Anda di halaman 1dari 17

Nama : Novia Ratnasari

Nim : 858768098

UPBJJ/Pokjar : UT Malang/Grati

Mata Kuliah : Metode Penelitian/IDIK4007

Tugas 1

1. Identifikasi masalah dalam pendidikan/pembelajaran, perhatikan tiga karakteristik masalah, yaitu

layak diteliti dan realistis.

2. Dari masalah tersebut, buatlah latar belakang penelitian singkat (tidak lebih dari 1 halaman). Latar

belakang tersebut menjelaskan mengapa penlitian ini harus dilakukan. Latar belakang berfungsi

hanya sebagai pengantar saja. Oleh karena itu ia harus efektif agar pembaca tertarik untuk

membaca keseluruhan kajian.

Latar belakang juga sering disatukan dengan perumusan masalah, dan diakhiri dengan

pernyataan tujuan penelitian.

3. Rumuskanlah tujuan penelitian Anda. Tujuan penelitian dirumuskan dengan jelas bertitik tolak dari

rumusan masalah.

Tugas 2 : Melanjutkan membuat proposal dengan tinjauan pustaka.

Tugas 3 : melanjutkan membuat proposal dengan menambahkan komponen Metodologi Penelitian , yaitu

BAB TIGA METODOLOGI PENELITIAN.


PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR

SISWA KELAS 2 MI MIFTAHUL ULUM CURAHTULIS TAHUN AJARAN

2020/2021

Proposal

Untuk memenuhi tugas tutorial 1, 2, dan 3

Oleh

Novia Ratnasari

858768098

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TERBUKA MALANG


BAB I

A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Pendidikan adalah hal yang penting untuk kemajuan suatu bangsa, untuk menjadi bangsa yang maju

tentu merupakan cita-cita negara di dunia. Pendidikan merupakan proses melahirkan generasi penerus

yang berkualitas. Pendidikan di Indonesia adalah suatu pendidikan yang memiliki tujuan yang tertulis

dalam Undang-Undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa

tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhla mulia, mandiri, sehat, kreatif,

berilmu, menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Pendidikan adalah sebuah investasi jangka panjang yang menjadi bekal bagi peserta didik saat mereka

kembali dalam kehidupan masyarakatnya.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk menghantarkan peserta didik

untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Secara lebih spesifik UUD RI No.20 Tahun 2003

menjelaskan bahwa salah satu jenjang pendidikan di Indonesia yani Sekolah Dasar (SD). Sekolah Dasar

adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di Indonesia. Sekolah Dasar ditempuh selama 6

Tahun, Mulai dari kelas 1-6. Tujuan pendidikan dasar yakni memberi bekal kemampuan dasar pada siswa

untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara, dan

mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan menengah pertama (SMP).

Salah satu tingkatan dikelas yang ada di Sekolah Dasar adalah kelas 2 yang tergolong kedalam klasifikasi

kelas rendah. Pada tahap ini anak akan dihadapkan pada berbagai tugas perkembangan. Proses belajar

dipengaruhi oleh berbagai faktor-faktor salah satunya adalah lingungsn sosial. Lingungan sosial yang

lebih banya mempengaruhi kegiatan belajar siswa adalah orang tua.

Orang tua adalah komponen yang terdiri dari ayah dan ibu. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk

mendidik, mengasuh, dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tujuan tertentu yang

menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat (Sudirman, 1991 : 11). Perhatian orang

tua dalam aktifitas belajar ana sangat diperlukan dalam perkembangan pribadi anak. Maka orang tua

sangat berperan memberikan pengarahan tuntunan kepada anak sehingga anak dapat belajar dengan

giat dan teratur. Menurut kartini Kartono (1990 : 110) bentuk perhatian orang tua terhadap ana dapat

berupa pemberian bimbingan, pengawasan terhadap belajar, pemberian motivasi dan penghargaan serta

pemenuhan kebutuhan belajar.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis bermasud mengadakan penelitian tentang “Pengaruh

Perhatian Orang Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas 2 MI MIFTAHUL ULUM Curahtulis Tahun

Ajaran 2020-2021”.
B. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalahnya adalah: Apakah

ada pengaruh perhatian Orang Tua terhadap prestasi belajar siswa kelas 2 MI MIFTAHUL ULUM

Curahtulis Tahun Ajaran 2020-2021?

C. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka penelitian ini bertuujuan untuk

mengetahui pengaruh perhatian Orang Tua terhadap prestasi belajar siswa kelas 2 MI MIFTAHUL ULUM

Curahtulis Tahun Ajaran 2020-2021!.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prestasi Belajar Siswa

1. Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian belajar adalah terdiri dari dua kata, yakni “prestasi” dan “belajar” antara prestasi

dan belajar mempunyai arti yang berbeda. (Atmowidjoyo, 2007).

Kata “prestasi” berasal dari bahasa belanda yaitu prestatie. Kemudian dalam bahasa

indonesia menjadi ‘prestasi” yang berati “hasil usaha”. Prestasi pada dasarnya adalah hasil yang

diperoleh dari suatu aktivitas (Hamdani, 2011).

Sedangkan pengertian belajar secara psikologis, belajar merupakan suatu proses perubahan

tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan

hidupnya (Slameto, 2010), Gagne (dalam Sagala, 2010) belajar adalah perubahan yang terjadi

dalam kemampuan manusia yang terjadi setelah belajar secara terus menerus bukan hanya

disebabkan oleh proses pertumbuhan saja. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan

bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya.

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai seseorang setelah melakukan kegiatan

belajar dalam waktu tertentu yang menghasilkan perubahan – perubahan dalam pengetahuan dan

tingkah laku. Seorang siswa yang telah melakukan kegiatan belajar, dapat diukur prestasinya

setelah melakukan kegiatan belajar tersebut dengan menggunakan suatu alat evaluasi. Hasil dari

evaluasi dapat memperlihatkan tentang tinggi atau rendahnya prestasi belajar siswa (Rosyad,

2003).

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Slameto (2010), menyebutkan ada berbagai faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu :

a. Faktor Intern yaitu faktor yang timbul dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor intern meliputi faktor

jasmaniah, faktor sikologis, dan faktor kelelahan Adapun yang tergolong faktor intern adalah :

1) Faktor Jasmaniah

Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu. Agar seseorang
dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin dengan
cara selalu mengindahkan ketentuan tentang bekerja, belajar, istirahat, tidur, makan, olahraga,
rekreasi, dan ibadah. Cacat tubuh adalah suatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna mengenai tubuh/ badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli, setengah tuli,
patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain.
2) Faktor Psikologis

faktor psikologis adalah sebagai berikut :

a) Kecerdasan (Inteligensi) adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan untuk

menghadapi dan menyesuaikan kedalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,

mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak secara efektif mengetahui relasi dan

mempelajarinya dengan cepat. Intelegensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar, oleh

karena itu jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan

belajar mengajar.

b) Perhatian, untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian

terhadap bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi perhatian siswa, maka

timbullah kebosanan, sehingga ia tidak suka lagi belajar.

c) Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai

dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik- baiknya, karena tidak daya tarik

baginya.

d) Bakat yaitu kemampuan tertentu yang telah dimiliki seseorang sebagai kecakapan pembawaan.

Dalam proses belajar terutama belajar ketrampilan, bakat memegang peranan penting dalam

mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik, seorang guru atau orang tua memaksa anaknya

untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan bakatnya maka akan merusak keinginan anak

tersebut.

e) Motif, dalam belajar motivasi adalah faktor ang penting karena hal tersebut merupakan keadaan

yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar, Perkembangannya motivasi dapat

dibedakan menjadi dua macam yaitu :

(1) Motivasi instrinsik

Motivasi instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri seseorang

yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan suatu pekerjaan belajar.

(2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinik dimaksudkan dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa

yang menyebabkan siswa tersebut melakukan kegiatan belajar.

(3) Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat

tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru.

