Anda di halaman 1dari 16

LEMBAR KERJA MAHASISWA

Nama : JURIA HARDINI


Kelas : PGSD REG E 2019
NIM : 1193111034
Prodi : PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
Mata Kuliah : KONDAS PTK
PokokBahasan : Perumusan Masalah dalam PTK

1. Coba Anda identifikasi serta analisis masalah-masalah pembelajaran ,yang mungkin terjadi,
kemudian pilih dan tentukan masalah-masalah yang dapat ditangani dengan PTK.

Jawaban :
 Rendahnya hasil belajar siswa
Rusman (2010:123) mengemukakan bahwa hasil belajar adalah sejumlah pengalaman yang
diperoleh siswa yang mencakup ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Adapun menurut Mulyasa
(2006:248) mengatakan hasil belajar merupakan prestasi belajar siswa secara keseluruhan, yang menjadi
indikator kompetensi dasar dan derajat perubahan perilaku yang bersangkutan. Lebih lanjut Menurut
Purwanto (2011: 44), hasil belajar adalah perubahan perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar
mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.
Menurut ketiga pendapat Rusman, Mulyasa dan Purwanto memiliki pendapat yang sama tetapi terdapat
sedikit perbedaan dimana pendapat Purwanto yang menyatakan bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar. Berdasarkkan pernyataan dari para ahli
tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan sejumlah pengalaman yang diperoleh dan
menghasilkan prestasi belajar dari siswa secara keseluruhan dan hal tersebut terjadi karena adanya
perubahan perilaku setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Faktor Internal
Faktor internal adalah semua faktor yang ada pada diri seseorang/faktor yang bersumber dari individu,
baik jasmaniah(fisik) maupun rohani( psikis).
Slameto (2013:54) faktor yang berasal dari dalam diri pelajar yang bersifat psikologis, yang di
antaranya yaitu: Faktor kesehatan Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian-
bagiannya/ bebas dari penyakit.Kesehatan adalah keadaan atau hal yang sehat.kesehatan seseorang
berpengaruh terhadap belajarnya. Proses belajar seseorang akan terganggu.
Kesehatan akan berpengaruh pada proses belajar seseorang, karena jika dengan kondisi tidak sehat
maka jelaslah akan berpengaruh dalam kosentrasi pada saat belajar, kurang perhatian, pusing maupun
tidak ada semangat untuk belajar. Sehingga itu kesehatan perlu di jaga dengan cara yang teratur.
Faktor psikologis
Faktor yang berasal dalam diri seperti intelegensi, minat, bakat, motivasi dan kosentrasi.
1. Minat
Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan suatu di
luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar minat. Menurut Djamarah (2011:
166) Minat adalah kecendurungan yang menetap untuk memperhatikan dengan mengenang beberapa
aktivitas.
2. Bakat Hilgard
(Slameto, 2010: 57) bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru terealiasi
menjadi kecakapan yang nyata sesudah belajar atau berlatih dalam bidang yang ia tertentu. Jadi bakat
mempengaruhi belajar, apabila pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil
belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah selanjutnya ia akan belajar lebih giat. Sehingga
itu penting mengetahui bakat siswa dan menempatkan siswa belajar di sekolah yang sesuai dengan
bakatnya. Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang.
Orang yang belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat akan membesar kemungkinan berhasilnya
usaha itu.
3. Motivasi
Menurut Hamalik (Djamarah, 2011:148) motivasi adalah suatu perubahan energi di dalam pribadi
seseorang yang ditandai dengan timbulnya afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai suatu
tujuan.Seseorang yang melakukan aktivitas belajar secara terus menerus tanpa motivasi dari luar dirinya
merupakan motivasi intrinsik yang sangat penting dalam aktivitas belajar. Motivasi belajar dapat timbul
karena faktor intrinstik, berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan
akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang
kondusif, dan kegiatan belajar yang menarik.
4. Kosentrasi
Slameto (2013: 46) Kosentrasi dimaksudkan untuk memusatkan segenap kekuatan perhatian pada
situasi belajar. Unsur motivasi dalam hal ini sangat membantu tumbuhnya proses pemusatan perhatian. Di
dalam kosentrasi keterlibatan mental secara detail sangat diperlukan, sehingga tidak’’ perhatian’’
sekadarnya. Jadi dapat disimpulkan bahwa bahwa kosentrasi sangat berpengaruh terhadap proses
pembelajaran, jika tidak kosentrasi maka tidak ada perhatian terhadap apa yang dijelaskan pada saat
proses pembelajaran sehingga tidak ada daya tangkap terhadap apa yang dijelaskan.

Faktor Eksternal
Slameto (2013:56) Faktor eksternal dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yang dikelompokan
yakni:

Faktor keluarga
Lingkungan keluarga akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar peserta didik di mana ia
menerima pengaruh berupa;
1. Cara orang tua mendidik anak
2. Relasi antar anggota keluarga
3. Suasana rumah
Faktor sekolah
1. Metode Mengajar
2. Metode Belajar

Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh terhadap belajar siswa. Pengaruh itu
terjadi karena keberadaanya siswa dalam masyarakat, di antaranya: Teman Bergaul. Pengaruh-pengaruh
dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya dari pada yang kita duga. Teman bergaul yang
baik akan berpengaruh baik terhadap siswa, begitu juga sebaliknya. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
maka perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan
yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik harus cukup bijaksana.

