Anda di halaman 1dari 15

Profil Motivasi Berprestasi Mahasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyiaran

Islam (KPI)
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah IAIN Bukittinggi

Syawaluddin
konselor.al@gmail.com
Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi

Abstrak: Mahasiswa sepanjang masa studinya di perguruan tinggi diharapkan


untuk sukses dalam tiga hal, yaitu sukses akademik, sukses persiapan karir dan
sukses sosial kemasyarakatan. Untuk mencapai ketiga sukses di atas mahasiswa
harus memiliki motivasi, salah-satunya motivasi berprestasi. Penelitian ini
bertujuan untuk menggambarkan motivasi berprestasi mahasiswa Jurusan
Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
IAIN Bukittinggi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif jenis
deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Semester II dan IV
berjumlah 73 Orang. Penulis menggunakan teknik total sampling dalam
menentukan jumlah sampel. Jumlah sampel sebanyak 73 Orang. Instrumen yang
digunakan adalah angket yang mengungkapkan motivasi berprestasi mahasiswa,
dimana hasil data yang diperoleh dari responden diolah dan dikategorikan ke
dalam 5 kriteria kategori yaitu sangat tinggi (ST), tinggi (T), sedang (S), rendah
(R), dan sangat rendah (SR). Data dianalisis dengan menggunakan teknik
persentase. Temuan penelitian menunjukkan bahwa: sebanyak 37 responden atau
sebesar 51% memiliki motivasi berprestasi yang tinggi (T), 34 responden atau
sebesar 46% memiliki motivasi berprestasi yang sangat tinggi (ST), dan sebanyak
2 responden atau sebesar 3% memiliki Motivasi berprestasi dalam kategori
sedang (S). Apabila dilihat dari nilai persentase rata-rata secara keseluruhan
motivasi berprestasi mahasiswa KPI berada pada kategori tinggi (T) dengan nilai
persentase rata-rata sebesar 78.4%.

Keywords: Motivasi Berprestasi, Mahasiswa KPI

PENDAHULUAN teknologi akan tertinggal dan akan


Pendidikan merupakan bagian mengalami kesukaran dalam
yang tidak terpisahkan dari kehidupan menghadapi hidup secara layak.
manusia, karena dengan Pendidikan juga merupakan
pendidikanlah manusia dapat suatu proses budaya yang dapat
menguasai ilmu pengetahuan dan meningkatkan harkat dan martabat
teknologi. Berdasarkan ilmu manusia, pendidikan dimulai dari
pengetahuan dan teknologi yang lingkungan keluarga, di lingkungan
dikuasai oleh manusia, sekolah dan perguruan tinggi,
memungkinkan manusia itu untuk diperkaya dalam lingkungan
menduduki jabatan atau masyarakat dan hasilnya digunakan
melaksanakan sesuatu pekerjaan dalam membangun kehidupan
tertentu. Individu yang tidak pribadi, agama, keluarga, masyarakat,
menguasai ilmu pengetahuan dan bangsa dan negara.

63
Hal ini sesuai dengan yang tertidur, meski dengan pengajaran
tertera pada Undang-Undang Sistem yang baik sekalipun. Hal ini terlebih
Pendidikan Nasional No. 20 Tahun lagi disebabkan karena sumber-
2003 Bab I Pasal 1 yaitu: sumber permasalahan mahasiswa
³Pendidikan adalah usaha sadar banyak yang terletak di luar kampus,
dan terencana untuk mewujudkan seperti sikap orangtua yang kurang
suasana belajar dan proses perhatian terhadap anak dan anggota
pembelajaran agar peserta didik keluarga yang tidak bersahabat, iklim
secara aktif mengembangkan kekerasan dan kurang disiplin yang
potensi diri, kepribadian, berlangsung di masyarakat.
kecerdasan, akhlak mulia, serta Motivasi berprestasi
keterampilan yang diperlukan mempunyai andil tertentu untuk
dirinya, masyarakat, bangsa dan mewujudkan pendidikan peserta didik
negara´. yang lebih optimal dikarenakan
Pada dasarnya pendidikan harus peserta didik yang mempunyai
dilihat mulai dari proses sampai motivasi berprestasi yang tinggi maka
tujuan pendidikan tersebut, prestasi dalam belajarnya akan
pendidikan merupakan kegiatan meningkat. Winkel (1996)
kehidupan dalam masyarakat untuk mengatakan bahwa dalam rangka
mencapai perwujudan manusia belajar, motivasi berprestasi terwujud
seutuhnya yang berlangsung dalam daya penggerak pada peserta
sepanjang hayat. Pendidikan harus didik untuk mengusahakan kemajuan
mendorong manusia untuk terlibat dalam belajar dan mengejar taraf
dalam proses mengubah prestasi maksimal.
kehidupannya ke arah yang lebih Adapun yang dapat
baik, mengembangkan kepercayaan mempengaruhi motivasi berprestasi
diri sendiri, mengembangkan rasa seseorang, yaitu :
ingin tahu serta meningkatkan 1. Keluarga
pengetahuan dan keterampilan yang Motivasi berprestasi seseorang
telah dimilikinya sepanjang hayat. dapat dipengaruhi oleh lingkungan
Untuk mencapai suatu tujuan sosial seperti orangtua, guru, teman
tersebut peserta didik harus memiliki dan lingkungan masyarakat. Dalam
motivasi berprestasi yang tinggi, keluarga baik atau buruknya motivasi
karena motivasi berprestasi memiliki berprestasi seorang anak tergantung
peranan penting dalam setiap aktifitas bagaimana cara orangtua mengasuh
individu atau peserta didik. Motivasi anak agar mempunyai motivasi
berprestasi mampu mengarahkan diri berprestasi.
dan mengendalikan perilaku sehingga 2. Konsep Diri
menunjukkan nilai ketaatan, Konsep diri merupakan
kepatuhan, keteraturan, dan bagaimana seseorang bisa berfikir
ketertiban. mengenai keadaan dirinya serta
Permasalahan yang dialami bisa memahami dirinya. Apabila
mahasiswa sebagai peserta didik di individu percaya bahwa dirinya
perguruan tinggi seringkali tidak mampu untuk melakukan sesuatu,
dapat dihindari seperti: dalam proses maka individu akan termotivasi
perkuliahan ada sebagian mahasiswa untuk melakukan hal tersebut.

