Anda di halaman 1dari 15

Jurnal Pendidikan Ekonomi

Persepsi Siswa Terhadap Pendidikan Tinggi Dan


Kecenderungannya Memilih Pendidikan Tinggi Lanjutan ((Studi
Pada Siswa Kelas XII SMAN 3 Luwu Tahun ajaran 2017/2018)
Irnawati

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar

Abstrak

IRNAWATI. 2019. “Persepsi Siswa Terhadap Pendidikan Tinggi Dan


Kecenderungannya Memilih Pendidikan Tinggi Lanjutan (Studi Pada Siswa Kelas XII
SMA Negeri 3 Luwu)”. Skripsi. Dibimbing langsung oleh Muhammad Hasan, S.Pd.,
M.Pd dan Ir. Hj. Marhawati M.Si. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Makassar.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh persepsi pendidikan tinggi dan
kecenderungannya memilih pendidikan tinggi lanjutan (studi pada siswa kelas XII SMA
Negeri 3 Luwu). Penelitian ini menggunakan deskriptif kuantitatif dengan populasi dari
siswa kelas XII angkatan 2017/2018, yang berjumlah 242 siswa. Karena jumlah populasi
yang relative besar dan tidak dapat diteliti semua sehingga perlu untuk menentukan
sampel dari populasi tersebut sehingga penentuan sampel sebanyak 20% dari populasi
yaitu 47 siswa. Pengumpulan data dilakukan dengan cara menggunakan angket,
observasi, dan dokumentasi. Tehnik analisis data yang digunakan adalah analisis statistic
deskriptif dan uji prayarat analisis data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi
siswa terhadap pendidikan tinggi dan kecenderungannya memilih pendidikan tinggi
lanjutan terdapat pengaruh positif yang signifikan. Hal ini dilihat dari hasil analisis data
yang dilakukan yaitu dengan persamaan regresi Y = 30,414 + 0,550X dengan koefisien
determinasi sebesar 55% dan diperoleh besarnya persepsi siswa terhadap pendidikan
tinggi dan kecenderungannya memilih pendidikan tinggi lanjutan, dengan nilai r hitung
adalah 0,418 berada pada interval 0,40-0,599 yang berarti tingkat pengaruhnya tergolong
dalam kategori cukup. Serta dilakukan uji hipotesis (uji T) dengan hasil
yaitu 3,098 ≥ 2,012 yang artinya terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa
terhadap pendidikan tinggi dan kecenderungannya memilih pendidikan tinggi lanjutan.

Kata kunci: persepsi, pendidikan tinggi, pendidikan tinggi lanjutan.

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

PENDAHULUAN kita ketahui bahwa sekarang ini di


Indonesia terdapat 230 Politeknik,
Seiring dengan perkembangan 2.363 Sekolah Tinggi, 132 Institut,
zaman, kebutuhan manusia pun terus dan 516 Universitas.
berkembang. Dewasa ini masyarakat
mulai memasukkan kebutuhan baru Kecenderungannya memilih
sebagai kebutuhan dasar mereka. pendidikan tinggi lanjutan perlu
Salah satu kebutuhan tersebut adalah ditumbuhkan pada diri setiap siswa.
kebutuhan akan pelayanan Siswa yang memiliki kecenderungan
pendidikan. Pendidikan dianggap memilih pendidikan tinggi lanjutan
salah satu kebutuhan hidup yang akan memiliki rasa ketertarikan dan
penting dalam menunjang aktivitas termotivasi untuk belajar lebih giat,
sehari hari. Apalagi ditengah sehingga dapat bersaing dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan siswa yang lain. Kecedenrungan
teknologi serta tuntutan globalisasi memilih pendidikan tinggi, ini akan
yang menginginkan manusia yang tumbuh dari persepsi siswa itu
berkualitas dan profesional dan sendiri tentang pendidikan. Persepsi
semua itu dibentuk melalui program disini merupakan anggapan
pendidikan yang berkualitas pula. seseorang terhadap suatu hal,
Banyak manfaat yang didapat anggapan ini akan timbul melalui
jika siswa lulusan jenjang pendidikan interaksi seseorang dengan
menengah melanjutkan ke perguruan lingkungan dimana dia berada. Siswa
tinggi. Dengan melanjutkan yang mendapat stimulus baik tentang
pendidikan tinggi lanjutan maka pendidikan maka akan memiliki
siswa akan memiliki pengetahuan persepsi yang baik pula terhadap
yang lebih luas. Kesempatan kerja pendidikan.
jauh lebih banyak didapat jika Walaupun demikian
seseorang telah menjadi sarjana. penduduk semakin sadar akan
Penghasilan yang didapat saat pentingnya pendidikan yang
bekerja juga akan lebih tinggi dari ditunjukkan dengan meningkatnya
mereka yang hanya lulusan jenjang Angka Partisipasi Murni Pendidikan
pendidikan menengah. Seseorang baik di jenjang SD, SLTP, maupun
yang memiliki pendidikan yang SLTA. SMA merupakan jenjang
tinggi akan lebih dihormati dalam pendidikan yang mengutamakan
lingkungan masyarakat maupun penyiapan siswanya untuk
pekerjaan. melanjutkan studi ke jenjang
Kondisi persaingan antar pendidikan yang lebih tinggi karena
lembaga pendidikan ditunjukkan dari di SMA dilakukan pengelompokan
penyediaan sarana dan prasaran yang dalam program studi sesuai dengan
menunjang pendidikan. Seperti yang kebutuhan belajar lebih lanjut di
perguruan tinggi. Dan masih

