Anda di halaman 1dari 63

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan penting, karena pendidikan, orang dapat bertumbuh dan

berkembang menjadi pribadi yang itu. Pendidikan nasional yang di lakukan di

indonesia merupakan uapaya pemerintah untuk membangun manusia

indonesia agar berkualitas tinggi baik secara lahir maupun batinnya. Hal ini

sebagaiman di amanatkan dalam pembukaan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab II

pasal 3 yang berbunyi sebagai berikut pendidikan nasional berfungsi

mengembangkan kemampuan dan membentuk watak sertas peradaban bangsa

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan warnah negara yang demokratis dan serta

bertanggung jawab.

Pada tingkatan pendidikan di indonesia, tingkatan yang harus di tempuh

yaitu, tingkat dasar, tingkat menengah pertama, tingkat menengah atas, dan

pendidikan tinggi. Tinggkat pendidikan tinggi, terdiri dari universitas,

politeknik, insitut, akademik, dan sekolah tinggi. Tingkat pendidikan tinggi

diperuntukan bagi setiap orang yang telah menempuh dan lulus dari tingkat

pendidikan menengah atas. Mereka ini di panggil degan sebutan mahasisswa.

Mahasisswa dapat di definisikan sebagai individu yang sedang menuntut ilmu

di perguruan tinggi.
2

Kegiatan belajar merupakan kewajiban utama bagi semua orang yang

dapat di lakukan dimana saja. Menurut Hariyanto dan Suyono (2011) belajar

adalah suatu aktifitas atau proses untuk memperoleh pengetahuan

meningkatkan ketrampilan, memperbaiki prilaku, sikap, dan mengokohkan

kepribadian. Belajar juga merupakan usaha yang di lakukan orang untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil

pengalamannya sendri dalam interaksi dengan lingkungan.

Setiap anak yang di lahirkan memiliki karakteristik kemampuan berpikir

yang berbeda-berbeda dalam menyerap, mengolah, dan menyampaikan

informasi. Belajar merupakan aktivitas mental yang melibatkan kemampuan

otak dalam menyerap, mengolah, dan menyampaikan informasi. tentu saja

bahwa belajar bukanlah hanya kegiatan menghafal saja. Banyak hal yang akan

(bersifat tidak permanen) dalam beberapa jam. Untuk mengingat apa yang

telah di ajarkan, Mahasiswa hanya akan mengolah informasih tersebut dan

akan memahaminya.

Jika seorang anak menangkap informasi/materi sesuai dengan gaya

belajarnya, maka tidak akan ada pelajaran yang sulit. Menurut Barbara

Prashning dalam Chatib (2014) bahwa penyerapan informasi bergantung pada

cara orang mengusahkannya. Dengan memberikan instruksi kepada anak-

anak, kita melalui kekuatan gaya belajarnya, akan terlihat suatu perubahan

sikap yang cepat dan tingkat keberhasilan yang tinggi. Dengan demikian,

dapat di katakan bahwa karakteristik gaya belajar yang dimiliki peserta

didikmerupakan modalitas yang berpengaruh dalam pembelajaran,


3

pemrosesan, dan komunikasinya. Hal ini yang serupa, bila mahasiswa tersebut

mengetahui karakteristik gaya belajarnya sendiri maka mahasiswa akan lebih

mudah memotivasi dirinya dalam pembelajaran. Hal separu juga diungkapkan

(Chatib, 2014) bahwa gaya belajar seperti pembuka. Setiap butir informasi

yang masuk lewat pintu terbuka lebar, akan memudahkan anak memahami

informasi itu. Pada puncak pemahaman, informasi itu akan masuk ke memori

jangka panjang dan tak terlupakan seumur hidup.

Menurut Asrori (2012) Motivasi dapat di artikan sebagai (1) dorongan

yang timbul pada diri seseorang secara di sadari atau tidak di sadari untuk

melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. (2) usaha-usaha yang dapat

seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan sesuatu karena

ingin mencapai yang ingin di capai. Selanjutnya Menurut Dimyati dan

Mudjiono (2009) yang mengatakan bahwa motivasi dipandang sebagai

dorongan mental yang menggerakkan dan pengarahkan perilaku manusia,

termasuk perilaku belajar. Perilaku belajar dapat dilihat dari cara mahasiswa

dalam mengikuti setiap perkuliah dengan aktif, mengerjakan tugas dan ujian

dengan jujur dan sungguh-sungguh, selalu mengasah pengetahuan dengan

mengikuti kegiatan kampus, dan tidak mudah terpengaruh dengan pergaulan

yang mengarah ke arah negatif.

Mahasiswa yang memiliki motivasi dalam mengikuti perkuliahan yaitu

selalu hadir saat perkuliahan berlangsung pada tepat waktu. Mahasiswa yang

aktif dalam mengikuti perkuliahan tentu saja akan mendapatkan pengetahuan

yang lebih. Mahasiswa akan memahami dan menguasai setiap materi


4

perkuliahan, mahasiswa dapat menambah nilai indek kumulatif dan lain

sebagainya. Kewajiban Mahasiswa mengikuti perkuliahan tidak boleh kurang

dari 80% dari jumlah keseluruhan pertemuan setiap matakuliah. Jika tidak

terpenuhi syarat di atas, maka mahasiswa tidak dapat mengikuti ujian akhir

semester (UAS).

Motivasi mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan merupakan dorongan

dari diri mahasiswa untuk bersungguh-sungguh dalam mengikuti perkuliahan,

aktif dalam mengasah keilmuan, selalu ingin berprestasi, jujur dalam

mengerjakan tugas, tepat waktu tidak mudah terpengaruh ke arah yang negatif.

Indikator dalam penelitian ini adalah: (1) adanya dorongan kebutuhan dan

keinginan mahasiswa, (2) adanya dorongan minat dan bakat dari diri

mahasiswa (3) adanya perhatian dan dorongan dari keluarga (4) adanya

kemampuan finasial, (5) adanya karakteristik dari lembaga pendidikan dan (7)

adanya pengaruh lingkungan sekitar.

Selama menjadi seorang Mahasiswa di prodi bimbingan dan konseling,

peneliti melihat ada beberapa dari mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling (Prodi BK) yang memiliki IPK di bawah 2,75. IPK yang rendah

boleh jadi karena motivasi belajar mahasiswa Prodi BK rendah. Hal ini juga di

dukung oleh adanya kenyataan bahwa ada mahasiswa yang tidak aktif dalam

proses pembelajaran, sering absen saat proses perkuliahan bermain-main HP

(sms, sosial media, bermain game dan lain sebagainya) ketika seorang dosen

menjelaskan materi sehingga tidak fokus dalam menerima materi yang di

transfer oleh dosen ketika mendapatkan tugas dari dosen pun masih banyak
5

mahasiswa yang mengerjakan tugas secara mendadak. Berdasarkan paparan di

atas dan pengalaman saya sebagai mahasiswa Prodi BK, peneliti ingin

mengetahui tingginya karakteristik belajar mahasiswa Prodi BK FKIP

Universitas Pattimura.

Penelitian ini penting dilakukan agar bisa mengetahui karakteristik

motivasi belajar mahasiswa Prodi BK sehingga bisa membantu mereka dalam

proses perkuliahan. Dengan mengetahui karakteristik motivasi belajar

mahasiswa Prodi BK, maka bisa meningkatkan keinginan belajar mahasiswa

dan akan juga meningkatkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) mahasiswa

Prodi BK.

1.2. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah

Bagaimana karakteristik motivasi belajar mahasiswa program studi bimbingan

dan konseling ?

1.3. TUJUAN PENELITIAN

Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik motivasi

belajar mahasiswa program studi bimbingan dan konseling.


6

1.4. MANFAAT PENELITIAN

Manfaat penelitian ini adalah menjawab pertanyaan yang telah peneliti rumuskan

di atas. Oleh karena itu manfaat penelitian ini sangat berkaitan erat dengan

pertanyaan penelitian:

1. Secara Teoris

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pekembangan ilmu

pengetahuan bimbingan dan konseling.

2. Secara Praktis

a. Bagi Dosen

Dapat dijadikan referensi atau menambah luas wawasan atau

pengetahuan bagi dosen Program Studi Bimbingan dan Konseling

dalam mengenal karakteristik motivasi belajar mahasiswa.

b. Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran kepada

mahasiswa mengenai karakteristik motivasi belajar mahasiswa

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Menambah wawasan atau pengetahuan bagi penelitian selanjutnya.