 Motivasi belajar siswa rendah


Motivasi belajar siswa dalam melakukan pembelajaran sangatlah penting. Sebab dengan adanya
motivasi dapat mendorong semangat siswa untuk belajar. Jika tidak ada motivasi, maka siswa tidak akan
semangat melakukan pembelajaran. Motivasi belajar bisa mempengaruhi hasil belajar siswa. Seorang
siswa yang kurang motivasinya tidak akan mendapatkan hasil yang maksimal. Djamarah dalam (Sandika,
2016) menyebutkan Motivasi belajar merupakan penggerak atau pendorong yang dapat membuat
seseorang melakukan kegiatan belajar secara terus-menerus. Penyebab rendahnya keberhasilan belajar
terletak pada motivasi. Terlebih lagi, pembelajaran yang dilakukan adalah pembelajaran daring, yang
masih baru bagi mereka.
Untuk mengatasi rendahnya motivasi belajar siswa pada siswa terlebih dahulu harus mengetahui
faktor apa saja yang menjadikan motivasi belajar siswa itu rendah. Dengan mengetahui informasi terkait
faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya motivasi siswa, maka guru dapat memperbaiki cara
menyampaikan materi pelajarannya lebih menarik lagi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Motivasi belajar merupakan dorongan yang muncul dari dalam diri siswa (instrinsik) tanpa adanya
pengaruh dari lingkungan dan dari luar diri siswa (ekstrinsik) yang disebabkan pengaruh lingkungan untuk
melakukan suatu kegiatan belajar (John W Santrock, 2008). Sehingga menimbulkan tingkah laku yang
khas yaitu peningkatan gairah, merasa senang, dan lebih semangat untuk belajar. Siswa yang memiliki
motivasi belajar yang tinggi, akan menimbulkan respon yang sangat baik dalam melakukan pembelajaran.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar, yaitu Faktor internal meliputi Faktor fisik
yaitu gizi (gizi), kesehatan dan fungsi tubuh (terutama panca indera). Dan faktor psikologis berkaitan
dengan berbagai aspek yang mendorong atau menghambat kegiatan belajar siswa. Sedangkan Faktor
eksternal (faktor dari lingkungan) yaitu Faktor non-sosial meliputi kondisi udara (cuaca panas atau
dingin), waktu (pagi, siang, sore), lokasi (sepi, ramai atau kualitas tempat belajar), dan fasilitas belajar.
Selain itu ada faktor sosial meliputi faktor manusia (guru, pembimbing dan orang tua), baik yang ada
secara langsung maupun tidak langsung (Foto atau suara).

 Siswa kurang aktif dalam pembelajaran


Menurut Riswanil dan Widayati (2012 : 7) keaktifan belajar siswa yaitu aktivitas siswa dalam
proses belajar yang melibatkan kemampuan emosional dan lebih menekankan pada kreativitas siswa,
meningkatkan kemampuan yang dimiliki, serta mencapai siswa yang kreatif dan mampu menguasai
konsep-konsep. Siswa akan menjadi aktif ketika siswa tersebut dapat menghubungkan antara pengetahuan
baru dengan pemahaman awal mereka. Namun, dalam pelaksanaannya menghubungkan antara keduanya
dalam pembelajaran fisika tidak mudah.
Dalam proses pembelajaran, siswa dituntut agar berperan aktif salah satunya pada kegiatan
penemuan, sedangkan guru yang semula bertindak sebagai sumber belajar beralih fungsi menjadi seorang
fasilitator kegiatan pembelajaran yang membimbing siswa untuk memecahkan permasalahan yang
dihadapi dalam belajar (Mendikbud, 2013). Kenyataannya, masih ada beberapa guru yang belum bisa
menerapkan pembelajaran seperti itu. Masih ada guru yang hanya menyajikan materi secara teoritik dan
siswa yang pasif hanya mendengarkan ceramah guru. Hal ini menyebabkan pembelajaran menjadi tidak
menyenangkan dan siswa tidak dapat mengeksplorasi pengetahuan dan keaktifan siswa yang terbatas.

