Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Untuk dapat mencapai tujuan pembelajaran disamping guru harus

potensial dan profesional, siswa juga harus mempunyai minat belajar dan

daya ingin tahu yang tinggi. Dewasa ini mungkin karena pengaruh

globalisasi siswa- siswa mengalami penurunan minat belajar bahkan siswa

siswi kami yang terletak dipinggiran sebagian besar minat belajarnya

sangat rendah. Jika masalah ini tidak dicarikan solusi maka akan

mennimbulkan masalah pada pembelajaran yang akhirnya akan

mengganggu tumbuh dan kembang anak.

Seperti diketahui bahwa globaalisasi tidak bisa terbendung,akan

masuk pada seluruh pelosok nusantara hingga sampai pedesaan yang jauh

dari kota. Akhirnya anak akan melihat semua kejadian ataupun kenakalan

yang ada di perkotaan atau daerah lain bahkan negara lain yang jauh.

Kemajuan dibidang IPTEK diera globalisasi sangat berpengaruh bagi

anak-anak, jika anak tidak ada pengarahan atau proteksi dari orang tua

atau guru maka anak hanya akan cenderung meniru perilaku-perilaku yang

tidak baik/nakal termasuk malas belajar, tidak peduli dengan prestasi

belajar yang akhirnya akan menurunkan minat belajar, bahkan tidak

tertarik pembelajaran bahkan cenderung apatis dan sering tidak

memperhatikan dalam pembelajaran.

1
Orang tua di rumah dan guru di sekolah sangat diperlukan peranya

dalam menangkal dampak negatif perkembangkan IPTEK dan komunikasi

di era globaliasasi. Jika tidak ada usaha atau kemauan dari para orang tua

dan guru di sekolah untuk membimbing dan mengarahkannya maka akan

sangat berdampak buruk terhadap perkembangan perilaku siswa, yang

salah satu dampaknya banyak anak-anak mengalami minat belajar yang

rendah yang menyebabkan anak tidak berprestasi.

Oleh karena itu penulis mencari alternatif dalam rangka untuk

menumbuhkan kembali minat belajar, sebagai pendidik dan pengajar di

sekolah mencoba mencari salah satu alternatif pemecahannya dengan cara

memberikan T3 (tugas terstruktur dan terukur). Dengan harapan dengan

diberikannya tugas terstruktur dan terukur siswa akan kembali tumbuh

minat belajar sehingga dapat lebih berprestasi

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, rumusan permasalahan dalam Makalah

tinjauan ilmiah ini adalah :

1. Bagaimanakah minat belajar siswa dengan pemberian T3 ?

2. Bagaimana implementasi pemberian T3 dalam pembelajaran ?

C. Tujuan

Tujuan dari gagasan tinjauan ilmiah adalah bebagai berikut :

2
1. Tujuan umum :

Membangkitkan minat belajar siswa serta mencari alternatif

membangkitkan minat belajar untuk meningkatkan hasil belajar.

2. Tujuan khusus :

Untuk membangkitkan minat belajar pada pembelajaran IPA di SMP

negeri 1 Pringsurat Temanggung

D. Manfaat Penelitian

1. Makalah tinjauan immiah inii sangat bermanfaat bagi guru terutama

dalam membantu siswa agar membangkitkan minat belajar sehingga

terlibat aktif dalam kegiatan belajar dan mengajar sehingga diharapkan

hasil belajarnya lebih meningkat’

2. Makalah tinjauan ilmiah ini juga memberikan alternatif baru bagi guru

sehingga guru memiliki solusi untuk membangkitkan minat belajar peserta

didik. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai hasil proses pembelajaran

yang optimal..

2. Disamping itu makalah tinjauan ilmiah ini dapat dijadikan alternatif

memperbaiki kinerja guru terutama dalam berpikir secara kritis dan

inovatif.