7

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Teoris

1. Pengertian karakteristik

Istilah karakteristik dalam kamus bahasa indonesia mempunyai arti

sifat-sifat kejiwaan, ahlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang

dari yang lain, tabiat, watak. Karakteristik seseorang merupakan sifat yang

membedakan seseorang dengan yang lain berupa pendidikan, pekerjaan,

pendapatan, jumlah anak, dan jumlah keluarga dalam rumah tangga yang

mempengaruhi seseorang.

2. Pengertian mahasiswa

Masa dewasa awal merupakan masah peralihan dari masa remaja

menuju masa dewasa. Mahasiswa adalah individu yang berada pada fase

dewasa awal, yakni berada pada rentang usia 18-40 tahun. Priode dewasa

awal ini biasanya didirikan oleh eksprolasi identitas, gaya hidup dan karir.

Menurut Hidayat (2012) masa menjadi mahasiswa adalah suatu priode

yang di sebutnya dengan masa belajar yang terjadi hanya individu yang

memasuki post secondary education dan sebelum masuk kedalam dunia

kerja yang menetap. Siswoyo (2007) mendefinisikan mahasiswa sebagai

individu yang sedang menuntut ilmu di tingkat perguruan tinggi baik

negeri maupun suasta atau lembaga lain yang setingkat perguruan tinggi.
8

3. Pengertian Motivasi

Istilah motivasi berasal dari kata bahasa Latin “movere” berarti

“menggerakan atau penarik” yang menyebabkan adanya tingkah laku ke

arah suatu tujuan tertentu (Morgan, 1986). Berdasarkan pengertian ini,

maka motivasi menjadi berkembang. Selain itu, motivasi sebagai suatu

kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan

memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut.

Motivasi merupakan suatu keadaan dalam diri individu, yang

menyebabkan seseorang melakukan kegiatan tertentu, guna mencapai

tujuan. Sedangkan Mc Donald (dalam Suciati 1990:73) menyatakan bahwa

motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai

dengan munculnya feeling, dan didahului dengan tanggapan adanya

tujuan. Pengertian ini berisi tiga elemen penting; yaitu: (a) motivasi itu

mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu, (b)

motivasi itu ditandai dengan munculnya rasa atau feeling seseorang, dan

(c) motivasi dirangsang.

Motivasi merujuk pada proses, yaitu proses munculnya aktivitas

seseorang, mendorong kemajuan aktifitas seseorang, sehingga orang

tersebut melakukan sesuatu tindakan (Cropley dalam Hukubun, 1999).

Owens (dalam Hukubun, 1999) mendefenisikan motivasi sebagai

suatu keadaan dalam diri seseorang yang menggerakkan atau mengaktifkan

orang tersebut. Sedangkan menurut Good & Brophy (dalam Prayitno

1989:8) motivasi merupakan suatu energi penggerak, pengarah dan penguat


9

tingkah laku. Selain itu, menurut Palardi (1975), motivasi dapat

memberikan arah dan intensitas tingkah laku yang dikehendaki oleh

seseorang selain itu, menurut Chauhan (1978:197) motivasi mempunyai

tiga fungsi yaitu (a) memberi dorongan dan menopang tingkah laku, (b)

memberi arah dan mengatur tingkah laku, (c) menentukan tingkah laku.

Ames dan Ames (1984) menjelaskan motivasi dari pandangan

kognitif. Menurut pandangan ini motivasi didefenisikan sebagai perseptif

yang dimiliki seseorang mengenai dirinya sendiri dan lingkungannya.

Sebagai contoh, seorang siswa yang percaya bahwa dirinya memiliki

kemampuan yang diperlukan untuk melakukan suatu tugas, akan

termotivasi untuk melakukan tugas tersebut. Konsep baru yang positif ini

menjadi motor penggerak bagi kemauannya.

Motivasi juga dapat dikatakan sebagai tujuan yang ingin dicapai

melalui perilaku tertentu. Dalam pengertian ini, siswa akan berusaha

mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat atau keuntungan

yang akan diperoleh.

Apabila siswa memiliki motivasi belajar positif, maka ia akan; (1)

memperlihatkan minat, mempunyai perhatian, dan ingin ikut serta; (2)

bekerja keras serta memberikan waktu kepada usaha tersebut; (3) terus

bekerja sampai tugas selesai (Worell & Stiwell, dalam hukubun 1999).

Dalam proses belajar, motivasi siswa tercermin melalui ketekunan

yang tidak mudah patah atau mencapai sukses meskipun dihadang banyak
10

kesulitan. Motivasi juga ditunjukan melalui intensitas unjuk kerja dalam

melakukan tugas.

Beberapa penelitian tentang prestasi belajar siswa menujukkan

motivasi sebagai faktor yang banyak berpengaruh terhadap proses belajar

siswa (Mc Clelland, 1985; Bandura, 1977; Bloom, 1980; Fyans dan Maehr,

1987). Sebagai contoh, dalam studi yang dilakukan Wlodkowski (1985)

diantara tiga faktor, yaitu: latar belakang keluarga, kondisi konteks sosial

dan motivasi, faktor yang terakhir merupakan prediktor yang paling baik

untuk proses belajar. Selain itu, Walberg (1983) menyimpulkan bahwa

motivasi mempunyai kontribusi antara 11 sampai 20 persen terhadap

belajar.

Studi yang dilakukan Suciati (1990) menyimpulkan bahwa

kontribusi motivasi sebesar 36% terhadap prestasi belajar. Sedangkan Mc

Clelland (1985) menunjukkan bahwa motivasi berprestasi mempunyai

kontribusi sampai 64 % terhadap prestasi belajar.

Berdasarkan temuan di atas, dosen dapat mempertimbangkan untuk

melakukan intervensi dalam hal meningkatkan motivasi belajar siswa,

karena guru seringkali berasumsi bahwa motivasi belajar siswa merupakan

masalah siswa itu sendiri, dan siswa yang bertanggung jawab untuk

mengusahakan agar mempunyai motivasi yang tinggi. Namun, sebenarnya

guru dapat berusaha untuk menerapkan prinsip-prinsip motivasi dalam

proses dan cara memberikan pelajaran/mengajar.


11

Berdasarkan sumbernya motivasi dapat dibagi dua, yaitu; (a)

motivasi intrinsik apabila bersumber dari dalam diri orang yang

bersangkutan, dan (b) motivasi ekstrinsik apabila sumbernya adalah

lingkungan di luar diri orang yang bersangkutan. Untuk proses belajar

mengajar, motivasi intrinsik lebih menguntungkan, karena biasanya

bertahan lebih lama. Motivasi intrinsik dapat diberikan oleh guru dengan

jalan mengatur kondisi dan situasi pembelajaran menjadi kondusif. Dengan

jalan memberikan penguatan-penguatan, maka motivasi ekstrinsik lambat

laun akan berubah menjadi motivasi intrinsik (Galloway, 1976).

Menurut Nana Syaodih Sukmadinata, (2007).dalam Masni Proses

motivasi belajar ini meliputi tiga langkah yaitu:

1) Adanya suatu kondisi yang terbentuk dari tenaga-tenaga pendorong

belajar (desakan, kebutuhan, dan keinginan belajar ) yang menimbulkan

suatu ketegangan dalam diri mahasiswa.

2) Berlangsungnya kegiatan atau perilaku belajar yang diarahkan pada

pencapaian tujuan belajar akan mengendurkan atau menghilangkan

ketegangan.

3) Pencapaian tujuan belajar dan berkurangnya atau hilangnnya

ketegangan di dalam diri mahasiswa.

Dari pengertian motivasi menurut beberapa ahli di atas, penulis

menyimpulkan bahwa motivasi adalah keseluruhan daya penggerak

(terselubung) dalam diri seseorang, yang menyebabkan seseorang


12

mengerahkan tenaga (energi) untuk melakukan sesuatu tindakan guna

mencapai tujuan yang dikehendaki.

