Anda di halaman 1dari 9

Kasus 1

Kurang menaruh minat terhadap pelajaran sekolah


Identifikasi Kasus
Minat secara etimologi bersal dari bahasa inggris “interest” yang berarti
kesukaan, perhatian (kecenderungan hati pada sesuatu), keinginan. Menurut
Slameto (2010:57) minat merupakan “kecenderungan yang tetap untuk meninjau
dan mengingat beberapa kegiatan”. Sedangkan menurut Djaali (2008: 121)
“minat adalah rasa menyukai dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh”. Dari beberapa pendapat para ahli tersebut dapat
disimpulkan bahwa pengertian minat adalah rasa ketertarikan, perhatian,
keinginan lebih yang dimiliki seseorang terhadap suatu hal, tanpa ada dorongan,
perintah maupun paksaan. Minat belajar sendiri dapat dikatakan sebagai suatu
ketertarikan siswa/individu yang membuat siswa/individu mempunyai perhatian
terhadap belajar yang disertai dengan keinginan untuk mengetahui dan
mempelajari maupun membuktikannya lebih lanjut.
Seperti yang telah di kemukakan bahwa minat belajar dapat diartikan
sebagai suatu ketertarikan terhadap suatu objek yang kemudian mendorong
individu untuk mempelajari dan menekuni segala hal yang berkaitan dengan minat
belajarnya tersebut. Minat belajar yang diperoleh melalui adanya suatu proses
belajar dikembangkan melalui proses menilai suatu objek yang kemudian
menghasilkan suatu penilaian . penilaian tertentu terhadap objek yang
menimbulkan minat belajar seseorang.
Penilaian-penilaian terhadap objek yang diperoleh melalui proses belajar
itulah yang kemudian menghasilkan suatu keputusan mengenal adanya
ketertarikan atau ketidaktertarikan seseorang terhadap objek yang dihadapinya.
Elizabeth Hurlock mengatakan .minat belajar merupakan hasil dari pengalaman
atau proses belajar. Lebih jauh ia mengemukakan bahwa minat belajar memiliki
dua aspek yaitu:
1. Aspek Kognitif. Aspek ini didasarkan pada konsep yang dikembangkan
seseorang mengenai bidang yang berkaitan dengan minat belajar.
Konsep yang membangun aspek kognitif di dasarkan atas pengalaman
dan apa yang dipelajari dari lingkungan.

1
2. Aspek Afektif. Aspek afektif ini adalah konsep yang membangun
konsep kognitif dan dinyatakan dalam sikap terhadap kegiatan atau
objek yang menimbulkan minat belajar. Aspek ini mempunyai peranan
yang besar dalam meminatkan tindakan seseorang.
Berdasarkan uraian tersebut, maka minat belajar terhadap mata pelajaran
yang dimiliki seseorang bukan bawaan sejak lahir, tetapi dipelajari melalui proses
penilaian kognitif dan penilaian afektif seseorang yang dinyatakan dalam sikap.
Dengan kata lain, jika proses penilaian kognitif dan afektif seseorang terhadap
objek minat belajar adalah positif maka akan menghasilkan sikap yang positif dan
dapat menimbulkan minat belajar.
Ada beberapa indikator siswa yang memiliki minat belajar yang tinggi hal
ini dapat diketahui melalui proses belajar di kelas dan di rumah. Indikator
siswa/individu yang memiliki minat belajar menurut Safari dalam (Ronita:2015)
setidaknya ada empat indikator yakni :
1) Perasaan senang
Yang dimaksud dengan perasaan adalah perasaan momentan atau
intensional, kurjono (Ronita:2015) mengemukakan “momentan adalah perasaan
yang muncul pada saat-saat tertentu. Intensional adalah reaksi dari perasaan disini
terbagi menjadi dua, yaitu perasaan senang dan perasaan tidak senang. Sehingga
dari perasaan itu akan timbul sebuah sikap.
2) Ketertarikan siswa
Ketertarikan itu muncul mungkin karena sifat objek yang membuat menarik
atau karena ada perasaan senang terhadap objek atau pelajaran tata buasana, ia
akan berusaha untuk mencari tantangan isi pelajaran yang dikaji khususnya mata
pelajaran tata busana. Mencari contoh sesuai dengan keadaan sekarang yang
berkaitan dengan mata pelajaran tata busana dan secara terus menerus akan
membahas tentang materi pelajaran tentang itu.
3) Perhatian dalam belajar
Perhatian sangatlah penting dalam mengikuti kegiatan dengan baik, dan hal
ini akan berpengaruh pula terhadap minat siswa dalam belajar. Perhatian adalah
keaktifan peningkatan kesadaran seluruh fungsi jiwa yang dikerahkan dalam
pemusatannya kepada barang sesuatu baik yang ada didalam maupun yang ada

