Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut The Liang Gie (1994:28), Minat merupakan salah satu faktor
pokok untuk meraih sukses dalam studi. Penelitian- penelitian di Amerika Serikat
mengenai salah satu sebab utama dari kegagalan studi para mahasiswa
menunjukkan bahwa sebabnya ialah kekurangan minat. Secara lebih terinci arti
penting minat dalam kaitannya dengan pelaksanaan studi ialah minat melahirkan
perhatian yang serta merta, minat memudahkan terciptanya konsentrasi, minat
mencegah gangguan perhatian dari luar, minat memperkuat melekatnya bahan
pelajaran dalam ingatan, dan minat memperkecil kebosanan studi dalam dirinya.
Suatu kegiatan yang dilakukan tidak sesuai dengan minat akan menghasilkan
prestasi yang kurang menyenangkan. Dapat dikatakan bahwa dengan terpenuhinya
minat seseorang akan mendapatkan kesenangan dan kepuasan batin yang dapat
menimbulkan motivasi. S.C. Utami Munandar (1985:11) menyatakan bahwa
minat dapat juga menjadi kekuatan motivasi. Prestasi seseorang selalu
dipengaruhi macam dan intensitas minatnya. Minat menimbulkan kepuasan.
Seorang anak cenderung untuk mengulang-ulang tindakan-tindakan yang didasari
oleh minat dan minat ini dapat bertahan selama hidupnya.
Dengan demikian, minat belajar merupakan faktor yang sangat penting dalam
keberhasilan belajar siswa. Disamping itu minat belajar juga dapat mendukung
dan mempengaruhi proses belajar mengajar di sekolah. Namun dalam prakteknya
tidak sedikit guru Seni Budaya (Kesenian) menemukan kendala di dalam kelas,
karena kurangnya minat siswa dalam pembelajaran Seni Budaya khususnya seni
rupa. Jika hal ini terjadi, maka proses belajar mengajar pun akan mengalami
hambatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.

B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Minat Belajar


Pengertian minat
Minat sering dihubungkan dengan keinginan atau ketertarikan terhadap sesuatu
yang datang dari dalam diri seseorang tanpa ada paksaan dari luar. The Liang Gie
(1994:28) mengungkapkan bahwa minat berarti sibuk, tertarik, atau terlibat
sepenuhnya dengan suatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.
Menurut Slameto (dalam Djaali 2006:121) minat adalah rasa lebih suka dan rasa
keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan
menurut Crow and Crow (dalam Djaali 2006:121) mengatakan bahwa minat
berhubungan dengan gaya gerak yang mendorong seseorang untuk menghadapi
atau berurusan dengan orang, benda, kegiatan, pengalaman yang dirangsang oleh
kegiatan itu sendiri.

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan bahwa minat
merupakan rasa suka atau tertarik terhadap suatu hal atau aktivitas seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan sesuatu kegiatan. Minat dapat juga dikatakan
sebagai suatu keinginan atau kemauan yang merupakan dorongan seseorang untuk
melakukan suatu hal atau aktivitas tanpa adanya paksaan dari luar dirinya. Minat
bisa juga diartikan sebagai kecenderungan jiwa yang relative menetap
kepada diri seseorang dan biasanya disertai dengan perasaan senang. Jadi minat
dapat diekspresikan melalui pernyataan yang menunjukkan bahwa seseorang lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya melalui partisipasi dalam suatu aktivitas.
Minat tidak dibawa sejak lahir seperti bakat,melainkan diperoleh kemudian.

Pengertian Belajar
Ada beberapa definisi yang dikemukakan oleh para ahli tentang belajar, pada
umumnya mereka memberikan penekanan pada unsur perubahan dan pengalaman.
Menurut Witherington (dalam Sukmadinata 2007:155) menyatakan bahwa belajar
merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola
respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan,
dan kecakapan. Crow and Crow (dalam Sukmadinata 2007:155) mengemukakan
bahwa belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap
baru. Sedangkan menurut Hilgar (1962:252) menjelaskan bahwa belajar adalah
suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respon
terhadap sesuatu situasi.

Berdasarkan penekanan unsur pengalaman tentang definisi belajar dikemukakan


para ahli, antara lain menurut Di Vesta and Thompson (1970:112) menyatakan
bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai hasil
dari pengalaman. Gage and Berliner (1970:256) mengemukakan bahwa belajar
adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang muncul karena pengalaman.
Sedangkan menurut Hilgard (1983:630), mengemukakan bahwa belajar dapat
dirumuskan sebagai perubahan perilaku yang brelatif permanen yang terjadi
karena pengalaman.

Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan mengenai pengertian minat dan
pengertian belajar, dapat disimpulkan bahwa minat belajar adalah aspek psikologi
seseorang yang menampakkan diri dalam beberapa gejala,seperti : gairah,
keinginan, perasaan suka untuk melakukan proses perubahan tingkah laku melalui
berbagai kegiatan yang meliputi mencari pengetahuan dan pengalaman. Dengan
kata lain, minat belajar itu adalah perhatian, rasa suka, ketertarikan seseorang
(siswa) terhadap aktivitas belajar yang ditunjukkan melalui keantusiasan,
partisipasi, dan keaktifan dalam belajar serta menyadari pentingnya kegiatan itu.
Selanjutnya terjadi perubahan dalam diri siswa yang berbentuk keterampilan,
sikap, kebiasaan, pengetahuan, kecakapan, dan pengalaman belajar. Minat siswa
untuk belajar mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberhasilan belajar,
karena minat siswa merupakan faktor utama yang menentukan derajat keaktifan
siswa, bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, sebab tidak ada daya tarik
baginya. Oleh karena itu, untuk mengatasi siswa yang kurang berminat dalam
belajar, guru hendaknya berusaha bagaimana menciptakan kondisi tertentu agar
siswa itu selalu butuh dan ingin terus belajar. Minat belajar sangat mendukung
dan mempengaruhi pelaksanan proses belajar mengajar di sekolah yang akhirnya
bermuara pada pencapaian tujuan pembelajaran.

C. Faktor-faktor yang mempengaruhi minat belajar


Minat belajar peserta didik sangat menentukan keberhasilannya dalam proses
belajar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor tersebut
bersumber pada dirinya dan luar dirinya atau lingkungannya antara lain sebagai
berikut :
1. Faktor dalam diri siswa, yang terdiri dari :
a. Aspek jasmaniah, mencakup kondisi fisik atau kesehatan jasmani dari
individu siswa. Kondisi fisik yang prima sangat mendukung keberhasilan
belajar dan dapat mempengaruhi minat belajar. Namun jika terjadi
gangguan kesehatan pada fisik terutama indera penglihatan dan
pendengaran, otomatis dapat menyebabkan berkurangnya minat belajar
pada dirinya.
b. Aspek Psikologis (kejiwaan), menurut Sardiman (1994:44) faktor
psikologis meliputi perhatian, pengamatan, tanggapan, fantasi, ingatan,
berfikir, bakat,dan motif. Pada pembahasan berikut tidak semua faktor
psikologis yang dibahas, tetapi hanya sebagian saja yang sangat
berhubungan dengan minat belajar.

Perhatian merupakan pemusatan energi psikologi yang tertuju kepada


suatu objek pelajaran atau kesadaran yang menyertai aktivitas belajar.
Tanpa adanya perhatian dalam aktivitas belajar akan berdampak terhadap
kurangnya penguasaan materi pelajaran, sehingga hasil yang dicapai dalam
belajar kurang memuaskan. Kurangnya perhatian terhadap materi yang
dipelajari juga mengakibatkan kurangnya minat belajar pada diri siswa.
Ingatan, secara teoritis akan berfugsi untuk mencamkan atau menerima
kesan-kesan dari luar, menyimpan kesan, dan memproduksi kesan. Oleh
karena itu ingatan merupakan kecakapan untuk menerima, menyimpan,
dan memproduksi kesan-kesan di dalam belajar. Siswa yang mempunyai
daya ingat yang kurang sangat berpengaruh terhadap minatnya untuk
belajar.

Bakat adalah kemampuan bawaan, sebagai potensi yang masih perlu


dikembangkan dan dilatih agar dapat terwujud. Hal ini dekat dengan
persoalan intelegensi yang merupakan struktur mental yang melahirkan
kemampuan untuk memahami sesuatu. Bakat yang dimiliki seseorang
akan menunjang keberhasilannya dalam belajar. Jika seseorang tidak
mempunyai bakat, akan berpengaruh terhadap minatnya dalam belajar.
Pada pembelajaran seni rupa, banyak ditemukan anak yang kurang
berminat untuk belajar karena tidak berbakat. Oleh karena itu bakat
berpengaruh terhadap minat belajar.

2. Faktor dari luar siswa, meliputi :


a. Keluarga, meliputi hubungan antar keluarga, suasana lingkungan
rumah, dan keadaan ekonomi keluarga.
b. Sekolah, meliputi metode mengajar, kurikulum, sarana dan prasarana
belajar, sumber-sumber belajar, media pembelajaran, hubungan siswa
dengan temannya, guru-gurunya dan staf sekolahserta berbagai
kegiatan kokurikuler.
c. Lingkungan masyarakat, meliputi hubungan dengan teman bergaul,
kegiatan dalam masyarakat, dan lingkungan tempat tinggal.

Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa faktor-faktor dari diri siswa
dan dar luar siswa saling berkaitan dalam menumbuhkan minat belajar.
Jika faktor-faktor tersebut tidak mendukung mengakibatkan kurang
atau hilangnya minat belajar siswa. Kurang atau hilangnya minat
belajar siswa disebabkan oleh banyak hal yang secara tidak langsung
dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Menurut JT. Loekmono
(1985:97), faktor-faktor yang menyebabkan kurang atau hilangnya
minat belajar sisbwa adalah sebagai berikut :

    Kelainan jasmaniah pada mata, telinga, kelenjar-kelenjar, yang


sangat mempersukar anak di dalam mengikuti pelajaran atau
menjalankan tugas di kelas.
    Pelajaran di kelas kurang merangsang anak. Tingkat kemampuan
anak jauh di atas yang diminta di dalam mengikuti pelajaran di kelas,
akibatnya anak merasa bosan.
    Ada masalah atau kesukaran kejiwaan yang menyebabkan dia
mundur atau lari dari kenyataan. Dalam hal ini anak akan
menunjukkan gejala yang sama dimana-mana, yaitu tidak
menunjukkan minat atau memberi perhatian kepada segala sesuatu di
luar kelas.
    Perhatian utama dari anak dicurahkan kepada kegiatan-kegiatan di
luar kelas, seperti : olah raga, kegiatan di dalam kelas, bekerja yang
membutuhkan keterampilan mekanis, atau melakukan kegiatan yang
dapat menghasilkan uang.
    Sikapnya yang seakan-akan tidak mempunyai perhatian atau minat
ini sebenarnya hanya suatu sikap pura-pura. Keadaan yang sebenarnya
ialah bahwa ia ingin memberi kesan demikian, supaya orang dapat
menerima kenyataan bahwa ia tidak berkompetisi/atau tidak mampu
berkompetisi dengan orang lain, yang dipandangnya jauh lebih mampu
dari ia sendiri.
    Ada konflik pribadi dengan guru, atau dengan orang tua. Dengan
menunjukkan sikap ini sebenarnya ia hendak menunjukkan sikap
melawan mereka; jadi sikap ini merupakan satu jenis senjata untuk
melawan.
D.Faktor-faktor yang dapat menumbuhkan minat belajar

Beberapa ahli pendidikan berpendapat bahwa cara yang paling efektif


untuk membangkitkan minat pada suatu subyek yang baru adalah
dengan menggunakan minat-minat siswa yang telah ada. Menurut
Tanner and Tanner (1975) menyarankan agar para pengajar berusaha
membentuk minat-minat baru pada siswa. Hal ini bisa dicapai melalui
jalan memberi informasi pada siswa tentang bahan yang akan
dismpaikan dengan menghubungkan bahan pelajaran yang lalu,
kemudian diuraikan kegunaannya di masa yang akan datang.
Roijakters (1980) berpendapat bahwa hal ini biasa dicapai dengan cara
menghubungkan bahan pelajaran dengan berita-berita yang
sensasional, yang sudah diketahui siswa.

Harry Kitson (dalam The Liang gie 1995:130) mengemukakan bahwa


ada dua kaidah tentang minat (the laws of interest), yang berbunyi :

    Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran,


usahakan memperoleh keterangan tentang hal itu
    Untuk menumbuhkan minat terhadap suatu mata pelajaran, lakukan
kegiatan yang menyangkut hal itu.

Minat belajar akan tumbuh apabila kita berusaha mencari berbagai


keterangan selengkap mungkin mengenai mata pelajaran itu,
umpamanya arti penting atau pesonanya dan segi-segi lainnya yang
mungkin menarik. Keterangan itu dapat diperoleh dari buku pegangan.
ensiklopedi, guru dan siswa senior yang tertarik atau berminat pada
mata pelajaran itu. Disamping itu perlu dilakukan kegiatan yang
berhubungan dengan mata pelajaran itu, misalanya pada mata pelajaran
seni rupa usahakan mengikuti apa yang harus dilakukan apakah
dengan menggambar atau melukis. Dengan langkah-langkah itu minat
siswa terhadap mata pelajaran itu akan tumbuh.
JT. Loekmono (1985:98), mengemukakan bahwa cara-cara untuk
menumbuhkan minat belajar pada diri siswa adalah sebagai berikut :