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

rendahnya jumlah siswa yang merupakan suatu proses yang


melanjutkan studi ke perguruan didahului oleh pengindraan yaitu
tinggi disebabkan banyak faktor merupakan proses yang berwujud
seperti rendahnya tingkat kesadaran diterimanya stimulus oleh individu,
warga arti pentingnya pendidikan melalui alat reseptornya. Proses
bagi anak, faktor budaya dimana psikologis dan hasil penginderaan
masyarakat masih beranggapan tersebut membentuk proses berfikir.
bahwa anak perempuan tidak perlu Di samping itu sifat suka dan tidak
sekolah tinggi dan lain yang berasal suka, senang tidak senang terhadap
dari diri siswa itu sendiri. sesuatu objek akan menimbulkan
gambaran dalam pembentukan
Tinjauan Pustaka persepsi”.
Berdasarkan pendapat –
Pengertian Persepsi pendapat tersebut, dapat disimpulkan
Kata persepsi berasal dari bahwa persepsi adalah proses
bahasa dari bahasa inggris masuknya pengalaman tentang objek
“perception” yang berarti dan peristiwa yang berupa pesan atau
penglihatan atau tanggapan. Menurut informasi kedalam otak manusia
Slameto (2003: 102), “persepsi yang kemudian membentuk proses
adalah proses yang menyangkut berfikir. Di samping itu, sifat suka
masuknya pesan dan informasi tidak suka, senang tidak senang
kedalam otak manusia melalui terhadap suatu objek akan
persepsi, manusia terus menerus menimbulkan gambaran dalam
mengadakan hubungan dengan pembentukan persepsi.
lingkungannya, hubungan ini
dilakukan lewat panca indranya yaitu Pengertian Pendidikan
indra penglihatan, pendengaran, Menurut undang-undang No.
peraba, perasa dan penciuman”. 20 Tahun 2003 tentang sistem
Jalaluddin (1998: 51), pendidikan nasional, pendidikan
berpendapat bahwa: “persepsi adalah adalah usaha sadar dan terencana
pengalaman tentang objek, peristiwa untuk mewujudkan suasana belajar
atau hubungan-hubungan yang dan proses pembelajaran agar peserta
diperoleh dengan menyimpulkan didik secara aktif mengembangkan
informasi dan menafsirkan pesan”. potensi dirinya untuk memiliki
Gibsen dan Dondy (1994: 54), yang kekuasaan spiritual keagamaan,
berpendapat bahwa: “persepsi adalah pengendalin diri, kepribadian,
proses pemberian arti terhadap kecerdasan, akhlak mulia, serta
lingkungan oleh seorang individu”. keterampilan yang diperlukan
Walgito (2004: 82) juga dirinya, masyarakat, bangsa dan
mengemukakan bahwa, “persepsi Negara.

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

Menurut Engkowara dan Aan meningkatkan pengetahuan yang


Komariah (2010:236) pendidikan terjadi antara peserta didik dan
merupakan suatu proses interaksi pendidik. Menurut beberapa
atau hubungan timbulnya balik, pendapat di atas persepsi tentang
pengaruh – mempengaruhi antara pendidika disini yaitu pola pikir dan
peserta didik dalam berbagai situasi pandangan seseorang terhadap
pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah mereka dapat
pendidik dalam berbagai situasi dari proses penginderaan yang
pendidikan untuk mencapai tujuan berlangsung selama dia berintekrasi
pendidikan secara optimal. dengan orang lain dan
Menurut Noor Syam (2003: 7) lingkungannya.
pendidikan adalah aktivitas dan Seperti yang dikemukkan
usaha manusia untuk meningkatkan oleh Made Pidarta (2002:30) bahwa
kepribadiannya dengan jalan pendidikan merupakan sistem yang
membina potensi-potensi pribadinya terbuka, pendidikan tidak dapat
yaitu rokhani (pikir, raksa, rasa, cipta melaksanakan fungsinya dengan baik
dan budi nurani) dan jasmani (panca jika mengisolasi diri dengan
indra serta keterampilan – lingkungan. Pendidikan berada
keterampilan. dalam masyarakat dan merupakan
Pendidikan berfungsi untuk milik masyarakat. Pemerintah
membantu peserta didik dalam menegaskan bahwa pendidikan
mengembangkan dirinya, yaitu merupakan tanggung jawab
mengembangkan semua potensi, pemerintah, sekolah, orang tua dan
kecakapan, serta karakteristik masyarakat. Apa yang berpengaruh
pribadinya kearah yang positif, baik dalam kehidupan berpengaruh juga
bagi dirinya maupun lingkungannya. terhadap pendidikan. Sehingga
Nana Syaodih Sukmadinata (2009: persepsi tentang pendidikan
40) Pendidikan tidak sekedar diperoleh dari interaksi dengan orang
memberikan nilai-nilai atau lain dan lingkungannya yang didapat
pengetahuan melainkan pendidikan dari proses penginderaan sehingga
berfungsi mengembangkan apa yang akan membentuk pola pikir dan
secara potensial dan aktual telah pandangan seseorang terhadap
dimiliki peserta didik. pendidikan.
Dengan adanya pendidikan Berdasarkan beberapa
diharapkan seseorang memiliki pendapat ahli di atas persepsi tentang
kualitas yang baik dan dan karakter pendidikan merupakan anggapan
yang baik sehingga memiliki sesesorang mengenai pendidikan
keinginan untuk berkembang yang timbul melalui interaksi
menjadi lebih baik. Pendidikan seseorang dengan lingkungan sekitar.
merupakan usaha sadar untuk Anggapan seseorang tentang