2
diluar individu. Aktifitas yang disertai perhatian yang intesif akan lebih sukses
dan prestasinya pun akan lebih tinggi. Oleh karena itu pasti akan berusaha keras
untuk memperoleh nilai yang bagus yaitu akan memberikan perhatian lebih.
Memiliki konsentrasi dalam belajar dan emngikuti penjelasan guru serta
mengerjakan tugas-tugas yang diberikan.
4) Keterlibatan.
a. Kesadaran tentang belajar dirumah
b. Langkah siswa setelah ia tidak masuk sekolah
c. Kesadaran siswa untuk mengikuti waktu luang.
Minat berkaitan dengan nilai-nilai tertentu. Oleh karena itu, menuangkan
niali-nilai dalam aktivitas belajar sangatlah berguan untuk membangkitkan
minat”. Menurut Amri (2011:41-42) Beberapa hal penting yang dapat dijadikan
alasan utama untuk mendorong tumbuhnya minat belajar dalam diri siswa yaitu :
1. Suatu hasrat untuk memperoleh nilai-nilai yang lebih baik dalam semua
mata pelajaran.
2. Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu atau
lain bidang studi.
3. Hasrat siswa untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
pribadi.
4. Hasrat siswa untuk mnerima pujian dari orang tua, guru atau teman-
teman.
5. Gambaran diri di masa mendatang untuk meraih sukses dalam suatu
bidang khusus tertentu.
Menurut Slameto dalam Amri (2011:41) faktor-faktor yang mempengaruhi
minat belajar dapat diatasi oleh guru di sekolah dengan cara :
1. Penyajian materi yang dirancang secara sistematis, lebih praktis dan
penyajiannya lebih berseni.
2. Memberikan rangsangan kepada siswa agar menaruh perhatian yang
tinggi terhadap bidang studi yang sedang diajarkan.
3. Mengembangkan kebiasaan yang teratur.
4. Meningkatkan kondisi fisik siswa.
5. Mempertahankan cita-cita dan aspirasi siswa.

3
6. Menyediakan sarana penunjang yang memadai.
Sedangkan kurangnya minat belajar pada siswa ini dapat digambarkan
dengan kondisi siswa yang tidak bersemangat dalam belajar, kurang terlibat
aktifitas dalam belajar, ia terlihat malas-malasan, sering ngobrol dengan
temannya, perhatian tidak fokus ke pelajaran, membuka buku tapi bukan buku
yang sedang dipelajari, tidur di kelas, sibuk sendiri dengan HP-nya, atau bahkan
siswa tersebut pandangannya kosong. Karena minat belajar siswa yang rendah,
terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut terjadi misalnya terlalu
mengandalkan teman, pengaruh Handphone, acara televisi yang menarik, kurang
suka pada mata pelajaran tertentu, dan kurangnya pengawasan dari orang tua.

Identifikasi Masalah
Berdasarkan pemaparan diatas adapun masalah yang timbul dari siswa
kurang menaruh minat terhadap pelajaran sekolah ini menyangkut pada bidang
belajar. Hal ini dilihat dari kurangnya minat belajar pada diri siswa.

Diagnosis
Dari permaslaahan yang ada juga maka dapat diambil suatu diagnosis
bahwa masalah konseli yang timbul pada kasus ini bisa ditimbulkan oleh beberapa
indikator :
1. Tidak adanya ketertarikan siswa pada pelajaran yang diajarkan.
2. Siswa tidak merasa senang dengan belajar ataupun pelajaran yang
diajarkan.
3. Siswa tidak fokus ketika mengikuti pembelajaran

Prognosis
Prognosis merupakan estimasi alternatif pemecahan masalah yang mungkin
di lakukan berdasarkan hasil diagnosis.
Dari hasil diagnosis diatas, maka rencana bantuan/ treatmen yang dapat
diberikan kepada siswa/konseli dalam usaha untuk memecahkan masalahnya yaitu
dengan pemberian bimbingan belajar. Dimana dalam bimbingan belajar ini siswa
dengan permasalahan tersebut diberikan berbagai macam informasi juga tips

4
dalam menciptakan rasa senang dalam belajar agar terciptanya minat belajar pada
diri siswa. Selain itu konselor juga berusaha bekerjasama dengan guru mata
pelajaran untuk dapat membantu permasalahan konseli/siswa ini.

