Anda di halaman 1dari 13

PERSEPSI ORANG TUA DAN ANAK TERHADAP PEMBELAJARAN

DARING MASA PANDEMI COVID-19

PROPOSAL
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mengikuti Ujian Proposal

Oleh :
FITRIA INDRAYANI
2018.01.04.008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
MUHAMMADIYAH MAUMERE
2022
KATA PENGANTAR

Puji Dan Syukur Penulis Panjatkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa Atas
Rahmat Dan Karunianya, Sehingga Penulis Dapat Menyelesaikan Penyusunan
Proposal Yang Berjudul “Persepsi Orang Tua Dan Anak Terhadap Pembelajaran
Daring Masa Pandemi COVID-19” dengan baik dan tepat pada waktu yang
ditentukan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan proposal ini dapat terlaksana berkat


bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang sudah membantu dalam
menyelesaikan proposal ini.yaitu :

1. Bapak Erwin Prasetyo, ST, M.Pd, selaku Rektor IKIP Muhammadiyah Ma


umere
2. Ibu Fitriah, S.Pd, M.Pd selaku Ketua Lembaga Penelitian Pengembangan
Dan Pengabdian Masyarakat (LP3M)
3. Ibu Yuli Mira Syafriati, S.Si, M.Pd selaku Dosen Pembimbing I proposal
yang telah memberikan banyak bimbingan
4. Ibu Maria Yasinta Moi, S.Pd, M.Si selaku Dosen Pembimbing II proposal
yang telah memberikan bimbingan.
5. Ibu Mariana Sada, M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Terimakasih juga untuk semua pihak yang telah membantu dalam penyusu
nan proposal ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu penulis mengharapkan masukan, kritik maupun saran yang bersifat me
mbangun kearah yang lebih baik senaantiasa penulis harapkan. Akhirnya penulis
mengharapkan proposal ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Maumere, 03 maret 2022

Fitria Indrayani

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurniawan (2017) pendidikan adalah mengalihkan nilai-nilai, pengetahuan, peng
alaman dan ketrampilan kepada generasi muda sebagai usaha generasi tua dalam menyiap
kan fungsi hidup generasi selanjutnya, baik jasmani maupun rohani. Menurut Sutrisno (20
16) pendidikan merupakan aktivitas yang bertautan, dan meliputi berbagai unsur yang ber
hubungan erat antara unsur satu dengan unsur yang lain. Pendidikan juga memiliki definisi
secara yuridis dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan N
asional yang menyebutkan: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudk
an suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangka
n potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepriba
dian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan bagi dirinya, masyara
kat, dan bangsa.
Orang tua memiliki peran penting dalam membimbing dan mendampingi anak-an
aknya baik dalam pendidikan formal maupun non-formal seperti kondisi pandemi
COVID-19 saat ini. Menurut Hamalik (2011) peran adalah pola tingkah laku tertentu yang
merupakan ciri-ciri khas semua petugas dari pekerjaan atau jabatan tertentu. Menurut Lest
ari (2012) peran orang tua merupakan cara yang digunakan oleh orang tua berkaitan denga
n pandangan mengenai tugas yang harus dijalankan dalam mengasuh anak. Sedangkan
menurut Hadi (2016) menyatakan bahwa orang tua memiliki kewajiban dan tanggung jawa
b untuk mengasuh, memelihara, mendidik, dan melindungi anak. Jadi dari beberapa para
ahli diatas dapat disimpulkan bahwa peran orang tua adalah tugas dan kewajiban untuk
mendidik, mengasuh, melindungi anak dan memelihara.
Pembelajaran daring merupakan sistem pembelajaran yag dilakukan dengan tidak
bertatap muka langsung, tetapi menggunakan platform yang dapat membantu proses
belajar mengajar yang dilakukan meski jarak jauh (Sofyana dan Abdul, 2019). Menurut D
ewi (2020) Pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaringan internet dalam proses p
embelajaran dengan pembelajaran daring peserta didik memiliki kelulusan waktu belajar,
dapat dengan disesuaikan kemampuan masing-masing sekolah.
Berdasarkan hasil saat observasi awal, para orang tua memiliki kendala pada saat
membimbing anak mereka yaitu para orang tua yang belum paham cara penggunaan hp
apa lagi para orang tua belum tau cara mengoperasikan aplikasi belajar yang ditentukan