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

pendidikan berupa pentingnya teknologi, berjiwa penuh pengabdian


pendidikan yang dirasakan siswa, serta memiliki rasa tanggung jawab
manfaat apa yang akan siswa dapat yang besar terhadap masa depan
dari proses pendidikan, dan bangsa dan negara (Fuad Ihsan,
informasi segala macam yang 2013:173).
berhubungan dengan pendidikan Adapun siswa berhak untuk
yang akan membuat seseorang lebih memilih berbagai bentuk perguruan
tertarik pada pendidikan. tinggi sesuai dengan keinginannya
agar hasilnya dapat terlihat sehingga
Pendidikan Tinggi dapat menjadi asset negara yang
Menurut undang – undang benar-benar profesional dalam
No. 20 Tahun 2003 tentang sistem bidangnya masing-masing.
pendidikan tinggi nasional Selanjutnya menurut
mengamanatkan bahwa perguruan Tirtarahardja (2010: 268) bahwa
tinggi harus bersifat mandiri, artinya satuan pendidikan yang
mampu mengelolah lembaga menyelenggarakan pendidikan tinggi
pendidikannya serta bisa menajemen disebut perguruan tinggi yang dapat
keuangan secara mandiri untuk berbentuk
meningkatkan kualitas pendidikan. a) Universitas
Fungsi pendidikan adalah Universitas merupakan
menyiapkan manusia muda yang perguruan tinggi yang terdiri
berkualitas, menyiapkan tenaga kerja atas sejumlah fakultas yang
dan menyiapkan warga Negara yang menyelenggarakan pendidikan
baik (Dwi Siswono, dkk. 2007:83). akademik dan atau profesional
Menurut Fuad ihsan dalam sejumlah disiplin ilmu
(2013:130) bahwa pendidikan tinggi tertentu.
adalah lanjutan dari pendidikan b) Institut
menengah yang diselenggarakan Institut merupakan perguruan
untuk menyiapkan peserta untuk tinggi yang terdiri atas sejumlah
menjadi anggota masyarakat yang fakultas yang menyelenggarakan
memiliki kemampuan akademik dan pendidikan akademik dan atau
profesional yang dapat menerapkan, profesional dalam sekolompok
mengembangkan, dan atau disiplin ilmu tertentu.
menciptakan ilmu pengetahuan, c) Sekolah Tinggi
teknologi, mesin. Sekolah tinggi merupakan
Perguruan tinggi dapat perguruan tinggi yang
didefinisikan untuk mendidik menyelenggarakan pendidikan
mahasiswa agar mampu akademik dan atau profesional
meningkatkan daya penalaran, dalam kelompok displin ilmu
menguasai ilmu pengetahuan dan tertentu.

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

d) Politeknik HASIL DAN PEMBAHASAN


Politeknik merupakan perguruan
Persepsi siswa terhadap pendidikan
tinggi yang menyelenggarakan
tinggi
pendidikan terapan dalam
sejumlah pengetahuan khusus. Distribusi frekuensi dan presentase
e) Akademi persepsi siswa terhadap
Akademi merupakan perguruan pendidikan tinggi dan
tinggi yang menyelenggarakan kecenderungannya
pendidikan terapan dalam satu memilih pendidikan tinggi
cabang atau sebagian cabang lanjutan
ilmu pengetahuan, teknologi dan Interva Katego Frekuen Presentas
kesenian tertentu. l ri si e
21-25 Sangat 0 0,00
Jadi perguruan tinggi rendah
26-30 Rendah 2 4,26
merupakan kelanjutan pendidikan 31-35 Sedang 4 8,51
menengah yang cukup ragam seperti 36-40 Tinggi 18 38,30
yang telah di uraikan di atas, yang 41-45 Sangat 23 48,93
diselenggarakan untuk menyiapkan tinggi
Total 47 100
peserta didik untuk menjadi anggota
Sumber : Olah data akumulasi
masyarakat yang memiliki
jawaban responden tentang persepsi
kemampuan akademik atau
siswa terhadap pendidikan tinggi.
professional yang dapat menerapkan,
Tabel menggambarkan
mengembangkan, dan menciptakan
bagaimana pengaruh persepsi siswa
ilmu pengetahuan, teknologi atau
terhadap pendidikan tinggi dan
kesenian.
kecenderungannya memilih
pendidikan tinggi lanjutan yaitu tidak
METODE PENELITIAN ada satupun responden yang
menyatakan pengaruh persepsi siswa
Penelitian ini dilakukan di SMA terhadap pendidikan tinggi dan
Negeri 3 Luwu. Pendekatan yang kecenderungannya memilih
digunakan dalam penelitian ini pendidikan tinggi lanjutan sangat
adalah pendekatan deskriptif rendah, sebanyak 2 responden atau
kuantitatif. Tehnik pengumpulan 4,26 persen menyatakan pengaruh
data data dilakukan dengan cara persepsi siswa terhadap pendidikan
menggunakan angket, observasi, dan tinggi dan kecenderungannya
dokumentasi. Tehnik analisis data yang
memilih pendidikan tinggi lanjutan
digunakan adalah analisis statistic
masih rendah, sebanyak 4 responden
deskriptif dan uji prayarat analisis data.
atau 8,51 persen menyatakan
pengaruh persepsi siswa terhadap
pendidikan tinggi dan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