64
3. Jenis Kelamin itu, dalam membuat tugas yang
Prestasi yang tinggi diberikan oleh dosen masih ada
biasanya diidentifikasikan dengan sebagian dari mahasiswa yang
maskulinitas, karena perbedaan asal-asalan dalam membuat tugas
jenis kelamin seringkali tersebut. Hal ini kemungkinan
mengakibatkan wanita yang disebabkan oleh motivasi
berada di lingkungan laki- laki berprestasi mahasiswa yang
atau sebaliknya sehingga mereka rendah.
dalam belajar tidak bisa optimal Sementara itu, menurut
dan mempengaruhi motivasi Prayitno (1990) mahasiswa
berprestasi. sepanjang masa studinya
4. Pengakuan dan Prestasi diharapkan dapat mencapai tiga
Menurut David C. McClelland kesuksesan yaitu:
(2010) prestasi individu yang 1. Sukses Akademik, yaitu bila
sangat tinggi seringkali akan seorang mahasiswa tidak
memotivasi untuk bekerja lebih hanya mengandalkan
baik lagi, apabila mereka inteligensi yang tinggi saja
diperdulikan dan dihargai, mereka tetapi juga berkualitas,
mendapatkan prestasi yang baik. sehingga ia lebih mandiri
Menurut Nicholls dan dalam proses belajarnya,
Miller (dalam Wolfolk:1995) teori sehingga ia dapat menguasai
motivasi terutama motivasi dan memperoleh hasil belajar
berprestasi banyak dikaitkan yang tinggi.
dengan orientasi tujuan (goal 2. Sukses Persiapan Karir, yaitu
orientation) yaitu apakah peserta jika seorang lebih menguasai
didik akan mengacu pada dirinya dengan baik materi kajian
sendiri dan lebih berorientasi pada bidang keahlian yang
usaha berprestasi itu sendiri (task ditempuhnya sampai ia
orientation) atau peserta didik memiliki pengetahuan dan
lebih tertarik pada imbalan- pemahaman yang jelas tentang
imbalan dari luar dirinya (ego berbagai karir yang mungkin
orientation). dapat mereka lakukan
Berdasarkan observasi sebelum lulus.
penulis di Jurusan Komunikasi 3. Sukses Sosial
dan Penyiaran Islam (KPI) Kemasyarakatan, yaitu jika
Fakultas Ushuluddin Adab dan seorang mahasiswa tidak
Dakwah pada saat proses mengalami kesulitan dalam
perkuliahan, terlihat bahwa ada melakukan interaksi sosial,
sebagian mahasiswa yang kurang baik dengan lingkungan
konsentrasi dalam belajar, seperti: sesama mahasiswa, dosen, dan
mengantuk, Main HP, berbicara lingkungan tempat tinggal
dengan teman sebelahnya pada mereka
saat diskusi dan ada beberapa Untuk mencapai ketiga
mahasiswa yang mengganggu sukses tersebut ditentukan oleh
temannya pada saat proses banyak komponen, baik yang
perkuliahan berlangsung. Selain terkait langsung maupun yang

65
tidak langsung yang menyertai ke dalam 5 kriteria kategori yaitu
mahasiswa dalam perkuliahannya, sangat tinggi (ST), tinggi (T), sedang
secara global banyak faktor yang (S), rendah (R), dan sangat rendah
diduga mempengaruhi usaha dan (SR). Data dianalisis dengan
hasil belajar mahasiswa, baik menggunakan teknik persentase.
yang bersifat internal maupun
eksternal. Bersifat internal HASIL
berkaitan dengan kondisi jasmani A. Deskripsi Data
dan rohani mahasiswa yang Data yang diperoleh disusun
meliputi kondisi fisik, tingkat dalam tabel yang menggambarkan
kecerdasan, sikap, bakat, dan frekuensi atau banyaknya data
motivasi berprestasi. Sedangkan responden dalam kategori yang sudah
yang bersifat eksternal mengacu ditentukan, dan selanjutnya
kepada sarana prasarana, dosen, digambarkan dalam nilai persentase
lingkungan sosial, dan penasehat (%), berikut hasil data yang
akademik (PA). diperoleh:
Berangkat dari beberapa
fenomena yang terjadi di lapangan 1. Deskripsi Data Motivasi
serta pandangan dari para ahli di atas, Berprestasi Mahasiswa KPI
maka dalam hal ini penulis akan Data Motivasi berprestasi
melakukan penelitian yang akan mahasiswa KPI diperoleh dari
mengungkap Profil Motivasi sampel (responden) yang
Berprestasi Mahasiswa Jurusan keseluruhannya berjumlah 73
Komunikasi dan Penyiaran Islam orang. Berikut penjabaran hasil
(KPI) Fakultas Ushuluddin, Adab dan data motivasi berprestasi
Dakwah IAIN Bukittinggi. mahasiswa KPI Fakultas
Ushuluddin Adab dan Dakwah
METODOLOGI IAIN Bukittinggi:
Penelitian ini menggunakan Gambar 1. Motivasi Berprestasi
pendekatan kuantitatif jenis Mahasiswa KPI (n=73)
deskriptif. Penelitian akan
mendeskripsikan motivasi berprestasi
Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam (KPI) Fakultas Ushuluddin,
Adab dan Dakwah IAIN Bukittinggi
Populasi dalam penelitian ini
adalah mahasiswa Semester II dan IV
berjumlah 76 Orang. Penulis
menggunakan teknik total sampling
dalam menentukan jumlah sampel. Berdasarkan gambar 1 di atas
Jumlah sampel sebanyak 73 Orang. dapat diketahui bahwa sebanyak 37
Instrumen yang digunakan adalah responden atau sebesar 51% memiliki
angket yang mengungkapkan motivasi berprestasi yang tinggi (T),
motivasi berprestasi mahasiswa, 34 responden atau sebesar 46%
dimana hasil data yang diperoleh dari memiliki motivasi berprestasi yang
responden diolah dan dikategorikan sangat tinggi (ST), dan sebanyak 2