2.2 Karakteristik Motivasi Belajar

Menurut Sardiman (2007) motivasi memiliki karakter sebagai berikut :

1. Dorongan Mencapai Sesuatu

Seseorang terdorong untuk melakukan sesuatu dengan indikasi :

a. Tekun menghadapi tugas

Individu yang tekun akan mampu bekerja terus-menerus dalam waktu

yang lama dan tidak pernah berhenti sebelum selesai. Mahasiswa yang

tekun dalam menghadapi tugas tentunya akan bersemangat mengikuti

setiap perkuliahan dan menyelesaikan tugas dengan baik.

b. Ulet menghadapi kesulitan

Individu yang memiliki sifat tidak lekas putus asa, tidak memerlukan

dorongan dari luar berprestasi sebaik mungkin dan tidak cepat puas

dengan prestasi yang telah di capainya.

2. Komitmen

Individu yang memiliki motivasi akan memiliki komitmen dengan cara :

a. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

Seseorang yang memiliki minat terhadap berbagai macam masalah

berarti mempunyai keinginan yang besar untuk menyelesaikan

masalah yang bersangkutan.

3. Insiatif
13

Individu yang termotivasi akan mempunyai :

a. Lebih senang bekerja mandiri

Individu yang merasa senang saat bekerja akan memiliki inisiatif

dalam melakukan sesuatu, mampu mengambil keputusan dan

mengatasi masalah sendiri tanpa bantuan orang lain.

b. Cepat bosan pada tugas yang rutin

Individu yang mudah bosan pada tugas yang sifatnya rutin tidak

menyukai pekerjaan yang sifatnya berulang-ulang atau rutin, bersifat

makaris, berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif.

c. Dapat mempertahankan pendapat

Jika individu sudah merasa yakin terhadap suatu hal dengan

menggunakaan pikiran secara rasional dan dapat menerima serta

masuk akal, maka individu yang bersangkutan pasti akan berusaha

untuk mempertahankan pendapatnya dalam setiap situasi.

d. Tidak mudah dilepaskan hal yang di Yakini

Sesuatu yang menjadi keyakinan hidup dalam diri individu, apapun

bentuk keyakinan itu tidak dengan mudah di lepaskan, karena segala

sesuatunya telah menjadi pedoman hidup bagi individu yang

bersangkutan.

4. Optimis

Individu yang termotivasi akan menunjukkan :

a. Senang mencari dan memecahkan soal-soal


14

Individu suka mencari tentang atau segala sesuatu yang membuat dirinya

tertantang dan suka menyelesaikan berbagai jenis masalah dengan pikiran

yang kritis.

2.3 Hakikat Motivasi Belajar

1. Motivasi

Menurut Mc. Donald (Djamarah, 2011) motivasi adalah perubahan energi

dalam diri orang yang di tandai dengan munculnya efeksi ( persaan ) dan

reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi melibatkan proses yang

menumbuhkan energi, mengarahkan dan mempertahankan perilaku.

Perilaku yang termotivasi adalah perilaku yang mengandung energi,

memiliki arah dan dapat di pertahankan (Santrock, 2009) motivasi adalah

dorongan dasar yang mengarahkan orang untuk bertingkah laku. Dorongan

ini berada pada diri orang yang mengarahkan untuk melakukan sesuatu

yang sesuai dengan dirinya (Uno, 2008). Dapat di simpulkan bahwa

motivasi merupakan kekuatan yang mendorong orang melakukan tindakan

yang di tandai dengan munculnya perasaan dan reaksi untuk mencapai

suatu tujuan.

Menurut Sukmadinata (2009) Motivasi berdasarkan sifatnmya di bedakan

atas tiga macam, yaitu :

a. Motivasi takut (fear motivation), individu melakukan sesuatu

perbuatan karena takut.


15

b. Motivasi incentive (incentive motivation), individu melakukan sesuatu

perbuatan untuk mendapatkan sesuatu.

c. Sikap (attitude motivation), motivasi ini lebih bersifat instrinsik,

moncul dari dalam diri individu sendiri, berbeda dengan motivasi takut

dan insentif yang lebih bersifat ekstrinsik dan datang dari luar

individu.

Motivasi siswa untuk belajar didorong oleh keinginan untuk

mengetahui (intrinsic motivation), dan supaya memperoleh nilai atau

presentasi belajar yang lebih baik (extrinsic motivation). Dalam proses

belajar kedua motivasi ini sangat penting, untuk mengembangkan

aktivitas, kreativitas dan inisiatif.

(1) Motivasi Intrinsik

Thornburgh (dalam Suciati, 1990) berpendapat bahwa

motivasi intrinsik adalah keinginan bertindak yang disebabkan karena

adanya faktor pendorong dari dalam diri individu yang baru akan

merasa puas, apabila kegiatan yang dilakukan telah mencapai hasil.

Dalam proses belajar, siswa yang bermotivasi secara intrinsik dapat

dilihat dari kegiatannya yang tekun dalam mengerjakan tugas-tugas

belajar, karena merasa butuh dan ingin mencapai tujuan belajar yaitu

menguasai apa yang sedang dipelajari.

Gagne dan Berliner (dalam Suciati 1990), mengemukakan

bahwa siswa yang bermotivasi secara intrinsik, aktivitasnya lebih


16

baik, menunjukkan keterlibatan dan aktivitas yang tinggi dalam

belajar.

(2) Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang keberadaannya

karena adanya pengaruh rangsangan dari luar. Tujuan utama individu

melakukan kegiatan adalah untuk mencapai tujuan yang terletak di luar

aktivitas belajar itu sendiri atau tujuan tidak terlibat dalam aktivitas

belajar (Denis, 1983). Yang tergolong bentuk motivasi belajar intrinsik

menurut Winkel (1987.6) antara lain adalah; (1) belajar demi

memenuhi kewajiban, dan (2) belajar demi meningkatkan gengsi

sosial.

Dalam kenyataanya, kedua bentuk motivasi ini bersama-sama

menggerakkan siswa dalam belajar, walaupun bentuk motivasi belajar

intrinsik lebih dominan. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Denis

Coon di atas, antara motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsuk saling

menambah atau memperkuat, bahkan motivasi ekstrinsik dapat

membangkitkan motivasi intrinsik. Contohnya sulit mmperoleh

lapangan pekerjaan sebagai pengawai negeri ataupun swasta, maka

siswa termotivasi untuk giat belajar dan mencapai prestasi terbaik.

Menurut Sarwono (1982.14) bahwa di dalam kegiatan belajar

diperlukan motivasi (intrinsik maupun ekstrinsik), yang berfungsi

sebagai; (1) pendorong siswa untuk berbuat, (2) penentu arah


17

perbuatan, (3) penyeleksi perbuatan, dan (4) pendorong usaha

pencapaian prestasi belajar yang lebih baik.

2.4 Tugas dan Tanggung Jawab Mahasiswa

a) Mahasiswa sebagai penerus cita-cita bangsa di tuntut untuk

mengembangkan diri secara optimal.

b) Mahasiswa mampu melakukan penguasaan ilmu pengetahuan agar kelak

di masa mendatang mereka dapat berpartisifasi aktif dalam membangun

dan menjadi sumber daya manusia yang berguna bagi bangsa dan negara.

c) terbentuk remaja yang berkualitas salah satunya dapat di capai melalui

banyaknya proses belajar yang di jalani, serta kualitas pembelajaranyang

pernah ia peroleh dan di dukung dengan pola asuh orang tua (Patriana,

2007).

d) kini pendidikan khususnya pendidikan perguruan tinggi merupakan

alasan utama pada generasi mudah untuk merantau, agar mendapatkan

pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas.

2.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi motivasi belajar dalam Masni

2015, yang dikemukakan oleh (Max Darsono dkk 2000) antara lain:

1. Cita-cita atau aspirasi


18

Cita-cita atau apirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan

target ini tidak sama bagi semua mahasiswa. Target ini diartikan sebagai

tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna

bagi mahasiswa.

2. Kemampuan

Dalam belajar dibutuhkan kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa

aspek psikis yang terdapat dalam diri mahasiswa, misalnya kecerdasan,

pengamatan, perhatian dan daya pikir analisa

3. Kondisi

Kondisi mahasiswa meliputi kondisi fisik (kesehatan) dan kondisi

psikologis misalnya emosi. Kondisi ini terkadang menganggu aktivitas

mahasiswa dalam kuliah, misalnya saja mahasiswa yang kurang sehat

motivasi belajarnya akan berbeda sewaktu dia dalam keadaan sehat.