3
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Minat belajar Siswa

Minat merupakan kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu

yang timbul karena kebutuhan,yang dirasa atau tidak dirasakan atau

keinginan hah tertentu. Minat dapat diartikan kecenderungan untuk dapat

tertarik atau terdorong untuk memperhatikan seseorang,sesuatu barang

atau kegiatan dalam bidang-bidang tertentu. Minat dapat menjadi sebab

sesuatu kegiatan dan sebagai hasil dari keikut sertaan dalam suatu

kegiatan. Karena itu minat belajar adalah kecenderungan hati untuk belajar

untuk mendapatkan informasi, pengetahuan, kecakapan melalui

usaha,pengajaran atau pengalaman (Hardjana, 2009:76)

Menurut Gie (2010:29), minat berarti sibuk, tertarik atau terlihat

sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya

kegiatan ini. Dengan demikian minat belajar adalah keterlibatan

sepenuhnya seorang siswa dengan segenapkegiatanpikiran secara penuh

perhatian untuk memperoleh pengetahuan dan mencapai pemahaman

tentang pengetahuan ilmiah yang di tuntutnya di sekolah

Minat besar pengaruhnya terhadap aktifitas belajar. Siswa yang

berminat terhadap pelajaran IPA akan mempelajari IPA dengan sungguh-

sungguh seperti rajin belajar, merasa senang mengikuti penyajaian

pelajaran IPA dan bahkan dapat menemukan kesulitan-kesulitan dalam

4
belajar soal-soal latihan dan praktikum karena adanya daya tarik yang

diperoleh dengan mempelajari IPA. Siswa akan mudah menghafal

pelajaran yang menarik minatnya. Minat berhubungan erat dengan

motivasi. Motivasi muncul karena adanya kebutuhan, begitu juga minat,

sehingga tepatlah bila minat merupakan alat motivasi. Proses belajar akan

berjalan lancar bila disertai minat. Oleh karena itu, guru perlu

membangkitkanminat siswa agar pelajaran yang diberikan mudah di

mengerti siswa. Kondisi kejiwaan sangat dibutuhkan dalam proses belajar

mengajar. Itu berarti bahwa minat sebagai suatu aspek kejiwaan

melahirkan daya tariktersendiri untukmemperhatikan suatu obyek tertentu.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa kurangnya minat

belajar dapat mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu

bidang tettentu, bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru

(Slameto, 2010:103)

Minat merupakan salah satu faktor pokok untuk meraih sukses

dalam belajar. Penelitian-penelitian di Amerika Serikat mengenai salah

satu sebab utama dari kegagalan study para pelajar menunjukkan bahwa

penyebabnya adalah kekurangan minat (Gie, 2010: 73)

Minat dan perhatian dalam belajar imempunyai hubungan yang

sangat erat sekali. Sseseorang yang menaruh minat pada mata pelajaran

tertentu, biasannya cenderung untuk memperhatikan mata pelajaran

tewrsebut. Bila seseorang menaruh perhatian secara kontinyu baik secara

5
sadar maupun tidak pada obyek tertentu biasanya dapat membangkitkan

minat pada obyek tersebut.

Kalau siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan

memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka

pwerhatian pada mata pelajaran yang sedang di ajarkan biasanya dia malas

untuk mengerjakannya. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu

pernyataan yang menunjukkna bahwa siswa lebih menyukai suatu hal

daripada hal lainnya, dapat juga dimanifestasiakn melalui partisipasi dalam

suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu

cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek

tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir melinkan diperoleh kemudian.

Minat terhadap sesuatu yang dipelajari melainkan diperoleh kemudian.

Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya

serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu

merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya walaupun

minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat

mempelajarihal tersebut.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah

membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi

yangdiharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai

individu. Proses ini menunhjukkan pada siswa bgaimana pengetahuan

atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-

tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari

6
bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang

dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa dari hasil pengalaman

belajarnya akan membawa kemajuan pada diinya, kemungkinan besar

siswa akan berminat dan termotivasi untuk mempelajarinya. Dengan

demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat

memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa, utamanya

yang berkaitan dengan bidang study IPA. Minat sebagai aspek kewajiban

bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk setelah

dipengaruhi lingkungan. Karena itu minat berubah-ubah dan sangat

tergantung pada individunya. Minat belajar dapat diingatkan melalui

latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktifitas jiwa untuk

memperhatikan suatu obyek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa

konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek.