66
responden atau sebesar 3% memiliki dilihat dari nilai persentase rata-rata
Motivasi berprestasi dalam kategori secara keseluruhan pada indikator
sedang (S). Apabila dilihat dari nilai menetapkan standar dari nilai diri
persentase rata-rata secara sendiri mahasiswa KPI berada pada
keseluruhan motivasi berprestasi kategori tinggi (T) dengan nilai
mahasiswa KPI berada pada kategori persentase rata-rata sebesar 84.93%.
tinggi (T) dengan nilai persentase Selanjutnya akan dijabarkan data
rata-rata sebesar 78.4%. pada indikator yang kedua yaitu
Untuk melihat lebih rinci akan menetapkan standar dari nilai orang
dijabarkan data berdasarkan indikator lain.
motivasi berprestasi. Dalam Gambar 3. Indikator Menetapkan
penelitian ini motivasi berpretasi Standar dari Nilai Orang
dibagi menjadi 6 indikator, yaitu: 1). Lain (n=73)
menetapkan standar dari nilai diri
sendiri, 2). Menetapkan standar dari
nilai orang lain, 3). Berusaha dengan
terampil dalam menyelesaikan tugas
untuk mencapai cita-cita, 4).
Mengerjakan sesuatu dengan rasa
tanggungjawab pribadi tinggi, 5)
Membuat jadwal kegiatan atau tidak
menunda-nunda waktu, 6) Memilih Berdasarkan gambar 3 di atas
tugas yang tidak terlalu mudah dan dapat diketahui bahwa sebanyak 45
tidak terlalu sulit. responden atau sebesar 62% dan
berada pada kategori Tinggi (T)
Gambar 2. Indikator Menetapkan menetapkan standar dari nilai orang
Standar dari Nilai Diri lain, 22 responden atau sebesar 30%
Sendiri (n=73) dan berada pada kategori sedang (S),
dan sebanyak 6 responden atau
sebesar 8% berada dalam kategori
sangat tinggi (ST). Apabila dilihat
dari nilai persentase rata-rata secara
keseluruhan pada indikator
menetapkan standar dari nilai orang
lain mahasiswa KPI berada pada
kategori tinggi (T) dengan nilai
Berdasarkan gambar 2 di atas persentase rata-rata sebesar 74.52%.
dapat diketahui bahwa sebanyak 38 Selanjutnya akan dijabarkan data
responden atau sebesar 52% dan pada indikator yang ketiga yaitu
berada pada kategori Tinggi (T) berusaha dengan terampil dalam
menetapkan standar dari nilai diri menyelesaikan tugas untuk mencapai
sendiri, 31 responden atau sebesar cita-cita.
42% dan berada pada kategori sangat
tinggi (ST), dan sebanyak 4
responden atau sebesar 6% berada
dalam kategori sedang (S). Apabila

67
Gambar 4. Indikator Berusaha Berdasarkan gambar 5 di atas
dengan Terampil dalam dapat diketahui bahwa sebanyak 44
Menyelesaikan Tugas responden atau sebesar 60% dan
untuk Mencapai Cita-cita berada pada kategori sangat tinggi
(n=73) (ST) mengerjakan sesuatu dengan
rasa tanggung jawab yang sangat
tinggi, 29 responden atau sebesar
40% dan berada pada kategori tinggi
(T). Apabila dilihat dari nilai
persentase rata-rata secara
keseluruhan pada indikator
mengerjakan sesuatu dengan rasa
tanggungjawab pribadi tinggi
Berdasarkan gambar 4 di atas mahasiswa KPI berada pada kategori
dapat diketahui bahwa sebanyak 48 sangat tinggi (ST) dengan nilai
responden atau sebesar 66% dan persentase rata-rata sebesar 85.07%.
berada pada kategori Tinggi (T) Selanjutnya akan dijabarkan data
berusaha dengan terampil dalam pada indikator yang kelima yaitu
menyelesaikan tugas untuk mencapai membuat jadwal kegiatan atau tidak
cita-cita, 16 responden atau sebesar menunda-nunda waktu.
22% dan berada pada kategori sangat Gambar 6. Indikator membuat
tinggi (ST), dan sebanyak 9 jadwal kegiatan atau tidak
responden atau sebesar 12% berada menunda -nunda waktu
dalam kategori sedang (S). Apabila (n=73)
dilihat dari nilai persentase rata-rata
secara keseluruhan pada indikator
berusaha dengan terampil dalam
menyelesaikan tugas untuk mencapai
cita-cita mahasiswa KPI berada pada
kategori tinggi (T) dengan nilai
persentase rata-rata sebesar 78.81%.
Selanjutnya akan dijabarkan data
pada indikator yang keempat yaitu
mengerjakan sesuatu dengan rasa
tanggungjawab pribadi tinggi.
Gambar 5. Indikator Mengerjakan Berdasarkan gambar 6 di atas
Sesuatu dengan Rasa dapat diketahui bahwa sebanyak 45
Tanggungjawab Pribadi responden atau sebesar 61% dan
Tinggi (n=73) berada pada kategori Tinggi (T)
membuat jadwal kegiatan atau tidak
menunda-nunda waktu, 18 responden
atau sebesar 25% dan berada pada
kategori sangat tinggi (ST), dan
sebanyak 10 responden atau sebesar
14% berada dalam kategori sedang
(S). Apabila dilihat dari nilai