kecenderungannya memilih Tabel 28 menggambarkan


pendidikan tinggi lanjutan masih bagaimana pengaruh
rendah, sebanyak 18 responden atau kecenderungannya memilih
38,30 persen menyatakan pengaruh pendidikan tinggi lanjutan yaitu tidak
persepsi siswa terhadap pendidikan ada satupun responden yang
tinggi dan kecenderungannya menyatakan pengaruh
memilih pendidikan tinggi lanjutan kecenderungannya memilih
sudah tinggi, dan sebanyak 23 pendidikan tinggi lanjutan sangat
responden atau 48,93 menyatakan rendah, sebanyak 1 responden atau
pengaruh persepsi siswa terhadap 2,13 kecenderungannya memilih
pendidikan tinggi kecenderungannya pendidikan tinggi lanjutan masih
memilih pendidikan tinggi lanjutan rendah, sebanyak 11 responden atau
sudah sangat tinggi. 23,40 persen menyatakan
Untuk melihat gambaran kecenderungannya memilih
kecenderungannya memilih pendidikan tinggi lanjutan masih
pendidikan tinggi lanjutan, kualitas rendah, sebanyak 22 responden atau
jawaban terhadap persepsi siswa 46,81 persen kecenderungannya
terhadap pendidikan, terdapat 4 memilih pendidikan tinggi lanjutan
bagian yaitu, sangat tinggi, sedang, sudah tinggi, dan sebanyak 13
rendah, sangat rendah. responden atau 27,66 menyatakan
kecenderungannya memilih
Kecenderungannya memilih pendidikan tinggi lanjutan sudah
pendidikan tinggi lanjutan tinggi.
Distibusi frekuensi dan presentase
kecenderungannya Transformasi data ordinal ke
memilih pendidikan interval
tinggi lanjutan Berikut tabel hasil
Interva Katego Frekuen Presentas pengolahan data ordinal ke data
l ri si e interval dengan menggunakan
35-39 Sangat 0 0,00 Method Succesful Interval (MSI).
rendah Tabel 29. Hasil pengolahan data
40-44 Rendah 1 2,13
45-49 Sedang 11 23,40 ordinal ke interval
50-54 Tinggi 22 46,81 Data Ordinal Berubah Data
55-59 Sangat 13 27,66 Interval
tinggi Nilai Menjadi 1,000
Total 47 100 alternatif
Sumber : Olah data akumulasi jawaban 1
jawaban responden tentang Nilai Menjadi 2,009
kecenderungannya memilih alternatif
pendidikan tinggi lanjutan jawaban 2
Nilai Menjadi 2,672

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

alternatif tinggi Y.7 0,384 0,28 Valid


8
jawaban 3 lanjutan (Y)
Y.8 0,656 0,28 Valid
Nilai Menjadi 3,340 8
Y.9 0,570 0,28 Valid
alternatif 8
Y.1 0,583 0,28 Valid
jawaban 4 0 8
Nilai Menjadi 4,080 Y.1 0,594 0,28 Valid
1 8
alternatif Y.1 0,529 0,28 Valid
jawaban 5 2 8