Treatmen
Tahap pemberian bantuan ini merupakan langkah lanjutan setelah
melakukan prognosis. Tujuan dari tahap pemberian bantuan ini adalah untuk
memberikan bantuan kepada konseli agar dapat menyelesaikan masalah kesulitan
belajar sehingga dapat mencapai hasil yang optimal dan penyesuaian yang baik.
Adapun bantuan yang dapat di berikan kepada konseli yaitu bimbingan belajar
yang dilakukan dengan :
a. Meningkatkan motivasi belajar
Dalam meningkatkan motivasi belajar konseli ini bisa dilalui dengan tahap-
tahap seperti berikut ini :
- Membuat sasaran/target belajar.
- Menentukan alasan mengapa sasaran/target itu penting.
- Memvisualisasikan diri konseli ketika dia meraih sasarannya.
- Memfokuskan konseli pada sasarannya.
Cara ini merupakan salah satu cara yang efektif dalam memunculkan
minat belajar pada siswa. Karena dengan menemukan motivasinya siswa/konseli
dengan sendirinya dapat mengembangkan minatnya dalam belajar
b. Mendorong konseli/siswa untuk merefleksikan diri
Kebanyakan anak-anak ingin sukses, mereka hanya perlu dibantu untuk
mencari tahu apa yang harus mereka lakukan dalam rangka mencapai tujuan
mereka. Salah satu cara untuk memotivasi siswa adalah dengan mengarahkan dan
membiarkan mereka bekerja keras untuk melihat potensi di dalam diri mereka
sendiri dan menentukan kekuatan dan kelemahan yang mereka punya
(Muldayanti, 2013) . Siswa akan lebih jauh lebih memiliki minat dengan
menciptakan jenis-jenis kritik yang muncul dari diri mereka sendiri ketimbang
dari gurunya.
c. memberikan Feedback dan Bantu Menemukan Solusi

5
Siswa yang sudah berjuang dalam mengerjakan tugas, dan tetap mengalami
kesulitan, terkadang menjadikan mereka merasa frustrasi dan tentunya ini akan
menurunkan minatnya (Robiah Sidin & Nor Sakinah Mohamad, 2007) . Dalam
situasi ini sangat penting bagi seorang guru untuk membantu siswanya dalam
belajar persis di mana mereka mengalami kesulitan.

Selain dengan proses bimbingan belajar yang dilakukan seperti diatas,


konselor pun juga harus mampu bekerjasama dengan guru mata pelajaran lain
untuk memunculkan minat pada dalam diri siswa salah satunya dengan memberi
saran dan masukan. Dalam hal ini ada beberapa saran yang dapat guru
BK/konselor sampaikan pada guru mata pelajaran, yaitu :
a. Menggunakan metode pembelajaran yang beragam
Siswa terkadang bosan jika metode atau model pembelajarn yang diterapkan
gurunya itu-itu saja, ceramah lagi ceramah lagi, presentasi lagi-presentasi lagi.
Nah oleh karenanya, sebisa mungkin guru dalam menerapkan model atau metode
pembelajaran yang bervariasi, ini akan mengurangi kejenuhan siswa saat
pembelajaran bersama anda (Neina, Mardikantoro, & Supriyanto, 2015). Misalkan
pertemuan pertama, metode yang digunakan adalah ceramah, maka pertemuan
selanjutnya guru bisa menggunakan metode dan model lain dan seterusnya.
Keanekaragaman dalam pembelajaran akan membuat siswa tidak jenuh dan
bahkan bisa meningkatkan minat belajar siswa (Suherman, 2010).
b. Memberikan kesempatan untuk melakukan
Siswa, bahkan yang terbaik sekalipun, bisa menjadi sangat frustrasi dan
kehilangan minat belajar ketika diri mereka tidak mendapatkan pengakuan dari
siswa lain terlebih dari gurunya (Mada, 2007). Pastikan bahwa semua siswa
mendapatkan kesempatan untuk terlibat dalam suatu kegiatan pembelajaran. Ini
akan meningkatkan minat belajar dari dalam diri mereka untuk melakukan yang
terbaik.
c. Memberi tanggung jawab pada siswa
Menugaskan siswa sebuah pekerjaan kelas adalah cara yang bagus untuk
membangun komunitas dan untuk menimbulkan minat pada siswa. Kebanyakan
siswa akan melihat pekerjaan kelas sebagai sesuatu yang istimewa daripada beban