68
persentase rata-rata secara PEMBAHASAN
keseluruhan pada indikator membuat Berikut ini akan diuraikan
jadwal kegiatan atau tidak menunda- pembahasan berdasarkan rumusan
nunda waktu mahasiswa KPI berada dan tujuan dalam penelitian ini, yaitu:
pada kategori tinggi (T) dengan nilai gambaran tentang motivasi
persentase rata-rata sebesar 77.18%. berprestasi mahasiswa KPI Fakultas
Selanjutnya akan dijabarkan data Ushuluddin, Adab dan Dakwah.
pada indikator yang keenam yaitu Berdasarkan hasil penelitian
memilih tugas yang tidak terlalu terungkap bahwa sebanyak 37
mudah dan tidak terlalu sulit. responden atau sebesar 51% memiliki
motivasi berprestasi yang tinggi (T),
Gambar 7. Indikator Memilih 34 responden atau sebesar 46%
Tugas Yang Tidak Terlalu memiliki motivasi berprestasi yang
Mudah dan Tidak Terlalu sangat tinggi (ST), dan sebanyak 2
Sulit (n=73) responden atau sebesar 3% memiliki
Motivasi berprestasi dalam kategori
sedang (S). Apabila dilihat dari nilai
persentase rata-rata secara
keseluruhan motivasi berprestasi
mahasiswa KPI berada pada kategori
tinggi (T) dengan nilai persentase
rata-rata sebesar 78.4%.
Dari hasil di atas dapat dipahami
bahwa secara keseluruhan motivasi
berprestasi mahasiswa KPI sudah
berada pada kategori tinggi. Namun,
Berdasarkan tabel dan gambar 7 persentasenya masih berada pada
di atas dapat diketahui bahwa angka 78.4%.
sebanyak 45 responden atau sebesar Pada hakekatnya manusia
61% dan berada pada kategori Tinggi mempunyai keinginan dan kebutuhan
(T) dalam memilih tugas yang tidak yang sangat beragam, kebutuhan dan
terlalu mudah dan tidak terlalu sulit, keinginan itu bermacam- macam baik
19 responden atau sebesar 26% dan berupa fisik maupun non fisik,
berada pada kategori sedang (S), sehingga apabila setiap kebutuhan
sebanyak 8 responden atau sebesar dan keinginan fisik dan non fisik
12% berada dalam kategori sangat mereka terpenuhi maka akan
tinggi (S), dan sebanyak 81 responden terpuaskan, akan tetapi jika tidak
atau sebesar 1% berada dalam terpenuhi maka akan menimbulkan
kategori rendah (R). Apabila dilihat rasa tidak puas.
dari nilai persentase rata-rata secara Dalam pembahasan mengenai
keseluruhan pada indikator memilih ³0RWLYDVL EHUSUHVWDVL WHQWX VDMD WLGDN
tugas yang tidak terlalu mudah dan terlepas dari pembahasan mengenai
tidak terlalu sulit mahasiswa KPI motif dan motivasi (Mudjiran:2007).
berada pada kategori tinggi (T) Sumadi Suryabrata (1995)
dengan nilai persentase rata-rata mengemukakan bahwa motif adalah
sebesar 71.98%. keadaan dalam pribadi orang yang