(4) Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi response atau bereaksi.


a) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan

rohani. Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan untuk

membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan,

sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan suatu hilang.

b. Faktor Ekstern adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya di

luar diri siswa yaitu :

1) Faktor Keluarga, yang terdiri dari :

a) Cara orang tua mendidik

b) Relasi antar anggota keluarga

c) Suasana rumah

d) Keadaan ekonomi keluarga

e) Pengertian orang tua dan

f) Latar belakang kebudayaan

2) Faktor Sekolah, yang terdiri dari:

a) Metode mengajar

b) Kurikulum

c) Relasi guru dengan siswa

d) Relasi siswa dengan siswa

e) Disiplin sekolah

f) Alat pelajaran

g) Waktu sekolah

h) Keadaan gedung

i) Metode belajar,dan

j) Tugas rumah

3) Faktor Masyarakat, yang terdiri dari :

a) Kegiatan siswa dalam masyarakat

b) Teman bergaul, dan

c) Bentuk kehidupan masyarakat

3. Langkah-Langkah Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

Langkah-langkah yang dilakukan guru untuk meningkatkan prestasi belajar siswa menurut
Sardiman (2010) adalah sebagai berikut :

a. Mengumpulkan data hasil belajar siswa

1) Setiap kali ada usaha mengevaluasi selama pelajaran berlangsung pada akhir pelajaran

2) Menghasilkan data hasil belajar siswa. Dengan langkah ini guru akan mengetahui :

a) Siswa yang menemukan pola-pola belajar yang lain.

b) Keberhasilan atau indakannya siswa dalam belajar

B. Lingkungan Keluarga

1. Pengertian Lingkungan Keluarga

Pengertian lingkungan keluarga yaitu suatu lembaga pendidikan non formal atau informal

yang pertama dan utama bersifat kodrati. Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya

terhadap belajar anak. Perbedaan latar belakang pendidikan dan kelas sosial orang tua akan

berpengaruh terhadap prestasi belajar anak apabila orang tua tidak dilibatkan dalam pendidikan

anak. Para pendidik telah menyadari bahwa usaha guru dalam mengajar akan lebih efektif apabila

orang tua ikut membantu dalam pendidikan anak (Slameto, 2002).

Berdasarkan uraian di atas disimpulkan setiap keluarga dalam kehidupan bermasyarakat selalu

berinteraksi dengan lingkungannya. Lingkungan masyarakat yang memiliki kepedulian terhadap

pendidikan anak akan memperhatikan kebutuhan dan motivasi belajar anaknya.

2. Pergaulan Dalam Keluarga

Faktor pergaualan dalam keluarga yaitu : hubungan yang melingkupi anak dalam

kesehariannya. Yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak masing-masing saling mempengaruhi,

saling membutuhkan, Anak membutuhkan pakaian, bimbingan dan sebagainya dari orang tua,

lebih-lebih orang tua makin tidak berdaya, karena tua dan makin terganggu kesehatannya.

Selama anak belum dewasa maka orang tua mempunyai peranan pertama dan utama bagi

anak untuk membawa anak pada kedewasaannya maka orang tua harus memberi contoh yang

baik karena anak suka mengimitasikan kepada orang tuanya. Memberi contoh yang baik, anak

tidak merasa dipaksa. Memberi sugesti kepada anak tidak dengan cara otoriter melainkan

dengan sistem pergaulan, hingga dengan senang hati anak melaksanakannya. Anak paling suka

untuk identik dengan kedua orang tuanya seperti anak laki-laki terhadap ayahnya, sedangkan anak

perempuan terhadap ibunya. Antara anak dengan orang tua ada rasa simpatik (Bahri, 2002).

3. Peran Keluarga

Bahri (2002) masalah pendidikan peranan keluarga sangat penting bagi anak. Peran orang

tua dalam pendidikan anak adalah sebagai berikut :


a. Orang tua atau keluarga mempunyai kewajiban untuk mendidik

Orang tua merupakan pendidik sejati, maka peran sosialnya terhadap anak-anak, bahwa suami

istri itu otomatis bertanggung jawab atas kesehatan anak-anaknya, Jadi jika orang tua yang

membuang anak kandungnya maka orang tua tersebut tidak berperan sebagai pendidik. Berbeda

dengan orang tua yang berperan sebaik mungkin dengan segala keterbatasannya selalu

mengarahkan anaknya, berhubung makin lama makin dibutuhkan pendidikan yang lebih tinggi,

maka orang tua menyerahkannya ke lembaga pendidikan, maka dari itu pendidik sejati adalah orang

tuanya sendiri.