 Minat belajar siswa rendah


Slameto, (2013:180) mendefinisikan “minat adalah suatu rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal
atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh dan cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar
terhadap hal atau aktivitas tersebut”. galaman dibidang pelajaran. Menurut Indra (2017:33) minat belajar
peserta didik dalam mengikuti pembelajaran merupakan sesuatu yang penting dalam kelancaran proses
belajar mengajar. Peserta didik yang mempunyai minat belajar tinggi dalam proses pembelajaran dapat
menunjang hasil belajar semakin baik, begitupun sebaliknya minat belajar peserta didik yang rendah maka
kualitas pembelajaran akan menurun dan akan berpengaruh pada hasil belajar peserta didik. Jika minat
belajar peserta didik kurang baik, maka peserta didik akan merasa malas belajar sehingga akan berdampak
pada prestasi peserta didik yang menjadi kurang optimal.
Peserta didik yang menunjukkan bahwa kurangnya minat belajar dapat mengakibatkan bosan bahkan
malas mengikuti pelajaran tersebut. Dia memang mungkin bisa saja tetap duduk, melihat dan
mendengarkan gurunya mengajar namun hatinya belum tentu sejalan dengan mata dan telinganya.
Akhirnya proses belajar mengajar yang dilakukannya hanya sebatas angin lalu saja, akibatnya prestasinya
kurang memuaskan .Kurangnya rasa ketertarikan pada suatu bidang tertentu, bahkan dapat melahirkan
sikap penolakan kepada guru. Perasaan subyektif siswa tentang mata pelajaran atau seperangkat tugas
dalam pelajaran banyak dipengaruhi oleh persepsinya tentang mampu tidaknya ia dalam menyalesaikan
tugas- tugas itu. Pada gilirannya, persepsinya ada lah berdasarkan pada riwayat sebelumnya dan penilaian
sebelumnya mengenaihasil belajar dari tugas- tugas itu.

2. Tentukanlah sebanyak mungkin alternatif pemecahannya dengan tindakan kelas


Jawaban :
1) Penerapan metode pembelajaran Outdoor Study
2) Penerapan Model Problem Solving
3) Penerapan Metode Pembelajaran Advance Organizer (Peta Konsep) Konsep)

3. Buatlah rumusan masalah PTK-nya sesuai alternative pemecahan yang Anda tentukan
Jawaban :
1) Apakah penerapan metode pembelajaran Outdoor Study
2) Apakah penerapan Model Problem Solving
3) Apakah penerapan Metode Pembelajaran Advance Organizer (Peta Konsep) Konsep)

4. Kembangkan rumusan hipotesis tindakannya


Jawaban :
1) Dengan menerapkan metode pembelajaran Outdoor Study dapat meningkatkan minat, keaktifan,
motivasi, serta hasil belajar siswa
2) Dengan penerapan Model Problem Solving dapat meningkatkan minat, keaktifan, motivasi, serta
hasil belajar siswa
3) Dengan penerapan Metode Pembelajaran Advance Organizer (Peta Konsep) Konsep) dapat
meningkatkan minat, keaktifan, motivasi, serta hasil belajar siswa

5. Membangun rancangan PTK secara sistematis


Jawaban :

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI OPERASI


HITUNG CAMPURAN MELALUI MEDIA PATUNG PADA SISWA
KELAS IV SD

A.   Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan suatu kebutuhan penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia. Hal tersebut juga telah dicantumkan dalam Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar
dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran siswa
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Menurut Purwanto (2014:39) belajar merupakan proses dalam diri
individu yang berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapatkan perubahan dalam
perilakunya. Belajar adalah aktivitas mental/psikis yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Tujuan pendidikan tersebut dapat tercapai
apabila guru mampu mewujudkan suatu proses belajar mengajar yang baik. Guru
harus mampu mengetahui karakteriktistik siswa dan juga materi yang akan
disampaikan. Salah satu mata pelajaran yang siswanya sering mengalami kesulitan
yaitu matematika. Hal tersebut dikarenakan siswa merasa tidak mampu berpikir
secara abstrak, selain itu guru tidak menampilkan media-media yang dapat
membantu siswa memahami materi.
Pelajaran matematika merupakan pelajaran berhitung yang dirasakan sulit oleh sebagian besar
siswa. Data di sekolah menunjukkan bahwa nilai rata-rata matematika kelas IV lebih rendah dibandingkan
dengan pelajaran yang lain misal bahasa indonesia, IPA, IPS.
Hasil belajar siswa yang kurang pada materi operasi hitung campuran di kelas IV diakibatkan oleh
kelemahan guru dan siswa. Kelemahan guru tersebut adalah kurangnya kemampuan untuk menarik
perhatian siswa, kurangnya kemampuan untuk menciptakan suasana kelas yang kondusif dan kurangnya
kemampuan untuk menciptakan media-media pembelajaran yang inovatif. Sebaliknya kelemahan siswa
adalah kesulitan memahami materi pemelajaran dan cepat bosan dalam menerima materi.