69
mendorong individu untuk melakukan Sedangkan McDonald dalam
aktivitas-aktivitas tertentu guna buku Oemar Hamalik (2000)
mencapai suatu tujuan. menjelaskan ³Motivation is a energy
Jadi menurut penjelasan change within the person
Sumadi Suryabrata motif bukanlah characterizet by affective arousal and
hal yang dapat diamati, tetapi adalah anticipatory goal reactions´
hal yang dapat disimpulkan adanya Memberikan definisi tentang motivasi
karena sesuatu yang dapat disaksikan. sebagai suatu perubahan tenaga
Tiap aktivitas yang dilakukan didalam diri atau pribadi seseorang
seseorang itu didorong oleh sesuatu yang ditandai oleh dorongan afektif
kekuatan dari dalam diri orang itu, dan reaksi ± reaksi dalam usaha
kekuatan pendorong inilah yang mencapai tujuan.
disebut motif. Menurut Santrock (2003)
Menurut ahli psikologi motivasi adalah mengapa individu
sekolah fungsional dari Amerika bertingkah laku, berfikir, dan
yaitu: memiliki perasaan dengan cara yang
A general motive force²the mereka lakukan, dengan penekanan
libido² drives man to invent pada aktivitas dan arah dari tingkah
through reason a variety of lakunya.
techniques or stratagems for Motivasi menurut Hamzah
diverting or satisfying it. But (dalam Santrock:2003) adalah
while the general model dorongan dasar yang menggerakkan
stayed the same, he made seseorang bertingkah laku. Motivasi
important empirical lebih dekat pada mau melaksanakan
contributions that markedly tugas untuk mencapai tujuan. Dan
influenced the direction juga motivasi adalah kekuatan, baik
research was to take dari dalam maupun dari luar yang
(McClelland:2010). mendorong seseorang untuk
Dari pendapat ini bahwa Motif mencapai tujuan tertentu yang telah
secara umum dapat diartikan sebagai ditetapkan sebelumnya.
suatu libido atau dorongan yang McClelland (2010)
dimiliki individu untuk menciptakan menjelaskan betapa kuatnya sebuah
sesuatu melalui akal, berbagai teknik motivasi yang dimiliki seseorang
atau siasat untuk mencapai tujuan individu. satu motif atau dorongan
atau memuaskan dirinya. secara dapat menggantikan lain sehingga
umum tetap sama, tetapi ia membuat meskipun seseorang terbaring lemah
kontribusi empiris penting yang nyata atau mempunyai kekurang, tetapi
mempengaruhi pengambilan arah karena memiliki motif berprestasi,
untuk penyelidikan. Bahwa motiv output atau hasil mereka mungkin
atau dorongan yang dimiliki sama dengan beberapa tubuh yang
seseorang dalam melakukan sesuatu lain karena keinginan kuat yang
dapat kita saksikan. Bagaimana dimilikinya. Seorang individu yang
seseorang bertindak dalam melakukan telah menetapkan skor untuk dirinya
tugas yang diberikan kepada individu dengan asumsi bahwa makin banyak
tersebut. pikiran seperti dia dalam kondisi
normal, maka semakin kuat motifnya

70
untuk mencapai skor yang telah Motivasi berprestasi
ditetapkan itu, bahkan tanpa adanya merupakan kecendrungan seseorang
instruksi khusus dan pengalaman dalam mengarahkan dan
yang dirancang untuk mempertahankan tingkah laku untuk
membangkitkan itu. mencapai suatu standar prestasi.
Artinya ketika individu yang Pencapaian standar prestasi
memiliki motivasi berprestasi sudah digunakan oleh siswa untuk menilai
menetapkan standar untuk dirinya, kegiatan yang telah dilakukannya.
individu beranggapan bahwa orang Siswa menginginkan prestasi yang
lain juga bisa mencapai standarnya baik akan menilai apakah kegiatan
itu, semakin hari individu akan yang telah dilakukannya telah sesuai
memiliki standar yang semakin tinggi dengan yang telah ditetapkan.
dari standar yang telah ditetapkan Dari beberapa definisi di atas
sebelumnya. Meskipun tidak ada dapat ditarik kesimpulan bahwa
orang lain yang bisa mengejar standar motivasi berprestasi adalah upaya
yang telah ditetapkan individu untuk memenuhi atau melampaui
tersebut. suatu standar keunggulan dari diri
Sejalan dengan itu, menurut sendiri maupun orang lain, usaha
pendapat Santrock (2003) motivasi menyelesaikan tugas-tugas dengan
berprestasi (achievement motivation) sebaik-baiknya dari standar yang
adalah keinginan untuk telah dibuat dan memilih tugas yang
menyelesaikan sesuatu, untuk moderat.
mencapai suatu standar kesuksesan, Adapun yang menjadi
dan untuk melakukan suatu usaha karakteristik peserta didik yang
dengan tujuan untuk mencapai memiliki motivasi berprestasi
kesuksesan. Menurut McClelland sesorang yang
Sedangkan menurut Elida mempunyai need for achievement
Prayitno (1989) motivasi berprestasi yang tinggi selalu mempunyai pola
DGDODK ³Dorongan untuk berhasil atau pikir tertentu, ketika ia merencanakan
sukses dalam belajar pada untuk melaksanakan sesuatu, selalu
umumnyD´. McClelland dalam mempertimbangkan apakah pekerjaan
temuan penelitian menyatakan yang dilakukan itu cukup menantang
bahwa: atau tidak. Seandainya pekerjaan itu
Tiap individu mempunyai cukup memberikan tantangan, maka
kebutuhan berprestasi (need kemudian ia akan memikirkan
for achiervement) dalam kendala-kendala apa yang mungkin
dirinya yang tersebar dalam dihadapi dalam mencapai tujuan dan
suatu rentang dua strategi apa yang akan digunakan
kecenderungan yang untuk mengatasi kendala tersebut
berlawanan, yaitu (Alma:2011 ).
kecederungan untuk meraih Murray (dalam Winardi:2007)
sukses/keberhasilan (need for merumuskan ciri motivasi berprestasi
success) dan kecenderungan tinggi tersebut sebagai berikut:
untuk menghindari dari Melaksanakan tugas atau
kegagalan (need for pekerjaan yang sulit.
avoidance) (Yusuf:2002). Menguasai, memanipulasi