Kemudian pendidik lain ialah orang yang diserahi tugas mendidik peserta didik (guru) misal

lembaga pendidikan atau yang lain contoh Rumah Yatim Piatu. Pendidik-pendidik mendapat tugas

yang sifatnya sementara.

Berbeda dengan orang tua yang diserahi tugas mendidik dari orang tua/keluarga, pendidik

golongan kedua ini memfungsikan peran sosialnya sebagai pendidik karena melakukan tugas dari

orang tua atau keluarga, atau dengan kata lain itu adalah orang tua kedua setelah orang tuanya

sendiri (Ahmadi dkk. 2001:47).

b. Orang tua/keluarga berkewajiban membiayai anak

Keadaan sosial ekonomi keluarga tentulah mempunyai peranan terhadap perkembangan atau

prestasi anak-anak apabila kita pikirkan, bahwa dengan adanya perekonomian yang cukup,

lingkungan material yang dihadapi anak di dalam keluarganya itu lebih luas. Ia bisa mendapat

kesempatan yang lebih luas untuk memperkembangkan bermacam-macam kecakapan atau

prestasi yang ia tidak dapat memperkembangkan atau berprestasi apabila tidak ada alat-alatnya.

Hubungan orang tuanya hidup dalam status sosial ekonomi serba cukup dan kurang mengalami

tekanan- tekanan fundamental seperti dalam memperoleh nafkah hidupnya yang memadai.

Slameto (2003), pendapatan keluarga, pekerjaan orang tua, dan faktor-faktor sosial ekonomi

lainnya berkolerasi positif dan cukup tinggi dengan taraf kecerdasan anaknya. Keadaan ekonomi

keluarga erat hubungannya dengan belajar anak.anak yang sedang belajar selain harus terpenuhi

kebutuhan pokoknya juga membutuhkan fasilitas belajar. Kebutuhan pokok belajar antara lain

makan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan perlindungan keamanan, sedangkan fasilitas belajar

terdiri dari meja belajar dirumah, penerangan, alat tulis menulis, buku, dan lain-lain.

4. Faktor-faktor keluarga yang mempengaruhi siswa :

Faktor-faktor keluarga menurut Slameto (2003), siswa yang belajar akan menerima
pengaruh dari keluarga berupa: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana

rumah, keadaan ekonomi keluarga, pengertian orang tua, dan latar belakang kebudayaan.

a. Cara Orang Tua Mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Orang tua

yang kurang/tidak memperhatikan pendidikan anaknya dapat menyebabkan anak tidak / kurang

berhasil dalam belajarnya. Mendidik dengan cara memanjakan adalah cara mendidik yang tidak

baik, karena anak akan berbuat seenaknya saja, begitu pula mendidik anak dengan cara

memperlakukannya terlalu keras adalah cara mendidik yang juga salah.

b. Relasi Antar Anggota Keluarga

Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan anaknya, selain

itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain pun turut

mempengaruhi belajar anak. Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan

relasi yang baik di dalam keluarga anak tersebut.

c. Suasana Rumah

Suasana rumah dimaksudkan sebagai situasi atau kejadian-kajadian yang sering terjadi di dalam

keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang gaduh/ramai dan semrawut tidak

akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar, selanjutnya agar anak dapat belajar dengan

baik perlulah diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram.

d. Keadaan Ekonomi Keluarga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar

membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis, buku, dll.

Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi jika keluarga mempunyai cukup uang. Jika anak hidup

dalam keluarga yang miskin bahkan harus bekerja untuk membantu orang tuanya, akan dapat

mengganggu belajarnya, sebaliknya keluarga yang kaya, orang tua sering cenderung untuk

memanjakan anak, anak hanya bisa bersenang- senang saja dan akibatnya kurang dapat

memusatkan perhatiannya kepada belajar.

e. Pengertian Orang Tua

Anak belajar perlu pengertian dari orang tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan

tugas-tugas di rumah, kadang-kadang anak kurang bersemangat, orang tua wajib memberi

pengertian dan mendorongnya, membantu kesulitan yang dialami anak di sekolah.

f. Latar Belakang Kebudayaan


Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar,

perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik, agar mendorong semangat anak

untuk belajar.

5. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga sebagai pendidik akan menjadi problem ketika fungsi tersebut tidak

fungsional, baik karena ketidakfahaman fungsi keluarga maupun salah satu dari anggota

keluarga (bapak-ibu) berada di luar rumah untuk bekerja baik di dalam maupun luar negeri.

Ketidakfahaman akan fungsi pendidik bagi orang tua akan berdampak negatif bagi anak meskipun

orang tua berada di tengah-tengah keluarga, contoh beberapa anak-anak menjadi nakal, bandel

karena tidak pernah mendapat kasih sayang orang tuanya. Apalagi jika salah satu orang tua

berada di luar negeri (Arifin,1992).

Fungsi pendidikan dalam keluarga, meskipun menjadi tanggung jawab suami istri, namun

sebetulnya ibu lebih berperan dari pada ayah, Sebab budaya ketimuran lebih menekankan seorang

suami bertanggung jawab mencari nafkah, sedangkan seorang istri mengatur manajemen keluarga

termasuk pendidikan anak, tidak terbayang bagi kita, jika seorang ibu berada di luar negeri

sedangkan bapak berperan sebagai ibu rumah tangga mencari nafkah dan mendidik putra, secara

psikologis, bapak tidak begitu sabar dalam mendidik jika dibanding dengan seorang ibu, oleh

karena itu wajar jika banyak anak menjadi nakal, anak-anak bermasalah, ketika ditinggal oleh ibu

yang sedang bekerja di luar negeri (Nurteti, 2010).

Keluarga sebagai pusat rekreasi. Ibarat perahu, keluarga adalah tempat berlabuh sebelum

berlayar kembali. Kita faham bahwa sekarang ini untuk bisa survive dalam hidup, keluarga harus

bekerja keras, banting tulang untuk menghidupi keluarga, tidak jarang kedua orang tua bekerja

mancari nafkah untuk mencukupi kehidupan sehari-hari dan pendidikan bagi putra- putrinya.

Sehabis bekerja tentu pada saatnya kita berkumpul di dalam keluarga, ketika orang tua pulang dari

bekerja, kemudian melihat putra-putrinya yang sehat, lucu, taat pada orang tua, sopan santun dan

sifat-sifat baik yang lainnya, rasanya kita tidak merasa capek, meskipun seharian bekerja. Bisa

makan bersama-sama, sholat berjama’ah, melihat televisi bersama, bercanda gurau menjadi obat

lelah bagi keluarga.Hal tersebut tentu tidak terjadi, ketika salah satu dari anggota keluarga berada

di luar rumah, termasuk seorang ibu yang menjadi TKW.Oleh karena itu wajar, jika anak- anak

mencari rekreasi di tempat lain, jika fungsi keluarga sebagai tempat rekreasi disfungsional.

Keluarga sebagai pusat pemenuhan kebutuhan lahiriyah dan batiniyah. Kita ketahui bahwa

salah satu fungsi keluarga khususnya suami istri adalah pemenuhan kebutuhan biologis atau

hubungan suami istri, kebutuhan ini adalah kebutuhan lahiriyah sekaligus batiniyah. Kebahagiaan
keluarga dalam teori sosiologi ada teori fungsional, dimana keluarga adalah sebagai sebuah

sistem dan apabila dalam sistem itu ada bagian yang tidak berfungsi, maka terjadilah

disfungsional dalam keluarga yang mengakibatkan kurang harmonisnya keluarga bahkan tidak

jarang terjadinya perceraian.Sebagai contoh apabila istri bekerja di luar negeri, maka fungsi

pemenuhan biologis itu tidak bisa terjadi.Sebagai akibatnya banyak suami yang serong, demikian

juga dengan istri yang berada di luar negeri, bisa juga berbuat demikian, oleh karena itu terjadinya

perceraian dan gugat cerai atau istri yang menggugat cerai suami adalah hal yang wajar, sebagai

dampak negatif berpisahnya suami-istri lantaran pekerjaan.

C. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor eksternal peserta didik yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar. Faktor-faktor eksternal tersebut yang diteliti antara lain

lingkungan keluarga dan tingkat perhatian orang tua.

1. Yunus Bachtiar (2020) dengan judul pengaruh partisipasi orang tua dalam mendidik di lingkungan

keluarga terhadap prestasi belajar siswa, terdapat pengaruh partisipasi orang tua dalam mendidik

siswa di lingkungan keluarga terhadap prestasi belajar siswa kelas 2 SDN CURAHTULIS II tahun

ajaran 2019/2020. Besarnya koefisien determinasi (R2) adalah 0,559.

2. Pratiwi (2010) dengan judul Pengaruh Lingkungan Tempat Tinggal dan Pendidikan Orang Tua

terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) (Studi Terhadap Siswa di

SDN I Semanding Kecamatan Pucanglaban Kabupaten Tulungagung). Penelitian ini menunjukkan

bahwa (1) Terdapat pengaruh yang signifikan antara lingkungan tempat tinggal terhadap prestasi

belajar siswa di SDN Semanding 1 Pucanglaban Tulungagung. Hal ini ditunjukkan oleh nilai

signifikansi t yang lebih kecil dari α (0,000 < 0,05) dan thitung yang lebih besar dari ttabel (4,900 >

2,000); (2) Terdapat pengaruh yang signifikan antara pendidikan orang tua terhadap prestasi

belajar siswa di SDN Semanding 1 Pucanglaban Tulungagung.

D. Kerangka Pikir

Belajar sebagai proses atau aktivitas dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu faktor internal (dari

dalam siswa) dan faktor eksternal (dari lingkungan). Faktor internal seperti keadaan jasmani, minat,

kecerdasan, keamanan, bakat, sedang faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, sekolah,

masyarakat, termasuk sarana dan prasarana belajar.

Sebagai faktor eksternal lingkungan keluarga sangat berpengaruh terhadap keberhasilan belajar

anak. Peran orang tua dalam prestasi belajar anak adalah ikut membantu dan memecahkan
persoalan-persoalan yang dihadapi anak baik masalah pelajaran maupun pergaulan, sehingga

dengan itu anak akan merasa aman, tentram dan tidak merasa terlalu berat dalam menghadapi

persoalan-persoalan. Bimbingan dan motivasi yang diberikan oleh orang tua pada anak akan

membuat anak lebih giat dan semangat dalam belajar baik dilingkungan sekolah maupun

dilingkungan keluarga, sehingga dengan cara itu anak akan lebih terkonsentrasi pada pelajaran

sehingga dihasilkan prestasi belajar yang memuaskan.

Disamping lingkungan keluarga berpengaruh terhadap prestasi belajar anak, lingkungan

keluarga juga merupakan lingkungan pertama bagi anak dalam memperoleh pendidikan moral,

pendidikan tentang tanggung jawab anak terhadap belajar serta pendidikan kepribadian siswa.

Dalam kaitan ini jelas lingkungan keluarga berpengaruh besar terhadap pribadi anak, dan

cara belajar serta suasana belajar anak, atau dapat disimpulkan apabila kondisi lingkungan

keluarga baik maka prestasi belajar siswa juga akan lebih baik dari pada prestasi belajar siswa

yang kondisi lingkungan keluarga tidak kondusif.

E. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih

harus diuji secara empiris. Hipotesis juga merupakan jawaban masalah penelitian yang secara

teoritis dianggap paling tinggi tingkat kebenarannya. Secara implist, hipotesis itu juga menyatakan

prediksi. (Suryabrata, 2003: 21).