4
oleh sekolah, para orang tua yang minim akan pendidikan dan orang tua harus bagi waktu
untuk bekerja. Dan apa lagi anak-anak lebih banyak bermain game dan kouta internet
karena sebagian anak dari keluarga yang kurang mampu.
Berdasarkan permasalahan diatas peneliti mengambil judul persepsi orang tua dan
anak terhadap pembelajaran daring masa pandemi COVID-19.
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian ini adalah persepsi orang
tua dan anak terhadap pembelajaran daring masa pandemi COVID-19 dan kendala yang di
hadapi orang tua dan anak dengan adanya pembelajaran daring masa pandemi COVID-19.
C. Pertanyaan Penelitian
Pada bagian fokus penelitian sudah diberikan gambaran tentang apa yang harus dij
adikan pertanyaan-pertanyaan penelitian. Maka peneliti mengambil pertanyaan penelitian
sebagai berikut “Bagaimana persepsi orang tua dan anak terhadap pembelajaran daring ma
sa pandemi COVID-19?. Apa saja kendala yang di hadapi orang tua dan anak dengan adan
ya pembelajaran daring masa pandemi COVID-19?”.
D. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai berikut “Untuk meng
etahui persepsi orang tua dan anak terhadap pembelajaran daring masa pandemi COVID-1
9 dan Untuk mengetahui apa saja kendala yang di hadapi orang tua dan anak dengan adany
a pembelajaran daring masa pandemi COVID-19”.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut;
1. Bagi pendidik, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat agar dapat
meningkatkan kualitas pendidikan dalam membuat perencanaan yang lebih baik lagi.
2. Bagi sekolah, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi
sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Perta didik dapa tmelalui proses pembelajaran daring dengan baik
4. Bagi peneliti selanjutnya, peneliti ini diharapkan dapat menjadi bahan refrensi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian tentang persepsi orang tua dan anak terha
dap pembelajaran daring masa pandemi COVID-19.

5
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Menurut Pride & Ferrel dalam Fadila (2013) persepsi adalah segala proses pemi
lihan, pengorganisasian dan penginterprestasian masukan informasi, sensasi yang diter
ima melalui penglihatan, perasaan, pendengaran, penciuman dan sentuhan untuk meng
hasilkan makna. Zamroni (2013) berpendapat bahwa persepsi adalah proses individu d
apat mengenali objek atau fakta objektif dengan menggunakan alat individu. Persepsi s
esorang terhadap sesuatu objek tidak berdiri sendiri akan tetapi dipengaruhi oleh beber
apa faktor baik dari dalam maupun dari luar dirinya. Sedangkan menurut Kotler (2013),
persepsi adalah dimana kita memilih, mengatur, dan menerjemahkan masukan inform
asi untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.
Berdasarkan penjelasan dari beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
persepsi merupakan proses dalam memakai sesuatu yang diterima memalui kelima ind
ra supaya setiap individu dapat memilih, mengatur dan menerjemahkan suatu informas
i untuk menciptakan gambaran dunia yang berarti.
2. Proses Persepi
Proses terjadinya persepsi dimulai dari adanya objek yang menimbulkan stimulu
s, dan stimulus mengenai alat indera. Stimulus yang diterima alat indera diteruskan ole
h saraf sensoris ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran se
hingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang dir
asa. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai m
acam bentuk (Walgito, 2010).
Dari segi psikologi dikatakan bahwa tingkah laku seseorang merupakan fungsi d
ari cara dia memandang. Dalam proses persepsi terdapat tiga komponen utama berikut:
a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indera terhadap rangsangan dari luar, intens
itas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
b. Interprestasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti b
agi seseorang. Interprestasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti pengalaman m
asa lalu, sistem nilai yang dianut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan.