71
atau mengorganisasi objek- psikologis, lebih aktif dalam kegiatan
objek fisikal, manusia atau kampus dan masyarakat, memilih
ide-ide untuk melaksanakan teman sebagai mitra kerja, lebih tahan
hal- hal tersebut secepat terhadap tekanan sosial, tidak bisa
mungkin dan seindependen memberikan penjelasan yang akurat
mungkin sesuai dengan tentang apa yang menjadi
kondisi yang berlaku. "keprihatinan batin" mereka dalam
Mengatasi kendala-kendala, mencapai prestasi, dan lain-lain.
mencapai standar tinggi. Menurut Elida Prayitno
Mencapai performa puncak (1989) peserta didik yang memilki
untuk diri sendiri. Mampu motivasi berprestasi tinggi kalau
menang dalam persaingan keinginan untuk sukses benar-benar
dengan pihak lain. berasal dari dalam diri sendiri. Peserta
Meningkatkan kemampuan didik ini tetap bekerja keras baik
diri sendiri melalui penerapan dalam situasi bersaing dengan orang
bakat secara berhasil. lain, maupun dalam bekerja sendiri.
Menurut hasil penelitian Sedangkan peserta didik yang
McClelland et al Atkinson (2010), memiliki motivasi berprestasi rendah
yaitu: cenderung takut gagal dan kurang
American males with high mau menanggung resiko dalam
Achievement come more often mencapai prestasi yang lebih tinggi.
from the middle class than Menurut Heckhansen (dalam
from the lower or upper class, Diniaty:2001) menyatakan bahwa
have better memory for karakteristik motivasi berprestasi
incompleted tasks, are more antara lain:
apt to volunteer as subjects 1. Berorientasi sukses dan lebih
for psychological experiments, percaya diri dalam mengapai
are more active in college and prestasi yang berhubungan
community activities, choose dengan tugas-tugas.
experts over friends as 2. Mengarahkan tujuan dan memiliki
working partners, are more sikap yang berorientasi masa
resistant to social pressure, depan.
cannot give accurate reports 3. Menyukai tugas-tugas yang
RI ZKDW WKHLU ³LQQHU FRQFHUQ´ memiliki tingkat kesulitan sedang.
with achievement is, et. 4. Tidak suka membuang-buang
Hasil penelitian yang waktu.
dilakukan terhadap anak laki- laki 5. Tahan dalam mengerjakan tugas.
Amerika, berdasarkan hasil 6. Lebih menyakini dengan
penelitaian ini individu yang memiliki kemampuan sendiri daripada
motivasi prestasi tinggi lebih sering menyukai orang lain sebagai
berasal dari kelas menengah daripada teman untuk menyelesaikan tugas,
dari kelas bawah atau atas, mereka sehingga motivasi berprestasi
memiliki ingatan yang lebih baik lebih tinggi dari motivasi afliasi.
untuk tugas-tugas yang belum selesai, Menurut Makmun (2001) ada
lebih cenderung menjadi sukarelawan beberapa indikator individu yang
sebagai subyek untuk eksperimen

72
memiliki motivasi berprestasi tinggi dicapai oleh orang lain
antara lain: (eksternal). Artinya individu yang
1. Durasinya kegiatan (berapa lama mempunyai motivasi tinggi
kemampuan penggunaan membuat standar untuk dirinya
waktunya untuk melakukan yang harus dicapainya. Standar itu
kegiatan); berdasarkan apa yang telah ia
2. Frekuensinya kegiatan (berapa capai dan juga standar yang telah
sering kegiatan itu dilakukan bisa orang lain capai.
dalam periode tertentu); 2.Berusaha secara kreatif untuk
3. Persistensinya (ketepatan dan mencapai cita±cita atau standar
ketekatannya) pada tujuan yang telah ditetapkan
kegiatan; Siswa yang motivasi
4. Ketabahan, keuletan, dan tinggi akan gigih dan giat mencari
kemampuannya dalam cara yang kreatif untuk
menghadapi rintangan dan meyelesaikan tugas sekolah
kesulitan untuk mencapai tujuan; sendiri dengan rasa
5. Devosi (pengabdian) dan tanggungjawab. Siswa akan
pengorbanan (uang, tenaga, berusaha sebaik mungkin dalam
pikiran, bahkan jiwanya) untuk belajar untuk mencapai cita-
mencapai tujuan; citanya. Hal ini ditandai dengan
6. Tingkat aspirasinya (maksu, siswa akan rajin mengerjakan
rencana, cita-cita, sasaran, atau tugas, belajar dengan keras, tekun
target, dan idolanya) yang hendak dan ulet dan tidak suka menunda
dicapai dengan kegiatan yang waktu belajar. Bila mengalami
dilakukan. kesulitan ia akan memahami
7. Tingkatan kualifikasi pretasi atau kembali pelajaran yang
produk output yang sudah dicapai diterangkan guru.
dari kegiatannya (berapa banyak, 3.Memilih tugas yang moderat
memadai, atau tidak, memuaskan Memilih tugas yang
atau tidak); moderat yaitu memilih tugas
8. Arah sikapnya terhadap sasaran yang tidak terlalu mudah dan
kegiatan (like or dislike; positif tidak terlalu sukar. Tugas yang
atau negatif). moderat yaitu tugas yang
memiliki tingkat kesulitannya
Dari beberapat pendapat para menengah. Tugas yang sukar tapi
ahli di atas dapat disimpulkan orang masih dapat menyelesaikannya
yang mempunyai motivasi berprestasi yaitu tugas yang moderat.
tinggi adalah mempunyai ciri-ciri Motivasi berprestasi
sebagai berikut: didefenisikan sebagai aksi dan
1.Menetapkan nilai yang akan dicapai perasaan yang berkaitan dengan
atau menetapkan standar pencapaian standar keunggulan
keunggulan. penyatuan sikap. Peserta didik yang
Siswa menetapkan nilai memiliki motivasi berprestasi tinggi
yang akan dicapai. Nilai itu lebih cenderung percaya diri, bertanggung
tinggi dari nilai sendiri (internal) jawab dengan tindakannya,
atau lebih tinggi dari nilai yang memperhitungkan resiko, membuat