Begitu pula kondisi psikis mahasiswa, misalnya dia sedang mengalami

patah hati atau putus dari pacarnya, hal ini akan berdampak buruk bagi

mahasiswa yang tidak bisa menempatkan/mengendalikan emosinya secara

baik. Dia malahan banyak murung daripada mengerjakan berbagai tugas-

tugas perkuliahan.

4. Kondisi lingkungan

Kondisi lingkungan mahasiswa meliputi lingkungan keluarga, lingkungan

kos, lingkungan kampus dan lingkungan masyarakat.

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar


19

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang

keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat,

kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali khususnya kondisi-

kondisi yang sifatnya kondisional misalnya emosi mahasiswa, gairah

belajar, situasi belajar, situasi dalam keluarga.

6. Cara Dosen Mengajar

Cara yang dimaksud di sini adalah bagaimana seorang dosen

mempersiapkan diri sebelum mengajar, ketepatan waktu, materi yang

disampaikan, keakraban dengan mahasiswa, dan sejenisnya.

2.6. Penelitian yang Relevan

1. Purnamasari (2016) melakukakan penelitian pada siswa kelas VII SMP

Kanisius Sleman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat

motivasi belajar siswa kelas VII SMP Kanisius Sleman tahun ajaran

2015/2016 termasuk dalam tiga kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi dan

sedang. Terdapat 8 siswa (19%) yang motivasi belajarnya sangat tinggi,

28 siswa (67%) yang motivasi belajarnya tinggi, dan 6 siswa (14%) yang

motivasi belajarnya sedang.

2. Penelitian lain yang di lakukan oleh Purnomo tentang motivasi belajar

mahasiswa prodi BK USD Angkatan 2010. Hasil penelitian ini

menunjukkan terdapat 23 mahasiswa (28,75%) yang tingkat motivasi

belajarnya tergolong sangat bermotivasi, 36 mahasiswa (45%) yang

motivasi belajarnya tergolong bermotivasi, 21 mahasiswa (26, 25%) yang


20

motivasi belajarnya cukup bermotivasi, tidak terdapat mahasiswa yang

tergolong kurang bermotivasi dan sangat kurang bermotivasi (0%).

3. Penelitian yang dilakukan oleh Purnomo, Syamsuri, dan Khaerunnisa

(2019) tentang karakteristik motivasi ekstrinsik dan instrinsik siswa SMP

dalam belajar matematika. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 4 tipe

karakteristik motivasi yaitu : 1) tipe motivasi positif yakni siswa yang

memiliki motivasi ekstrinsik dan intrinsic yang baik, 2) tipe motivasi

positif instrinsik yakni siswa yang memiliki motivasi ekstrinsik kurang

baik dan motivasi intrinsic yang baik, 3) tipe motivasi positif ekstrinsik

yang siswa memiliki motivasi ekstrinsik yang baik dan motivasi intrinsic

yang kurang baik, 4) tipe motivasi negative yakni siswa yang memiliki

mootivasi ekstrinsik dan intrinsic yang kurang baik.

4. Penelitian tentang Analisis karakteristik motivasi belajar mahasiswa

Fakultas Rekayasa Industri (Setiadi, Kurniawati, dan Soesanto, 2014).

Hasil penelitiannya yaitu mendapati 6 karakteristik motivasi yaitu

Instrinsic Goal, Extrinsic Goal, Task Value, Control of Learning Beliefs,

Self Efficacy, dan Test Anxiety.

5. Penelitian yang dilakukan oleh Fana Rofana (2022) tentang Karakteristik

Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling Melalui Pembelajaran Secara Daring di Tengah Pandemi

Covid. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa motivasi belajar

mahasiswa UPI jurusan Bimbingan dan Konseling Angkatan 2020

memiliki kategori sedang. Persentase sebanyak 93,7% dari 80 mahasiswa


21

yang berada pada kategori sedang. Ini menunjukkan bahwa mahasiswa

perlu meningkatkan motivasi belajarnya.

2.7. Kerangka Berpikir

Karakter merupakan sikap atau sifat yang dimiliki oleh semua orang

( mahasiswa, yang mana menjadikan seseorang tersebut memiliki ciri khas

tertentu yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Karakteristik generasi Z

merupakan karakter yang dimiliki oleh mereka yang lahir pada tahun 1995-2010

dan disebut juga dengan generasi Net. Termasuk didalamnya mereka yang

sekarang duduk pada semester dua dan empat. Dengan adanya teknologi yang

begitu pesat juga dapat berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa dalam

mengikuti pembelajaran. Anak-anak yang termasuk dalam generasi Z ini banyak

menggunakan perkembangan teknologi, salah satunya adalah untuk mencari

sumber belajar.

1. Tekun
menghadapi tugas

8. Senang mencari
2. Ulet menghadapi
dan memecahkan
kesulitan
soal

Karakteristik 3. Menunjukkan
7. Tidak mudah
minat terhadap
dilepaskan hal yang Motivasi macam-macam
diyakini Belajar masalah

6. Dapat
4. Lebih senang
mempertahankan
bekerja mandiri
pendapat

5. Cepat bosan pada


tugas yang rutin
22

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir


23

BAB III
METODOLOGI PENILITIAN

3.1 Rencana Penelitian

Jenis atau desain penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian kuantitatif deskriptif. Penelitian deskriptif dalam penelitian ini di

maksud untuk memperoleh karakteristik motivasi belajar mahasiswa bimbingan

konseling.

3.2. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini di lakukan di Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP

Universitas Pattimura, yang beralamat di Jln Dr. Tamaela, Kelurahan

Urimesing, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Maluku.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dari tanggal 20 Juli sampai 20 Agustus 2022.

3.3. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi merupakan kumpulan individua tau obyek yang merupakan sifat-

sifat umum. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah


24

seluruh mahasiswa program studi bimbingan dan konseling yang

berjumlah 291 mahasiswa aktif.

2. Sampel

Penarikan atau pembuatan sampel dari populasi untuk mewakili populasi

disebabkan untuk mengangkat kesimpulan penelitian sebagai suatu yang

berlaku bagi populasi. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa “sampel

adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Dalam penelitian ini

peneliti mengambil sampel dengan menggunakan teknik insendental

sampling. Arikunto (2010) menjelaskan bahwa “insendental sampling”

dilakukan dengam cara mengambil subjek secara kebetulan ditemui.

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa angkatan 2018 sampai

2021 sebanyak 118 mahasiswa.

3.4. Variabel Penelitian

Variabel Penelitian merupakan konstruk atau sifat yang akan di pelajari

yang dimiliki nilai yang sangat bervariasi. Kerlinger juga menyebutkan bahwa

variabel adalah sebuah simbol atau lambang yang padanya kita letakan sebarang

nilai atau bilangan (Kerlinger 2006). Jadi dalam penelitian ini menggunkan

variabel tunggal yaitu karakteristik motivasi belajar Mahasiswa.


25

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunkan kuesioner/angket, dimana

angket merupakan teknik pengumpulan data yang di lakukan dengan mengadakan

komunikasi dengan sumber data (Danang, 2012).

Angket yang digunakan dalam penelitian ini yaitu angket karakteristik

motivasi belajar menurut Sardiman (2007). Adapun ada delapan karakter motivasi

belajar, yaitu :

1. Tekun menghadapi tugas

2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)

3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

4. Lebih senang bekerja mandiri

5. Cepat bosan pada tugas yang rutin (berulang-ulang)

6. Dapat mempertahankan pendapatnya

7. Tidak mudah dilepaskan hal yang diyakini

8. Senang mencari dan memecahkan soal-soal

Kisi-kisi angket karakteristik motivasi belajar mahasiswa dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Angket Karakteristik Motivasi Belajar

No Indikator Favorable Unfavorable

1. Dorongan Tekun menghadapi tugas 1, 2 17, 18

Mencapai Ulet menghadapi kesulitan 3, 4 19, 20


26

Sesuatu

2. Komitmen Menunjukan minat terhadap


5, 6 21, 22
macam-macam masalah

3. Inisiatif Lebih senang bekerja mandiri 7, 8 23, 24

Cepat bosan pada tugas yang rutin 9, 10 25, 26

Dapat mempertahankan
11, 12 27, 28
pendapatnya

Tidak mudah di lepaskan hal yang


13,14 29, 30
di yakini

4. Optimis Senang mencari dan memecahkan


15, 16 31, 32
soal

Total 16 16

Berdasarkan angket yang dibuat maka disusunlah skala untuk menghitung

keabsahan dari item-item angket yang sudah dibuat. Dibawah ini merupakan skor

item di dalam angket karakteristik motivasi belajar

Tabel 3.2 Skor Item Angket Karakteristik Motivasi Belajar


27

Skor Pertanyaan Skor Pertanyaan


Jawaban
Positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Netral 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

3.6. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan pengelompokan data berdasarkan variabel dan

jenis responden, mentabulasi data dari sejumlah responden, menyajikan data

variabel yang di teliti, serta melakukan perhitungan untuk jawab rumusan masalah

dan melkaukan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah (Sugiato,2011).