Minat sewbagai salah satu aspek psikologis dipengaruhi oleh

beberapa faktor, baik yang sifatnya dari dalam (interna) maupun dari luar

(eksternal). Dilihat dari dalam diri siswa, minat dipengaruhi oleh cita-cita,

kepuasan, kebutuhan, bakat dan kebiasaan. Sedangkan bila dilihat dari

faktor luarnya minat sifatnya tidak menetap melinkan dapat berubah sesuai

dengan kondisi lingkungan. Faktor luar tersebut dapat berupa

kelengkapan sarana dan prasarana, pergulan pada orang tua dan persepsi

masyarakat terhadap suatu objek serta latar belakang sosial budaya

(Slameto, 2010:87)

7
Menurut Slameto (2010:92), faktor-faktor yang berpengaruh di atas

dapat diatasi oleh guru disekolah dengan cara ; (1).Penyajian materi yang

di rancang secara sistematis lebih praktis dan penyajiannya lebih berseni;

(20 Memberikan rangasangan pada siswa agar menaruh perhatian yang

tinggi terhadap bidang studi yang diajarkan; (3) Mengembangkan

kebiasaan yang teratur; (4) Meningkatkan kondisi fisik siswa; (5)

Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa; (60) Menyediaakan sarana

penunjang yang memadai

Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu

merenungkan nilai-nilai dalam aktifitas belajar sangat berguna untuk

membangkitkan minat, misalnya belajar agar lulus ujian, menjadi juara,

ahli dalam salah satu ilmu, memenuhi rasa ingin tahu, untuk mendapatkan

gelar atau memperoleh pekerjaan. Dengan demikian minat belajar

tidakperlu berangakat dari nilai atau motivasi yang muluk-muluk. Bila

minat belajar didapatkan pada gilirannya akan menumbuhkan konsentrasi

atau kesungguhan dalam belajar (Sudarmono, 2009: 28)

B. T ugas Terstruktur dan terukur (T3)

Tugas terstruktur adalah tugas yang diberikan kepada siswa secara

terencana, yang memuat tujuan pembelajaran yang jelas, petunjuk

pengerjaan dan diberikan secara teratur setiap topik atau setiap unit

pelajaran yang mengacu pada level atau tingkat kesukaran materi

pelajaran. Menurut Budiharjo, dkk(2008: 108) dalam pemberian tugas

8
terstruktur guru sebagai perencana , fasilitator, evaluator. Perang guru

sebagai perencana adalah menentukan jenis tugas yang harus dikerjakan

siswa sesuai dengan tujuan pembelajarannya. Sebagaifasilitator guru

sebagai penyedia sarana yang dibutuhkan siswa dalam menyelesaikan

tugas tersebut. Sebagai evaluator, guru sebagai pemberi umpan balik dan

penguatan dari tugas yang diberikan.

Berhubungan dengan pemberian tugas secara khusus Sujono

(2008:54) menjelaskan dengan pemberian tugas terstruktur harus

memperhatikan prinsip-prinsip Yaitu ; (1) Diberikan secara teratur; (2)

Direncanakan sehingga waktu yang digunakan sesuai aloakasi waktu

pembelajaran, (3) Dapat memotivasi siswa sehingga proses belajar

mrngajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, (4) Tidak boleh dijadikan

hukuman, (5) Hendaknya direview atau dikomentari guru, (6) Mampu

mengaturserta mengetahui penguasaan siswa tewrhadap materi tugas

dengan mengadakan ujian singkat

Tugas terstruktur dan terukur dalam pembelajaran IPA sangat perlu

diberikan mengingat sifat materi dan kondisi siswa dalam memperoleh

pemahaman konsep diperlukan konsentrasi dan ketrampilan yang

memadai. Tugas terstruktur dan terukur tersebut dapat diberikan dalam

bentuk tugas sekolah dan tugas rumah. Pemberian yugas terstrukturdi

sekolah untuk memantau pemahaman siswa terhadap materi yang tercakup

dalam tugas tersebut, walaupun waktu yang tersedia sangat terbatas.

Seorang guru diharapkan dapat menggunakan waktu yang terbatas tersebut

9
dengan berbagai dtrategi pemberian tugas yang efektif. Tugas terstruktur

dan teratur yang dikerjakan di rumah/tugas rumah waktu pengerjaannya

lebih lama dari pada tugas terrtruktur yang dikerjakan di sekolah dan

dengan pembobotan nilai yang lebih kecil karena tugas tersetruktur yang

dikerjakan di sekolah bisa dikontrol langung oleh guru.