Sumber: Hasil Olah Data, 2018 Sumber : Hasil Olah Data SPSS 22,
Berdasarkan tabel di atas 2018
data ordinal 1 menjadi data interval Berdasarkan tabel 30. hasil
1,000 , data ordinal alternatif uji validitas di atas, diketahui bahwa
jawaban 2 menjadi interval 2,009 , dari 21 pernyataan yang digunakan
data ordinal alternatif jawaban 3 dalam penelitian ini untuk mengukur
menjadi data interval 2,672 , data variabel persepsi siswa terhadap
ordinal alternatif jawaban 4 menjadi pendidikan tinggi dan
data interval 3,340 , data ordinal kecenderungannya memilih
alternatif jawaban 5 menjadi data pendidikan tinggi lanjutan sebanyak
interval 4,080. 21 pertanyaan dikatakan valid
dikarenakan nilai r hitung lebih besar
Uji validasi dari r tabel. Dimana nilai r tabel
Variabel Ite r r Keterang yang digunakan dalam uji validitas
m hitun tabl an
g e
ini yaitu sebesar 0,288 sedangkan r
0,430 0,28 Valid hitung didapat dari hasil pengolahan
8
0,660 0,28 Valid data menggunakan data
8
Persepsi X.3 0,552 0,28 Valid menggunakan SPSS versi 22.
8
Siswa
X.4 0,622 0,28 Valid
Terhadap 8 Uji Reabilitas
Pendidikan X.5 0,781 0,28 Valid
Tinggi (X) 8
X.6 0,532 0,28 Valid
8
X.7 0,621 0,28 Valid Reliability Statistics
8 Cronbach's
X.8 0,719 0,28 Valid
8 Alpha Based
X.9 0,468 0,28 Valid on
8
Y.1 0,593 0,28 Valid Standardized
8 Cronbach's Alpha Items N of Items
Y.2 0,479 0,28 Valid
8 ,797 ,876 23
Y.3 0,499 0,28 Valid Sumber : Hasil Olah Data SPSS 22,
8
Y.4 0,664 0,28 Valid 2018
8
Kecenderung Y.5 0,313 0,28 Valid
Berdasarkan tabel 31. uji
an memilih 8 reabilitas dilakukan terhadap item
Y.6 0,531 0,28 Valid
pendidikan pertanyaan yang ditanyakan valid.
8

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

Suatu variabel dikatakan reliabel Uji Normalitas


atau handal jika jawaban terhadap
pertanyaan selalu konsisten. Jadi
hasil koefisien reliabilitas instrument
varibel persepsi siswa terhadap
pendidikan tinggi dan
kecenderungannya memilih
pendidikan tinggi lanjutan adalah
sebesar = 0.797 ternyata memiliki
Gambar 4.4
nilai “Alpha Cronbach” lebih besar
Hasil Uji Normalitas
dari 0,600, yang berarti persepsi
siswa terhadap pendidikan tinggi dan Berdasarkan gambar di atas, terlihat
kecenderungannya memilih bahwa titik titik menyebar disekitar
pendidikan tinggi lanjutan garis diagonal dan mengikuti arah
dinyatakan reliabel atau memenuhi garis diagonal, sehingga model data
persyaratan. ini memenuhi asumsi normalitas.

Uji Regresi Sederhana


Analisis Statistik Deskriptif Berdasarkan hasil olahan regresi
pada tabel coeficien, pada Constant
Dari hasil uji statistik
(a) adalah 30,414 sedang nilai X (b)
deskriptif
adalah 0,550 sehingga persamaan
Variabel dependen yaitu
regresinya dapat ditulis dengan
kecenderungannya memilih
rumus Y = a + bX + e menggunakan
pendidikan tinggi lanjutan, hasilnya
program SPSS 22, maka dapat
memiliki nilai sebesar rata-rata yang
disajikan persamaan regresi sebagai
dimiliki 52,4043 dengan standar
berikut :
deviasi kecenderungannya memilih
Y = 30,414 + 0,550X
pendidikan tinggi lanjutan yang
Koefisien b dinamakan
dimiliki seluruh sampel sebesar
koefisien arah regresi dan
3,87668. Hal ini menunjukkan
menyatakan perubahan rata-rata
tingkat sebaran data
variabel Y untuk setiap perubahan
kecenderungannya memilih
variabel X sebesar satu satuan.
pendidikan tinggi lanjutan
Perubahan ini merupakan
mempunyai tingkat variasi sebesar
pertambahan bila B bertanda positif
3,8%. Dikarenakan tingkat variasi <
dan penurunan bila B bertanda
100%, maka dapat disimpulkan
negatif. sehingga dari persamaan
bahwa data bersifat homogen.
regresi diatas, maka dapat diberikan
penjelasan sebagai berikut :