    Periksalah kondisi jasmani anak, untuk mengetahui apakah segi ini
yang menjadi sebab.
    Gunakan metode yang bervariasi dan media pembelajaran yang
menarik sehingga dapat merangsang anak untuk belajar
    Menolong anak memperoleh kondisi kesehatan mental yang lebih
baik.
    Cek pada orang atau guru-guru lain , apakah sikap dan tingkah laku
tersebut hanya terdapat pada pelajaran saudara atau juga ditunjukkan di
kelas lain ketika diajar oleh guru-guru lain.
    Mungkin lingkungan rumah anak kurang mementingkan sekolah
dan belajar. Dalam hal ini orang-orang di rumah perlu diyakinkan akan
pentingnya belajar bagi anak.
    Cobalah menemukan sesuatu hal yang dapat menarik perhatian
anak, atau tergerak minatnya. Apabila minatnya tergerak, maka minat
tersebut dapat dialihkan kepada kegiatan-kegiatan lain di sekolah.

Pendapat lain yang berkaitan dengan upaya menumbuhkan atau


meningkatkan minat belajar, dikemukakan oleh Crow and Crow
(dalam The Liang Gie 1995:132) yang menyatakan bahwa untuk
mendukung tumbuhnya minat belajar yang besar, perlu dibangun oleh
motif-motif tertentu dalam batin seseorang siswa. Ada lima motif
penting yang dapat mendorong siswa untuk melakukan studi sebaik-
baiknya, yaitu :

    Suatu hasrat keras untuk mendapatkan angka-angka yang lebih baik
dalam sekolah.
    Suatu dorongan batin untuk memuaskan rasa ingin tahu dalam satu
atau lain bidang studi.
    Hasrat untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan
pribadi.
    Hasrat untuk menerima pujian dari orang tua, guru, atau teman.
    Cita-cita untuk sukses di masa depan dalam suatu bidang khusus.

Disamping itu penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar


mengajar juga dapat menumbuhkan minat belajar siswa. Hal ini
sebagai mana yang dikatakan oleh Hamalik (dalam Arsyad Azhar
2007:15) yang mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran
dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan
minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap
siswa.

Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan dapat dipahami


bahwa banyak sekali faktor yang dapat menumbuhkan atau
membangkitkan minat belajar bagi siswa. Tinggal bagaimana upaya
yang harus kita lakukan sebagai seorang guru dalam memecahkan
masalah ini, sehingga siswa terbantu untuk menemukan minatnya
dalam mengikuti pembelajaran. Siswa yang memiliki karakter yang
berbeda-beda memerlukan penanganan yang berbeda pula, termasuk
dalam hal menumbuhkan minat belajarnya. Dengan adanya upaya dari
guru dan pihak lain dalam menumbuhkan minat belajar bagi siswa,
diharapkan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang akhirnya tertuju
pada keberhasilan belajar siswa.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Minat belajar merupakan salah satu komponen yang berpengaruh terhadap
keberhasilan belajar. Untuk meningkatkan minat belajar pada diri siswa,
terlebih dahulu kita harus memperhatikan apa yang menjadi latar belakang
yang menyebabkan berkurang atau bahkan hilangnya minat belajar. Setelah
itu baru kita mengambil langkah-langkah apa yang harus kita lakukan untuk
menumbuhkan minat belajar pada diri siswa. Dengan demikian upaya untuk
menumbuhkan minat belajar sesuai dengan sasarannya.
Dari uraian yang telah dipaparkan di atas, maka dapat kita tarik beberapa
kesimpulan yang berkaitan dengan upaya meningkatkan minat belajar pada
peserta didik. Pertama, pahami dan kenali terlebih dahulu kondisi fisik dan
psikologis siswa. Kedua, gunakan teknik dan metode yang bervariasi dalam
penyajian materi pembelajaran. Ketiga, penggunaan media pembelajaran
hendaknya dapat merangsang siswa untuk tertarik ikuti serta dalam
pembelajaran. Keempat, pahami kondisi lingkungan keluarga, masyarakat,
dan sekolah sehingga kita dapat mencari jalan keluar dalam menumbuhkan
minat belajar siswa.

B. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, Azhar. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Munandar, S.C. Utami. 1985. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak


Sekolah: Petunjuk bagi Para Guru dan Orang Tua. Jakarta: Gramedia
Widiasarana Indonesia.

Sardiman, AM.1992. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman bagi


Guru dan Calon Guru. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.


Bandung: Remaja Rosdakarya.

Djaali, H. 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.


Gie, The Liang. 1995. Cara Belajar yang Efisien. Yogyakarta: Liberty.

Loekmono,JT. 1985. Bimbingan bagi Anak Remaja yang bermasalah. Jakarta:


CV. Rajawali

Anda mungkin juga menyukai