Media PATUNG (Papan Berhitung ) dapat menjadi alternatif dalam membantu guru untuk meningkatkan
hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran. Media PATUNG membantu partisipasi aktif
siswa dalam pembelajaran, hal itu diharapkan dapat meningkatnya hasil belajar siswa. Media
pembelajaran PATUNG adalah media visual dan merupakan media grafis yang
berfungsi untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima. Media PATUNG
adalah singkatan dari “Papan Hitung” media ini berbentuk papan yang dapat
digunakan untuk melakukan perhitungan operasi bilangan dan dilengkapi oleh
soal-soal latihan. Media PATUNG ini menekankan pada pengulangan kalimat yang
terdapat pada media. Kalimat pada media tersebut dibacakan oleh siswa sebelum
menyelesaikan soal yang disediakan oleh guru. Setelah membacakan kalimat yang
tertera pada papan berhitung, siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru
di media papan berhitung tersebut. Kemudian soal dibahas bersama-sama oleh guru
dan siswa.
Secara bahasa media berasal dari bahasa Yunani yaitu ‘medium’. Menurut Heinich, dan kawan
kawan (1982) dalam Arsyad (2013:3) mengemukakan istilah medium sebagai
perantara yang mengantar informasi antara sumber dan penerima. Pendapat itu menenkankan
bahwa medium atau media merupakan alat bantu yang digunakan untuk mempermudah pesan yang
disampaikan untuk diterima. Sementara menurut Arsyad (2013:3) media dalam proses belajar mengajar
cendrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografis atau electronis untuk menangkap, memproses dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal. Pengertian dari Arsyad menekankan media adalah alat
yang digunakan untuk menyusun kembali informasi visual atau verbal yang memudahkan siswa menerima
pesan. Media menjadi alat bantu yang digunakan untuk menyampaikan informasi. Mempermudah peserta
didik dalam menyerap informasi yang disampaikan oleh guru.
Berdasarkan definisi media menurut ahli di atas, dapat dikatakan bahwa media memberikan
manfaat, yaitu mempermudah siswa dalam menerima pesan yang disampaikan oleh guru. Lebih lanjut
media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi, perhatian dan minat siswa dalam belajar
Berdasarkan pembahasan di atas maka, untuk mengatasi masalah belajar anak peneliti mencoba
untuk menyelesaikan masalahnya.  Penyelesaian masalah tersebut dilakukan peneliti dengan cara
menerapkan media PATUNG dalam pembelajaran. Selanjutnya untuk melihat hasil dari implementasi
media PATUNG peneliti merumuskan membuat Penelitian Tindakan Kelas dengan judul
“Peningkatan Hasil Belajar Matematika Materi Operasi Hitung Campuran
Melalui Media PATUNG Pada Siswa Kelas IV SD N 2 Kembang Jepara”.
B.    Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:
1) Hasil belajar siswa rendah. 
2) Guru tidak menggunakan media dalam pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran.
3) Guru tidak dapat menciptakan suasana kelas yang kondusif. 
4) Siswa tidak terlibat aktif dalam pembelajaran. 
5) Guru selalumenggunakan metode ceramah. 