Pernyataan suatu hal yang bersifat sementara yang belum dibuktikan kebenarannya secara

empiris dan pernyataan ini merupakan dugaan atau tekanan tentang apa saja yang kita amati

dalam usaha untuk memahaminya (Nasution, 2007: 38).

Hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

Hipotesis : “Ada pengaruh perhatian orang tua terhadap prestasi belajar siswa kelas 2 MI

MIFTAHUL ULUM CURAHTULIS Tahun ajaran 2020-2021”.


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Komponen metodologi penelitian mencakup 4 bagian penting, yaitu 1) Sumber data (populasi dan

sampel), 2) cara pengumpulan data, 3) instrumen yang digunakan, 4) teknik analisis data. Berikut uraian

selengkapnya.

1. Sumber data (populasi dan sampel)

a. Populasi

Penelitian populasi biasanya dinamakan sensus. Menurut Danim (2004), populasi adalah

universum (keseluruhan), dimana universum dapat berupa orang, benda, atau wilayah

yang lain diketahui oleh peneliti.

Sedangkan menurut Hadi (2000 : 202) adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk

diselidiki dibatasi jumlah penduduk yang paling sedikit mempunyai karakteristik yang sama.

Populasi dari penelitian ini adalah siswa kelas 2 MI MIFTAHUL ULUM CURAHTULIS.

Jumlah populasi siswa sebanyak siswa kelas 2 MI MIFTAHUL ULUM CURAHTULIS.

b. Sampel

Sampel merupakan sub unit atau bagian dari populasi penelitian. Menurut Arikunto (1996),

bahwa sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Sampel dimaksudkan

untuk menggenerasikan hasil kesimpulan sehingga kesimpulan yang diangkat berlaku

untuk seluruh subjek yang menjadi populasi.

Dalam hal ini pengambilan subjek berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki sesuai dengan tujuan

penelitian dan setiap kelasnya diambil secara acak.

2. Cara pengumpulan data

Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan adalah penggunaan data primer dan

sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh dari sumber asli. Sedangkan data sekunder

adalah data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara. Data

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam

dokumen.

a. Kuisioner/angket

Menurut Joali dan Mujiono (2007), angket diartikan sebagai alat pengumpul data yang

berisi pertanyaan yang akan diisi atau dijawab oleh responden. Sedangkan menurut

Nasution (2004), angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan melalui pos untuk
diisi atau juga dapat dijawab dibawah pengawasan peneliti. Dalam hal ini respondennya

adalah siswa MI MIFTAHUL ULUM CURAHTULIS.

b. Observasi

Observasi adalah pengumpulan data secara sistematis dengan pengamatan terhadap

objek. Secara langsung observasi dimaksudkan untuk memperoleh data tanpa adanya

manipulasi atau hal-hal yang sengaja dipengaruhi oleh pihak tertentu. Sehingga data yang

diperoleh menggambarkan suatu keadaan yang nyata dan apa adanya. Pengamatan data

dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa kelas 2 MI MIFTAHUL

ULUM CURAHTULIS.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pencarian data dengan cara menghimpun keterangan-keterangan

yang diperoleh dari dokumen dari catatan tertentu. Peneliti dapat memperoleh data yang

berasal dari jurnal, buku cetak, surat kabar, hasil penelitian, dan sebagainya. Keaslian

sumber data masih dapat terjaga dan data yang terdapat pada dokumen tidak akan

berubah. Peneliti perlu memastikan saja bahwa data yang dikumpulkan berkaitan dengan

permasalahan yang diangkat dalam penelitian.

3. Instrumen yang digunakan

Menurut Riduwan (2013: 69), instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan

digunakan oleh peneliti dalam kegiatan mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan

untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Dalam melakukan penelitian, seorang peneliti harus

menggunakan sebuah alat ukur yang baik, yang disebut dengan instrumen penelitian. Instrumen

penelitian berupa angket digunakan untuk mengukur perhatian orang tua siswa kelas 2 MI

MIFTAHUL ULUM CURAHTULIS yang terpilih menjadi sampel, sedangkan dokumentasi

digunakan untuk melihat hasil belajar siswa.