73
rencana dengan bijaksana, dan yang ikut menentukan motivasi
menghemat waktu. Dengan demikian berprestasi.
peserta didik yang memiliki motivasi Motivasi berprestasi
berprestasi baik karena peserta didik mendorong timbulnya kelakuan dan
sudah mempunyai rencana dari mempengaruhi serta mengubah
prestasi yang ia capai. Hal ini tidak kelakuan individu dalam berbuat
tutup kemungkinan dengan untuk mencapai tujuan. Jadi fungsi
perencanaan masa depan atau motivasi menurut Oemar Hamalik
perencaan kariernya. (2000) antara lain yaitu:
Menurut Oemar Hamalik 1. Mendorong timbulnya kelakuan
(2000) faktor- faktor yang atau suatu perbuatan. Tampa
mempengaruhi motivasi ialah umur, motivasi tidak akan timbul
kondisi fisik, dan kekuatan inteligensi perbuatan.
yang juga harus dipertimbangkan 2. Sebagai pengarah, artinya
dalam hal ini. Motivasi sangat penting mengarahkan perbuatan kepada
kerena suatu kelompok yang pencapaian tujuan.
mempunyai motivasi akan lebih 3. Sebagai penggerak, ia berfungsi
berhasil ketimbang kelompok yang sebagai mesin bagi mobil. Besar-
tidak punya motivasi. kecilnya motivasi akan membantu
Penyebab individu berperilaku cepat atau lambatnya suatu
tertentu menurut Heider (dalam pekerjaan.
Santrock:2003) dapat digolongkan ke Hal yang senada juga
dalam sejumlah cara, namun ada satu disampaikan S.B Djamarah (2011) ada
perbedaan yang mendasar-perbedaan tiga fungsi motivasi yaitu:
antara penyebab internal, seperti 1. Motivasi sebagai pendorong
karakteristik kepribadian atau motif perbuatan
dari perilaku tersebut dan penyebab Pada mulanya individu tidak ada
eksternal, yaitu faktor situasional atau hasrat untuk melakukan sesuatu,
faktor lingkungan seperti hadiah atau tetapi karena ada sesuatu yang
tingkat kesulitan tugas. dicari atau rasa ingin tahu
Berdasarkan penjelasan di atas sehingga muncullah minatnya
dapat disimpulkan bahwa motivasi untuk berbuat sesuatu.
berpretasi seseorang secara umum ada 2. Motivasi sebagai penggerak
dua faktor yang mempengaruhinya. perbuatan
Motivasi intrinsik individu percaya Dorongan psikologis yang
bahwa dirinya mampu untuk melahirkan sikap terhadap
melakukan sesuatu, maka individu individu itu merupakan suatu
akan termotivasi untuk melakukan hal kekuatan yang tidak terbendung,
tersebut sehingga berpengaruh dalam yang kemudian terjelma dalam
bertingkah laku. Motivasi ekstrinsik bentuk gerakan psikofisik.
adalah motivasi yang datang dari luar 3. Motivasi sebagai pengarah
individu yang bersangkutan perbuatan
mendapatkan penghargaan dari luar Individu yang mempunyai
diri peserta didik. Pengaruh dari luar motivasi dapat menyeleksi
juga seperti keluarga dan kebudayaan mana perbuatan yang harus

74
dilakukan dan mana perbuatan sejumlah peserta dalam suatu
yang diabaikan. forum terbuka. Cara penyampaian
Dari beberapa pendapat di atas biasa dilakukan dengan ceramah,
dapat peneliti simpulkan bahwa tanya jawab dan diskusi.
fungsi motivasi berprestasi adalah 2. Layanan Penguasaan Konten
sebagai pendorong individu untuk Yaitu layanan yang dapat
melakukan sesuatu untuk lebih baik, memungkinkan klien baik sendiri
sebagai pengarah perbuatan kepada maupun dalam kelompok untuk
pencapaian tujuan dan sebagai dapat menguasai aspek-aspek
pengerak individu yang berfungsi konten (kemampuan atau
sebagai mesin bagi mobil. Besar- kompetensi) tertentu melalui
kecilnya motivasi akan membantu kegiatan belajar. Kemampuan
cepat atau lambatnya suatu pekerjaan. atau kompetensi yang dipelajari
Jika individu memiliki motivasi merupakan satu unit konten yang
rendah maka kecepatan dalam didalamnya terkandung fakta dan
melaksanakan setua tugas juga akan data, konsep, proses, hukum dan
mengalami keterlambatan dan kurang aturan, nilai, sikap dan tindakan.
bersemangat dalam melakukan suatu 3. Layanan Konseling Individual
tugas tersebut. Adalah layanan yang
Berkaitan dengan diselenggarakan oleh konselor
permasalahan-permasalahan di atas, terhadap seorang klien secara
dalam pelayanan konseling ada langsung dengan cara bertatap
beberapa layanan yang bisa muka dalam rangka pengentasan
digunakan untuk meningkatkan masalah pribadi klien.
motivasi berprestasi peserta didik, 4. Layanan Bimbingan Kelompok
yaitu: Yaitu layanan yang
1. Layanan Informasi membantu peserta didik dalam
Adalah layanan yang pengembangan pribadi,
diselenggarakan oleh konselor kemampuan hubungan sosial,
yang bertujuan dikuasainya kegiatan belajar, karir/jabatan dan
informasi tertentu oleh peserta pengambilan keputusan, serta
layanan, sehingga peserta melakukan kegiatan tertentu
memperoleh pemahaman- melalui dinamika kelompok.
pemahaman tentang berbagai hal 5. Layanan Konseling Kelompok
yang diperlukannya untuk Adalah layanan yang
menentukan tujuan yang memungkinkan peserta didik
dikehendaki. Layanan ini memperoleh kesempatan untuk
berusaha memenuhi kekurangan pembahasan dan pengentasan
individu akan informasi yang permasalahan yang dialaminya
mereka perlukan guna untuk melalui dinamika kelompok.
kepentingan hidupnya sehari- hari Masalah yang dibahas adalah
dalam rangka efective daily living masalah pribadi yang dialami oleh
(KES) dan perkembangan dirinya. masing- masing anggota kelompok
Informasi dapat dilakukan secara Prayitno:2012).
lisan, tertulis, media elektronik
dan sebagainya yang diikuti oleh