D.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka
peneliti dapat merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan media pembelajaran PATUNG
pada materi operasi hitung campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD N 2 Kembang
Jepara? 
E.    Pemecahan Masalah
Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran
PATUNG.  Penelitian menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan empat langkah pada setiap
siklus yaitu perencanaan (planning), aksi atautindakan (acting), observasi (observing), dan refleksi
(reflecting). 
F.    Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan peneliti, maka tujuan dari PTK;
1.  Secara umum yang menjadi tujuan dalam PTK ini adalah untuk meningkatkan sikap profesionalitas
guru dan meningkatkan kualitas pembelajaran di SD N 2 Kembang Jepara sehingga dapat memiliki
nilai akademik yang baik.
2.       Secara khusus penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk mengetahui apakah penerapan media
pembelajaran PATUNG pada materi operasi hitung campuran dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas IV SD N 2 Kembang Jepara. 
G.   Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.    Bagi Sekolah; Memberikan kontribusi yang baik mengenai media-media pembelajaran yang inovatif
dalam rangka peningkatan kualitas dan hasil pembelajaran di sekolah.
2.    Bagi Guru; Mengetahui media-media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa, serta profesionalitas guru juga akan semakin meningkat.
3.   Bagi Siswa; Membiasakan siswa untuk belajar aktif dan juga siswa mampu meningkatkan kemampuan
berhitung yang secara otomatis akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata
pelajaran matematika.
H.   Kajian Teori
1.     Belajar
Skinner dalam Walgito (2009:166) memberikan definisibelajar “Learning is a process of
progressive behavior adaptation”. Dari definisi tersebut dapat dikemukakan bahwa belajar itu merupakan
suatu proses adaptasi perilaku yang bersifatprogersif. Ini berarti bahwa sebagai akibat dari belajar adanya
sifat progresivitas, adanya tendensi ke arah yang lebih sempurna atau lebih baik dari
keadaan sebelumnya. Sementara Mc Geoch dalam Walgito (2009:167) memberikan definisi mengenai
belajar “Learning is a change in performance as a result of practice”. Ini berarti bahwa belajar
membawa perubahan dalam performance, dan perubahan itu sebagai akibat dari latihan (practice).
Pengertian latihan atau practice mengandung arti bahwa adanya usaha dari individu yang belajar.
Piaget dalam Dimyati dan Mudjiono (2009:13) berpendapat pengetahuan dibentuk oleh individu.
Sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan. Lingkungan tersebut mengalami
perubahan. Dengan adanya interaksi dengan lingkungan maka fungsi intelek semakin berkembang.
Selain itu Morgan, dkk. memberikan definisi mengenai belajar “Learning can be defined as any relatively
permanent change in behavior which occurs as a result of practice or experience
”. Hal yang muncul dalam definisi ini ialah bahwa perubahan perilaku atau performance itu relatif
permanen (Walgito, 2009:167). Di samping itu juga dikemukakan bahwa perubahan perilaku
itu sebagai akibat belajar karena latihan (practice) atau karena pengalaman (experience).
Berdasarkan berbagai pengertian belajar yang telah dikemukakan oleh beberapa ahli maka dapat
disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh perubahan perilaku sebagai hasil dari
latihan atau pengalaman dari seseorang.
2.     Hasil Belajar
Hasil belajar juga merupakan suatu komponen yang sangat penting bagi pembelajaran. Hasil
belajar menjadi variabel dependen atau variabel yang dipengaruhi. Artinya bahwa hasil belajar merupakan
hasil dari sebuah tindakan yang diberikan dalam proses pembelajaran. Menurut Dimyati dan
Mudjiono (2009:3) hasil belajar merupakan  hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar.
Pendapat tersebut menekankan bahwa hasil belajar berasal dari suatu interaksi. Interaksi
adalah komunikasi anatar guru dan peserta didik. Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses
evaluasi hasil belajar.
Sedangkan menurut Suprijono (2009:5) hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi, dan ketrampilan. Hal ini berarti hasil belajar merupakan
cerminan siswa pada saat melakukan proses pembelajaran. Cerminan ini merupakan akibat
dari terjadinya suatu proses interaksi anatar guru dan murid yang disebut
dengan proses pembelajaran.
Bersasarkan berbagai pengertian hasil belajar di atas maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
merupakan hasil yang diperoleh seseorang setelah melakukan proses pembelajaran dengan cara
mengevaluasi untuk mengetahui tercapai tidaknya suatu tujuan pembelajaran.
Terdapat beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu: (Slameto, 2010:54)
a.      Faktor Intern
Faktor intern yaitu faktor yang ada dalam diri individuyang sedang belajar. Dalam faktor intern
terdapat tiga faktor penting yaitu: faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor
jasmaniahmeliputi faktor kesehatan dan cacat tubuh. Faktor psikologis sekurang-kurangnya ada tujuh
faktor yaitu: inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, dan juga kesiapan.
b.       
Faktor Ekstern
Faktor Ekstern yaitu faktor yang ada di luar individu.
Faktor ekstern dikelompokkan menjadi 3 faktor, yaitu: faktor keluarga, faktor sekolah,
dan faktor masyarakat.
Faktor keluarga memberikan berbagai macam interaksi yang
memberikan pengaruh kepada siswa, berupa: cara orang tua mendidik, relasi
antara anggota keluarga, suasana rumah tangga, dan keadaan ekonomi keluarga,
pengertian orang tua, latar belakang kebudayaan. Faktor sekolah yang
mempengaruhi belajar ini mencakup metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pelajaran,waktu
sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan gedung, metode belajar, dan
tugas rumah. Sedangkan dalam faktor masyarakat meliputi kegiatan siswa dalam
masyarakat, mass media, teman bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat.
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan terdapat
dua faktor yang mempengaruhi belajar yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern meliputi jasmaniah, sikologis, dan kelelahan sedangkan faktor
ekstern meliputi keluarga, sekolah dan masyarakat.
3.     Operasi HitungCampuran
Operasi hitung campuran bilangan bulat merupakan materi pokok dari kurikulum KTSP
(Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SD. Mata pelajaran matematika operasi hitung campuran
terdapat pada kelas 4 dengan SK 1 yaitu memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan
dalam pemecahan masalah dan KD 1.4 yaitu melakukan operasi hitung bilangan campuran. Materi
tersebut merupakan lanjutan dari materi penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian yang
telah mulai dipelajari sejak kelas 2 yang terdapat pada SK 1 dengan KD 1.4 yaitu melakukan penjumlahan
dan pengurangan bilangan sampai 500. Prasyarat materi yang harus dikuasai siswa sebelum mempelajari
materi operasi hitung campuran adalah operasi hitung dasar dan pemahaman tentang bilangan bulat
(positif dan negatif). Beberapa kendala yang sering ditemukan dalam mengajarkan operasi hitung
campuran adalah materi prasyarat yang dikuasai siswa masih lemah. Di samping itu pula, masih banyak
siswa yang tidak mengerti mana yang harus didahulukan dalam penghitungan hitung campuran.
4.     Media Pembelajaran
Menurut Heinich, dkk (1993) dalam Hernawan, dkk (2007:3) Media merupakan alat saluran
komunikasi, yang berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang
berarti “perantara” yaitu perantara sumber pesan dengan penerima pesan. Media merupakan salah satu
komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan menurut
Criticos (1996) dalam Daryanto (2012:4)
Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat atau
sarana untuk berkomunikasi dengan siswa dalam proses pembelajaran yang digunakan untuk menyalurkan
pesan sehingga dapat merangsang siswa untuk belajar.
Jenis-jenis media pembelajaran  menurut Hernawan, dkk (2007:22-34) adalah
sebagai berikut:
a.        Media Visual
Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan  indera penglihatan.
1)       Media Visual yang Diproyeksikan
Media visual yang diproyeksikan adalah media yang menggunakan alat proyeksi (projector) sehingga
gambar atau tulisan nampak pada layar (screen).
2)    Media Visual Tidak Diproyeksikan
Media visual yang tidak diproyeksikan adalah media visual yang ditampilkan tanpa alat
proyeksi (projector) sehingga gambar ditampilkan secara langsung, seperti:
a)      Gambar Fotografik
Gambar fotografik adalah gambar diam/mati (still picture), misalnya gambar tentang manusia,
binatang, tempat, atau objek lainnya yang ada kaitannya dengan  isi/ bahan pembelajaran yang
akan disampaikan kepada siswa.
b)     Grafis
Media grafis adalah media pandang dua dimensi (bukan fotografik) yang didalamnya terdapat unsur
gambar dan tulisan yang dirancang secara khusus untuk mengkomunikasikan pesan pembelajaran.
c)      Media Tiga Dimensi
Media tiga dibagi menjadi tidua jenis, yaitu  media realita dan media model. Media realita merupakan
model atau objek langsung dari benda nyata, sedangkan media model merupakan tiruan dari objek
nyata.
b.    Media Audio
Media audio adalah media yang mengandung pesan dalam bentuk auditif 
(hanya dapat didengar) yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan para siswa
untuk mempelajari bahan ajar.
c.   Media Audio-Visual
Media Audio-Visual merupakan kombinasi audio dan visual yang biasa disebut media
pandang dengar. Kriteria umum pemilihan media menurut Hernawan, dkk (2007:64-66) adalah sebagai
berikut: 1) kesesuaian dengan tujuan (instructional goals), 2) kesesuaian dengan materi
pembelajaran, 3) kesesuaian dengan karakteristik siswa, 4) kesesuaian dengan teori, 5) kesesuaian dengan
gaya belajar siswa, 6) kesesuaian dengan lingkungan.

