata Pelajaran Sejarah di SMP Negeri
1 Dolo. Skripsi: Tidak diterbitkan
[5] Hamid. 2010. Kamus Pintar Bahasa
Indonesia. Surabaya : pustaka dua
[6] Moleong, J. Lexy. 2010. Metode Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
[7] Rohani Ahmad . 2004. Pengelolaan
Pengajaran. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya
[8] Saefuddin Anwar. 2001. Metode Penelitian.
Yokyakarta: Pustaka Pelajaran
[9] Subini Nini. 2011. Mengatasi Kesulitan
Belajar Pada Anak. Jogjakarta: Javalitera
[10] Sugiyono. (2009). Memahami Penelitian
Kualitatif. Bandung: CV Alfabeta
[11] Trimo Laviyant. 2006. Mode-model
Pembelajaran Inovatif. Bandung: CV Citra
Praya
[12] Widja I Gede, 1989. Dasar-dasar
pengembangan strategi serta metode
pengajaran. Debdikbud Jakarta
[13] Wahyuni Nur Esa dan Baharuddin. 2009.
Teori Belajar dan Pembelajaran. Jogjakarta:
Ar-Ruzzmedia

113

Anda mungkin juga menyukai