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

a. Nilai konstanta (a) sebesar pesan dan informasi ke dalam otak


30,414 menunjukkan bahwa jika manusia melalui persepsi, manusia
tidak ada nilai variabel persepsi terus menerus mengadakan
siswa terhadap pendidikan tinggi hubungan dengan lingkungannya.
maka kecenderungan memilih Siswa kelas XII SMA Negeri 3
pendidikan tinggi lanjutan Luwu yang memiliki pengetahuan
sebesar 30,414. atau informasi mengenai pendidikan
Nilai koefisien regresi persepsi siswa tinggi maka siswa tersebut dapat
terhadap pendidikan tinggi (X) menyimpulkan informasi dan
bernilai positif sebesar 0,550 menafsirkan pesan mengenai
menyatakan bahwa setiap pendidikan tinggi. Bagi siswa kelas
penambahan 1% nilai persepsi siswa XII yang tidak mendapatkan dan
terhadap pendidikan tinggi, maka mencari informasi terkait
nilai kecenderungan memilih pendidikan tinggi maka tidak
pendidikan tinggi lanjutan akan mendapatkan informasi dan
bertambah sebesar 0,550. memiliki persepsi yang berbeda
mengenai pendidikan tinggi.
Pembahasan Faktor-faktor yang
Persepsi siswa terhadap mempengaruhi menurut Walgito
pendidikan tinggi (2010: 101) berasal dari adanya
Berdasarkan hasil penelitian objek yang dipersepsi, alat indra,
persepsi siswa terhadap pendidikan syarat, dan pusat susunan syarat,
tinggi Menurut Jalaluddin (1998:51) adanya perhatian. Faktor-faktor
persepsi adalah pengalaman tentang yang mempengaruhi menentukan
objek, peristiwa atau hubungan- persepsi adalah objek-objek yang
hubungan yang diperoleh dengan memenuhi tujuan individu yang
menyimpulkan informasi dan melakukan persepsi. Masing-masing
menafsirkan pesan. Persepsi setiap siswa memiliki persepsi serta minat
individu dapat sangat berbeda yang berbeda walau ada yang sama
walaupun yang diamati benar-benar persepsi dan kecenderungannya
sama. Melalui persepsi manusia terhadap informasi dan pengetahuan
terus menerus mengadakan mereka mengenai pendidikan tinggi
hubungan dengan lingkungannya. atau perguruan tinggi bahkan
Hubungan ini dilakukan dengan kecenderungannya memilih
melalui panca indranya manusia pendidikan tinggi lanjutan. Dari
yaitu penglihatan, pendengaran, hasil penelitian persepsi siswa
peraba, perasa dan penciuman. terhadap pendidikan tinggi dengan
Menurut Slameto (2003:102) indikator informasi tentang
menunjukkan bahwa persepsi adalah pendidikan tinggi menjelaskan
proses yang menyangkut masuknya memiliki persepsi yang baik.

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

Pernyataan di atas juga sosial ekonomi, lingkungan, dan


didukung oleh hasil penelitian pandangan hidup. Sosial ekonomi
terdahulu. Penelitian Darwin (2008) mempengaruhi siswa dalam
menunjukkan bahwa ada hubungan memilih pendidikan tinggi lanjutan.
positif persepsi siswa tentang Secara teorotis memang dinyatakan
perhatian orang tua dengan persepsi bahwa orang tua yang status sosial
siswa terhadap pendidikan tinggi ekonominya tinggi mampu
lanjutan. membimbing, mengarahkan dan
Dari persepsi siswa terhadap memberikan masukan kepada
pendidikan tinggi pada siswa kelas anaknya dalam memilih pendidikan
XII SMA Negeri 3 Luwu dilihat dari tinggi lanjutan. Selain itu mereka
indikator pentingnya pendidikan mampu menyediakan kondisi atau
tinggi, manfaat pendidikan, lingkungan belajar serta sarana dan
informasi tentang pendidikan tinggi, prasarana belajar yang memadai
ini dapat berdampak terhadap untuk menunjang pendidikan
kecenderungan siswa kelas XII anaknya. Lingkungan di sini yang
SMA Negeri 3 Luwu dalam mempengaruhi kecenderungannya
memilih pendidikan tinggi lanjutan. memilih pendidikan tinggi lanjutan
Persepsi siswa terhadap yaitu lingkungan masyarakat,
pendidikan tinggi dengan kategori lingkungan keluarga dan teman
sangat tinggi terlihat dari jawaban sebaya. Semakin baik dukungan dan
responden dalam setiap pertanyaan interaksi yang dilakukan dengan
dimana hal, pentingnya pendidikan lingkungan akan meningkatkan
tinggi, manfaat pendidikan, kecenderungannya memilih
informasi tentang pendidikan tinggi pendidikan tinggi lanjutan. Siswa
Kecenderungannya memilih yang bersekolah di sekolah umum
pendidikan tinggi lanjutan cenderung memiliki minat yang
Berdasarkan hasil penelitian lebih tinggi untuk memilih
variabel bebas dalam penelitian ini pendidikan tinggi lanjutan dari pada
yaitu kecenderungannya memilih sekolah disekolah kejuruan.
pendidikan tinggi lanjutan hasil Berdasarkan teori yang
penelitian tersebut menunjukkan dikemukakan Giartama (1996:6)
bahwa kecenderungan memilih yang menyatakan bahwa minat
pendidikan lanjutan berpengaruh secara ekstrinsik merupakan minat
positif dan signifikan. yang timbul akibat pengaruh dari
Hal ini sesuai dengan yang luar individu. Minat orang tua dan
dikemukakan oleh Sunarto dan teman sebaya, dalam memilih
Agung Hartono (2002:196-198) pendidikan tinggi disesuaikan
bahwa terdapat faktor yang dengan minat dan kemampuan diri,
mempengaruhi minat, diantaranya sehingga nantinya akan