5.     Media PATUNG (Papan Berhitung)


Sebuah penelitian menunjukan bahwa penggunaan media papan mampu
meningkatkan hasil belajar siswa. Seperti penelitian yang dilakukan oleh
Marifah Hermin yang menyatakan bahwa Media pembelajaran papan napier memiliki
dampak positif dalam meningkatkan hasil belajar siswa materi operasi hitung
perkalian bagi kelas III SD Dapuan Surabaya. Hal tersebut diketahui dengan
adanya peningkatan yang sangat baik dengan diperoleh presentase nilai aktivitas
guru dalam proses pembelajaran pada siklus I 67,64% dan pada siklus II 89,21%,
presentase nilai aktivitas siswa pada proses pembelajaran pada siklus I 70,00%
dan pada siklus II 89,94%, serta ketuntasan belajar siswa secara klasikal,
yaitu siklus I (65,00%) dengan rata-rata 64,75 dan siklus II (85,00%) dengan
rata-rata 81,35.
Menurut Marifah media papan napier yang digunakan peneliti dalam
penelitian tersebut merupakan modifikasi dari teknik perkalian napier yang
diwujudkan ke dalam bentuk media yang berupa papan visual yaitu papan tulis
putih atau whiteboard yang terbuat dari papan kayu triplek. Papan napier
adalah papan tulis putih yang terdapat susunan atau pola yang sama dengan
teknik perkalian napier yaitu dengan menuliskan semua hasil perkalian dua
bilangan pada susunan kotak yang memiliki garis diagonal/garis miring.
Media PATUNG atau media papan berhitung merupakan media visual dan
termasuk media grafis yang berbentuk papan. Sebagaimana halnya media yang lain
media PATUNG berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber ke penerima pesan.
Pesan yang dituangkan dalam bentuk grafis. Media papan hitung adalah media
papan dua dimensi yang berbentuk persegi panjang. Mempunyai panjang 100 cm dengan
lebar 70 cm. Pada papan tersebut terdapat penjelasan cara melakukan operasi
hitung campuran. Lebih lanjut dalam media tersebut juga terdapat kolom soal dan
kolom untuk mengerjakan soal tersebut.

Media PATUNG ini menekankan pada pengulangan kalimat yang terdapat pada
media tersebut yang dibacakan oleh siswa sebelum menyelesaikan soal yang
disediakan oleh guru. Setelah membacakan kalimat yang tertera pada papan
berhitung, siswa mengerjakan soal yang disediakan oleh guru di media papan
berhitung tersebut. Kemudian soal dibahas bersama-sama oleh guru dan siswa.
Pengulangan terus – menerus pada materi yang dibacakan oleh salah satu siswa
akan membuat siswa yang lain lebih ingat tentang materi yang disampaikan, dan
penyampaian materi oleh teman sebaya akan lebih mudah dipahami oleh siswa
tersebut.

Penerapan media PATUNG akan menjadikan pembelajaran mudah


dipahami oleh siswa. Dengan mendemostrasikan cara mengerjakan soal-soal materi
operasi bitung campuran. Melalui media PATUNG siswa dapat melihat secara nyata
bagaimana sebuah soal dapat dikerjakan atau diperoleh solusi penyelesaiannya.
Dengan beberapa siswa yang mengerjakan soal didepan kelas dengan menggunakan
media PATUNG maka siswa akan secara aktif mencoba untuk mengerjakannya. Lebih
lanjut suasana kelas akan menjadi lebih kondusif karena perhatian siswa tertuju
pada materi pelajaran dengan menggunakan media PATUNG.