6
c. Interprestasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam tingkah laku sebasgai rek
asi. Jadi proses persepsi adalah melakukan seleksi, interprestasi, dan pembulatan te
rhadap informasi yang sampai.
3. Faktor-Faktor Persepsi
Menurut Robbins dalam Danarjati,Dkk (2013) faktor –faktor yang mempengaru
hi persepsi adalah pelaku persepsi, objek atau yang di persepsikan, dan kontek dari situ
asi dimana persepsi itu di lakukan. Menurut menurut Oskamp dalam Danarjati,dkk (20
13) persepsi individu di pengaruhi oleh faktor fungsional dan struktural. Faktor fungsi
onal adalah faktor-faktor yang bersifat personal, misalnya kebutuhan individu, usia, pe
ngalaman masa lalu, keperibadian, jenis kelamin dan hal-hal yang bersifat subjektif. Fa
ktor struktural adalah faktor di luar individu, misalnya lingkungan, budaya, dan norma
sosial sangat mempengaruhi terhadap seseorang dalam mempersepsikan sesuatu.
Berdasarkan dari beberapa pendapat ahli di atas peneliti menyimpulkan persepsi
terjadi pada umumnya terjadi karena dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal Fak
tor internal berasal dari dalam diri individu eksternal adalah faktor yang berasal dari lu
ar individu.
B. Orang Tua dan Anak
1. Pengertian Orang Tua
Kamus besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa, “Orang tua adalah ayah ibu ka
ndung. Menurut kartono dalam Astrida (2012) orang tua adalah pria dan wanita yang te
rikat dalam perkawinan dan siap bersedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah
dan ibu dari anak-anaknya yang dilahirkan. Menurut Nasution dalam Astrida (2011) ora
ng tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau tugas ru
mah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut sebagai bapak dan ibu.
Berdasarkan beberapa pejelasan diatas dapat disimpulkan bahwa orang tua ayah dan ibu
yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga dalam kehidupan sehari-hari.
Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpeng
aruh atas pendidikan anak-anaknya. Pendidikan orang tua terhadap anak-anaknya adala
h pendidikan yang didasarkan pada rasa kasih sayang terhadap anak-anak, dan yang dit
erimanya dari kodrat.
Tanpa orang tua anak tidak bisa mendapatkan pendidikan yang layak. Oleh kare
na itu anak perlu bimbingan dan pengawasan yang teratur, supaya anak tidak kehilanga
n kemampuan untuk berkembang secara normal. Setiap orang tua juga harus mampu m
emahami anaknya dari segala aspek pertumbuhan, baik jasmani, rohani, maupun sosial.

7
Suatu hal yang harus di ingat oleh orang tua adalah bahwa mereka memiliki tanggung j
awab kepada anaknya terus memotivasi belajarnya sehingga mengalami perubahan sepe
rti halnya kepandaian.
Jadi dapat dipahami bahwa orang tua adalah ayah dan ibu yang bertanggung jaw
ab atas pendidikan anak dan segala aspek kehidupannya sejak anak masih kecil hingga
mereka dewasa.
2. Anak
Lesmana (2012), secara umum dikatakan anak adalah seorang yang dilahirkan d
ari perkawinan antara seorang perempuan dengan seorang lakilaki meskipun tidak mela
kukan pernikahan tetap dikatakan anak. Pengertian anak berdasarkan Pasal 1 ayat (1) U
U No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak adalah seseorang yang belum berusia
18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.
Pasal 330 Kitab Undang-undang Hukum Perdata, mengatakan orang belum dew
asa adalah mereka yang belum mencapai umur 21 tahun dan tidak lebih dahulu telah ka
win. Jadi anak adalah setiap orang yang belum berusia 21 tahun dan belum meniakah. S
eandainya seorang anak telah menikah sebalum umur 21 tahun kemudian bercerai atau
ditinggal mati oleh suaminya sebelum genap umur 21 tahun, maka ia tetap dianggap se
bagai orang yang telah dewasa bukan anak-anak
Anak adalah amanah dari sang pencipta sekaligus karunia Tuhan yang Maha Es
a, yang senantiasa yang harus di jaga oleh kedua orang tuanya karena dalam dirinya me
lekat harkat, martabat, dan hak-hak sebagai manusia yang harus di junjung tinggi.
C. Pembelajaran Daring
Kata daring berasal dari dua kata yaitu dalam dan jaringan. Menurut Isman (2016)
pembelajaran daring merupakan suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan jaringan i
nternet saat pelaksaannya. Pembelajaran daring adalah pembelajaran yang mampu mempe
rtemukan peserta didik dan pendidik untuk melaksanakan interaksi pembelajaran dengan b
antuan internet. Menurut Dewi (2020) Pembelajaran daring merupakan pemanfaatan jaring
an internet dalam proses pembelajaran dengan pembelajaran daring peserta didik memiliki
kelulusan waktu belajar, dapat dengan disesuaikan kemampuan masing-masing sekolah.
Berdasarkan pengertian pembelajaran daring dari beberapa para ahli diatas dapat di
simpulkan bahwa, Pembelajaran daring merupakan pembelajaran yang mampu memperte
mukan antara pendidik dan peserta didik melalui jejaring internet. Pelaksanaan pembelajar
an daring memerlukan dukungan perangkat-perangkat mobile seperti smarphone atau telep