10
BAB III

PEMBAHASAN

A. Membangkitkan semangat belajar dengan T 3

Kegitan belajar akan sulit sekali untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan jika peserta didik atau siswa tidak atau kurang mempunyai

minat belajar walaupun perencanaan pembelajaran sudah dirancang

dengan rinci dan detail dan guru sudah melaksanakan proses

pembelajaran secara sungguh-sungguh. Seperti diketahui bahwa

globaalisasi tidak bisa terbendung,akan masuk pada seluruh pelosok

nusantara hingga sampai pedesaan yang jauh dari kota. Akhirnya anak

akan melihat semua kejadian ataupun kenakalan yang ada di perkotaan

atau daerah lain bahkan negara lain yang jauh. Kemajuan dibidang IPTEK

diera globalisasi sangat berpengaruh bagi anak-anak, jika anak tidak ada

pengarahan atau proteksi dari orang tua atau guru maka anak hanya akan

cenderung meniru perilaku-perilaku yang tidak baik/nakal termasuk malas

belajar, tidak peduli dengan prestasi belajar yang akhirnya akan

menurunkan minat belajar, bahkan tidak tertarik pembelajaran bahkan

cenderung apatis dan sering tidak memperhatikan dalam pembelajaran.

Hal inilah yang sekarang banyak dirasakan oleh para guru dalam kegiatan

belajar mengajar terutama di sekolah pinggiran. Berdasarkan hasil

penelitian menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat

mengakibatkan kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tettentu,

11
bahkan dapat melahirkan sikap penolakan kepada guru (Slameto, 2010:

105)

Banyak ahli berpendapat untuk mencari solusi permasalahan dalam

membangkitkan minat belajar siswa sampai cara mredam kenakalan anak

yang terjadi dewasa ini dengan macam-macam teori maupun

penerapannya dalam kehidupan termasuk kegiatan belajar dan mengajar di

sekolah. Para guru, dosen dan stake holder harus segera memberikan

kontribusi yang nyata terhadap permasalahan ini, sebelum timbul dampak

dari menurunya minat belajar yang akhirnya akan menyebabkan prestasi

menurun bahkan akan menurunkan kwalitas generasi muda penerus

perjuangan bangsa dalam rangka menuju kehidupan yang adil dan makmur

berdasarkan Pancasila.

Kalau siswa mempunyai minat pada pelajaran tertentu dia akan

memperhatikannya. Namun sebaliknya jika siswa tidak berminat, maka

pwerhatian pada mata pelajaran yang sedang di ajarkan biasanya dia malas

untuk mengerjakannya. Suatu minat dapat diekspresikan melalui suatu

pernyataan yang menunjukkna bahwa siswa lebih menyukai suatu hal

daripada hal lainnya, dapat juga dimanifestasiakn melalui partisipasi dalam

suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subjek tertentu

cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap subjek

tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir melinkan diperoleh kemudian.

Minat terhadap sesuatu yang dipelajari melainkan diperoleh kemudian.

Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar selanjutnya

12
serta mempengaruhi penerimaan minat baru. Jadi minat terhadap sesuatu

merupakan hasil belajar dan menyokong belajar selanjutnya walaupun

minat terhadap sesuatu hal tidak merupakan hal yang hakiki untuk dapat

mempelajarihal tersebut.

Mengembangkan minat terhadap sesuatu pada dasarnya adalah

membantu siswa melihat bagaimana hubungan antara materi

yangdiharapkan untuk dipelajarinya dengan dirinya sendiri sebagai

individu. Proses ini menunhjukkan pada siswa bgaimana pengetahuan

atau kecakapan tertentu mempengaruhi dirinya, melayani tujuan-

tujuannya, memuaskan kebutuhan-kebutuhannya. Bila siswa menyadari

bahwa belajar merupakan suatu alat untuk mencapai beberapa tujuan yang

dianggapnya penting dan bila siswa melihat bahwa dari hasil pengalaman

belajarnya akan membawa kemajuan pada diinya, kemungkinan besar

siswa akan berminat dan termotivasi untuk mempelajarinya. Dengan

demikian perlu adanya usaha-usaha atau pemikiran yang dapat

memberikan solusi terhadap peningkatan minat belajar siswa, utamanya

yang berkaitan dengan bidang study IPA. Minat sebagai aspek kewajiban

bukan aspek bawaan, melainkan kondisi yang terbentuk setelah

dipengaruhi lingkungan. Karena itu minat berubah-ubah dan sangat

tergantung pada individunya. Minat belajar dapat diingatkan melalui

latihan konsentrasi. Konsentrasi merupakan aktifitas jiwa untuk

memperhatikan suatu obyek secara mendalam. Dapat dikatakan bahwa

konsentrasi itu muncul jika seseorang menaruh minat pada suatu objek.