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu :

1. Uji Validitas

Uji validitas yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah SPSS.

Penggunaan analisis ini untuk mengetahui dengan membandingkan Sig. (2-

tailed) dengan Signifikansi 0,05. Jumlah responden (n) sebanyak 118

mahasiswa. Jika Sig. (2-tailed) < 0,05 dan bernilai positif maka butir

pernyataan atau indikator tersebut dinyatakan valid.


28

Berikut ini merupakan hasil uji validitas untuk yang dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 3.3 Item Valid

Item Sig. (2- Signifikansi Keterangan


Pertanyaan tailed)

1 0,001 0,05 Valid


2 0,000 0,05 Valid
3 0,009 0,05 Valid
4 0,000 0,05 Valid
5 0,625 0,05 Tidak Valid
6 0,000 0,05 Valid
7 0,000 0,05 Valid
8 0,000 0,05 Valid
9 0,000 0,05 Valid
10 0,001 0,05 Valid
11 0,000 0,05 Valid
12 0,061 0,05 Tidak Valid
13 0,000 0,05 Valid
14 0,000 0,05 Valid
15 0,031 0,05 Valid
16 0,016 0,05 Valid
17 0,000 0,05 Valid
18 0,000 0,05 Valid
19 0,000 0,05 Valid
20 0,000 0,05 Valid
21 0,006 0,05 Valid
22 0,000 0,05 Valid
23 0,000 0,05 Valid
24 0,000 0,05 Valid
29

25 0,000 0,05 Valid


26 0,000 0,05 Valid
27 0,000 0,05 Valid
28 0,000 0,05 Valid
29 0,000 0,05 Valid
30 0,000 0,05 Valid
31 0,000 0,05 Valid
32 0,000 0,05 Valid

Berdasarkan perhitungan 32 item diperoleh data 30 item pernyataan

dinyatakan valid dan 2 item pernyataan tidak valid. Dengan demikian

peneliti menggunakan 30 item yang valid dalam penelitian ini.

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengukur suatu kuesioner yang

merupakan indikator. Cara yang digunakan untuk menguji reliabilitas

instrument yang telah diberikan kepada penelitian ini adalah dengan melihat

besaran nilai Cronbach Alpha. Pengukuran reliabilitas menggunakan

perangkat lunak SPSS versi 22.0 for windows yaitu uji Cronbach Alpha (α).

Untuk mengukur reliabilitas, dinyatakan bahwa jika nilai intercept (konstan)

atau nilai Cronbach Alpha > 0,6 maka variabel tersebut reliabel secara statistik

(Ghozali,2006).

Adapun setelah dilakukan uji reliabilitas maka didapati skor reliabilitas

sebesar 0,902 yang artinya Reliabel. Skor reliabilitas dapat dilihat pada tabel
30

3.4 dibawah ini:

Tabel 3.4 Reliabilitas Angket

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,902 30

3. Menggunakan Persentase untuk menghitung persentase jenis kelamin dan

Angkatan

f
P= x 100
N

Keterangan :

P = Presentase

f = Frekuensi

N = Jumlah Sampel

4. Menggunakan Data Deskriptif Frekuensi dengan bantuan SPSS for windows

versi 22.0
31

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL

Berikut ini merupakan gambaran terhadap deskripsi sampel yang terdiri

dari jenis kelamin dan sebaran Angkatan sampel.

a. Analisis Deskriptif Jenis Kelamin

Tabel 4.1 Persentase Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

Perempuan 98 83,05%

Laki-Laki 20 16,95%

Total 118 100%

Berdasarkan tabel 4.1 diatas terlihat bahwa persentase jenis

kelamin sampel yang merupakan mahasiswa Program Studi Bimbingan

dan Konseling FKIP Unpatti. Didapati bahwa persentase perempuan lebih

banyak dibandingkan persentase laki-laki (83,05% > 16.95%).

b. Analisis Deskriptif Angkatan


32

Tabel 4.2 Persentase Angkatan Sampel

Angkatan Jumlah Persentase (%)

2018 17 14,41%

2019 26 22,03%

2020 29 24,58%

2021 46 38,98%

Total 118 100%

Berdasarkan tabel 4.2 diatas terlihat bahwa persentase Angkatan

sampel yang merupakan mahasiswa Program Studi Bimbingan dan

Konseling FKIP Unpatti. Didapati bahwa persentase sampel Angkatan

2021 sebanyak 38,98%. Ini menunjukkan bahwa sampel Angkatan 2021

lebih banyak dibandingkan dengan Angkatan lainnya. Adapun urutan

persentase Angkatan selanjutnya yaitu Angkatan 2020 sebanyak 24,58%,

kemudian Angkatan 2019 sebanyak 22,03%, dan terakhir Angkatan 2018

sebanyak 14,41%.

c. Analisis Deskriptif per Indikator

Dalam melakukan analisis deskriptif, maka akan dilakukan secara

per indicator karakteristik motivasi belajar mahasiswa, yaitu :


33

1. Indikator Tekun Menghadapi Tugas

Tabel 4.3 Output Statistics Indikator Tekun Menghadapi Tugas

N Valid 4

Missing 0
Mean 475,25
Median 473,50
Std. Deviation 39,685
Variance 1574,917
Skewness ,170
Std. Error of Skewness 1,014
Kurtosis -2,835
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 88
Minimum 433
Maximum 521
Sum 1901

Tabel 4.3 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang valid

adalah 4 item (item 1, item 2, item 17, dan item 18). Sedangkan data

yang hilang (Missing) adalah 0. Mean adalah nilai rata-rata motivasi

belajar mahasiswa sebanyak 475,25. Median atau titik tengah bernilai

473,50. Std. Deviation atau standar deviasi bernilai 39,685. Variance

atau variasi data sebanyak 1574,917. Nilai range dihasilkan dari nilai

Maximum dikurangi Minimum sebesar 88. Nilai Maximum sebesar

521 dan nilai Minimum 433. Sum atau jumlah seluruh nilai motivasi

belajar mahasiswa adalah 1901.

Mean indikator tekun menghadapi tugas (475,25) menunjukkan

berada mendekati nilai maximum (521) yang artinya bahwa rata-rata


34

mahasiswa setuju atau sangat setuju pada indikator tekun menghadapi

tugas.

2. Indikator Ulet Menghadapi Kesulitan

Tabel 4.4 Output Statistics Indikator Ulet Menghadapi Kesulitan

Statistics
Indikator2

N Valid 4

Missing 0
Mean 412,00
Std. Error of Mean 45,532
Median 418,50
Std. Deviation 91,064
Variance 8292,667
Skewness -,243
Std. Error of Skewness 1,014
Kurtosis -3,388
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 197
Minimum 307
Maximum 504
Sum 1648

Tabel 4.4 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang valid adalah 4

item (item 3, item 4, item 19, dan item 20). Sedangkan data yang

hilang (Missing) adalah 0. Mean adalah nilai rata-rata motivasi belajar

mahasiswa sebanyak 412,00. Median atau titik tengah bernilai 418,50.

Std. Deviation atau standar deviasi bernilai 91,064. Variance atau

variasi data sebanyak 8292,667. Nilai range dihasilkan dari nilai


35

Maximum dikurangi Minimum sebesar 197. Nilai Maximum sebesar

504 dan nilai Minimum 307. Sum atau jumlah seluruh nilai motivasi

belajar mahasiswa adalah 1648.