8
on adroid, laptop, komputer, tablet, dan iphone yang dapat dipergunakan untuk mengakses
informasi.
Adapun kelebihan dan kekurangan pembelajaran daring yakni:
Kelebihan pembelajaran daring menurut Empy dan Zhuang (2005) (dalam Mutia dan Leon
ard, 2013) :
a. Mengurangi biaya. Dengan menggunakan E-learning, kita menghemat waktu dan uan
g untuk mencapai suatu tempat pembelajaran. Dengan E-learning kita dapat diakses d
ari berbagai lokasi dan tempat.
b. Fleksibilitas waktu, tempat dan kecepatan pembelajaran. Dengan menggunakan E-lea
rning, pengajar dapat menentukan waktu untuk belajar dimanapun. Dan pelajar dapat
belajar sesuai dengan kemampuan masing-masing.
c. Standarisasi dan efektivitas pembelajaran. E-learning selalu memiliki kualitas sama se
tiap kali diakses dan tidak tergantung suasana hati pengajar. E-learning dirancang aga
r pelajar dapat lebih mengerti dengan menggunakan simulasi dan animasi.
Kekurangan pembelajaran daring menurut Pangondian (2019) juga menyebutkan b
eberapa kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran daring, yaitu:
a. Kurang cepatnya umpan balik yang dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar
b. Pengajar perlu waktu lebih lama untuk mempersiapkan diri
c. Terkadang membuat beberapa orang merasa tidak nyaman
d. Adanya kemungkinan muncul perilaku frustasi, kecemasan dan kebingungan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan ke
kurangan adalah, dilihat dari kelebihan proseses yang sederhana dalam pembelajaran terja
di karena peserta didik memulai pembelajaran berdasarkan E-learning, Proses pengumpul
an tugas dan pengerjaan tugas dilakukan secara online melalaui google docs ataupun form
sehingga efektif untuk dilakukan dan dapat hemat biaya. Sedangkan kekuarangan pembela
jaran daring adanya tampilan halaman login yang masih membutuhkan petunjuk lebih dala
m dan adanya pengumpulan tugas yang tidak terjadwal sehingga pengumpulan tugas menj
adi terlambat.