13
Penulis berdasarkan pengalaman dilapangan mencoba mencari

jawaban akan permasalahan membangkitkan minat belajar pada siswa

dengan memberikan T3 yaitu siswa diberikan tugas terstruktur dan terukur

sesuai denagan pokok bahasan atau materi yang sedang diujikan pada

siswa, Tugas terstruktur adalah tugas yang diberikan kepada siswa secara

terencana, yang memuat tujuan pembelajaran yang jelas, petunjuk

pengerjaan dan diberikan secara teratur setiap topik atau setiap unit

pelajaran yang mengacu pada level atau tingkat kesukaran materi

pelajaran. Sedangkan yang dimaksudkan terukur adalah tugas yang

diberikan kepada siswa baik kualitas maupun kuantitas sudah diukur

sesuai dengan kemampuan anak didik berdasarkan tingkat kesulitan pokok

bahasan atau materi yang sedang dibahas. Jika tugas yang diberikan

kepada siswa tidak terukur berdasarkan pengalaman penulis siswa akan

cenderung tidak mau mengerjakan. Oleh karena itu tugas harus dirancang

menarik dan terukur sehingga siswa merasa bisa yang akhirnya dapat

membangkitkan minat belajarnya dalam dalam pelajaran tersebut.

Disamping itu dalam pemberian tugas terstruktur dan terukur guru harus

dapat menempatkan diri sebagai perencana, sebagai fasilitatot dan

evaluator. Hal ini sesuai yang dikemukakan Budiharjo, dkk (2006:76)

dalam pemberian tugasr terstruktur guru sebagai perencana , fasilitator,

evaluator. Perang guru sebagai perencana adalah menentukan jenis tugas

yang harus dikerjakan siswa sesuai dengan tujuan pembelajarannya.

Sebagai fasilitator guru sebagai penyedia sarana yang dibutuhkan siswa

14
dalam menyelesaikan tugas tersebut. Sebagai evaluator, guru sebagai

pemberi umpan balik dan penguatan dari tugas yang diberikan.

Tugas terstruktur dan terukur dalam pembelajaran IPA sangat perlu

diberikan mengingat sifat materi dan kondisi siswa dalam memperoleh

pemahaman konsep diperlukan konsentrasi dan ketrampilan yang

memadai. Tugas terstruktur dan terukur tersebut dapat diberikan dalam

bentuk tugas sekolah dan tugas rumah. Pemberian yugas terstruktur di

sekolah untuk memantau pemahaman siswa terhadap materi yang tercakup

dalam tugas tersebut, walaupun waktu yang tersedia sangat terbatas.

Seorang guru diharapkan dapat menggunakan waktu yang terbatas tersebut

dengan berbagai dtrategi pemberian tugas yang efektif. Berhubungan

dengan pemberian tugas secara khusus Sujono (2008:128) menjelaskan

dengan pemberian tugas terstruktur harus memperhatikan prinsip-prinsip

Yaitu ; (1) diberikan secara teratur; (2) direncanakan sehingga waktu yang

digunakan sesuai aloakasi waktu pembelajaran, (3) dapat memotivasi

siswa sehingga proses belajar mrngajar sesuai dengan tujuan

pembelajaran, (4) tidak boleh dijadikan hukuman, (5) hendaknya direview

atau dikomentari guru, (6) mampu mengatu rserta mengetahui penguasaan

siswa tewrhadap materi tugas dengan mengadakan ujian singkat

B. Implementasi Pemberian T3

Pemberian T3 (tugas terstruktur dan rterukur) dalam pembelajaran

dapat diterapkan pada semua mata pelajaran termasuk mata pelajaran IPA.