Mean indikator ulet menghadapi kesulitan (412,00) menujukkan

berada diantara nilai minimum (307) dan nilai maximum (521) yang

artinya bahwa rata-rata mahasiswa netral pada indikator tekun

menghadapi tugas.

3. Indikator Menunjukkan Minat Terhadap Macam-Macam

Masalah

Tabel 4.5 Output Statistics Indikator Menunjukkan Minat Terhadap

Macam-Macam Masalah

Statistics
Indikator3

N Valid 3

Missing 1
Mean 407,67
Std. Error of Mean 49,370
Median 406,00
Std. Deviation 85,512
Variance 7312,333
Skewness ,088
Std. Error of Skewness 1,225
Range 171
Minimum 323
Maximum 494
Sum 1223
36

Tabel 4.5 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang valid

adalah 3 item (item 6, item 21, dan item 2). Sedangkan data yang

hilang (Missing) adalah 1. Mean adalah nilai rata-rata motivasi belajar

mahasiswa sebanyak 407,67. Median atau titik tengah bernilai 406,00.

Std. Deviation atau standar deviasi bernilai 85,512. Variance atau

variasi data sebanyak 7312,333. Nilai range dihasilkan dari nilai

Maximum dikurangi Minimum sebesar 171. Nilai Maximum sebesar

494 dan nilai Minimum 323. Sum atau jumlah seluruh nilai motivasi

belajar mahasiswa adalah 1223.

Mean indikator menunjukkan minat pada berbagai masalah

(407,67) menunjukkan berada diantara nilai minimum (323) dan nilai

maximum (494) yang artinya bahwa rata-rata mahasiswa netral pada

indikator menunjukkan minat pada berbagai masalah.

4. Indikator Lebih Senang Bekerja Mandiri

Tabel 4.6 Output Statistics Indikator Senang Bekerja Mandiri

Statistics
Indikator4

N Valid 4

Missing 0
Mean 396,25
Std. Error of Mean 37,420
Median 404,00
Std. Deviation 74,839
Variance 5600,917
Skewness -,165
37

Std. Error of Skewness 1,014


Kurtosis -5,048
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 145
Minimum 316
Maximum 461
Sum 1585

Tabel 4.6 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang valid

adalah 4 item (item 7, item 8, item 23, dan item 24). Sedangkan data

yang hilang (Missing) adalah 0. Mean adalah nilai rata-rata motivasi

belajar mahasiswa sebanyak 396,25. Median atau titik tengah bernilai

404,00. Std. Deviation atau standar deviasi bernilai 74,839. Variance

atau variasi data sebanyak 5600,917. Nilai range dihasilkan dari nilai

Maximum dikurangi Minimum sebesar 145. Nilai Maximum sebesar

461 dan nilai Minimum 316. Sum atau jumlah seluruh nilai motivasi

belajar mahasiswa adalah 1585.

Mean indikator lebih senang bekerja mandiri (396,25)

menunjukkan berada diantara nilai minimum (316) dan nilai

maximum (461) yang artinya bahwa rata-rata mahasiswa netral pada

indikator lebih senang bekerja mandiri.

5. Indikator Cepat Bosan Pada Tugas Yang Rutin


38

Tabel 4.7 Output Statistics Indikator Cepat Bosan Pada Tugas Yang Rutin

Statistics
Indikator5

N Valid 4

Missing 0
Mean 376,50
Std. Error of Mean 21,735
Median 380,00
Std. Deviation 43,470
Variance 1889,667
Skewness -,151
Std. Error of Skewness 1,014
Kurtosis -5,007
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 86
Minimum 330
Maximum 416
Sum 1506

Tabel 4.7 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang valid

adalah 4 item (item 9, item 10, item 25, dan item 26). Sedangkan data

yang hilang (Missing) adalah 0. Mean adalah nilai rata-rata motivasi

belajar mahasiswa sebanyak 376,50. Median atau titik tengah bernilai

380,00. Std. Deviation atau standar deviasi bernilai 43,470. Variance

atau variasi data sebanyak 1889,667. Nilai range dihasilkan dari nilai

Maximum dikurangi Minimum sebesar 86. Nilai Maximum sebesar

416 dan nilai Minimum 330. Sum atau jumlah seluruh nilai motivasi

belajar mahasiswa adalah 1506.

Mean indikator cepat bosan pada tugas rutin (376,50)

menunjukkan berada mendekati nilai minimum (323) yang artinya


39

bahwa rata-rata mahasiswa tidak suka dan cepat bosan pada tugas

rutin.

6. Indikator Dapat Mempertahankan Pendapat

Tabel 4.8 Output Statistics Indikator Dapat Mempertahankan Pendapat

Statistics
Indikator6

N Valid 3

Missing 1
Mean 388,67
Std. Error of Mean 59,476
Median 352,00
Std. Deviation 103,016
Variance 10612,333
Skewness 1,399
Std. Error of Skewness 1,225
Range 196
Minimum 309
Maximum 505
Sum 1166

Tabel 4.8 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang valid

adalah 3 item (item 11, item 27, dan item 28). Sedangkan data yang

hilang (Missing) adalah 1. Mean adalah nilai rata-rata motivasi belajar

mahasiswa sebanyak 388,67. Median atau titik tengah bernilai 352,00.

Std. Deviation atau standar deviasi bernilai 103,016. Variance atau

variasi data sebanyak 10612,333. Nilai range dihasilkan dari nilai

Maximum dikurangi Minimum sebesar 196. Nilai Maximum sebesar


40

505 dan nilai Minimum 309. Sum atau jumlah seluruh nilai motivasi

belajar mahasiswa adalah 1166.

Mean indikator dapat mempertahankan pendapat (388,67)

menunjukkan berada mendekati nilai minimum (309) yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa tidak suka mempertahankan pendapat.

7. Indikator Tidak Mudah Dilepaskan Hal Yang Diyakini

Tabel 4.9 Output Statistics Indikator Tidak Mudah Dilepaskan Hal Yang

Diyakini

Statistics
Indikator7

N Valid 4

Missing 0
Mean 443,75
Std. Error of Mean 38,276
Median 449,50
Std. Deviation 76,552
Variance 5860,250
Skewness -,084
Std. Error of Skewness 1,014
Kurtosis -5,514
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 144
Minimum 366
Maximum 510
Sum 1775

Tabel 4.9 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang valid

adalah 4 item (item 13, item 14, item 29, dan item 30). Sedangkan
41

data yang hilang (Missing) adalah 0. Mean adalah nilai rata-rata

motivasi belajar mahasiswa sebanyak 443,75. Median atau titik

tengah bernilai 449,50. Std. Deviation atau standar deviasi bernilai

76,552. Variance atau variasi data sebanyak 5860,250. Nilai range

dihasilkan dari nilai Maximum dikurangi Minimum sebesar 144. Nilai

Maximum sebesar 366 dan nilai Minimum 510. Sum atau jumlah

seluruh nilai motivasi belajar mahasiswa adalah 1775.

Mean indikator tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

(443,75) menunjukkan berada didekat nilai minimum (266) yang

artinya bahwa rata-rata mahasiswa tidak setuju tidak mudah

melepaskan hal yang diyakini (mahasiswa mudah untuk melepaskan

hal yang diyakini).

8. Indikator Senang Mencari dan Memecahkan Soal

Tabel 4.10 Output Statistics Indikator Senang Mencari dan Memecahkan

Soal

Statistics
Indikator8

N Valid 4

Missing 0
Mean 439,25
Std. Error of Mean 16,276
Median 441,50
Std. Deviation 32,551
Variance 1059,583
Skewness -,302
Std. Error of Skewness 1,014
42

Kurtosis -1,824
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 74
Minimum 400
Maximum 474
Sum 1757

Tabel 4.10 diatas menunjukkan bahwa jumlah data yang valid

adalah 4 item (item 15, item 16, item 31, dan item 32). Sedangkan

data yang hilang (Missing) adalah 0. Mean adalah nilai rata-rata

motivasi belajar mahasiswa sebanyak 439,25. Median atau titik

tengah bernilai 441,50. Std. Deviation atau standar deviasi bernilai

32,551. Variance atau variasi data sebanyak 1059,583. Nilai range

dihasilkan dari nilai Maximum dikurangi Minimum sebesar 74. Nilai

Maximum sebesar 474 dan nilai Minimum 400. Sum atau jumlah

seluruh nilai motivasi belajar mahasiswa adalah 1757.