6.     Kerangka Berpikir
Hasil belajar yang baik, idealnya tercapai karena proses belajar mengajar berlangsung dengan
baik pula. Sehingga tercapai tujuan dari proses belajar yang telah ditetapkan. Namun dalam
sebuah kelas yang terdapat di SD N 2 Kembang Jepara khusunya di kelas 4, pada mata pelajaran
matematika dengan materi pembelajaran operasi hitung campuran tujuan pembelajaran tersebut tidak
tercapai, hal tersebut ditandai dengan nilai pelajaran pada mata pelajaran matematika yang lebih rendah
dibandingkan mata pelajaran lainnya. Lebih lanjut nilai ulangan siswa kelas 4 SD N 2 Kembang juga
menunjukan rata-rata nilai yang belum mencapai KKM.
Rendahnya hasil belajar pada siswa kelas 4 SD N 2 Kembang diakibatkan oleh prsoses
pembelajaran yang dilakukan oleh guru tidak menggunakan media pembelajaran dalam pembelajaran
matematika materi operasi hitung campuran. Solusi untuk mengatasi masalah
tersebut yaitu peneliti melakukan PTK  dengan dua siklus. Pada siklus pertama akan diberikan tindakan
yaitu guru menggunakan media PATUNG pada pembelajaran matematika materi operasi hitung
campuran. Setelah tindakan dilakukan selanjutnya peneliti mengamati hasil belajar dengan
penggunaan treatmean tersebut. Jika hasil tersebut belum mencapai target peningkatan yang ditetapkan
maka dilakukan treatmeant atau tindakan pada siklus yang kedua yaitu dengan guru menggunakan media
PATUNG dalam pembelajaran materi operasi hitung campuran. Dari hasil siklus tersebut diharapkan
terjadi peningkatan siknifikan pada hasil belajar siswa. Artinya bahwa penerapan media PATUNG dapat
meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi hitung campuran siswa kelas IV.
7.     Hipotesis Tindakan
Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian
ini adalah: Pembelajaran matematika materi operasi hitung campuran dengan menggunakan media
pembelajaranPATUNG dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
I.   Metodologi Penelitian
1. Setting Penelitian
a. Subjek Penelitian
Subjek yang akan diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas IV SD N 2
Kembang Jepara yang berjumlah 14 siswa.
b. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di kelas IV SD N 2 Kembang yang beralamat di Desa Jinggotan,
Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara.
c. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan selama 2 minggu, yaitu pada tanggal 8 Februari 2016 sampai
dengan tanggal 20 Februari 2016.
2. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian adalah langkah-langkah atau cara yang harus dilakukan secara teratur dan
sistematis oleh peneliti untuk mencapai tujuan-tujuan penelitiannya. Penelitian tindakan kelas
dilaksanakan dalam bentuk siklus yang berulang yang di dalamnya terdapat empat tahapan utama yaitu:
(a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan, dan (d) refleksi.
a.  Sikuls 1
1)       Perencanaan tindakan I
Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar serta perubahan akibat tindakan dapat
direkam dengan baik maka dalam perencanaan ini harus disiapkan dengan lengkap.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(a)     Merancang program pelaksanaan pembelajaran yang konsisten dengan metode atau model yang
akan dilakukan (RPP).
(b)     Menyusun lembar observasi aktivitas siswa.
(c)     Merancang dan menyiapkan media atau alat pelajaran yang akan digunakan.
(d)     Menyusun instrumen evaluasi dan uji instrumen.
2)      Pelaksanaan tindakan I
Pada tahapan ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan.
Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan RPP yang telah disusun.
3)      Pengamatan/Pengumpulan data I
Tahapan ini terkait dengan pelaksanaan tindakan kelas. Kegiatan ini dengan menggunakan
lembar observasi yang meliputi aktivitas siswa serta hasil belajar.
4)     
Refleksi I
Tahapan refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan pada setiap siklus, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan
evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Kegiatan yang dilakukan adalah analisis dan
penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan. Hasil refleksi digunakan untuk
dasar perbaikan dalam menyusun perencanaan pada siklus berikutnya.
b.       Siklus 2
1)       Perencanaan tindakan II
Agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan lancar serta perubahan akibat tindakan dapat
direkam dengan baik maka dalam perencanaan ini harus disiapkan dengan lengkap.
Beberapa kegiatan yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
(a)     Merancang program pelaksanaan pembelajaran yang konsisten dengan metode atau model yang
akan dilakukan (RPP).
(b)     Menyusun lembar observasi akivitas siswa.
(c)     Merancang dan menyiapkan media atau alat pelajaran yang akan digunakan.
(d)     Menyusun instrumen evaluasi dan uji instrumen.
2)       Pelaksanaan tindakan II
Pada tahapan ini rancangan strategi dan skenario penerapan pembelajaran akan diterapkan.
Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan RPP yang telah disusun.
3)       Pengamatan/Pengumpulan data II
Tahapan ini terkait dengan pelaksanaan tindakan kelas. Kegiatan ini dengan menggunakan
lembar observasi yang meliputi aktivitas siswa dan hasil belajar siswa.
4)       Refleksi II
Tahapan refleksi ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah
dilakukan pada setiap siklus, berdasar data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukanmevaluasi
guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Kegiatan yang dilakukan adalah analisis dan
penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang telah dilakukan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar siswa.
 