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

menyelesaikan studi tepat waktu dan teknologi, dan kesenian. Sebenarnya


memperoleh hasil sesuai dengan pendidikan di perguruan tinggi
harapan. dalam masa sekarang ini sangat
Persepsi tentang pendidikan diperlukan, dimana persaingan
juga merupakan pandangan hidup dalam memasuki dunia kerja sangat
yang akan mempengaruhi ketat.
kecenderungannya memilih Persepsi merupakan bagian
pendidikan tinggi lanjutan. Sehingga dari keseluruhan proses yang
kecenderungannya memilih menghasilkan tanggapan setelah
pendidikan tinggi disebutkan dapat rangsangan diterapkan kepada
dipengaruhi oleh persepsi siswa manusia. Menurut Sarlito W
terhadap pendidikan tinggi Sarwono (2012:39) persepsi
meskipun tidak cukup kemungkinan berlangsung saat seseorang
masih banyak faktor lain yang dapat menerima stimulus dari dunia luar
mempengaruhi kecenderungan yang ditangkap oleh organ-organ
siswa untuk memimilih pendidikan bantuannya yang kemudian masuk
tinggi lanjutan. kedalam otak. Didalamnya terjadi
Persepsi siswa terhadap proses berfikir yang pada akhirnya
pendidikan tinggi dan terwujud dalam sebuah pemahaman.
Kecenderungannya memilih Pemahaman ini kurang lebih di
pendidikan tinggi lanjutan sebut persepsi. Jika seseorang
Menurut undang-undang No. mendapat stimulus-stimulus yang
20 Tahun 2003, pendidikan adalah baik tentang pendidikan maka akan
usaha sadar dan terencana untuk mempengaruhi pemahaman tentang
mewujudkan suasana belajar dan pendidikan. Pemahaman yang baik
proses pembelajaran agar peserta tentang pendidikan ini akan
didik secara aktif mengembangkan mendorong siswa untuk lebih
potensi dirinya untuk memiliki cenderung memilih pendidikan
kekuasaan spiritual keagamaan, tinggi lanjutan sampai ke jenjang
pengendalian dirinya, masyarakat, yang tinggi. Seseorang yang
bangsa dan Negara. Menurut Fuad memilih pendidikan tinggi
Ihsan (2013:130) Pendidikan tinggi membutuhkan keinginan yang kuat,
adalah lanjutan dari pendidikan dorongan dari lingkungan sekitar,
menengah yang diselenggarakan perhatian, dan harapan yang ingin di
untuk menyiapkan peserta untuk capai. Menurut Rokeach (2013:26)
menjadi anggota masyarakat yang di dalam persepsi terkandung
memiliki kemampuan akademis dan komponen kognitif dan juga
professional yang menerapkan, komponen kognitif, yaitu sikap
mengembangkan, dan atau merupakan predisposing untuk
menciptakan ilmu pengetahuan, merespon, untuk berperilaku.

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

Menurut FishBein (1975) norma tinggi bahkan minat mereka


subjektif adalah persepsi seseorang melanjutkan kejenjang perguruan
terhadap tekanan sosial untuk tinggi. Dari hasil penelitian persepsi
melakukan atau tidak melakukan siswa terhadap pendidikan tinggi
perilaku tertentu. Dengan demikian menjelaskan memiliki persepsi yang
dapat dikatakan bahwa persepsi sangat baik. Persepsi siswa terhadap
adalah hasil pikiran seseorang dari pendidikan tinggi lanjutan dapat
situasi tertentu. Persepsi itu sendiri dilihat dari indikator pentingnya
berlangsung saat seseorang terhadap pendidikan tinggi, manfaat
sesuatu yang akan memberikan pendidikan, informasi tentang
respon bagaimana dan dengan apa pendidikan tinggi. Begitu juga
seseorang akan bertindak. dengan hasil dari kecenderungannya
Menurut Djamarah memilih pendidikan tinggi lanjutan
(2008:132) minat adalah menggunakan indikator adanya
kecenderungan yang menetap untuk keinginan, dorongan, perhatian,
memperhatikan dan mengenang harapan. Dapat disimpulkan bahwa
beberapa aktivitas. Seseorang yang besarnya pengaruh persepsi siswa
berminat terhadap aktivitas itu terhadap pendidikan tinggi
secara konsisten dengan rasa berpengaruh positif terhadap
senang. Rast Harmin dan Simon kecenderungannya memilih
(dalam Mulyawati, 1998:46) pendidikan tinggi lanjutan pada
menyatakan bahwa dalam minat itu siswa SMA Negeri 3 Luwu.
terdapat hal-hal pokok diantaranya:
adanya perasaan senang dalam diri PENUTUP
yang memberikan perhatian pada Kesimpulan
objek tertentu, adanya ketertarikan
terhadap objek tertentu, adanya Berdasarkan hasil penelitian
aktivitas atas objek tertentu, adanya dan pengalaman data yang dilakukan
kecenderungan berusaha lebih aktif, maka dapat disimpulkan beberapa
objek atau aktivitas tertentu temuan penelitian di bawah ini :
dipandang fungsional dalam 1. Persepsi siswa terhadap
kehidupan, kecenderungan bersifat pendidikan tinggi dan
mengarahkan dan mempengaruhi kecenderungannya memilih
tingkah laku individu. pendidikan tinggi lanjutan
Masing-masing siswa memiliki berada pada kategori sangat
persepsi serta minat yang berbeda tinggi. Hal ini dapat dilihat dari
walau ada yang sama persepsi dan indikator yaitu pentingnya
minatnya terhadap informasi dan pendidikan tinggi, manfaat
pengetahuan mereka mengenai pendidikan tinggi, informasi
pendidikan tinggi atau perguruan tentang pendidikan tinggi.