Mean indikator senang mencari dan memecahkan soal (439,25)

menunjukkan berada mendekati nilai minimum (400) yang artinya

bahwa rata-rata mahasiswa sangat tidak setuju jika senang mencari

dan memecahkan soal.

4.2. PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis data yang disampaikan diatas, didapati bahwa

ada perbedaan mean diantara delapan indikator karakteristik motivasi belajar

peserta didik. Adapun mean yang terbesar sampai terkecil pada indikator
43

karakteristik motivasi belajar yaitu indikator tekun menghadapi tugas

memiliki mean sebesar 475,25; indikator tidak mudah dilepaskan hal yang

diyakini memiliki mean sebesar 443,75; indikator senang mencari dan

memecahkan soal memiliki mean sebesar 439,25; indikator ulet menghadapi

kesulitan memiliki mean sebesar 412,00; indikator menunjukkan minat

terhadap macam-macam masalah memiliki mean sebesar 407,67; indikator

lebih senang bekerja mandiri memiliki mean sebesar 396,25; indikator dapat

mempertahankan pendapat memiliki mean sebesar 388,67; dan indikator

cepat bosan pada tugas yang rutin memiliki mean sebesar 376,50.

Karakteristik merupakan sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti

yang membedakan sesorang dari yang lain. Karakteristik motivasi belajar

mahasiswa merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh seorang mahasiswa

melalui perilaku tertentu. Motivasi merupakan keseluruhan daya penggerak

(terselubung) dalam diri sesorang Dalam hal ini, mahasiswa akan berusaha

mencapai suatu tujuan karena dirangsang oleh manfaat atau keuntungan yang

akan diperoleh. Motivasi mahasiswa tercermin melalui ketekunan yang tidak

mudah patah atau mencapai sukses meskipun dihadang banyak kesulitan.

Karakteristik motivasi belajar mahasiswa menurut Sardiman (2007)

nampak pada mahasiswa program studi bimbingan dan konseling FKIP

Universitas Pattimura. Ada delapan karakteritik motivasi belajar mahasiswa

bimbingan dan konseling FKIP Universitas Pattimura, yaitu pertama, tekun

menghadapi tugas. Mahasiswa yang tekun akan mampu bekerja dalam waktu

yang lama dan tidak berhenti sebelum selesai. Mahasiswa yang menunjukkan
44

karakteristik ini akan tekun dalam menghadapi tugas dan tentunya akan

bersemangat mengikuti setiap perkuliahan dan menyelesaikan tugas dengan

baik

Kedua, karakteristik tidak mudah dilepaskan hal yang diyakini. Mahasiswa

akan memegang terus sesuatu yang menjadi keyakinan hidup di dalam

dirinya. Apapun bentuk keyakinan itu tidak akan mudah dilepaskan.

Mahasiswa merasa bahwa hal tersebut telah menjadi pedoman hidup bagi

dirinya sendiri.

Ketiga, karakteristik senang mencari dan memecahkan soal-soal.

Mahasiswa suka mencari tahu segala sesuatu yang membuat dirinya

tertantang. Mahasiswa juga cenderung suka menyelesaikan berbagai jenis

masalah dengan pikiran yang kritis.

Keempat, karakteristik ulet menghadapi kesulitan. Mahasiswa memiliki

sifat tidak lekas putus asa. Mereka tidak memerlukan dorongan dari luar.

Selain itu, mereka berusaha untuk menggapai prestasi dan tidak cepat puas

dengan prestasi yang telah dicapainya.

Kelima, menunjukkan minat terhadap macam-macam masalah. Ini artinya

bahwa mahasiswa memiliki keinginan yang besar untuk menyelesaikan

masalahnya. Mereka akan cenderung menyelesaikan masalah yang

dihadapinya.

Keenam, lebih senang bekerja mandiri. Mahasiswa merasa senang saat

bekerja sehingga akan memiliki inisiatif dalam melakukan sesuatu. Selain itu,
45

mahasiswa juga mampu mengambil keputusan dan mengatasi masalah sendiri

tanpa bantuan orang lain.

Ketujuh, dapat mempertahankan pendapat. Mahasiswa merasa yakin

terhadap segala hal dengan menggunakan pikiran secara rasional serta dapat

menerima pendapat orang lain. Pendapat yang dipertahankan oleh mahasiswa

merupakan hasil dari pikiran mandiri.

Kedelapan, cepat bosan pada tugas yang rutin. Mahasiswa mudah bosan

pada tugas yang sifatnya rutin tidak menyukai pekerjaan yang sifatnya

berulang-ulang atau rutin. Ini juga membuat mahasiswa menjadi kurang

kreatif.
46

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil dan pembahasan yang sudah dilakukan maka diambil

kesimpulan bahwa karakteristik mahasiswa program studi bimbingan dan

konseling FKIP Universitas Pattimura secara berurutan yaitu indikator tekun

menghadapi tugas memiliki mean sebesar 475,25; indikator tidak mudah

dilepaskan hal yang diyakini memiliki mean sebesar 443,75; indikator senang

mencari dan memecahkan soal memiliki mean sebesar 439,25; indikator ulet

menghadapi kesulitan memiliki mean sebesar 412,00; indikator menunjukkan

minat terhadap macam-macam masalah memiliki mean sebesar 407,67; indikator

lebih senang bekerja mandiri memiliki mean sebesar 396,25; indikator dapat

mempertahankan pendapat memiliki mean sebesar 388,67; dan indikator cepat

bosan pada tugas yang rutin memiliki mean sebesar 376,50.

5.2. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada

beberapa pihak antara lain :


47

1. Bagi Mahasiswa

Diharapkan dengan mengetahui karakteristik motivasi belajar maka

mahasiswa mampu mempertahankan motivasi belajar atau meningkatkan

motivasi belajar sesuai dengan karakteristik yang kuat di dalam diri masing-

masing.

2. Bagi Dosen

Diharapkan dengan diketahuinya karakteristik motivasi belajar mahasiswa

yang kuat sampai lemah maka dosen mampu untuk mengembangkan proses

perkuliahan sesuai dengan motivasi belajar mahasiswa.


48

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta. Rineka

Cipta

Asrori, M. 2012. Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik. Jakarta. PT.

Bumi Aksara

Chatib, Munif. 2014. Orangtuanya Manusia : Melejitkan Potensi dan Kecerdasan

dengan Menghargai Fitrah Setiap Anak. Bandung: Mizan Pustaka.

Danang, Sunyoto. 2012. Dasar-Dasar Manajemen Pemasaran. Cetakan Pertama.

Yogyakarta. CAPS

Darsono, Max. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Semarang. IKIP Semarang

Dewi, Vidiya Risna., Syamsuri., Khaerunnisa, Etika. 2019. Karakteristik Motivasi

Ekstrinsik dan Intrinsik Siswa SMP Dalam Belajar Matematika. Jurnal

Penelitian Pengajaran Matematika, Vol. 1, Nomor 2.

Dimyanti., Mudjiono. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. PT Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta

Hariyanto., Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran, (Teori dan Konsep dasar).

Bandung. Remaja Rosdakarya

Hidayat. 2012. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi. Konsep dan

Proses Keperawatan. Jakarta. Salemba Medika


49

Kerlinger. 2006. Asas-Asas Penelitian Behaviour. Edisi 3, Cetakan 7.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

Prayitno, Ellida. 1989. Motivasi Dalam Belajar dan Berprestasi. Jakarta. Rineka

Cipta

Rofana. 2022. Karakteristik Motivasi Belajar Pada Mahasiswa Program Studi

Bimbingan dan Konseling Angkatan 2020 Melalui Pembelajaran Secara

Daring Di Tengah Pandemi Covid-19. Skripsi. Tidak Diterbitkan.

Sardiman. 2007. Interkasi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta. Grafindo

Persada

Setiadi, Carina Yustitia., Kurniawati, Amelia., Soesanto, Rayinda P. 2014.

Analisis Karakteristik Motivasi Belajar Mahasiswa Fakultas Rekayasa

Industri Angkatan 2013 Telkom University Menggunakan Knowledge

Conversion 5C. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri. Vol 1, No 1, Juli

Siswoyo. 2007. Ilmu Kependidikan. Yogyakarta. UNY Press

Sukmadinata. 2009. Landasan Psikologi dan Proses Pendidikan. Bandung. PT.