75
KESIMPULAN Diharapkan untuk aktif
Berdasarkan data atau hasil mengikuti pelayanan bimbingan
temuan yang diperoleh dalam konseling sehingga dapat
penelitian ini, di mana telah dilakukan meningkatkan motivasi berprestasi
analisis statistik serta dikaji dan yang dimilikinya,
dijabarkan dalam pembahasan, maka 2. Bagi Dosen
dapat disimpulkan bahwa gambaran Diharapkan untuk dapat
tentang motivasi berprestasi bekerjasama dengan konselor
mahasiswa KPI Fakultas Ushuluddin, dalam membantu peserta didik
Adab dan Dakwah. Berdasarkan hasil dalam meningkatkan motivasi
penelitian terungkap bahwa sebanyak berprestasi peserta didik.
37 responden atau sebesar 51% 3. Bagi Konselor
memiliki motivasi berprestasi yang Disarankan untuk
tinggi (T), 34 responden atau sebesar meningkatkan pelaksananaan
46% memiliki motivasi berprestasi program pelayanan bimbingan
yang sangat tinggi (ST), dan sebanyak konseling, salah-satunya dengan
2 responden atau sebesar 3% pelayanan UPBK (unit pelayanan
memiliki Motivasi berprestasi dalam Bimbingan dan Konseling)
kategori sedang (S). Apabila dilihat
dari nilai persentase rata-rata secara DAFTAR RUJUKAN
keseluruhan motivasi berprestasi $ 'LQLDW\ ³.HLNXWVHrtaan Siswa
mahasiswa KPI berada pada kategori Pada Lembaga Bimbingan
tinggi (T) dengan nilai persentase Belajar Dalam Kaitannya dengan
rata-rata sebesar 78.4%. Motivasi Berprestasi,
Kemampuan dan Masalah
Adapun beberapa layanan dalam
Belajar Serta Peranan Guru
Bimbingan dan Konseling untuk Pembimbing Di SMUN 1
meningkatkan motivasi berprestasi 3DGDQJ´ Tesis tidak diterbitkan.
adalah: Padang: Program Pascasarjana
1. Layanan Informasi Universitas Negeri Padang.
2. Layanan Penguasaan Konten
3. Layanan Konseling Individual A. Muri Yusuf. 2002. Kiat Sukses Dalam
4. Layanan Bimbingan Karier. Bogor: Ghalia
Kelompok Indonesia.
5. Layanan Konseling Kelompok
A.E. Wolfolk,. 1995. Educational
Psychology (6 th ed). USA: Allyn
SARAN
and Bacon.
Berdasarkan hasil- hasil
penelitian, pembahasan, dan A.S. Makmun. 2001. Psikologi
kesimpulan yang telah dikemukakan, Kependidikan. Bandung: PT
ada beberapa saran yang dapat Remaja Rosdakarya.
direkomendasikan sebagai tindak
lanjut dari penelitian ini. Beberapa B. Alma. 2011. Kewirausahaan.
saran yang dapat diajukan adalah Bandung: Alfabeta.
sebagai berikut :
1. Bagi Peserta Didik

76
David C. McClelland. 2010. The
Achieving Sosiety. Princeton,
New Jersi: Martino Publishing.

Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi


Belajar. Jakarta: PT Rineka
Cipra.

Elida Prayitno. 1989. Motivasi dalam


Belajar. Jakarta: Depertemen
Pendidikan dan Kebudayaan.

Hamzah. 2012. Teori Motivasi dan


Pengukurannya. Jakarta: Bumi
Aksara.

J. Winardi. 2007. Motivasi Pemotivasian


Dalam Manajemen. Jakarta: PT
RajaGrafindo Persada.

J. W. Santrock. 2003. Perkembangan


Remaja. Terjemahan oleh Shinto
B. Adelar dan Sherly Saragih.
Jakarta: Erlangga.
Mudjiran, dkk. 2007. Perkembangan
Peserta Didik. Padang: Proyek
Pembinaan Tenaga
Kependidikan.

Oemar Hamalik. 2000. Psikologi Belajar


dan Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.

Prayitno. 1990. Bahan Penataran


Penasehat Akademik Bagi Para
Dosen. Makalah. IKIP Padang.

Prayitno. 2012. Jenis Layanan dan


Kegiatan Pendukung Konseling.
Padang: FIP UNP.

Sumadi Suryabrata. 1995. Psikologi


Pendidikan. Jakarta:
Rajagrafindo Persada.

W.S. Winkel.1996. Psikologi Pendidikan


dan Evaluasi Belajar.
Yogyakarta: Gramedia.

77

Anda mungkin juga menyukai