BAB III

9
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat Penelitian ini dilaksanakan di kelurahan nangameting dan kelurhan waioti,
Kecamatan Alok Timuur. Waktu Penelitian dilaksanakan selama 1 (satu) bulan dari 10
Maret s/d 10 April 2022.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metod
e yang digunakan ini sesuai dengan tujuan dari penelitian, yaitu untuk memperoleh
persepsi orang tua dan anak terhadap pembelajaran daring masa pandemi COVID-19.
C. Sumber Data
1) Data Primer
Responden dalam penelitian ini merupakan orang tua (17 orang) dan anak (17
orang) dengan jumlah keseluruhan 34 orang.
2) Data Sekunder
Merupakan literatur, jurnal, artikel, skripsi, dan sumber dari internet yang sesuai
dengan penelitian yang dilakukan tentang persepsi orang tua dan anak terhadap
pembelajaran daring masa pandemi COVID-19
D. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
1) Angket
Angket yang digunakan adalah angket tertutup yaitu peneliti membuat pertanyaan
yang jawabannya sudah disediakan sehingga responden tinggal memilih sesuai keadan
yang sebenarnya. Angket tersebut diberikan kepada anak (17 orang) sebagai
responden dalam penelitian ini.
2) Wawancara
Wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara terstruktur. Sumber
wawancara peneliti adalah orang tua yang telah ditentukan oleh peneliti menjadi
sumber informal.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang di gunakan dalam peneltian data kualitatif dapat di peroleh
melalui triangulasi. Triangulasi merupakan teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan suatu yang lain untuk mengecek dan membandingkan data tersebut. Dalam
penelitian ini, peneliti menggunakan teknik triangulasi sumber untuk memeriksa
keabsahan data.

10
Teknik triangulasi sumber merupakan membandingkan mengecek balik derajat
kepercayaan suatu informasi yang telah di peroleh melalui waktu dan alat yang berbeda
dalam penelitian kualitatif. Teknik triangulasi sumber di lakukan dengan cara
membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara antara informan penelitian,
(Meleong, 2011).
Pada penelitian ini penulis menggunakan berbagai sumber untuk memperoleh data tenta
ng persepsi orang tua dan anak terhadap pembelajaran daring masa pandemi COVID-19.
Adapun sumber yang digunakan pada penelitian ini yaitu, orang tua dan anak.

11
DAFTAR PUSTAKA

Dewi, Wahyu Aji Fatma. 2020. Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi

Pembelajaran Daring di sekolah Dasar. Jurnal Ilmu Pendidikan, 2 (1).

Depdiknas .2003. Undang-undang RI No.20 tahun 2003.tentang sistem pendidikan n

asional.

Hadi, Abdul. 2016. Nilai nilai Pendidikan Keluarga dalam UU No.23 Tahun 2002 T

entang Perlindungan Anak. Jurnal AnNisa, 11 (2), 101-121.

Hamalik, Oemar. 2011.Proses Belajar Megajar. Jakarta Bumi: Aksara.

Isman. (2016). Pembelajaran Modal Dalam Jaringan (MODAL DARING).ISBN:97

8-602-361-045-7

Kotler, Philip., Keller, Kevin L. (2013). Manajemen Pemasaran, Jilid Kedua, Jakarta

Erlangga.

Kurniawan. Syamsul. 2017. Pendidikan Karakter: Konsep dan Implementasi secara t

erpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat. Yogyakarta: A

r-Ruzz Media.

Lestari, Sri, 2012, Psikologi Keluarga. Jakarta: Kencana Preanada Media Group.

Mutia, Intan dan Leonard. 2013. Kajian Penerapan E-learning Dalam Proses Pembel

ajaran di Perguruan Tinggi. Faktor Exacta 6(4). 282

Milelong, 2011. Metedologi Penelitian Kualitatif. Bandung:rosda.

Pangondian, Roman A. 2019. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesuksesan Pemb

elajaran Daring Dalam Revolusi Industri 4.0. Seminar Nasional Teknologi Komputer & Sains

(SAINTEKS). 57

Sofyana & Abdul. 2019. Pembelajaran Daring Kombinasi Berbasis Whatsapp Pada

Kelas Karyawan Prodi Teknik Informatika Universitas PGRI Madiun. Jurnal Nasional Pendid

ikan Teknik Informatika. Volume 8 Nomor 1, Halm. 81-86.

12
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Walgito, Bimo. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: Andi.

Zamroni, 2013.Pendidikan Demokrasi. Yogykarta: Ombak

13

Anda mungkin juga menyukai