3.     Teknik Pengumpulan Data


a. Dokumentasi
Teknik dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan daftar
siswa kelas IV, jumlah siswa kelas IV, baik laki-laki maupun perempuan, dan daftar nilai siswa kelas
IV.
b. Tes
Tes dilakukan setiap akhir siklus untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas IV khususnya
untuk peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan media PATUNG . Data hasil belajar siswa
ini didapat dari hasil evaluasi setiap akhir siklusnya.
c. Pengamatan (observasi)
Pengamatan betujuan untuk memperoleh data tentang proses berlangsungnya belajar mengajar
yang meliputi aktivitas siswa, suasana atau situasi belajar siswa.
Instrumen Penelitian
Sebelum dilaksanakannya PTK, maka disusun berbagai instrumen terlebih dahulu yang akan
digunakan pada saat dilakukannya PTK yaitu sebagai berikut:
a. Membuat input instrumental yang digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu menyusun
RPP dan juga menyusun perangkat pembelajaran berupa lembar pengamatan.
b. Membuat output instrumental  yang digunakan untuk menganalisis data setelah memberi perlakuan
PTK, instrumennya adalah butir tes. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum menyusun
instrumen penelitian diantaranya adalah sebagai berikut:
1)       Menyusun kisi-kisi
Tujuan penyusunan kisi-kisi tes adalahuntuk menjaga agar tes yang akan disusun sesuai dengan
materi.
2)     Menentukan tipe tes
Tipe tes yang digunakan adalah pilihan ganda.
3)       Menentukan jumlah soal
Jumlah yang digunakan untuk uji coba sebanyak 25 soal pilihan ganda dengan alokasi waktu 30
menit.
4.     Teknik Analisis Data
a.        Analisis Instrumen Penelitian
Data dalam penelitian ini, dikumpulkan melalui catatan harian dan pengamatan guru. Setelah instrumen
diujicobakan kemudian dianalisis, untuk mendapatkan soal yang baik dan memenuhi kriteria.
Menganalisa hasil tes ini dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1)    Validitas
Validitas sebuah tes dapat diketahui dari hasil pemikiran dan dari hasil
pengalaman (Arikunto, 2009:65). Sebuah tes dikatakan memiliki validitas jika hasilnya sesuai dengan
kriterium, dalam arti memiliki kesejajaran antara hasil tes tersebut dengan kriterium.
2)       Reliabilitas
Suatu tes dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut memberikan hasil
yang tetap. Arti tetap tidak selalu harus sama, tetapi mengikuti perubahan secara ajeg
yaitu sama dalam kedudukan siswa di antara anggota kelompok yang lain (Arikunto, 2009:86).

4) Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu  soal untuk membedakan antara siswa yang
pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah) (Arikunto,
2009:211).
b.   Analisis Data.
Teknik analisis data yang digunakan perlu dikemukakan secara jelas dan rinci sesuai dengan jenis
data yang dikumpulkan pada saat dilakukannya kegiatan observasi.
1)      Data hasil belajar siswa
Data mengenai hasil belajar diambil dari kemampuan siswa dalam memecahkan masalah.
Analisis data hasil belajar dilakukan dengan cara menghitung rata-rata nilai dan ketuntasan belajar siswa
secara klasikal.
a) Menghitung nilai rata-rata
5.     Indikator Keberhasilan
Sebagai tolak ukur keberhasilan penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut:
a.     Kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah dengan nilai rata-rata
kelas ≥ 70, ketuntasan belajar individu mencapai ≥ 70% dan ketuntasan belajar
klasikal mencapai ≥ 70%
b.      Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat dengan kriteria
tinggi dan mencapai persentase ≥ 75%

  
DAFTAR PUSTAKA
Arief S.Sadiman, dkk. (2009). MediaPendidikan, Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatan. Jakarta:
Rajawali Pers. .
Arikunto,Suharsimi.2009.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan.Jakarta:Bumi Aksara.
Arsyad, Azhar. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Daryanto. 2012. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Depdiknas.2003.Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
Dimyatidan Mudjiono.2009.Belajar dan Pembelajaran.Jakarta:Rineka Cipta.
Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain.2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Hernawan, Asep Herry, dkk.2007.Media Pembelajaran sekolah Dasar.Bandung:UPI PRESS.
Marifah, Hermin. Meningkatkan Hasil Belajar Operasi Hitung Perkalian Bersusun Ke Bawah dengan
Media Papan Napier Pada Pembelajaran Matematika Bagi Siswa Kelas III SD Dapuan
Surabaya. http://ejournal.unesa.ac.id/article/1315/18/article.pdf diakses pada 24 Mei 2016.
Purwanto, M.N. 2013. Prnsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Rusman. 2015. PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU Teori Praktik dan Penilaian. Jakarta: PT
RAJA GRAFINDO PERSADA.
Slameto.2010.Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya.Jakarta:Rineka Cipta.
Suprijono, Agus.2009.Cooperative Learning:Teori&Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:Pustaka Belajar.
Walgito, Bimo.2009.Pengantar Psikologi Umum.Yogyakarta:ANDI.

Anda mungkin juga menyukai