Angket yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk checklist dengan tingkatan-tingkatan nilai

untuk setiap alternatif jawaban dengan menggunakan skala likert. Responden diminta untuk untuk

memberi tanda centang pada kolom yang tersedia sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Angket terdiri dari 4 jawaban dengan skala penilaian selalu diberi skor 4, sering diberi skor 3,

kadang-kadang diberi skor 2, dan tidak pernah diberi skor 1 untuk jawaban positif.

Tabel skala likert

pertanyaan Skor

Positif Selalu Sering Kadang-kadang Tidak pernah

4 3 2 1
Negatif 1 2 3 4
Sedangkan untuk mengukur hasil belajar siswa kelas 2 MI MIFTAHUL ULUM CURAHTULIS yang

terpilih menjadi sampel digunakan instrumen penelitian berupa dokumentasi. Dokumentasi yang

dimaksud adalah nilai ahir siswa semester satu.

Sebelum melakukan pengambilan data, instrumen yang telah disusun diuji cobakan terlebih

dahulu kepada siswa kelas 2 MI MIFTAHUL ULUM CURAHTULIS dalam populasi diluar sampel

penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan harus memenuhi persyaratan validitas dan

reliabilitas.

a. Validitas instrumen

Riduwan menjelaskan bahwa validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat

keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur valid

atau tidaknya angket yang digunakan.

Validitas instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah validitas konstruk, karena

instrumen nontes yang digunakan untuk mengukur sikap cukup memenuhi validitas

konstruktif. Validitas instrumen penelitian angket perhatian orang tua didapatkan dengan

menggunakan perhitungan Ceonbach’s alpha. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teknik Corrected hem total correlation, yaitu mengkorelasikan antara skor item

dengan skor total kemudian melakukan koreksi terhadap nilai koefisien.

b. Reliabilitas instrumen

Reliabilitas menunjuk pada pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya

untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas

instrumen penelitian angket perhatian orang tua didapatkan dengan menggunakan

perhitungan Cronbach’s Alpha, karena instrumen dalam penelitian ini berbentuk angket

yang skornya merupakan rentangan antara 1-4.

4. Teknik analisis data

Dalam pengolahan data yang diperoleh, penulis menggunakan analisis regresi dengan satu

prediktor untuk mengetahui seberapa besar terpengaruhnya variabel yaitu prestasi belajar siswa

(Y) terhadap variabel pengaruh yaitu perhatian orang tua (X). Dalam pengolahan data statistik

penulis menggunakan dua tahapan yaitu:

1. Analisis pendahuluan

Dalam penelitian ini data yang diperoleh dengan menggunakan angket untuk masing-

masing butir pertanyaan diikuti empat alternatif jawaban sebagai berikut:

a. Alternatif jawaban “selalu” dengan skor 4

b. Alternatif jawaban “”sering” dengan skor 3


c. Alternatif jawaban “kadang-kadang” dengan skor 2

d. Alternatif jawaban “tidak pernah” dengan skor 1

Setelah jawaban terkumpul penulis melakukan penilaian terhadap data tentang

perhatian orang tua. Dan kemudian disusun dalam tabel hasil angket mengenai

perhatian orang tua. Sedangkan untuk data prestasi belajar siswa diambil melalui raport

semester satu. Dan kemudian disusun dalam tabel hasil nilai raport mengenai prestasi

belajar belajar siswa. Jadi angket yang penulis ajukan digunakan untuk memperoleh

data mengenai perhatian orang tua sebagai variabel (X) dan nilai raport untuk

memperoleh data tentang prestasi belajar siswa kelas 2 MI KIFTAHUL ULUM

CURAHTULIS (Y).

2. Pengujian hipotesis penelitian

Kaidah pengambilan keputusan:

Untuk mengetahui pengaruh variabel X dan variabel Y digunakan perhitungan statistik

dengan menggunakan analisis regresi sederhana:

Y = a+bX

Y = perhatian orang tua

X = prestasi belajar siswa

a = konstanta

b = koefesien regresi : besaran variabel Y yang ditimbulkan oleh variabel X.

Anda mungkin juga menyukai