Remaja Rosdakarya

Undang-Undang Republik Indonesia. 2003. Sistem Pendidikan Nasional.

Republik Indonesia.

Uno, hamzah. 2008. Teori Motivasi dan Pengukurannya. Jakarta. Bumi Aksara
50

Lampiran 1. Angket Karakteristik Motivasi Belajar

ANGKET KARAKTERISTIK MOTIVASI BELAJAR

Identitas Responden :
Nama :
Angkatan :

Petunjuk :
Angket ini berisi 32 item pernyataan tentang motivasi belajar. Bacalah
dengan setiap pernyataan tersebut. Kemudian, berikanlah jawaban dengan cara
memberi tanda ceklist (√)
Alternatif Jawaban
Pertanyaan
SS S N TS STS
NO
1. Saya akan bersemangat mengerjakan
tugas yang diberikan oleh dosen
2 Saya akan berusaha menyelesaikan
tugas yang diberikan oleh dosen sampai
selesai
3. Saya selalu mempunyai solusi untuk
menyelesaikan masalah belajar yang di
hadapi.
4 Saya tidak mudah putus asa dalam
mengerjakan tugas kuliah yang sulit
5 Saya selalu meminta pendapat orang
dalam menyelesaikan masalah belajar
6 Saya berusaha untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi saat kuliah
7 Saya mampu mengambil keputusan
dalam situasi yang sulit Ketika kuliah
8 Saya memiliki inisiatif yang baik
selama berdiskusi kelompok
9 Saya tidak mudah bosan dalam belajar
di kampus
10 Saya mampu bekerja menyelesaikan
pekerjaan yang diberikan oleh dosen
berulang kali
51

11 Saya mampu bertanggung jawab


dengan tugas yang telah dikerjakan
12 Saya akan mempertahankan pendapat
jika dirasa pendapat saya paling benar
13 Saya yakin dengan kemampuan diri
saya
14 Saya akan mempertahankan apa yang
sudah saya yakini
15 Saya suka menyelesaikan tugas kuliah
yang menantang/sulit
16 Saya akan mencari solusi akan masalah
kuliah yang dihadapi
17 Saya malas mengerjakan tugas yang di
berikan.
18 Saya cenderung mengabaikan tugas
kuliah
19 Saya cepat merasa putus asa bila
mendapatkan nilai jelek
20 Saya merasa bahwa prestasi bukan
menjadi tolak ukur untuk menjadi
sukses
21 Saya akan mengabaikan masalah yang
sedang saya hadapi
22 Saya selalu merasa bingung untuk
mencari jalan keluar dari masalah yang
di hadapi
23 Saya tidak mampu mengambil
keputusan saat menghadapi masalah
24 Saya cenderung meminta bantuan orang
lain dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapi
25 Saya mudah bosan dalam mengerjakan
tugas yang rutin terus menerus
26 Saya tidak menyukai pekerjaan yang
berulang-ulang
27 Saya mudah terpengaruh dengan
pendapat orang lain
28 Saya plin plan dalam mengambil
keputusan
29 Saya tidak yakin akan kemampuan
yang saya miliki
30 Saya mudah goyah dalam
mempertahankan apa yang saya yakin
52

31 Saya tidak suka menantang diri saya


dalam kuliah
32 Saya malas mengasah diri untuk
berpikir kritis selama kuliah
53

Lampiran 2. Data Kasar


54

Lampiran 3. Data Validitas


55

Lampiran 4. Data Reliabilitas

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 118 100,0

Excluded a
0 ,0

Total 118 100,0

a. Listwise deletion based on all variables in the


procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items

,902 30
56

Lampiran 5. Data Deskriptif

Frequencies Indikator 1

Statistics
Indikator1

N Valid 4

Missing 0
Mean 475,25
Median 473,50
Std. Deviation 39,685
Variance 1574,917
Skewness ,170
Std. Error of Skewness 1,014
Kurtosis -2,835
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 88
Minimum 433
Maximum 521
Sum 1901

Indikator1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 433 1 25,0 25,0 25,0

453 1 25,0 25,0 50,0

494 1 25,0 25,0 75,0

521 1 25,0 25,0 100,0

Total 4 100,0 100,0


57

Frequencies Indikator 2

Statistics
Indikator2

N Valid 4

Missing 0
Mean 412,00
Std. Error of Mean 45,532
Median 418,50
Std. Deviation 91,064
Variance 8292,667
Skewness -,243
Std. Error of Skewness 1,014
Kurtosis -3,388
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 197
Minimum 307
Maximum 504
Sum 1648

Indikator2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 307 1 25,0 25,0 25,0

367 1 25,0 25,0 50,0

470 1 25,0 25,0 75,0

504 1 25,0 25,0 100,0

Total 4 100,0 100,0


58

Frequencies Indikator 3

Statistics
Indikator3

N Valid 3

Missing 1
Mean 407,67
Std. Error of Mean 49,370
Median 406,00
Std. Deviation 85,512
Variance 7312,333
Skewness ,088
Std. Error of Skewness 1,225
Range 171
Minimum 323
Maximum 494
Sum 1223

Indikator3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 323 1 25,0 33,3 33,3


406 1 25,0 33,3 66,7

494 1 25,0 33,3 100,0

Total 3 75,0 100,0


Missing System 1 25,0
Total 4 100,0
59

Frequencies Indikator 4

Statistics
Indikator4

N Valid 4

Missing 0
Mean 396,25
Std. Error of Mean 37,420
Median 404,00
Std. Deviation 74,839
Variance 5600,917
Skewness -,165
Std. Error of Skewness 1,014
Kurtosis -5,048
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 145
Minimum 316
Maximum 461
Sum 1585

Indikator4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 316 1 25,0 25,0 25,0

349 1 25,0 25,0 50,0

459 1 25,0 25,0 75,0

461 1 25,0 25,0 100,0

Total 4 100,0 100,0


60

Frequencies Indikator 5

Statistics
Indikator5

N Valid 4

Missing 0
Mean 376,50
Std. Error of Mean 21,735
Median 380,00
Std. Deviation 43,470
Variance 1889,667
Skewness -,151
Std. Error of Skewness 1,014
Kurtosis -5,007
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 86
Minimum 330
Maximum 416
Sum 1506

Indikator5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 330 1 25,0 25,0 25,0

349 1 25,0 25,0 50,0

411 1 25,0 25,0 75,0

416 1 25,0 25,0 100,0

Total 4 100,0 100,0


61

Frequencies Indikator 6

Statistics
Indikator6

N Valid 3

Missing 1
Mean 388,67
Std. Error of Mean 59,476
Median 352,00
Std. Deviation 103,016
Variance 10612,333
Skewness 1,399
Std. Error of Skewness 1,225
Range 196
Minimum 309
Maximum 505
Sum 1166

Indikator6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 309 1 25,0 33,3 33,3


352 1 25,0 33,3 66,7

505 1 25,0 33,3 100,0

Total 3 75,0 100,0


Missing System 1 25,0
Total 4 100,0
62

Frequencies Indikator 7

Statistics
Indikator7

N Valid 4

Missing 0
Mean 443,75
Std. Error of Mean 38,276
Median 449,50
Std. Deviation 76,552
Variance 5860,250
Skewness -,084
Std. Error of Skewness 1,014
Kurtosis -5,514
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 144
Minimum 366
Maximum 510
Sum 1775

Indikator7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 366 1 25,0 25,0 25,0

390 1 25,0 25,0 50,0

509 1 25,0 25,0 75,0

510 1 25,0 25,0 100,0

Total 4 100,0 100,0


63

Frequencies Indikator 8

Statistics
Indikator8

N Valid 4

Missing 0
Mean 439,25
Std. Error of Mean 16,276
Median 441,50
Std. Deviation 32,551
Variance 1059,583
Skewness -,302
Std. Error of Skewness 1,014
Kurtosis -1,824
Std. Error of Kurtosis 2,619
Range 74
Minimum 400
Maximum 474
Sum 1757

Indikator8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 400 1 25,0 25,0 25,0

427 1 25,0 25,0 50,0

456 1 25,0 25,0 75,0

474 1 25,0 25,0 100,0

Total 4 100,0 100,0

Anda mungkin juga menyukai