15
Tugas yang diberikan harus sesuai dengan situasi dan kondisi dari peserta

didik. Guru harus dapat nenjadi perencana, fasilitator dan evaluatot Hal ini

sesuai yang dikemukakan Budiharjo, dkk (2008:25) dalam pemberian

tugas terstruktur guru sebagai perencana , fasilitator, evaluator. Dalam

pemberian T3 (tugas terstruktur dan terukur) harus direncanakan dengan

seksama agar siswa menjadi tertarik tugas jangan menyulitkan siswa, dan

waktunya harus cukup sehingga siswa dapat mengerjakan dengan baik

yang akhirnya siswa bisa bangga dan senang dapat menyelesaikan tugas

tersebut. Sebagai fasilitator dalam pemberian T3 (tugas terstruktur dan

rterukur) guru harus dapat menyediakan atau membantu pengadaan alat

dan bahan atau sarana dan prasarana yang diperlukan dalam

menyelesaikan tugas, misalnya dalam pelajaran IPA jika tugas berupa

praktikum maka Lembar kerja siswa, alat dan bahan harus sudah disiapkan

agar siswa tidak banyak mengalami kesulitan. Fungsi guru sebagai

Evaluatot dalam T3 (tugas terstruktur dan rterukur) guru sebagai pemberi

umpan balik dan penguatan dari tugas yang diberikan. Apapun hasil kerja

siswa dalam mengerjakan tugas guru harus memberikan apresiasi dari

hasil pekerjaan siswa agar siswa dapat bersemangat dan tertantang dalam

menyelesaiakan tugas yang akan datang sebagai bentuk tanggung

jawabnya dalam belajar. Jika hasil kerja baik guru harus memberikan

pengargaan agar siswa lebih bangga dengan tugasnya tetapi jika masih

kurang guru harus memberikan penguatan dari penetahuan yang dijadikan

tugas tersebut

16
Pada Pembelajaran IPA tugas terstruktur dan terukur (T3) dapat

diterapkan pada semua pokok bahasan baik IPA Fisika maupun IPA

Biologi. Pada IPA Biologi misalnya pada sub pokok bahasan Pertumbuhan

dan Perkembangan pada Manusia siswa diberikan Tugas Terstruktur dan

Terukur (T3) mengamati pertumbuhan perkembangan padab anak-anak,

remaja dan dewasa sampai usia lanjut tugas diberikan secara berkelompok

dalam waktu tertentu dengan panduan lembaran tugas sehingga siswa asik

berdialog dalam kelompoknya untuk menyelesaikan tugas tersebut dalam

waktu tertentu kemudian tiap kelompok diberikan kesempatan untuk

mempresentasikan didepan kelas hasil kerja tugas kelompoknya kemudian

diakhir pelajaran guru memberikan aprisiasi dan penguatan pada siswa.

Jika siswa sudah merasa senang dengan tugas –tugas yang

diberikan oleh gurunya, maka akan timbul minat belajar terhadap mata

pelajaran tersebut,dengan meningkatnya minat belajar maka akan

meningkatkan pemahaman siswa yang akhirnya dapat meningkatkan

prestasi belajarnya. Jika hal ini terjadi pada semua pelajaran maka akan

sangat membantu bagi guru dan sekolah dalam rangka mencapai

tujuannya. Jadi dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa dengan pemberian

T3 dapat membangkitkan minat belajar siswa.

17
BAB IV

KESIMPULAN

A. Simpulan

1. Pemberian T3 (Tugas Terstruktur dan Terukur) dapat dapat

membangkitkan minat belajar siswa

2. Pemberian T3 (Tugas Terstruktur dan Terukur) dapat

diimplemantisikan pada pelajaran IPA dan mata pelajaran yang

lain

B. SARAN

1. Pemberian tugas harus direncanakan dengan seksama dngan

mempertimbangkan tujuan pembelajaran, kerumitan tugas dan

waktu yang dialokasikan

2. Tugas yang diberikan disamping terstruktur dan terukur usahakan

yang menyenagkan agar membangkitkan minat belajar siswa

18
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu, 2008. Didaktif Metodik. Semarang : C V Toha Putra

Buchari, 2010. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Aksara Baru

Buduharjo, 2008. Metode Belajar. Bandund : Tarsindo

Gie, 2010, Cara Belajar yang Efisien : Yogyakarta : Liberti

Hardjana, 2009, Kiat Sukses di Perguruan Tinggi, Yogyakarta : Kaniisius

Loekmono, 2009, Belajar Bagaimana Belajar, Jakarta : Gunung Mulia

Slameto, 2010, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Cet.V.


Jakarta: Rineka Cipta

Sujono, 2008. Metode Pengajaran. Jakarta : Sinar Baru

19
Masalah : Semangat/Minat belajar siswa kurang

Ide/ Gagasan :Pemberian T3

Judul : Membangkitkan Minat belajar siswa dengan pemberian T3

Rumusan masalah :

. Bagaimana membangkitkan semangat belajar siswa dengan pemberian T3

. Bagaimana implementasinya dalam pembelajaran

Landasan Teori :

. Minat belajar

. Tugas terukur

20

Anda mungkin juga menyukai