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

2. Persepsi siswa terhadap yang dapat memotivasi


pendidikan tinggi mempunyai masyarakat untuk melanjutkan
pengaruh positif terhadap studi keperguruan tinggi
kecenderungnnya memilih Sekolah negeri maupun swasta harus
pendidikan tinggi lanjutan hal tetap memperhatikan dan
ini berarti apabila persepsi memberikan bimbingan kepada
memberi pengaruh atau siswa agar siswa terus berminat
mendukung untuk siswa memilih pendidikan tinggi lanjutan.
terhadap pendidikan tinggi,
maka kecenderungannya Daftar Pustaka
memilih pendidikan tinggi Arikunto, S. (2004). Evaluasi
lanjutan akan semakin besar. Program Teoritis bagi
Begitu pula sebaliknya apabila Praktisi Pendidikan.
persepsi siswa tidak memberi Jakarta: Rineka Cipat.
pengaruh atau mendukung Darwin. (2008). Hubungan Persepsi
untuk memilih pendidikan Siswa Tentang Perhatian
tinggi lanjutan, maka Orang Tua, Kelengkapan
kecenderungannya memilih Fasilitas Belajar dan
pendidikan tinggi lanjutan akan Penggunaan Waktu Belajar
semakin kecil. Persamaan di Rumah Dengan Prestasi
regresi hasil analisis regresi Belajar Ekonomi Jurnal
linear sederhana adalah Y= Pendidikan Ekonomi
30,414 + 0,550 X dan bernilai Volume 5 No. 1, hlm 74
positif. Nilai Depniknas. (1988). Kamus Besar
yaitu 3,098 ≥ 2,032 Bahasa Indonesia. Tim
mengindikasikan bahwa Pengurus Pusat Pembinaan
persepsi siswa terhadap dan Pengembangan Bahasa.
pendidikan tinggi berpengaruh Jakarta: Balai Pustaka.
positif terhadap Destiana (2010). Psikologi
kecenderungannya memilih Perkembangan Peserta
pendidikan tinggi lanjutan. Didik Panduan Bagi Orang
Saran Tua dan Guru dalam
Berdasarkan pembahasan dan Memahami Psikologi Usia
kesimpulan di atas maka dapat SD, SMP, dan SMA.
diberikan beberapa saran sebagai Bandung : PT. Remaja
berikut: Rosdakarya.
1. Perlu adanya sosialisasi dari Engkowara, Aan Komariah. (2010).
berbagai pihak terutama Administrasi Pendidikan.
kalangan akademis arti Bandung : Alfabeta
pentingnya pendidikan tinggi

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar


Jurnal Pendidikan Ekonomi

Hadiwijaya, Hendra. (2011). Syah, Muhibbin. (2005). Psikologi


Persepsi siswa terhadap Pendidikan Suatu
pekalanan jasa pendidikan Pendekatan Baru. Bandung:
pada lembaga pendidikan El Remaja Rosdakarya.
Rahma Palembang. Jurnal Thoyibatun, S. (2009). Faktor –
ekonomi dan akuntansi Faktor Yang Berpengaruh
(jenius) Volume 1 No 3, Terhadap Perilaku Tidak
hlm 221 Etis Dan Kecenderungan
Ihsan, Fuad (2003). Dasar-Dasar Kecurangan Akuntansi
Ilmu Kependidikan. Jakarta: Serta Akibatnya Terhadap
Rineka Cipta. Kinerja Organisasi. Jurnal
Konopaske, Robert. (2006). Perilaku Ekonomi dan Keuangan,
Dan Menajemen Volume 16 No 2, hlm 248
Organisasi. Jakarta: PT Thoha, Miftah. (2011). Perilaku
Gelora Aksara Pratama. Organisasi: Konsep Dasar
Munandir, 1996. Program dan Aplikasinya. Jakarta :
Bimbingan Karier di Rajawali Pers
Sekolah. Jakarta: Pangkalan Data Pendidikan Tinggi
Departemen Pendidikan dan Kementrian Riset,
Kebudayaan Direktorat Teknologi Dan Pendidikan
Jenderal Pendidikan Tinggi Tinggi. ”Grafik Jumlah
Proyek Pendidikan Tenaga Perguruan Tinggi”. Diambil
Kerja Akademik 20 Januari 2018. Diakses
Rivai. (2004). Kepemimpinan dan http://forlap.ristekdikti.go.id
Perilaku Organisasi, /perguruantinggi/homegraph
Jakarta pt
Slameto. (2010). Belajar dan Faktor- Pidarta, Made. (2007). Landasan
Faktor yang Kependidikan. Jakarta : PT
Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta
Rineka Cipta. Prayitno. (2004). Dasar – Dasar
Sarwono, Sarlito Wirawan. (2012). Bimbingan dan Konseling.
Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rineka Cipta
Jakarta : Rajawali Pers. Prawiladilagia, Salam, D dan
Sigerar, Sofyan. 2013. Metode Siregar, E. (2004). Mozaik
Penelitian Kuantitatif. Teknologi Pendidikan.
Jakarta : Kencana Jakarta. Prenada Media.
Sutikna. 1998. Bimbingan Karir
Untuk SMA. Jakarta: Intan
Pariwara

Program Studi Pendidikan Ekonomi Universitas Negeri Makassar

Anda mungkin juga menyukai