6
dan akan bekerja keras untuk memastikan bahwa mereka bisa (Neina et al., 2015).
Hal ini juga dapat berguna untuk memungkinkan siswa untuk bergiliran
memimpin kegiatan sehingga setiap siswa akan terasa penting dan dihargai. Salah
satu penerapan model pembelajaran Jigsaw sangat cocok untuk poin yang satu ini,
yang mana didalamnya sangat menekankan tanggung jawab dari setiap siswa
(Oktiana Akbar & Cuyanto, 2012).
d. Memberikan hadiah
Siapa pun juga pasti akan senang dengan yang namanya hadiah, begitupun
siswa. Menawarkan hadiah kepada siswa jika mereka berhasil melakukan sesuatu
merupakan salah satu cara jitu untuk meningkatkan minat belajar (Mulyati, 2016).
Hadiah seperti buku, tiket menonton, paket makanan dan lain sebagainya
merupakan contoh yang mungkin sekiranya bisa guru berikan kepada anak
didiknya yang berhasil melakukan hal yang positif. Tapi ingat, dalam memberikan
rewards harus banyak yang dipertimbangkan. Guru setidaknya memikirkan
kebutuhan dan personal si siswa yang diharapkan dengan hadiah tersebut siswa
bisa semakin termotivasi dan semakin berminat untuk belajar.

Evaluasi dan tindak lanjut/follow up


Evaluasi dan tindak lanjut/Follow up adalah tahapan akhir dalam layanan
bimbingan siswa yang bertujuan untuk mengetahui perkembangan konseli setelah
diberi bantuan. Kegiatan ini juga sebagai alat ukur keberhasilan bantuan yang
diberikan terhadap perkembangan perilaku konseli. Tindak lanjut/Follow up dapat
dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Memantau perkembangan tingkah laku konseli untuk mengetahui
sampai sejauh mana layanan bimbingan dapat memperbaiki kondisi
konseli.
2. Menganalisis data nilai pelajaran konseli apakah ada kemajuan sebelum
dan sesudah diberikan layanan bimbingan.
3. Memonitor atau mengawasi perkembangan konseli secara terus
menerus baik di dalam maupun di luar kelas.
Adapaun tindak lajut yang bisa laksanakan dalam kasus ini ialah :
1. Home visit

7
Home visit adalah kegiatan kunjungan ke rumah orang tua konseli, untuk
mengadakan hubungan dengan orang tua konseli berkaitan dengan permasalahan
yang sedang di hadapi oleh konseli. Dimana pada kegiatan ini konselor meminta
bantuan orang tua untuk memantau apakah konseli melaksanakan pembelajaran
kembali dirumah dan juga meminta orang tua agar memberikan motivasi untuk
belajar pada konseli ketika konseli ada dirumah. Sebab lingkungan keluarga
merupakan lingkungan tersekat dengan konseli dan perhatian orangtua sangatlah
berpengaruh terhadap pertumbuhan minat belajar konseli/siswa.
2. Kerjasama dengan guru mata pelajaran dan wali kelas
Tindak lanjut ini dilakukan apabila bantuan pada konseli tidak berhasil.
Dimana konselor meminta guru mata pelajaran untuk membantu konseli dalam
memahami pelajaran secara mudah dan memberi tambahan belajar di luar sekolah
agar prestasinya dapat meningkat. Sedangkan kerjasama konselor dengan wali
kelas adalah agar wali kelas memberi perhatian pada konseli di luar jam pelajaran.
3. Meminta bantuan teman sekelas konseli
Serupa dengan tindak lanjut sebelumnya ini dilakukan apabila bantuan pada
konseli tidak berhasil. Dimana konselor meminta pada rekan konseli untuk bisa
menciptakan suasana yang nyaman dan juga menyenangkan bagi konseli serta
semua siswa, sebab dengan suasana belajar yang nyaman minat belajar dapat
tumbuh dengan sendirinya

8
9

Anda mungkin juga menyukai